BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi saat ini telah terjadi transisi epidemiologi yaitu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran/polusi lingkungan. Perubahan tersebut

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fisik, life style, dan lain-lain (Waspadji, 2009). masalah kesehatan/penyakit global pada masyarakat (Suiraoka, 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN. situasi lingkungannya, misalnya perubahan pola konsumsi makanan, berkurangnya

BAB I PENDAHULUAN. hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) adalah gangguan metabolisme kronik yang

BAB 1 PENDAHULUAN. karena semakin meningkatnya frekuensi kejadiannya di masyarakat. 1 Peningkatan

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun terus meningkat, data terakhir dari World Health Organization (WHO)

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

BAB I PENDAHULUAN. depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular (noncommunicable diseases)seperti penyakit jantung,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. darah. Kejadian hipertensi secara terus-menerus dapat menyebabkan. dapat menyebabkan gagal ginjal (Triyanto, 2014).

BAB I. Pendahuluan. diamputasi, penyakit jantung dan stroke (Kemenkes, 2013). sampai 21,3 juta orang di tahun 2030 (Diabetes Care, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. makan, faktor lingkungan kerja, olah raga dan stress. Faktor-faktor tersebut

BAB I PENDAHULUAN. terbesar dari jumlah penderita diabetes melitus yang selanjutnya disingkat

BAB I PENDAHULUAN. manifestasi berupa hilangnya toleransi kabohidrat (Price & Wilson, 2005).

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan untuk sehat bagi penduduk agar dapat mewujudkan derajat

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat serius saat ini adalah hipertensi yang disebut sebagai the silent killer.

BAB I PENDAHULUAN. pada jutaan orang di dunia (American Diabetes Association/ADA, 2004).

BAB I PENDAHULUAN UKDW. insulin dan kerja dari insulin tidak optimal (WHO, 2006).

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tubuh dan menyebabkan kebutaan, gagal ginjal, kerusakan saraf, jantung, kaki

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular yang lebih dikenal dengan sebutan transisi epidemiologi. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular atau NCD (Non-Communicable Disease) yang ditakuti karena

BAB I PENDAHULUAN. insulin atau keduanya (American Diabetes Association [ADA] 2010). Menurut

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat PTM mengalami peningkatan dari 42% menjadi 60%. 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat semakin meningkat. Salah satu efek samping

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit saat ini telah mengalami perubahan yaitu adanya transisi

I. PENDAHULUAN. usia harapan hidup. Dengan meningkatnya usia harapan hidup, berarti semakin

BAB I PENDAHULUAN. Kardiovaskuler (PKV) (Kemenkes RI, 2012). World Health Organization. yang berpenghasilan menengah ke bawah (WHO, 2003).

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi masalah kesehatan di dunia. Insidens dan prevalens penyakit ini terus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saat ini diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit degeneratif yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit diabetes melitus (DM) adalah kumpulan gejala yang timbul pada

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, baik secara global, regional, nasional dan lokal (Depkes, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Sebanyak 90% penderita diabetes di seluruh dunia merupakan penderita

BAB I PENDAHULUAN. Depkes (2008), jumlah penderita stroke pada usia tahun berada di

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Tidak Menular (PTM) telah menjadi masalah kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organisation WHO (2014) prevalensi penyakit DM

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah penderita 7,3 juta jiwa (International Diabetes Federation

BAB 1 PENDAHULUAN. yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang saat ini makin bertambah jumlahnya di Indonesia (FKUI, 2004).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. secara Nation Wide mengingat prevalensinya cukup tinggi umumnya sebagian

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan 63% penyebab kematian di seluruh dunia dengan membunuh 36 juta jiwa

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan meningkatnya glukosa darah sebagai akibat dari

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. utama masalah kesehatan bagi umat manusia dewasa ini. Data Organisasi Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. menempati peringkat kedua dengan jumlah penderita Diabetes terbanyak setelah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. rendah, terlalu banyak lemak, tinggi kolesterol, terlalu banyak gula, terlalu

