BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang ilmu parasitologi, ilmu. patologi anatomi, ilmu imunologi dan ilmu farmakologi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Patologi Anatomi, Histologi, dan Farmakologi. Laboratorium Patologi Anatomi RSUP dr. Kariadi Semarang.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Parasitologi dan Mikrobiologi Fakultas

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang keilmuan mikrobiologi, imunologi, farmakologi, dan pengobatan tradisional.

BAB IV METODE PENELITIAN. imunologi, farmakologi dan pengobatan tradisional. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Parasitologi dan Mikrobiologi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini meliputi ilmu kesehatan Telinga Hidung Tenggorok (THT)

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Histologi, Patologi Anatomi dan

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Semarang, Laboratorium Sentral Fakultas Kedokteran Universitas

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu dan lokasi penelitian ini adalah sebagai berikut : dilakukan di Laboratorium Patologi Anatomi RSUP Dr.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian di bidang farmakologi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran khususnya ilmu Biokimia dan Farmakologi.

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini meliputi bidang Histologi, Mikrobiologi, dan Farmakologi.

BAB IV METODE PENELITIAN. Tempat : Penelitian dilakukan di Laboratorium Biologi Universitas. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan dari penelitian ini adalah Histologi, Patologi

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2009 mencapai 1,85% per 1000 penduduk. Penyebab malaria yang tertinggi

BAB IV METODE PENELITIAN. Forensik, Ilmu Patologi Anatomi dan Farmakologi.

BAB III METODE PENELITIAN. Forensik, Ilmu Patologi Anatomi, Ilmu Farmakologi. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biologi Fakultas Matematika dan

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Obstetri Ginekologi, Patologi Anatomi,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. : Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT) Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. 4.1 Ruang Lingkup, Tempat dan Waktu Penelitian. 2. Ruang lingkup tempat : Laboratorium Biologi Universitas Negeri

BAB IV METODE PELAKSANAAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penelitian dan Pengembangan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini memiliki ruang lingkup pada ilmu Farmakologi dan Biokimia.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia, Farmakologi.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan

Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan. menggunakan pendekatan post test only control group design.

BAB IV METODE PENELITIAN. 1.1 Ruang Lingkup Penelitian Pada penelitian ini, ruang lingkup keilmuan yang digunakan adalah Ilmu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran Forensik dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang ilmu Biokimia dan Farmakologi.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kedokteran Forensik, Ilmu

BAB IV METODE PENELITIAN. hewan coba tikus Wistar menggunakan desain post test only control group

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu farmakologi dan imunologi.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah ilmu farmakologi,

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang keilmuan imunologi,

BAB IV METODE PENELITIAN. pendekatan post test only control group design. Disain penelitian ini memberikan

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Anestesiologi. proposal disetujui.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu farmakologi khususnya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang ilmu kedokteran forensik dan

BAB IV METODE PENELITIAN. dan Medikolegal, Ilmu Kejiwaan, dan Ilmu Farmakologi. Semarang (UNNES) untuk pengandangan hewan coba, ekstraksi bahan, dan

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal, Ilmu Patologi Anatomi dan

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini meliputi bidang Ilmu Gizi, Farmakologi, Histologi dan Patologi

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Biokimia.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini mencakup ruang ilmu : Anestesiologi,

BAB III METODE PENELITIAN. dibagi menjadi kelompok kontrol dan perlakuan lalu dibandingkan kerusakan

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan post test only control group design. Penelitian

BAB 4 METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia. pembuatan pakan. Analisis kadar malondialdehida serum dilakukan di

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Parasitologi FK UNDIP

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. Disiplin ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu Biokimia dan Farmakologi.

BAB III METODE PENELITIAN. Kesehatan Jiwa, dan Patologi Anatomi. ini akan dilaksanakan dari bulan Februari-April tahun 2016.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Gizi dan Biokimia.

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental menggunakan post test only

BAB IV METODA PENELITIAN. designs) dengan rancangan randomized post-test control group design, 56 yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. control group design. Pada jenis penelitian ini, pre-test tidak dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian Post Test. Randomized Control Group Design.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dengan rancangan eksperimental dengan (Post Test Only

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Hewan Coba Fakultas Kedokteran

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Farmakologi, Farmasi, dan

BAB IV METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah true experimental dengan pre-post test with

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang ilmu Anatomi, Patologi Anatomi dan

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkung Penelitian Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang ilmu parasitologi, ilmu patologi anatomi, ilmu imunologi dan ilmu farmakologi 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai April 2016. Pengujian untuk membuktikan pengaruh Annona Muricata terhadap sebuka leukosit otak mencit malaria yang diterapi Artemisinin based combination therapy akan dilaksanakan di laboratorium parasitologi dan patologi anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. 3.3 Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian true experimental dengan rancangan post test only control group design yaitu dengan membandingkan hasil observasi pada kelompok kontrol dan perlakuan setelah diberi tindakan. Penelitian ini menggunakan 4 kelompok, yaitu 3 kelompok eksperimental dan 1 kelompok kontrol. Skema rancangan penelitian adalah sebagai berikut : 18

