21 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian 3.1.1 Ternak Penelitian Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah ayam broiler dengan jumlah 100 ekor. Ayam ditempatkan ke dalam 5 perlakuan jenis probiotik yang diberikan dan masing-masing perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak 4 kali. Setiap ulangan terdiri dari 5 ekor ayam broiler. Perlakuan dimulai dari awal pemeliharaan Day Old Chick (DOC) sampai umur 35 hari. 3.1.2 Probiotik Probiotik yang digunakan adalah Lactobacillus plantarum, Lactobacillus acidophilus, Trichosporon beigelii dan Cryptococcus humicolus. Lactobacillus plantarum dan Trichosporon beiglii berasal dari daging ayam petelur afkir. Lactobacillus acidophilus dan Cryptococcus humicolus berasal dari daging domba. Probiotik tersebut dibuat dalam media MEB (Malk Extract Broth). MEB adalah media cair untuk menumbuhkan bakteri dan yeast. Probiotik yang diberikan dalam bentuk kombinasi dua jenis mikroorganisme, yaitu bakteri dengan bakteri, bakteri dengan yeast, dan yeast dengan yeast. Probiotik tersebut diberikan melalui air minum selama waktu pemeliharaan yakni 35 hari. Berdasarkan penelitian Rawghani dkk., (2007), tentang efek pemberian probiotik dalam peforma dan respon imun ayam broiler, dosis yang diberikan pada air minum atau pakan adalah sebanyak 0,1% - 0,15%.
22 3.1.3 Kandang Penelitian Kandang yang digunakan dalam penelitian ini adalah kandang litter sebanyak 20 buah untuk 5 perlakuan, masing-masing kandang berisi 5 ekor ayam broiler. Kandang tersebut terbuat dari bilah bambu yang tiap kandangnya berukuran panjang 70 sentimeter, lebar 70 sentimeter, dan tinggi 70 sentimeter. Setiap kandang diberi nomor sesuai dengan perlakuan dan ulangannya. Setiap kandang dilengkapi dengan alas sekam, lampu pijar 15 watt yang berfungsi sebagai pemanas (induk buatan) maupun penerangan, tempat pakan (round feeder), tempat air minum (round waterer), dan termometer sebagai kontrol suhu lingkungan yang diletakkan di sekitar kandang. 3.1.4 Ransum Penelitian Ransum penelitian yang digunakan selama penelitian berbentuk mash pada masa starter dan pellet pada masa finisher. Ransum yang digunakan untuk tiap perlakuan memiliki kandungan nutrisi yang sama dan tanpa penggunaan antibiotik. Tabel 1. Kandungan Nutrien dan Energi Metabolis dalam Bahan Pakan Penelitian Bahan Pakan EM PK LK SK Ca P Lis Met Sis Kkal /kg...%... Jagung 3370 8,60 3,90 2,00 0,02 0,10 0,20 0,18 0,18 Bungkil kedelai 2240 45,00 0,90 6,00 0,32 0,29 2,90 0,65 0,67 Tepung ikan 2970 58,00 9,00 1,00 7,70 3,90 6,50 1,80 0,94 Dedak padi 1630 12,00 13,00 12,00 0,12 0,20 0,77 0,29 0,40 Minyak kelapa 8600 0,00 100,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Tepung tulang 0 0,00 0,00 0,00 24,00 12,00 0,00 0,00 0,00 Sumber: Laboratorium Nutrisi Ternak Ruminansia dan Kimia Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran
23 Tabel 2. Komposisi Ransum Penelitian Bahan Pakan Jumlah (%) Jagung 50,00 Bungkil kedelai 31,90 Tepung ikan 5,00 Dedak padi 5,80 Minyak kelapa 4,50 Tepung tulang 2,50 Lisin 0,10 Metionin 0,20 Total 100,00 Sumber: Laboratorium Nutrisi Ternak Unggas dan Non Ruminansia (2017). Tabel 3. Kandungan Nutrien dan Energi Metabolis Ransum Penelitian Ayam Broiler Kandungan Komposisi Kadar air 10,00 % Protein kasar 21,82 % Lisin 1,00 % Metionin 0,38 % Metionin + sistin 0,72 % Calsium (Ca) 0,90 % Fosfor (P) total 0,60-1,00 % Energi Metabolis 3076 Kkal/Kg Sumber: NRC (1994) 3.1.5 Alat Penelitian 1) Kandang penelitian. 2) Tempat pakan (round feeder) dan tempat minum (round waterer). 3) Lampu dan kabel, sebagai penerang sekaligus pemanas sebagai pengganti brooder. 4) Timbangan digital kapasitas 5 kg, untuk menimbang pakan dan ayam mulai dari DOC hingga umur lima minggu. 5) Higrometer, untuk mengukur suhu dan kelembaban dalam kandang. 6) Peralatan kebersihan meliputi sapu, gayung, ember, sikat, selang.