BAB I PENDAHULUAN. merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. kemungkinan diskriminasi dari lingkungan sekitar. Gizi lebih yang terjadi pada remaja,

BAB 1 : PENDAHULUAN. daya masyarakat, sesuai dengan kondisi sosial budaya setempat dan didukung

BAB I PENDAHULUAN. berkembang adalah peningkatan jumlah kasus diabetes melitus (Meetoo & Allen,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular dan penyakit kronis. Salah satu penyakit tidak menular

BAB I PENDAHULUAN. menanggulangi penyakit dan kesakitannya. Dari data-data yang ada dapat

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang

BAB 1 PENDAHULUAN. seseorang lebih tinggi dari normal tetapi tidak cukup tinggi untuk didiagnosis

BAB 1 PENDAHULUAN. absolut. Bila hal ini dibiarkan tidak terkendali dapat menjadi komplikasi metabolik

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. semakin meningkat dari tahun ke tahun. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. secara efektif menggunakan insulin yang dihasilkan sehingga dapat

I. PENDAHULUAN. Diabetes Melitus disebut juga the silent killer merupakan penyakit yang akan

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit jantung dan pembuluh darah (PJPD) merupakan penyebab utama

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) merupakan kelompok penyakit metabolic dengan karakteristik

BAB I PENDAHULUAN. modernisasi terutama pada masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker,

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) merupakan sekelompok kelainan heterogen yang

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi masyarakat di negara maju maupun negara berkembang telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan zaman mengakibatkan adanya pergeseran jenis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung koroner (PJK) atau di kenal dengan Coronary Artery

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakitpenyakit

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit. degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ

BAB 1 : PENDAHULUAN. dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. gizi terjadi pula peningkatan kasus penyakit tidak menular (Non-Communicable

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang merajarela dan banyak menelan korban. Namun demikian, perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk. Menurut Kemenkes RI (2012), pada tahun 2008 di Indonesia terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Menurut International Diabetes Federation (IDF), diabetes adalah

82 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh kelainan sekresi insulin, ketidakseimbangan antara suplai dan

BAB I PENDAHULUAN. menanggulangi penyakit dan kesakitannya (Sukardji, 2007). Perubahan gaya

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini telah terjadi transisi epidemiologi yaitu berubahnya pola penyebaran penyakit dari penyakit menular menjadi penyakit tidak menular.penyakit tidak menular sejak tahun 2000 semakin meningkat yaitu berupa penyakit jantung dan pembuluh darah, kanker, diabetes mellitus dan penyakit saluran pernapasan.hal ini dikarenakn pola hidup masyarakat yang tidak sehat mulai dari pola konsumsi yang serba instan, semakin canggihnya teknologi yang menyebabkan seseorang kurang bergerak atau melakukan aktivitas fisik, life style, dan lain-lain (Waspadji, 2009). Kebiasaan mengkonsumsi makanan cepat saji, seperti makanan dan minuman berkadar gula tinggi, sudah menjadi gaya hidup masyarakat moderen sekarang ini yang kemudian memicu timbulnya penyakit-penyakit akibat pola makan dan minum yang tidak sehat. Salah satu penyakit yang dapat terjadi makan adalah Diabetes Melitus (DM) atau penyakit gula darah.pola hidup modern dengan pola makan modern pula, yang sekarang ini banyak dianut orang ternyata sangat berpotensi rawan diabetes. Sebab, gaya hidup dan pola makan yang disebut modern ini jelas sangat mengancam kualitas kesehatan, justru karena kelebihan gizinya. Kelebihan gizi membuat orang menjadi kegemukan yang mengarah munculnya penyakit kronis, khususnya DM. faktor lingkungan dan gaya hidup yang tidak sehat, seperti makan berlebihan, berlemak, kurang aktivitas fisik dan stress berperan besar sebagai pemicu diabetes (Siswono Darbiyono, 2011). 1

