BAB I PENDAHULUAN. (Permendagri Nomor 137 Tahun 2017 Tentang Kode dan Data Wilayah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR TAHUN 2015 TENTANG KEUANGAN DAN ASET DESA

BUPATI REMBANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DESA

BUPATI KUNINGAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG KEUANGAN DESA

BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Indenosia tersebar di desa-desa seluruh Indonesia. diundangkannya Undang-undang Nomor 5 Tahun 1979 tentang Pemerintahan

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8 TAHUN TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DI KABUPATEN BLORA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

BUPATI TULUNGAGUNG PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

BUPATI SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

BUPATI LAMONGAN PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG KEUANGAN DAN ASET DESA

B U P A T I N G A W I PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI,

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG,

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA BUPATI JEMBRANA,

BUPATI TAPIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 08 TAHUN 2012 TENTANG SUMBER-SUMBER PENDAPATAN DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PINRANG NOMOR : 6 TAHUN 2008

KEPALA DESA CINTAKARYA KABUPATEN BANDUNG BARAT

BUPATI REMBANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI REMBANG NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DI KABUPATEN BANYUWANGI

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK SUMBER PENDAPATAN DESA

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BOGOR. Cibinong, Desember 2017

BAB I INTRODUKSI. Bab I berisi mengenai introduksi riset tentang evaluasi sistem perencanaan

11 LEMBARAN DAERAH Januari KABUPATEN LAMONGAN 4/E 2006 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR : 04 TAHUN 2006 TENTANG ALOKASI DANA DESA

Pengelolaan Keuangan Desa Blitar, 30 September 2016

BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA

MEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

KEPALA DESA CINTAKARYA KECAMATAN SINDANGKERTA KABUPATEN BANDUNG BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 22 TAHUN 2006 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2006 NOMOR : 9 SERI : E.6 PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 9 TAHUN 2006 TENTANG KEUANGAN DESA

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 14 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN DEMAK NOMOR 9 TAHUN 2O15 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT. Nomor 11 Tahun 2007 Seri E Nomor 11 Tahun 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR 11 TAHUN 2007

penduduknya bekerja sebagai petani dan tingkat pendidikan relatif rendah, dengan

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DAERAHKABUPATEN BREBES NOMOR 004 TAHUN 2015 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BREBES

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

BUPATI SRAGEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

TINJAUAN HUKUM ATAS MEKANISME PENYALURAN, PENGGUNAAN, DAN PELAPORAN SERTA PERTANGGUNGJAWABAN DANA DESA. Sumber : id.wordpress.com

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 25 TAHUN 2015 SERI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 26

BUPATI JEMBER PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI LAMPUNG TENGAH PROVINSI LAMPUNG

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG KEUANGAN DAN ASET DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA

2 masyarakat hukum serta keserasian dan sinergi dalam pelaksanaan pengaturan dan kebijakan mengenai desa; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaiman

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2010 SERI E.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN

BUPATI TANAH LAUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 42 TAHUN 2015

WALIKOTA TIDORE KEPULAUAN

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN KEKAYAAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TAPIN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 13 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG

5 KEWAJIBAN PEMERINTAH DESA PASCA IMPLEMENTASI UU NO.6 TAHUN Suswanta

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 17 TAHUN

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI TANGGAMUS PROVINSI LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. bagian terkecil dari struktur pemerintahan yang ada di dalam struktur

PENGELOLAAN KEUANGAN DESA. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI KAMPAR PROPINSI RIAU PERATURAN BUPATI KAMPAR NOMOR 8 TAHUN 2016

PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DI KABUPATEN KATINGAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT

B U P A T I S I M A L U N G U N PAMATANG RAYA SUMATERA UTARA Kode Pos 21162

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 24 TAHUN 2007 T E N T A N G KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG ALOKASI DANA DESA DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 59 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGANJUK,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI NOMOR 3 TAHUN 2007 SERI E NOMOR 02