24 7) Labu elenmeyer sebagai wadah probiotik. 8) Wadah untuk melarutkan susu skim dengan probiotik. 9) Pipet ukur dan bulb untuk meneteskan probiotik dalam susu skim. 10) Gelas ukur untuk mengukur jumlah larutan yang diberikan pada ternak penelitian. 11) Pisau digunakan untuk menyembelih ayam. 12) Gunting untuk memisahkan organ jantung dari tubuh. 13) Pinset anatomi untuk penjepit organ jantung. 14) Plastik untuk menyimpan organ jantung. 15) Kertas label untuk memberi keterangan. 16) Timbangan digital untuk mengukur berat organ jantung. 17) Oven untuk mengeringkan organ jantung. 18) Kertas alumunium untuk alas mengeringkan organ jantung. 19) Alat tulis untuk mencatat pengukuran berat organ jantung. 3.2 Metode Penelitian 3.2.1 Tahap Persiapan Kandang 1) Kandang dibersihkan menggunakan detergen dan air mengalir. 2) Kandang disanitasi dengan cara pengapuran pada bagian alas dan dinding kandang satu minggu sebelum ayam dimasukan serta mencuci peralatan pakan dan minum ayam broiler. 3) Kandang disekat dengan bambu serta kawat berukuran panjang 70 sentimeter, lebar 70 sentimeter, dan tinggi 70 sentimeter. dengan kapasitas 5 ekor setiap kandang. 4) Tempat pakan dan tempat minum disiapkan pada masing-masing flock.
25 3.2.2 Tahap Pemeliharaan 1) Ternak penelitian sebanyak 100 ekor dibagi ke dalam 20 flock, masingmasing terdiri dari 5 ekor ayam broiler. 2) Pemberian pakan dilakukan dua kali dalam sehari, pada pagi hari pukul 06.30-07.30 WIB dan sore hari pukul 16.00-17.00 WIB. 3) Larutan Probiotik diberikan pada sore hari pukul 16.00 18.00 WIB. 4) Tempat minum dicuci setiap hari, setelah itu tempat minum diisi air bersih dan diberikan pada ayam broiler. 5) Suhu dan kelembaban kandang diamati setiap hari, pada pagi, siang, dan sore dengan menggunakan termometer bola kering/ dry bulb (db), termometer bola basah/ wet bulb (wb) yang diletakkan pada dinding kandang. 3.2.3 Tahap Pemberian Probiotik Larutan probiotik diberikan satu kali sehari setiap sore hari pada pukul 16.00 18.00 WIB. Dosis probiotik adalah 0,1-0,15% dari kebutuhan air minum. Pemberian probiotik terus bertambah jumlahnya seiring dengan bertambahnya umur ayam broiler. Probiotik dilarutkan dalam larutan susu skim sebagai media hidup mikroorganisme. Langkah pemberian probiotik yaitu: 1) Susu skim sebanyak 30 gram dilarutkan ke dalam 1 liter air. 2) Larutan susu skim dibagi ke dalam 5 wadah (untuk 5 perlakuan) masing-masing 200 mililiter. 3) Starter probiotik ditambahkan ke dalam larutan susu skim dengan jumlah masing - masing probiotik pada minggu pertama 0,5 mililiter, minggu kedua 1 mililiter, minggu ketiga 2 mililiter, minggu ketiga 3 mililiter, dan minggu keempat 4 mililiter sesuai perlakuan :