2 Menurut WHO tahun 2014 penyakit tidak menular akan meningkat dari 38 juta kasus pada tahun 2012 menjadi 52 juta kasus pada tahun 2030. Salah satu penyakit tidak menular adalah diabetes mellitus (DM). Diabetes mellitus merupakan kondisi kronis yang ditandai dengan peningkatan konsentrasi glukosa darah disertai munculnya gejala utama yang khas, yakni urine yang berasa manis dalam jumlah yang besar (Bilous, dkk, 2014). Oleh karena itu, berdasarkan data dari WHO (2000) diketahui bahwa prevalensi penyakit DM seluruh dunia sebanyak 171 juta penderita pada Tahun 2000, dan akan meningkat 2 kali,menjadi 366 juta pada Tahun 2030. Prevalensi DM di Indonesia mencapai jumlah 8.426 juta pada Tahun 2000 yang diperkirakan akan meningkat pada Tahun 2030 sebesar 21.257 juta, hal ini berarti terjadi kenaikan tiga kali lipat dalam waktu 30 Tahun.Berdasarkan data statistik WHO, dari 10 besar negara yang memiliki penderita diabetes terbanyak, Indonesia menepati peringkat ke-4 di dunia (Herliana, 2013).Oleh karena itu menurut laporan World Health Organization (WHO) bahwa pada Tahun 2000 terdapat 1,0 juta penduduk mengalami kematian akibat diabetes dengan prevalensi sekitar 2,0% dan pada Tahun 2012 dilaporkan bahwa terdapat 1,5 juta penduduk mengalami kematian akibat diabetes dengan prevalensi sekitar 2,7 %. Dari seluruh kematian akibat DM di dunia, 70 % kematian terjadi di negara-negara berkembang termasuk Indonesia (WHO, 2014). Pola hidup sehat atau pengertian sehat menurut pandang Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di tahun 1984 menyatakan bahwa pengertian kesehatan adalan suatu metal, fisik, kesejahteraan sosial dan bukan hanya pada ketiadaan

3 penyakit kepada seluruh manusia. Sedangkan pola hidup sehat adalah keadaan sejahtera pada badan, jiwa serta sosial yang memungkinkan setiap individu hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Pengaruh globalisasi disegala bidang, perkembangan teknologi dan industri telah banyak membawa perubahan pada perilaku dan gaya hidup masyarakat serta situasi lingkungannya, misalnya perubahan pola konsumsi makanan, berkurangnya aktivitas fisik dan meningkatnya kasus-kasus penyakit tidak menular seperti : jantung, tumor, diabetes, hipertensi, gagal ginjal dan sebagainya. Data Departemen Kesehatan menyebutkan jumlah penderita DM menjalani rawat inap dan jalan menduduki urutan ke-1 di rumah sakit dari keseluruhan pasien penyakit dalam, distribusi pasien baru DM yang berobat jalan ke rumah sakit di Indonesia sebanyak 180.926 orang sedangkan jumlah pasien yang meninggal berjumlah 5.585 orang dengan angka Case Fatality Rate (CFR) sebesar 6.73% (Depkes RI, 2009). Berdasarkan data Riskesdas Tahun 2013 dilaporkan bahwa prevalensi DM sebanyak 2,1% lebih tinggi dibandingkan pada Tahun 2007 sebanyak 1,1%. Prevalensi DM pada perempuan lebih tinggi dari pada laki-laki dan cenderung lebih banyak pada masyarakat yang tingkat pendidikannya tinggi dari pada tingkat pendidikan rendah, hal ini kemungkinan akibat pola hidup yang tidak sehat (Kemenkes RI, 2013). Meningkatnya prevalensi DM di Indonesia yang semakin meningkat berdampak pada penurunan kualitas sumber daya manusia yang dapat mempengaruhi perkembangan kemajuan bangsa Indonesia.Kemajuan suatu negara ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang baik, sehat dan