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan sebuah negara kesatuan yang terdiri dari 34 provinsi, 514 kota/kabupaten, 7.201 kecamatan dan 83.436 desa/kelurahan yang masing-masing didalamnya memiliki pemerintah daerah sendiri (Permendagri Nomor 137 Tahun 2017 Tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan). Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia( Sistem Keuangan Desa, 2018). Sebagai wujud pengakuan Negara terhadap Desa, khususnya dalam rangka memperjelas fungsi, kewenangan, dan memperkuat kedudukan desa serta masyarakat desa sebagai subjek pembangunan maka diperlukan suatu kebijakan dan peraturan mengenai desa. Oleh sebab itu, terbentuklah Undang-Undang No. 6 tahun 2014 tentang Desa yang disertai dengan PP No. 43 tentang Peraturan Pelaksanaannya dan PP No. 60 tahun 2014 tentang Dana Desa. Dengan adanya peraturan tersebut dapat memberikan harapan baru untuk pembangunan desa yang lebih optimal. Desa sebagai pemerintahan yang langsung bersentuhan dengan masyarakat menjadi fokus utama dalam pembangunan pemerintah. Hal ini 1

2 sesuai dengan Nawa Cita ketiga Presiden Joko Widodo yaitu membangun Indonesia dari pinggiran, diantaranya dengan meningkatkan pembangunan di desa(buku Pintar Dana Desa, 2017). Berdasarkan pasal 78 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014, pembangunan desa bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan kualitas hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan melalui pemenuhan kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan prasarana desa, pengembangan potensi ekonomi lokal, serta pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara berkelanjutan. Untuk mewujudkan Nawa Cita ketiga Presiden Joko Widodo, yaitu membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam NKRI, pemerintah memberikan wewenang kepada desa untuk mengelola seluruh keuangan desa yang bersumber dari pendapatan desa, yaitu: 1. Pendapatan Asli Desa (PAD) yang terdiri atas usaha, hasil aset, swadaya dan partisipasi, gotong royong, dan lain-lain. 2. Alokasi dari APBN dalam belanja transfer ke daerah/desa. 3. Bagian dari hasil pajak daerah dan retribusi daerah kabupaten/kota. 4. Alokasi Dana Desa (ADD) yang merupakan bagian dari dana perimbangan yang diterima kabupaten/kota. 5. Bantuan khusus dari APBD provinsi dan APBD kabupaten/kota. 6. Lain-lain pendapatan desa yang sah.

3 Selain pengelolaan keuangan desa, salah satu dari hak Otonomi Desa adalah mengelola kekayaan desa. Kekayaan desa merupakan barang milik desa yang berasal dari kekayaan asli dan dibeli atau diperoleh dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBD) atau berasal dari pendapatan lain-lain yang sah. Kekayaan asli desa terdiri dari: tanah kas desa, pasar desa, pasar hewan, tambatan perahu, hutan adat, dan lain-lain kekayaan milik desa yang sah. Pengelolaan kekayaan desa harus dilaksanakan berdasarkan asas fungsional, kepastian hukum, keterbukaan, efesiensi, akuntabilitas dan kepastian nilai. Kekayaan desa dipergunakan untuk membiayai segala kebutuhan yang dibutuhkan oleh desa dalam menjalankan pemerintahan serta pembagunan desa. Selain pengelolaan kekayaan desa, aparatur pemerintah desa juga harus melaksanakan pengelolaan keuangan desa untuk kelangsungan operasional pemerintahan desa. Salah satu sumber pendapatan desa adalah dana transfer Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) ke daerah/desa. Pada tahun 2015 pemerintah mengalokasikan anggaran transfer untuk dana desa sebesar 20,8 Triliun, lalu pada tahun 2016 dana desa yang dianggarkan oleh pemerintah mengalami kenaikan dua kali lipat dari tahun sebelumnya yaitu senilai 47 Triliun. Sedangkan pada tahun 2017 dan 2018 alokasi dana desa yang dianggarkan oleh Pemerintah mengalami kenaikan sebesar 60 Triliun atau 7,83% dari total anggaran

