BAB I PENDAHULUAN. yang paling pokok dan utama dalam kehidupan. Air dimanfaatkan manusia untuk

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Limbah berbahaya adalah limbah yang mempunyai sifat-sifat antara lain

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. air limbah. Air limbah domestik ini mengandung kotoran manusia, bahan sisa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Linda Maulidia Kosasih, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Sistem air terdiri dari laut, air permukaan maupun air tanah. Air merupakan hal

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Buku Panduan Operasional IPAL Gedung Sophie Paris Indonesia I. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. gas/uap. Maka dari itu, bumi merupaka satu-satunya planet dalam Tata Surya. yang memiliki kehidupan (Kodoatie, 2012).

I. PENDAHULUAN. mandi, mencuci, dan sebagainya. Di sisi lain, air mudah sekali terkontaminasi oleh

BAB III PENCEMARAN SUNGAI YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA. A. Penyebab dan Akibat Terjadinya Pencemaran Sungai yang diakibatkan

1. PENDAHULUAN. masih merupakan tulang pungung pembangunan nasional. Salah satu fungsi lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi

BAB I PENDAHULUAN. bumi ini yang tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Masalah Air Limbah Rumah Sakit

BAB I PENDAHULUAN. Industri sebagai tempat produksi yang mengolah bahan mentah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. air di kota besar di Indonesia, telah menunjukkan gejala yang cukup serius,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Air adalah sebutan untuk senyawa yang memiliki rumus kimia H 2 O. Air. Conference on Water and the Environment)

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya aktifitas berbagai macam industri menyebabkan semakin

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat

BAB I PENDAHULUAN. manusia berkisar antara % dengan rincian 55 % - 60% berat badan orang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. mereka mulai melakukan upaya pengelolaan lingkungan. Pengolahan limbah industri terutama limbah cair lebih baik dilakukan analisa

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Kebutuhan yang utama bagi terselenggaranya kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. ini. Terdapat kira-kira sejumlah 1,3-1,4 milyard Km 3 air dengan persentase 97,5%

BAB I PENDAHULUAN. mengganggu kehidupan dan kesehatan manusia (Sunu, 2001). seperti Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Barat,

BAB 1 PENDAHULUAN. air dapat berasal dari limbah terpusat (point sources), seperti: limbah industri,

BAB I PENDAHULUAN. gugus amino yang bersifat basa dan memiliki inti benzen. Rhodamin B termasuk

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan unsur yang penting di dalam kehidupan.tidak ada satu pun makhluk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator harapan

Repository.Unimus.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. masalah, salah satunya adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian juga memiliki dampak meningkatkan pencemaran oleh limbah cair

BAB I PENDAHULUAN. permintaan pasar akan kebutuhan pangan yang semakin besar. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. dari proses soaking, liming, deliming, bating, pickling, tanning, dyeing,

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh manusia, namun keberadaannya pada sumber-sumber air

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010

BAB I PENDAHULUAN. setiap kebutuhannya, tidak hanya untuk makan minum melainkan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau kaadaan

JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS ANDALAS PADANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. banyak, bahkan oleh semua mahkluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air

BAB I PENDAHULUAN. transportasi baik di sungai maupun di laut. Air juga dipergunakan untuk. meningkatkan kualitas hidup manusia (Arya W., 2001).

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tidak bermanfaat lagi (Sri Moertinah, 2010:104). Limbah dapat dihasilkan dari

BAB I PENDAHULUAN. tambah kecuali sekedar mempermudah sistem pembuangan. adalah mengolah masukan (input) menjadi keluaran (ouput).

Pusat Teknologi Lingkungan, (PTL) BPPT 1

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran yang melampui daya dukungnya. Pencemaran yang. mengakibatkan penurunan kualitas air berasal dari limbah terpusat (point

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Ekosistem merupakan suatu interaksi antara komponen abiotik dan biotik

BAB I PENDAHULUAN. Pulau Bali dengan luas kurang lebih 5.636,66 km 2. penduduk yang mencapai jiwa sangat rentan terhadap berbagai dampak

BAB I PENDAHULUAN. resiko toksikologi juga akan meningkat. terbentuk secara alami dilingkungan. Semua benda yang ada disekitar kita

AIR LIMBAH INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT

DAMPAK PENGOPERASIAN INDUSTRI TEKSTIL DI DAS GARANG HILIR TERHADAP KUALITAS AIR SUMUR DAN AIR PASOKAN PDAM KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainnya dan pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan instalasi pengolahan limbah dan operasionalnya. Adanya

2. TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2. Zonasi pada perairan tergenang (Sumber: Goldman dan Horne 1983)

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa wilayah tersebut memiliki daya tarik tersendiri untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia. Indonesia memiliki 17,504 pulau dengan luas wilayah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Industri tahu telah berkontribusi dalam penyediaan pangan bergizi,

BAB I PENDAHULUAN. manusia, namun keberadaannya pada sumber-sumber air mempunyai risiko

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah sampah cair dari suatu lingkungan masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dimilikinya selain faktor-faktor penentu lain yang berasal dari luar. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penyediaan air yang aman dan pengelolaan limbah cair memegang

Standart Kompetensi Kompetensi Dasar

PENDAHULUAN. Latar Belakang. meningkat. Peningkatan tersebut disebabkan karena banyak industri yang

BAB I PENDAHULUAN. mesin penggerak pertumbuhan ekonomi, menyediakan lapangan kerja, dan

BAB I PENDAHULUAN. limbah yang keberadaannya kerap menjadi masalah dalam kehidupan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Semua makhluk hidup memerlukan air. Manusia sebagian tubuhnya terdiri

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran tadi tidak hanya berasal dari buangan industri pabrik-pabrik yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, industri tepung aren menghasilkan limbah cair dan limbah padat.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga tidak akan ada kehidupan seandainya di bumi tidak ada air. Ada tiga

BAB I PENDAHULUAN. Pencemaran lingkungan perairan yang disebabkan oleh logam-logam berat

adalah air yang telah dipergunakan yang berasal dari rumah tangga atau bahan kimia yang sulit untuk dihilangkan dan berbahaya.

I. PENDAHULUAN. Sektor industri merupakan salah satu sektor yang menjadi tulang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting bagi kehidupan dan perikehidupan manusia, serta untuk

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi

BAB I PENDAHULUAN. air terjadi pada sumber-sumber air seperti danau, sungai, laut dan airtanah. Air

BAB I PENDAHULUAN. mil laut dengan negara tetangga Singapura. Posisi yang strategis ini menempatkan

BAB I PENDAHULUAN. Industrialisasi menempati posisi sentral dalam ekonomi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak hanya menghasilkan

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembangunan di beberapa negara seperti di Indonesia telah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sejauh mana tingkat industrialisasi telah dicapai oleh satu negara. Bagi

I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan sumber daya alam untuk memenuhi hajat hidup orang banyak, sehingga perlu dipelihara kualitasnya agar tetap bermanfaat bagi hidup dan kehidupan manusia serta makhluk hidup lainnya dengan tetap dilakukan pengendalian pencemaran air (Joko Subagyo, 2005). Air merupakan kebutuhan yang paling pokok dan utama dalam kehidupan. Air dimanfaatkan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, baik untuk minum, mencuci, mandi dan lain sebagainya. Air juga dimanfaatkan untuk keperluan dalam bidang pertanian, peternakan, budidaya perikanan maupun untuk keperluan dalam bidang industri dan lain sebagainya. Air sumur adalah air permukaan tanah atau air tanah dangkal, umumnya memiliki kedalaman lebih dari 15 m. Air sumur merupakan salah satu sumberdaya air yang sering digunakan oleh masyarakat sebagai sumber air untuk kehidupan sehari-hari baik untuk minum, mandi, mencuci, untuk kebutuhan dalam bidang industri, pertanian, perikanan, maupun bidang lainnya (Nurraini, 2011). Air sumur biasa digunakan karena air sumur murah dan selalu dapat memenuhi kebutuhan terhadap air bagi kehidupan sehari-hari. Kualitas air sumur dapat dilihat atau diketahui kondisinya melalui sifat fisik, kimia dan biologinya. Kawasan industri adalah kawasan yang di dalamnya terdapat banyak kegiatan berindustri dengan berbagai hasil produksinya. Kawasan industri biasanya menggunakan air dalam jumlah banyak guna memenuhi kebutuhan akan sumber air 1