K OK R P1 OP 1 P2 OP 2 P3 OP 3 Keterangan : R : Randomisasi K P1 : Kontrol (Kelompok mencit yang hanya di infeksi PbA) : Perlakuan 1 (Kelompok mencit yang di beri terapi ekstrak Annona muricata saja P2 P3 : Perlakuan 2 (Kelompok mencit yang di beri terapi ACT saja) : Perlakuan 3 (Kelompok mencit yang diberi terapi kombinasi ACT dan ekstrak Annona muricata) OK : Pengamatan pada kelompok kontrol OK 1 : Pengamatan pada kelompok perlakuan 1 OK 2 : Pengamatan pada kelompok perlakuan 2 OK 3 : Pengamatan pada kelompok perlakuan 3 3.4 Populasi Dan Sampel 3.4.1 Populasi Target Populasi target pada penelitian ini adalah mencit swiss yang memenuhi kriteria inklusi dikembangkan di laboratorium ITB. 19

3.4.2 Populasi Terjangkau Populasi terjangkau pada penelitian ini adalah mencit swiss yang ada di Laboratorium Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. 3.4.3 Sampel 3.4.3.1 Kriteria Inklusi Mencit swiss betina usia 8 minggu dengan berat badan 20 25 gram dalam keadaan sehat, anatomi yang tampak normal, dengan aktivitas dan tingkah laku normal. 3.4.3.2 Cara Sampling Pengambilan sampel dilakukan secara simple random sampling dengan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi untuk menghindari bias. Sehingga semua objek populasi mempunyai kesempatan yang sama sebagai sampel. Pengelompokan dilakukan secara acak setelah 7 hari mencit diadaptasi di Laboratorium Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. 3.4.3.3 Besar sampling Besar sampel menurut WHO adalah tiap kelompok minimal 5 ekor, dengan cadangan 10%. Pada penelitian ini terdapat 3 kelompok perlakuan dan 1 kelompok kontrol. Maka, tiap kelompok terdapat 6 ekor mencit sehingga besar sampel total yang digunakan adalah 24 ekor mencit. 20

3.5 Variabel Penelitian 3.5.1 Variabel Bebas Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pemberian terapi Artemisinin based combination therapy dan ekstrak Annona muricata 3.5.2 Variabel Tergantung Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah sebukan leukosit otak 3.6 Definisi Operasional No Variabel Unit Skala 1 ACT(DHP) Obat anti malaria yang digunakan untuk plasmodium falciparum. Diberikan dalam dosis 3mg dihydroartemisinin dan 24mg/kgBB 2 Annona muricata Ekstrak daun Annona muricata dengan dosis 150mg/kgBB 3 Gambaran Sebukan leukosit otak mencit swiss mg/kgbb mg/kgbb Score 1 = 1-3 limfosit perivasculer Score 2 = 4-6 limfosit Nominal Nominal Ordinal Score 3 = >6 limfosit 21

3.7 Cara Pengumpulan Data 3.7.1 Bahan 1. Ekstrak annona muricata 2. Artemisinin based combination therapy (DHP) 3. Pelarut jamu CMCNa. 4. Parasit P.berghei ANKA. 5. Mencit betina swiss yang didapatkan dari Laboratorium ITB 6. Pakan dan minum standar. 3.7.2 Alat 1. Kandang hewan coba 2. Timbangan 3. Sonde lambung 4. Spuit untuk inokulasi kuman 5. Mikroskop 6. Deck glass 7. Object glass 8. Batang pengaduk 9. Tabung reaksi 10. Spreader 3.7.3 Jenis Data Data pada penelitian ini bersifat primer karena pemeriksaan dilakukan sendiri oleh peneliti. 22

3.7.4 Cara Kerja 3.7.4.1 Persiapan ACT (DHP) dan A.muricata - Perhitungan dosis ACT (DHP): Mencit : Manusia = 20 gram : 70 kg Dosis harian = 70 x 3 mg dihydroartemisinin = 210 mg dihydroartemisinin Mencit 20 gram = 210 x 0,0026 = 0,546 mg dihydroartemisinin Mencit 30 gram = 30/20 x 0,546 = 0,819 mg dihydroartemisinin - Perhitungan dosis A. muricata : Pencegahan : Mencit : Manusia = 20 gram : 70 kg = 0,0026 : 1 Dosis harian = 3 x 400 mg A. muricata = 1200 mg A. muricata Mencit 20 gram = 1200 x 0,0026 = 3,12 mg A. muricata Mencit 30 gram = 30/20 x 3,12 = 4,68 mg A. muricata Pengobatan : Mencit : Manusia = 20 gram : 70 kg = 0,0026 : 1 Dosis harian = 6 x 400 mg A. muricata = 2400 mg A. muricata Mencit 20 gram = 2400 x 0,0026 = 6,24 mg A. muricata Mencit 30 gram = 30/20 x 6,24 = 9,36 mg A. muricata 3.7.4.2 Perlakuan 1. 24 ekor mencit swiss berumur 8 minggu diadaptasikan selama tujuh hari ( hari ke 1 7 ) di laboratorium di dalam kandang dan diberi pakan standar serta minum. 23