26 P0 : tanpa probiotik P1 : Lactobacillus plantarum + Lactobacillus acidophilus P2 : Lactobacillus plantarum + Trichosporon beigelii P3 : Cryptococcus humicolus + Lactobacillus acidophilus P4 : Cryptococcus humicolus + Trichosporon beigelii 4) Larutan tersebut dibagi dalam 4 tempat minum sesuai dengan unit ulangan, masing - masing ulangan diberi probiotik yang telah dilarutkan dengan susu skim sebanyak 50 mililiter. 5) Probiotik dimasukkan ke dalam tempat minum dan tunggu sampai habis. 6) Setelah probiotik habis, tempat minum diisi kembali air bersih untuk diberikan pada ayam secara adlibitum. 3.2.4 Tahap Transportasi Ternak Penelitian Transportasi dilakukan pada akhir pemeliharaan yaitu pada umur 5 minggu. Ayam broiler diangkut menggunakan mobil pick up dari kandang di Tanjung Sari mulai pukul 11.00 WIB menuju Subang, dan kembali ke Tanjung Sari pukul 17.00 WIB. Transportasi berlangsung selama 6 jam pada siang hari. 3.2.5 Tahap Pengambilan Sampel Organ Jantung Pengambilan sampel organ jantung dilakukan pada minggu kelima setelah perlakuan (diangkut selama 6 jam) dengan cara membedah secara melintang pada bagian dada hingga abdominal ayam broiler menggunakan pisau dan pinset anatomi, kemudian organ jantung dikeluarkan dan ditimbang beratnya.
27 3.2.6 Peubah yang Diukur Peubah yang diukur dalam penelitian ini yaitu berat basah dan berat kering organ jantung ayam broiler pasca transportasi. 3.2.7 Tahap Penimbangan Berat Basah Organ Jantung Sampel organ jantung segar yang telah diambil kemudian ditimbang. Penimbangan dilakukan menggunakan timbangan digital untuk mengetahui berat basahnya. 3.2.8 Tahap Penimbangan Berat Kering Organ Jantung Pengukuran berat kering organ jantung dilakukan dengan mengeringkan sampel (jantung) menggunakan oven sehingga seluruh air yang terkandung pada sampel menguap. Prosedur penimbangan berat kering organ jantung adalah sebagai berikut : 1) Sampel organ jantung segar dialasi dengan kertas aluminium, kemudian dimasukkan ke dalam oven selama 72 jam pada suhu 60 o C. 2) Sampel organ jantung beserta kertas aluminium yang telah dikeringkan dimasukkan di dalam eksikator selama 15 menit. 3) Sampel organ jantung beserta kertas aluminium yang telah dikeringkan ditimbang dengan timbangan digital. Perhitungan untuk menghitung berat kering organ jantung adalah sebagai berikut : Berat Kering = A B Keterangan : A = Berat Kertas Alumunium + Sampel Organ Jantung Kering B = Berat Kertas Alumunium
28 3.2.9 Rancangan Penelitian dan Analisis Data Penelitian dilakukan dengan metode eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan, masingmasing ulangan sebanyak 5 ekor sehingga didapat 20 unit percobaan. Variabel terikat dalam penelitian ini terdiri dari 5 kelompok yaitu P0, P1, P2, P3, dan P4; dimana P0 sebagai kelompok kontrol serta P1, P2, P3 dan P4 sebagai kelompok eksperimen. Variabel bebas pada penelitian ini yaitu berat basah dan berat kering jantung. Perlakuan yang diberikan yaitu probiotik dengan starter