4 unggul.beberapa upaya pencegahan dapat dilakukan agar terhindar dari penyakit DM, baik secara primer maupun sekunder. Pencegahan primer yaitu berupa pencegahan melalui modifikasi gaya hidup seperti pola makan yang sesuai, aktivitas fisik yang memadai atau olahraga. Adapin pencegahan sekunder dapat dilakukan dengan pengecekan atau kontrol fisik, pengecekan urine, penghentian merokok bagi penderita yang merokok. Faktor resiko semakin banyak pada masyarakat di perkotaan hal itu akan berpengaruh pada status kesehatan masyarakat, khususnya masalah penyakit degenerative seperti diabetes mellitus. Factor risiko antara lain terjadi karena keturunan, usia diatas 40 tahun, obesitas dan aktivitas fisik yang rendah (Aditama, 2010). Menurut Konsensus Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI, 2011) penatalaksanaan diabetes mellitus pada dasarnya terdiri atas empat pilar yaitu edukasi (penyuluhan), terapi gizi medis (perencanaan makan), latihan jasmani (exercise) dan intervensi farmakologis (obat OHO).Latihan jasmani yang dianjurkan berupa latihan bersifat arobik seperti jalan kaki, bersepeda santai, jogging dan berenang.latihan jasmani sebaiknya disesuaikan dengan umur dan status kesegaran jasmani.selain itu, melakukan latihan jasmani yang teratur dapat melebarkan pembuluh darah sehingga dapat terjadi penurunan tekanan darah (Kusmana, 2006).Frekuensi yang dianjurkan adalah beberapa kali perminggu selama 30 menit atau lebih atau secara teratur dan tidak berlebihan (Hitchcock, 1999 dalam Priyanto, 2012).Intesintas yang dianjurkan sebesar 40-70%, aktivitas ringan samapi sedang (Ermita, 2009 dalam Priyanto, 2012).Latihan jasmani atau olahraga yang dianjurkan salah satunya senam kaki diabetes mellitus (Akhtyo, 2009).

5 Di Sumatera Utara, khususnya Kota Medan penyakit diabetes mellitus berdasarkan data yang diperoleh dari data Surveilans Terpadu Penyakit (STP) tahun 2008 terlihat kasus yang paling banyak adalah Diabetes Mellitus dengan kasus Diabetes Mellitus mencapai 918 pasien yang ada di 123 rumah sakit 28 kota/kabupaten seluruh propinsi Sumatera Utara terkhususnya kota Medan prevalensi Diabetes Mellitus mencapai 2.7%, dan prevalensi untuk Sumatera Utara 1,98%, sementara data terakhir yang dikeluarkan Depkes RI menyatakan prevalensi DM nasional adalah 5.7% (Depkes, 2009).Di Kota Medan, Penyakit Diabetes Mellitus menempati urutan pertama dalam tabel penyakit yaitu diatas penyakit jantung koroner. DM merupakan penyakit yang mencatatkan angka penderita terbanyak dan jumlahnya terus meningkat jika dibandingkan dengan jumlah pasien Penyakit Jantung Koroner atau penyakit yang lainnya Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan (Riset Kesehatan Dasar 2013). Berdasarkan penelitian Diah (2009) menyatakan bahwa faktor risiko terjadinya penyakit DM adalah pola makan tidak seimbang dan faktor individu lainnya. Salah satu faktor penting dalam pola makan penderita DM adalah faktor psikososial yang terdiri dari motif atau motivasi diri, kepercayaan diri, dukungan keluarga dan persepsi tentang pola makan seimbang bagi penderita DM. Berdasarkan penelitian Tengku (2015) yang di lakukan di RSU. Pirngadi Medan di dapat jumlah kunjungan pasien diabetes melitus yang menjalani rawat jalan pada tahun 2014 sebanyak 13.090 kunjungan. Menurut informasi yang diperoleh bahwa pada Januari 2015 RSU Dr. Pirngadi menangani kasus Diabetes Melitus tertinggi, hal ini menandai bahwa ada masalah pada pola makan dan dukungan

