KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA ACUT MIOKARD INFARK DI RSUP. DR. KARIADI SEMARANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bakteri, tetapi juga dapat disebabkan oleh kebiasaan atau pola hidup tidak sehat.

RUMAH SAKIT JANTUNG DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI HEMIPARESE DEXTRA POST STROKE NON HAEMORAGIK DI RSUP DR.

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA PASIEN PASKA STROKE HEMORAGE DEXTRA STADIUM RECOVERY

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KASUS HEMIPARESE POST STROKE NON HEMORAGE DEXTRA DI RSUD SRAGEN

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Ini merupakan suatu potensi nasional yang besar bila dapat dibina

BAB I PENDAHULUAN. penyebab yang mendasari timbulnya penyakit penyakit tersebut. Mulai dari

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN KETERLIBATAN DALAM MOBILISASI DINI PASIEN STROKE DI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai 400 per kematian (WHO, 2013).

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA BRONKIEKTASIS DI RSUD. DR. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA HEMIPARESE SINISTRA POST STROKE NON HAEMORAGIC STADIUM RECOVERY KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. kemasan merupakan hal yang penting dan diperlukan oleh konsumen, terutama bagi konsumen dengan kondisi medis tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN. penyakit kronis telah terjadi di Indonesia seiring dengan kemajuan teknologi dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung koroner (PJK) atau di kenal dengan Coronary Artery

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Stroke Menurut World Health Organization (WHO) (2001) seperti yang

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan

KARYA TULIS ILMIAH. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Fisioterapi

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Indonesia saat ini juga

PENATALAKSANAAN SINAR INFRA MERAH DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU BILATERAL DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung dimana otot

pernah didiagnosis menderita PJK (angina pektoris dan/atau infark miokard)

BAB I PENDAHULUAN. Sejumlah prilaku seperti mengkonsumsi makanan-makanan siap saji yang

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular dan penyakit kronis. Salah satu penyakit tidak menular

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi dan malnutrisi, pada saat ini didominasi oleh

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN PENDAPATAN DENGAN TINGKAT KEKAMBUHAN HIPERTENSI DI WILAYAH PUSKESMAS GILINGAN SURAKARTA. Skripsi

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

KARYA TULIS ILMIAH Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Fisioterapi

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST OPERASI CLOSE FRAKTUR RAMUS PUBIS DEXTRA DAN SINISTRA

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang diberikan ditentukan oleh nilai-nilai dan harapan dari

BAB I PENDAHULUAN. oleh penduduk Indonesia. Penyakit ini muncul tanpa keluhan sehingga. banyak penderita yang tidak mengetahui bahwa dirinya menderita

BAB 1 PENDAHULUAN. tanpa gejala, sehingga disebut sebagai Silent Killer (pembunuh terselubung).

BAB I PENDAHULUAN. rutinitas yang padat dan sangat jarang melakukan aktifitas olahraga akan. penyakit termasuk salah satunya adalah penyakit stroke.

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan saat ini sudah bergeser dari penyakit infeksi ke

BAB I PENDAHULUAN. pada beberapa Negara industri maju dan Negara berkembang seperti

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular (World Health Organization, 2010). Menurut AHA (American

BAB I PENDAHULUAN. penyebab utama kematian di dunia. Menurut organisasi kesehatan dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit jantung dan pembuluh darah (PJPD) merupakan penyebab utama

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang secara menyeluruh. Termasuk pembangunan di bidang kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. bertambah dan pertambahan ini relatif lebih tinggi di negara berkembang,

BAB I PENDAHULUAN. penyebab kematian. Berdasarkan Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. A DENGAN MASALAH UTAMA KARDIOVASKULER : HIPERTENSI KHUSUSNYA NY. S DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GROGOL SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. degeneratif seperti jantung koroner dan stroke sekarang ini banyak terjadi

BAB I PENDAHULUAN orang dari 1 juta penduduk menderita PJK. 2 Hal ini diperkuat oleh hasil