2. Setelah diadaptasikan, pada hari ke 8 mencit - mencit tersebut dibagi menjadi 4 kelompok kecil secara acak dan dikandangkan perkelompok. 3. Kelompok Kontrol (K) : enam mencit pada hari ke-8 sampai hari ke-14 diberi pelarut jamu CMCNa dan mendapatkan pakan minum standard. Hari ke-15 enam mencit tersebut diinokulasikan PbA 10 7. Selama hari ke-15 sampai hari ke-21 mencit diberi perlakuan makan minum standard serta diberikan pelarut jamu CMCNa. Hari ke-22 mencit diterminasi. 4. Kelompok perlakuan 1 (P1) : enam mencit pada hari ke-8 sampai hari ke-14 diberikan pakan minum standar dan ditambah pemberian ekstrak Annona muricata dengan dosis 4,68 mg/hari. Hari ke-15 enam mencit tersebut diinokulasikan PbA 10 7. Selama hari ke-15 sampai hari ke-18 diberi perlakuan pakan minum standard serta diberikan Annona muricata dengan dosis 4,68 mg/hari per hari. Hari ke-19 sampai hari ke-21 diberi perlakuan pakan dan minum standard serta diberikan Annona muricata dengan dosis 9,36 mg/hari. Hari ke-22 mencit diterminasi. 5. Kelompok perlakuan 2 (P2) : enam mencit pada hari ke-8 sampai hari ke-14 diberikan pakan minum standar dan tidak diberi perlakuan apapun. Hari ke-15 enam mencit tersebut diinokulasikan PbA 10 7. Selama hari ke-15 sampai hari ke-18 tidak diberi perlakuan apapun hanya pakan minum standard. Hari ke-19 sampai hari ke-21 diberi 24

perlakuan pakan minum standard serta diberikan ACT(DHP) dengan dosis 0,819 mg/hari. Hari ke-22 mencit diterminasi. 6. Kelompok perlakuan ke 3 (P3) : enam mencit pada hari ke-8 sampai hari ke-14 diberikan pakan minum standar dan ditambah pemberian ekstrak Annona muricata dengan dosis 4,68 mg/hari. Hari ke-15 enam mencit tersebut diinokulasikan PbA 10 7. Selama hari ke-15 sampai hari ke-18 diberi perlakuan pakan minum standard serta diberikan Annona muricata dengan dosis 4,68 mg/hari per hari. Hari ke-19 sampai hari ke-21 diberi perlakuan pakan dan minum standard serta diberikan Annona muricata dengan dosis 9,36 mg/hari dan ACT(DHP) dengan dosis 0,819 mg/hari. Hari ke-22 mencit diterminasi. 3.7.4.3 Isolasi organ otak 1. Organ otak diambil dari kepala mencit 2. Organ otak dimasukkan ke dalam pot berisi buffer formalin 3. Dikirim ke bagian Patologi Anatomi untuk dilakukan parasit blok dan pembuatan slide dengan pewarnaan HE 25

3.8 Alur Penelitian 24 Mencit Swiss Betina diadaptasikan selama 7 hari Randomisasi Hari ke 8-14 Kontrol P1 P2 P3 AM 4,68 mg/hari AM 4,68 mg/hari Hari ke 15 Diinokulasi PbA Hari ke 19-21 Kontrol Pelarut jamu P1 AM 9,36 mg/hari P2 ACT = 0,819 mg/hari P3 AM 9,36 mg/hari ACT = 0,819 mg/hari Hari ke 22 Sebukan leukosit otak mencit swiss Analisa dan uji data Kesimpulan 26

3.9 Pengolahan dan Analisis Data 3.9.1 Pengolahan data Langkah pertama dilakukan cleaning yaitu pembersihan data pada data penelitian, diteliti dahulu agar tidak terdapat data yang tidak diperlukan. Langkah kedua dilakukan editing untuk meneliti kelengkapan data, kesinambungan data dan keseragaman data sehingga validitas data terjamin, dilanjutkan dengan entrying yaitu memasukkan data dalam komputer untuk proses analisis data. 3.9.2 Analisis data Data yang diperoleh diolah menggunakan program komputer SPSS. Analisis data meliputi uji hipotesis dan analisis deskriptif. Analisis deskriptif menampilkan nilai median (minimal maksimal). Uji hipotesis yang digunakan adalah uji Chi-Square karena semua variabel bebas dan variabel terikat berskala kategorik (nominal dan ordinal). Jika syarat uji Chi-Square tidak terpenuhi maka uji yang digunakan adalah uji kolmogrov-smirnov. 3.10 Etika Penelitian Pelaksanaan penelitian sudah disetujui oleh Komisi Etik Penelitian Kesehatan (KEPK) Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro 27