6 keluarga penderita Diabetes Melitus yang menjalani rawat jalan di rumah. Penderita diabetes mellitus seharusnya menerapkan pola makan seimbang untuk menyesuaikan kebutuhan glukosa sesuai dengan kebutuhan tubuh melalui pola makan sehat. Berdasarkan survey pendahuluan pada tahun 2015 dari data kunjungan pasien rawat jalan di Rumah Sakit Haji menunjukan penderita Diabetes Melitus. Diperoleh data pasien yang melakukan kunjungan, pada tahun 2012 penyakit diabetes mellitus sebanyak 3.152 kunjungan dan pada tahun 2013 sebanyak 3.033kunjungan pada tahun 2014 sebanyak 3.368 kunjungandan pada tahun 2015sebanyak 356kunjungan pasien diabetes mellitus mengalami penurunan, hal ini menandai bahwa ada masalah pelayanan pada perubahan aturan BPJS sehingga pasien tidak bisa menentukan sendiri dimana mereka akan berobat dan ketersediaan obat yang kurang.selain itu, bahwa pola hidup yang kurang sehat seperti obesitas, jarang olahraga, makan tidak teratur dan jarang mengkonsumsi makanan berserat, pola istirahat yang kurang dan kebiasaan merokok dalam sehari-hari.dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa terjadi trend penyakit peningkatan jumlah/ kasus penderita DM pada tahun 2012 sampai 2014.Penyakit DM pada tahun 2012 menempati urutan ke 1 di Rumah Sakit Haji, tahun 2013 menempati urutan ke 1, tahun 2014 menempati urutan ke 1 dalam urutan 10 besar penyakit pada penderita rawat jalan. Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, peneliti tertarik untuk mengetahuiperilaku pasien Diabetes Mellitus dalam melaksanakan pola hidupsehat yang dirawat jalan Di Rumah Sakit Haji Medan.

7 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka yang menjadi permasalahannya adalah bagaimana perilaku pasien Diabetes Mellitus dalam melaksanakan Pola Hidup Sehat yang dirawat jalan di Rumah Sakit Haji Medan tahun 2016. 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui bagaimana perilaku pasien Diabetes Mellitus dalam melaksanakan pola hidup sehat yang dirawat jalan di Rumah Sakit Haji Medan tahun 2016. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui karakteristikpasien diabetes mellitus (jenis kelamin, umur, pekerjaan, pendidikan, penghasilan) terhadap pasien Diabetes Mellitus dalam melaksanakan pola hidupsehat yang dirawat jalan di Rumah Sakit Haji Medan. 2. Untuk mengetahui sumber informasi (petugas kesehatan dan keluarga) pasien Diabetes Mellitus dalam melaksanakan pola hidup sehat yang dirawat jalan di Rumah Sakit Haji Medan. 3. Untuk mengetahui pengetahuan pasien Diabetes Mellitus dalam melaksanakan pola hidup sehat yang dirawat jalan di Rumah Sakit Haji Medan. 4. Untuk mengetahui sikap pasien Diabetes Mellitus dalam melaksanakan pola hidup sehat yang dirawat jalan di Rumah Sakit Haji Medan.

8 5. Untuk mengetahui tindakan pasien Diabetes Mellitus dalam melaksanakan pola hidup sehat yang dirawat jalan di Rumah Sakit Haji Medan. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengalaman dan mengembangkan wawasan peneliti dalam melakukan suatu penelitian ilmiah. 2. Sebagai bahan masukan bagi masyarakat khususnya pasien Diabetes Mellitus dalam melaksanakan pola hidupyang dirawat jalan dalam proses penyembuhan yang lebih optimal. 3. Masukan kepada pengelola rumah sakit dalam pengambilan keputusan untuk meningkatkan penyampaian informasi tentang Diabetes Mellitus.