2 dimana air tersebut digunakan untuk melakukan proses produksi dari suatu kegiatan industri. Umumnya daerah disekitar kawasan industri merupakan tempat yang padat akan penduduk karena kegiatan industri melibatkan banyak orang untuk memproduksi suatu produk di industri tersebut. Kepadatan penduduk akan berbanding lurus dengan kebutuhan akan air, semakin banyak penduduk maka kebutuhan akan air semakin meningkat dan akan menimbulkan dampak negatif pada kualitas juga kuantiatas terhadap airtanah tersebut. Kota Cimahi merupakan salah satu kawasan industri yang terdapat di Provinsi Jawa Barat. Kota Cimahi berada dikoordinat 6 o 53 LS, 107 o 32 BT dengan ketinggian berkisar antara 700 1075 meter di atas permukaan laut (mdpl). Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kota Cimahi tahun 2016, Kota Cimahi memiliki luas mencapai 4.025,73 Ha dan terdiri dari tiga kecamatan yaitu; Kecamatan Cimahi Utara, Kecamatan Cimahi Tengah dan Kecamatan Cimahi Selatan. Berdasarkan fungsi kota secara umum, Kecamatan Cimahi Tengah diarahkan untuk perdagangan dan jasa, pendidikan dan pemerintahan. Kecamatan Cimahi Utara diarahkan untuk pendidikan, pelayanan umum serta pemerintahan dan Kecamatan Cimahi Selatan diarahkan untuk Industri, pendidikan dan pelayanan umum. Kecamatan Cimahi Selatan merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kota Cimahi, Provinsi Jawa Barat. Kecamatan Cimahi Selatan memiliki ketinggian yang bervariasi yatitu 729-768 mdpl dengan luas mencapi 16,90 Km 2. Kecamatan Cimahi Selatan diarahkan sebagai pusat industri di Kota Cimahi. Berdasarkan data dari BPS Kota Cimahi tahun 2016, jumlah industri di Kecamatan Cimahi Selatan

3 mencapai 996 industri meliputi industri kecil, sedang, besar atau rumah tangga. Menurut BPS Kota Cimahi tahun 2016 di daerah sekitar Sungai Cibaligo, Cimahi Selatan terdapat 77 industri tekstil. Banyaknya industri tekstil di daerah tersebut memberikan dampak yang kurang baik terhadap lingkungan. Dilihat dari pekerjaan penduduk, pekerjaan yang paling banyak dalam bidang industri.data dari BPS Kota Cimahi, sebanyak 55.572 jiwa bekerja dalam bidang industri baik menjadi buruh ataupun menjadi pengusahanya. Perekonomian Kota Cimahi masih bertumpu pada sektor industri, itu terbukti dengan PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) mencapai 61,8%. Dilihat dari data PDRB per sub sektoral diketahui bahwa sub sektor tekstil, barang kulit dan alas kaki dengan nilai rata rata kontribusi sebesar 53,09% (Dinas Koperasi Industri Perdagangan dan Pertanian Kota Cimahi, 2017). Kota Cimahi termasuk sebagai salah satu kawasan industri, kegiatan industri yang paling dominan adalah industri tekstil. Kawasan industri sendiri memiliki banyak keuntungan bagi Kota Cimahi, kegiatan industri sangat menunjang kesejahteraan masyarakat sekitar, namun juga berdampak negatif pada masyarakat sekitar.kawasan Industri umumnya membuang air limbah tersebut langsung ke sungai. Menurut Dinas Lingkunga Hidup Kota Cimahi tahun 2018, ada beberapa pabrik di Kota Cimahi belum memiliki Instalasi Pengolahan Air Limbah, beberapa pabrik di Kota Cimahi tidak memiliki IPAL dikarenakan pabrik tersebut tidak membuang limbah cair, namun beberapa pabrik yang membuang limbah cair langsung ke sungai karena tidak memiliki IPAL. Perkembangan industri di Kota Cimahi sejalan dengan perkembangan pemukiman, semakin berkembangnya