bakteri, yeast dan kombinasi antara keduanya. Rancangan penelitian terdiri atas : P0 P1 P2 P3 P4 = Tanpa pemberian probiotik atau kontrol = Probiotik (Lactobacillus plantarum + Lactobacillus acidophilus) = Probiotik (Lactobacillus plantarum + Trichosporon beigelii) = Probiotik (Lactobacillus acidophilus + Cryptococcus humicolus) = Probiotik (Trichosporon beigelii + Cryptococcus humicolus) Data penelitian yang terdiri dari lima kelompok perlakuan (P0, P1, P2, P3, dan P4) dianalisis dengan menggunakan analisis ragam dan apabila terjadi perbedaan yang nyata maka dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan. Peubah yang diamati terdiri dari: berat basah dan berat kering jantung ayam broiler. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Analisis Ragam (Sastrosupadi, 2000) dengan model matematika sebagai berikut: Yij = µ + Ti + ɛij Keterangan : Yij = Nilai Pengamatan dari ulangan ke-j yang memperoleh perlakuan ke-i µ = Rata-rata umum Ti = Pengaruh perlakuan ke-i ɛij = Pengaruh galat yang timbul pada ulangan ke-j yang memperoleh perlakuan ke-i i = Banyaknya perlakuan
29 j = Banyaknya ulangan Untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap peubah yang diamati, dilakukan analisis ragam dengan bentuk daftar sidik ragam sebagai berikut: Tabel 4. Analisis Sidik Ragam (Rancangan Acak Lengkap) Sumber Keragaman Db JK KT F hit F Tabel Perlakuan (t-1) = 4 JKP KTP KTP/KTG Galat t (r-1) = 15 JKG KTG Total (r.t-1) = 19 JKT Sumber : (Gasperz, 2006) Keterangan : t = Perlakuan r = Ulangan Db = Derajat bebas JK = Jumlah Kuadrat KT = Kuadrat Tengah JKP = Jumlah Kuadrat Perlakuan JKG = Jumlah Kuadrat Galat JKT = Jumlah Kuadrat Tengah KTP = Kuadrat Tengah Perlakuan KTG = Kuadrat Tengah Galat Hipotesis yang diuji : H0 : P0 = P1 = P2 = P3 = P4 H1 : P0 P1 P2 P3 P4 atau paling sedikit ada sepasang perlakuan yang tidak sama. Kaidah keputusan : 1. Jika Fhitung Ftabel 0,05 maka tidak berbeda nyata (non significant), terima H0 dan tolak H1 2. Jika Fhitung > Ftabel 0,05 maka berbeda nyata (significant), tolak H0 dan terima H1 artinya ada pengaruh perlakuan terhadap respon yang diamati.
30 Apabila hasil analisis varian yang diperoleh berbeda nyata, maka untuk menguji perbedaan antar perlakuan tersebut dilakukan uji lanjut menggunakan Uji Jarak Berganda Duncan, dengan rumus sebagai berikut: Keterangan: Sx KTG SSRx LSRx r d Kaidah keputusan: Sx = KTGalat r LSRx = SSRx x Sx = Simpangan Baku = Kuadrat Tengah Galat = Student Significant Range = Jarak Beda Nyata Terkecil = Ulangan = Selisih rata-rata antar perlakuan d LSRx, maka tidak berbeda nyata d LSRx, maka berbeda nyata Tabel 5. Tata Letak Percobaan 1 (P1U1) 2 (P5 U1) 3 (P4 U1) 4 (P1 U2) 5 (P2 U1) 6 (P4 U2) 7 (P3 U1) 8 (P3 U2) 9 (P1 U3) 10 (P3 U3) 11 (P3 U4) 12 (P2 U2) 13 (P5 U2) 14 (P1 U4) 15 (P2 U3) 16 (P4 U3) 17 (P5 U3) 18 (P5 U4) 19 (P4 U4) 20 (P2 U4)