4 transfer ke daerah dan dana desa dalam APBN 2018 ( APBN 2018, Pemerintah Alokasikan Dana Desa Rp. 60 Triliun, 2018). Kepala Bapermades, Utomo menyatakan bahwa dana desa untuk Kabupaten Karanganyar yang berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp. 138 Miliar telah cair, rincian dana tersebut adalah alokasi dana desa sebesar Rp. 103 Miliar serta bantuan keuangan yang berasal dari retribusi daerah sebesar Rp. 21,266 Miliar. Dengan anggaran sebesar itu, maka setiap desa di Kabupaten Karanganyar mendapatkan dana rata rata sebesar Rp. 851 Juta. ( Dana Desa Karanganyar Cair Rp 138 M., 2018). Peran pemerintah desa sebagai pihak pengelola keuangan harus melakukan seluruh kegiatan yang telah tertuang dalam peraturan perundangan. Dana transfer harus dikelola dengan tahapan yang sesuai Pasal 93 Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, yang meliputi: perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban. Untuk melaksanakan ketentuan pasal tersebut, dalam Bab V Peraturan Mendagri Nomor 20 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Keuangan Desa dijelaskan bahwa: 1. Perencanaan pengelolaan keuangan desa dalam bentuk APBDesa berdasarkan RPJMDesa dan RKDesa tahun berkenaan disusun oleh Sekertaris Desa dan disampaikan kepada Kepala Desa yang kemudian dibahas bersama dengan Badan Permusyawaratan Desa untuk sepakati

5 bersama dalam musyawarah yang melibatkan masyarakat paling lambat bulan Oktober tahun berjalan. 2. Pelaksanaan pengelolaan keuangan desa, penerimaan dan pengeluaran desa dalam rangka pelaksanaan kewenangan desa dilaksanakn melalui rekening desa yang harus didukung oleh bukti yang lengkap dan sah. Serta pelaksanaan kegiatan dengan dokumen Rencana Anggaran Biaya yang mengharuskan mengajukan Surat Permintaan Pembayaran. 3. Penatausahaan dilakukan oleh bendahara desa, dengan kewajiban mencatat setiap penerimaan dan pengeluaran serta melakukan tutup buku setiap akhir bulan secara tertib dan menyampaikan laporan pertanggungjawabannya kepada Kepala Desa. 4. Pelaporan pelaksanaan APBDesa di sampaikan Kepala Desa kepada Bupati berupa laporan semeter pertama paling lambat akhir bulan Juli tahun berjalan dan laporan semester akhir tahun paling lambat akhir bulan Januari tahun berikutnya. 5. Pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa terdiri dari pendapatan, belanja, dan pembiayaan dengan melampirkan format Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APBDesa, format Laporan Kekayaan Milik Desa, dan format Laporan Pemerintahan dan Pemerintah Daerah yang masuk ke desa yang harus diinformasikan kepada masyarakat secara tertulis dan dengan media informasi. Peran desa sebagai pihak pengelola keuangan harus melakukan keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan,

6 penatausahaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban keuangan desa yang tertuang dalam Peraturan Mendagri No. 20 Tahun 2018. Dalam penerimaan tanggung jawab ini, pemerintah desa harus siap dan mampu mengelola keuangan desa berdasarkan asas-asas transparan, akuntabel, partisipatif serta dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran. Desa Gempolan merupakan desa yang memiliki kekayaan desa yaitu berupa tanah desa, sawah, dan bangunan desa yang dapat meningkatkan pendapatan desa. Kekayaan desa ini seluruhnya harus diserahkan pada kas desa sebagai Pendapatan Asli Desa, maka dengan adanya kekayaan desa yang menghasilkan pendapatan asli desa dan adanya Alokasi Dana Desa (ADD), Bantuan dari Pemerintah Kabupaten/Kota dan Pemerintah Provinsi diperlukan adanya pengelolaan keuangan desa untuk di pertanggungjawabkan kepada pemerintah kota/kabupaten dan Provinsi. Peraturan Daerah Kabupaten Karanganyar Nomor 17 Tahun 2015 tentang Pengelolaan Keuangan dan Aset Desa menyatakan bahwa Pemerintah Daerah perlu mengatur tentang Pengelolaan Keuangan dan Aset Desa, sehingga dapat menjadi pedoman penyusunan pengelolaan keuangan dan aset desa. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis ingin melakukan penelitian dalam bentuk skripsi dengan judul ANALISIS KESIAPAN APARATUR DESA DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DESA MENYONGSONG PERMENDAGRI NOMOR 20 TAHUN 2018