4 pemukiman dan industri maka akan berpengaruh dengan kebutuhan airtanah yang semakin meningkat. Pemenuhan kebutuhan air yang semakin meningkat akan berdampak dampak negatif pada air tanah. Salah satu dampak negatif yaitu berupa timbulnya pencemaran sumur-sumur penduduk di sekitar aliran sungai yang menjadi sarana pembuangan limbah pabrik (Asdak, 1995). Limbah industri tekstil tergolong limbah cair dari proses pewarnaan yang merupakan senyawa kimia sintetis, mempunyai kekuatan pencemar yang kuat. Bahan pewarna tersebut telah terbukti mampu mencemari lingkungan. Sumber utama limbah pada industri tekstil adalah penggunaan zat warna. Beberapa zat warna dikenal mengandung Cr, seperti senyawa Na2Cr2O7 atau senyawa Na2Cr3O7 menggunakan senyawa naftol yang sangat berbahaya serta senyawa lain dalam kategori bahan berbahaya dan beracun (B3) yaitu H2O2 yang sangat reaktif dan HClO yang bersifat toksik. Tahapan proses pada industri kulit yang menghasilkan limbah B3 antara lain washing, soaking, dehairing, lisneasplatting, bathing, pickling, dan degreasing. Tahap selanjutnya meliputi tanning, shaving, dan polishing. Proses tersebut menggunakan pewarna yang mengandung Cr dan H2SO4. Zat warna tekstil merupakan semua zat warna yang mempunyai kemampuan untuk diserap oleh serat tekstil dan mudah dihilangkan warna (kromofor) dan gugus yang dapat mengadakan ikatan dengan serat tekstil (auksokrom). Umumnya pabrik dibangun di sekitar sumber air, hal tersebut bertujuan guna memanfaatkan air tersebut dalam proses produksi pada suatu pabrik dan banyak pabrik yang membuang limbah akibat dari kegiatan industri tersebut langsung ke perairan baik itu limbah yang telah diolah maupun yang langsung dibuang ke perairan tersebut.

5 Pembuangan limbah sembarang dari pabrik ke sungai merupakan salah satu penyebab terjadinya pencemaran di lingkungan sekitar kawasan industri. Lingkungan yang tercemar akan mengganggu kelangsungan hidup makhluk hidup disekitar baik secara langsung maupun tidak langsung. Air yang telah digunakan (air limbah industri) dalam kegiatan industri tidak boleh langsung dibuang ke lingkungan, tetapi air limbah industri harus mengalami proses pengolahan sehingga dapat digunakan lagi atau dibuang ke lingkungan tanpa menyebabkan pencemaran. Kondisi air sungai yang berwarna merah kecoklatan ataupun biru kehitaman dan juga berbau sering dijumpai di sekitar kawasan industri. Kondisi tersebut merupakan indikator bahwa lingkungan disekitar tersebut telah tercemar. Kondisi sungai disekitar kawasan industri memiliki aliran yang lambat sehingga air dari sungai tersebut dapat mencemari air sumur di sekitar kawasan industri tersebut. Dinas Lingkungan Hidup Kota Cimahi tahun 2016 mengatakan bahwa lima sungai yang berada di Kota Cimahi tercemar dengan limbah industri yaitu sungai Cimahi, Sungai Cisangkan, Sungai Cibabat, Sungai Cibaligo dan Sungai Cibereum. Berdasarkan data COD sungai Cimahi tercemar limbah industri sebanyak 94,91% serta 4,81% dari limbah domestik. Sungai Cisangkan 91,59% tercemar limbah industri dan 8,25% limbah domestik. Selanjutnya sungai Cibabat 68,89% tercemar limbah industri, 30,97% domestik. Sungai Cibaligo 65,78% tercemar limbah industri serta 31,45% limbah domestik. Sungai Cibeureum 79,29% tercemar limbah domestik dan 19,67% dari industri. Parameter BOD, untuk beban sungai Cimahi 66,52% berasal dari industri, 32,96% dari limbah domestik. Sungai

6 Cisangkan 63,40% berasal dari industri, 35,94% dari limbah domestik. Sungai Cibabat dari limbah industri 69,98% dari limbah domestik 3%. Sungai Cibaligo 73,12% dari industri, 24,22% dari domestik, dan sungai Cibeureum 84,18%dari domestik, 13,56% dari industri. Zona industri di Cimahi Selatan atau lebih dikenal dengan kawasan industri Leuwigajah berada di DAS Cibaligo dan kemungkinan besar akan terkena dampak dari kegiatan industri tersebut. Masyarakat sekitar kawasan industri masih banyak yang menggunakan air tanah dangkal berupa sumur gali sebagai sumber daya air guna memenuhi kebutuhan dalam sehari-hari seperti mencuci, minum, memasak dan lain-lain. Hasil peninjauan awal di lapangan, menunjukkan jika penduduk di sekitar kawasan industri tekstil di Kota Ciamahi mengeluhkan kualitas air sumurnya, terutama sumur gali yang letaknya berdekatan dengan Sungai Cibaligo yang telah tercemar oleh limbah industri tekstil. Berdasarkan uraian tersebut, maka perlu diketahui kualitas air sumur disekitar kawasan industri agar mendapatkan informasi yang jelas mengenai kondisi sumur di sekitar kawasan tersebut dan diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi pihak terkait untuk dilakukan penanganan terkait pemasalahan lingkungan wilayah tersebut. Konservasi kualitas air sangatlah penting untuk dilakukan karena air sangat menentukan dalam kehidupan sehari-hari terutama permasalahan kesehatan baik dalam jangka pendek atau jangka panjang. Kualitas air yang buruk akan menimbulkan potensi terjadinya penyakit yang merugikan bagi manusia. Perlindungan terhadap kualitas air perlu dilakukan agar kualitas air yang

7 diharapkan terutama berkenaan dengan kualitas air dan baku mutu air yang telah ditentukan dapat tercapai. 1.2 Identifikasi Masalah, Permasalahan yang dapat diidentifikasi berkenaan dengan penurunan kualitas air di kawasan industri Kota Cimahi adalah adanya potensi terjadi pencemaran air pada sumur penduduk di sekitar kawasan industri tekstil Kota Cimahi. 1.3 Pertanyaan Penelitian 1. Bagaimana kondisi kualitas air sumur penduduk di sekitar kawasan Industri Tekstil Kota Cimahi? 2. Bagaimana hubungan antara jarak sumur ke Sungai Cibaligo dengan kadar parameter Suhu, Warna, TSS, ph, Fenol Total dan Krom Total? 3. Bagaimana hubungan antara jarak Sungai Cibaligo ke kawasan industri tekstil terhadap kadar parameter Suhu, Warna, TSS, ph, Fenol Total dan Krom Total? 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengetahui kualitas air sumur disekitar kawasan industri tekstil. 2. Mengetahui hubungan antara jarak sumur ke sungai dengan kadar parameter Suhu, Warna, TSS, ph, Fenol Total dan Krom Total.

8 3. Mengetahui hubungan antara jarak sungai ke kawasan Industri dengan kadar parameter Suhu, Warna, TSS, ph, Fenol Total dan Krom Total. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah : 1. Sebagai referensi bagi penelitian sejenis kualitas air. 2. Memberikan informasi mengenai kondisi kualitas air sumur di sekitar kawasan industri tekstil di Kota Cimahi. 3. Sebagai media untuk menambah pengetahuan dan pengalaman penulis dalam mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh di bangku kuliah. 1.6 Batasan Masalah 1. Penelitian ini hanya sebatas menganalisis kualitas air sumur pada sumur yang telah ditentukan. 2. Parameter yang diuji hanya Suhu, Warna, ph, TSS, Fenol Total dan Krom Total. 1.7 Kerangka Pemikiran Limbah adalah sisa dari suatu usaha maupun kegiatan yang mengandung bahan berbahaya atau beracun yang karena sifat, konsentrasi, dan jumlahnya, baik yang secara langsung maupun tidak langsung dapat membahayakan lingkungan, kesehatan, kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya (Mahida, 1986). Bahan yang sering ditemukan dalam limbah antara lain

9 senyawa organik yang dapat terbiodegradasi, senyawa organik yang mudah menguap, senyawa organik yang sulit terurai, logam berat yang toksik, padatan tersuspensi, nutrien, mikrobia pathogen, dan parasit (Waluyo, 2009). Limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah. Kota Cimahi terdiri dari 3 Kecamatan yaitu Kecamatan Cimahi Selatan, Cimahi Tengah dan Cimahi Utara. Kecamatan Cimahi Selatan merupakan wilayah yang diarahkan oleh pemerintah setempat untuk menjadi pusat Industri. Kegiatan berindustri menimbulkan dampak positif dan negatif bagi penduduk disekitar kawasan industri. Dampak positif dari kegiatan industri adalah terciptanya lapangan kerja yang banyak bagi penduduk sekitar juga terwujudnya kesejahteraan penduduk sekitar. Kegiatan berindustri berdampak negatif dimana semakin banyaknya penduduk maka akan semakin banyak pula kebutuhan manusia yang harus dipenuhi dari lingkungan tersebut. Kebutuhan tersebut meliputi kebutuhan terhadap pangan, udara bersih dan juga air bersih. Padatnya jumlah penduduk dapat mempengaruhi terhadap kualitas hidup masyarakat sekitar salah satunya berpengaruh menurunkan kualitas air sumur di sekitar kawasan industri. Industri tekstil termasuk industri kain dapat dijuluki sebagai penghasil utama limbah cair, hal ini disebabkan dari proses penyempurnaan tekstil yang memang selalu menggunakan air sebagai bahan pembantu utama dalam setiap tahapan prosesnya. Pabrik-pabrik tekstil yang terletak di Kecamatan Cimahi Selatan