7 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA (Studi Kasus di Desa Gempolan Kecamatan Kerjo Kabupaten Karanganyar). B. Rumusan Masalah : Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah, 1. Bagaimana mekanisme pengelolaan keuangan desa di Desa Gempolan Kecamatan Kerjo Kabupaten Karanganyar? 2. Bagaimana kesiapan aparatur desa dalam pengelolaan keuangan desa di Desa Gempolan Kecamatan Kerjo Kabupaten Karanganyar menyongsong Permendagri No. 20 tahun 2018? C. Tujuan Penelitian : Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, dapat disimpulkan tujuan dari penelitian adalah, 1. Untuk mendiskripsikan pengelolaan keuangan desa di Desa Gempolan Kecamatan Kerjo Kabupaten Karanganyar 2. Untuk mendiskripsikan kesiapan aparatur desa dalam pengelolaan keuangan desa di Desa Gempolan Kecamatan Kerjo Kabupaten Karanganyar menyongsong Permendagri No. 20 tahun 2018.

8 D. Manfaat Penelitian Berdasarkan permasalahan yang menjadi fokus penelitian dan tujuan penelitian yang ingin dicapai, maka diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat serta kontibusi sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan yang lebih konkrit bagi pemerintah, 2. Manfaat Praktis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan yang bermanfaat bagi pemerintah desa di Kecamatan Kerjo Kabupaten Karanganyar selaku pengelola keuangan desa, selain itu sebagai referensi dalam pengambilan kebijakan pemerintah desa. 3. Kegunaan Akademis Secara akademis di harapkan penelitian ini dapat memberikanmanfaat diantaranya : a. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan,dapat memberikan suatu karya peneliti baru yang dapat mendukung dalam pengembangan ilmupengetahuan mengenai pengelolaan keuangan desa. b. Bagi peneliti dapat menambah wawasan dengan mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh secara teori dilapangan. c. Bagi peneliti lain dapat dijadikan sebagai acuan terhadappengembangan ataupun pembuatan dalam penelitian yang sama.

9 E. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan yang digunakan dalam usulan penelitian tentang kesiapan aparatur desa dan pengelolaan keuangan desa menyongsong Peraturan Mendagri No. 20 Tahun 2018 ini akan dibagi dalam lima bab yaitu: BAB I Pendahuluan, terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II Tinjauan Pustaka, terdiri dari uraian tentang teori-teori yang secara ringkas menjelaskan tentang permasalahan yang akan diteliti, kerangka konseptual, dan penelitian sebelumnya. BAB III Metode Penelitian, terdiri dari penjelasan semuan unsur metode dalam penelitian yaitu, jenis dan lokasi penelitian, pendekatan penelitian, subjek penelitian, sumber data penelitian, instrument penelitian, teknik pengelolaan dan analisis data, dan pengujian keabsahan data. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, meliputi gambaran umum Desa Gempolan Kecamatan Kerjo Kabupaten Karanganyar, hasil analisis data dan interpretasi hasil penelitian. BAB V Penutup, berisi kesimpulan atas penelitian yang telah dilakuakn, serta berisi saran-saran yang perlu disampaikan baik teruntuk obyek penelitian maupun bagi peneliti yang selanjutnya.