10 umunya membuang limbah hasil kegiatan industri langsung ke Sungai Cibaligo. Sungai Cibaligo sendiri telah tercemar, hal ini diketahui pada penelitian Hasanah (2016) yang melakukan penelitian mengenai kualitas air di sekitar kawasan industri. Berdasarkan hasil penelitian Hasanah (2016) mengenai kualitas air sungai dan sumur di sekitar kawasan industri tekstil menujukkan jika air sumur dan air sungai yang belum melewati kawasan industri memiliki kualitas air yang lebih baik dibandingkan dengan air sumur dan air sungai setelah melewati kawasan industri tekstil di Kota Cimahi. Sungai Cibaligo memiliki nilai baku mutu yang tidak sesuai dengan Peraturan MenteriKesehatan RI No. 492 tahun 2010 seperti data kadar logam yang diperoleh dari data kandungan Fe yang mencapai 9,845 mg/l melebihi kadar yang telah ditentukan dimana kadar yang diperoleh yakni 1,5 mg/l. Pencemaran yang terjadi disebabkan oleh limbah industri tekstil yang dibuang ke badan air atau sungai, sementara sungai merupakan sumber pengairan, limbah cair yang tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan dampak yang luar biasa pada perairan (Sugiharto, 1987). Air limbah yang dibuang begitu saja ke lingkungan menyebabkan pencemaran, antara lain menyebabkan polusi sumbersumber air seperti sungai, danau, sumber mata air, dan sumur. Hakikatnya tercemarnya suatu sungai oleh kotoran manusia, hewan, limbah industri maupun limbah domestik rumah tangga dapat mengakibatkan tercemarnya sumur penduduk (Pujiastuty, 2016). Limbah cair industri tekstil mempunyai karakteristik berwarna, ph tinggi, kadar BOD, COD, suhu, padatan terlarut dan padatan tersuspensi tinggi (Rizka, 2014).

11 Limbah cair mendapat perhatian yang lebih serius dibandingkan bentuk limbah yang lain karena limbah cair dapat menimbulkan pencemaran lingkungan dalam bentuk pencemaran fisik, pencemaran kimia, pencemaran biologis dan pencemaran radioaktif. Limbah cair beracun meliputi cairan berminyak, air bekas mencuci pakaian dan juga limbah industri apabila dalam limbah industri tersebut terkandung zat kimia yang beracun akan menyebabkan terjadinya rembesan tanah. Rembesan tersebut berbahaya jika musim hujan berlangsung dan rembesan limbah cair tersebut terbawa oleh air hujan dan bermuara di sumber air sumur. Kandungan dari limbah cair dapat menyebabkan terjadinya pencemaran air sumur tersebut dan dapat membahayakan bagi kesehatan. Berdasarkan permasalahan di atas, untuk mengetahui dan menjawab permasalahan tersebut dilakukan beberapa metode analisis. Analisis tersebut dilakukan dengan 2 cara yaitu analisis secara langsung dan analisis di laboratorium. Tingkat pencemaran air dapat diketahui denganmelakukan penentuan status baku mutu airnya dengan menggunakan metode STORET, untuk menjawab bagaimana pengaruh jarak terhadap kondisi kualitas air dilakukan pengujian regresi dan uji korelasi. Hasil dari analisis tersebut diharapkan memberikan gambaran kepada penduduk di sekitar kawasan industri mengenai kondisi kualitas air sumur penduduk dan dapat memberi masukan kepada pihak yang berkegiatan industri di Kota Cimahi. Berikut skematik kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 1.

12 Gambar 1. Skematik Kerangka Pemikiran (Sumber : Data Olahan 2018) 1.8 Hipotesis 1. Semakin jauh jarak sungai ke kawasan industri tekstil maka kualitas airnya akan semakin baik, begitu sebaliknya semakin dekat jarak sungai terhadap kawasan industri tekstil maka kualitas airnya akan semakin buruk. 2. Semakin jauh jarak sumur ke Sungai Cibaligo maka kualitas airnya akan semakin baik, begitu sebaliknya semakin dekat jarak sumur terhadap Sungai Cibaligo maka kualitas airnya akan semakin buruk.