HUBUNGAN RASIO LINGKAR PINGGANG PINGGUL DENGAN PROFIL LIPID PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)

BAB I PENDAHULUAN. maju seperti Amerika Serikat, Kanada, dan Negara-negara Eropa. Di Amerika

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat penyakit kardiovaskuler pada tahun 1998 di Amerika Serikat. (data dari

BAB I PENDAHULUAN. depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

Oleh : DWI BRINA HESTILIANA J

PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN DENGAN DERAJAT HIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI WANITA USIA TAHUN DI PUSKESMAS GILINGAN SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. mengalirkan darah ke otot jantung. Saat ini, PJK merupakan salah satu bentuk

BAB I PENDAHULUAN. secara Nation Wide mengingat prevalensinya cukup tinggi umumnya sebagian

populasi yang rentan atau vulnerable sebagai akibat terpajan risiko atau akibat buruk dari masalah kesehatan dari keseluruhan populasi (Stanhope dan

KARYA TULIS ILMIAH. PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS KNEE SINISTRA DI RSAL Dr. RAMELAN SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi ke penyakit tidak menular ( PTM ) meliputi penyakit

2015 RUMAH SAKIT KHUSUS JANTUNG KOTA BANDUNG

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker,

BAB I PENDAHULUAN. dan kemajuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN PERILAKU DALAM MENINGKATKAN KAPASITAS FUNGSIONAL PASIEN PASCA STROKE DI WILAYAH KERJA

merupakan penyebab kematian yang ketiga terbanyak di negara-negara maju,

BAB I PENDAHULUAN. atau tekanan darah tinggi (Dalimartha, 2008). makanan siap saji dan mempunyai kebiasaan makan berlebihan kurang olahraga

BAB I PENDAHULUAN. ditularkan dari orang ke orang. Mereka memiliki durasi panjang dan umumnya

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan menuju hidup sehat 2010 yaitu meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Gagal jantung adalah keadaan patofisiologi dimana jantung sebagai pompa

BAB 1 : PENDAHULUAN. dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. masalah ganda (Double Burden). Disamping masalah penyakit menular dan

BAB I PENDAHULUAN. terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang besar di dunia luas dengan prevalensi, dan biaya yang tinggi. Penyakit ini

PENATALAKSANAAN SHORT WAVE DIATHERMY DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU DEXTRA DI RSOP dr. SOEHARSO SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsi aorta dan cabang arteri yang berada di perifer terutama yang memperdarahi

BAB I PENDAHULUAN. menghisap dan menghembuskannya yang menimbulkan asap dan dapat terhisap oleh

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang mencakup disegala bidang antara lain : politik, ekonomi, sosial

BAB 1 PENDAHULUAN. perempuan. Artinya bahwa laki-laki mempunyai risiko PJK 2-3x lebih besar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan utama di negara maju dan berkembang. Penyakit ini menjadi

BAB I PENDAHULUAN. infeksi dan kekurangan gizi telah menurun, tetapi sebaliknya penyakit degeneratif

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA PASIEN STROKE HEMORAGE DEXTRA DI RSUD PANDANARANG BOYOLALI

BAB 1 PENDAHULUAN. dan mortalitas yang tinggi di dunia. Menurut data World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. Cita cita bangsa Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam. pembukaan Undang Undang Dasar 1945 adalah melindungi segenap bangsa

BAB I PENDAHULUAN. merokok, mengkonsumsi makanan siap saji (fast food) yang memiliki. kurang beristirahat dan berolahraga. (Auryn, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan yang optimal (Sarwono, 2002). Sejak awal pembangunan kesehatan

diantaranya telah meninggal dunia dengan Case Fatality Rate (CFR) 26,8%. Penyakit

BAB I PENDAHULUAN. jantung yang prevalensinya paling tinggi dalam masyarakat umum dan. berperan besar terhadap mortalitas dan morbiditas.

BAB 1 PENDAHULUAN. SL, Cotran RS, Kumar V, 2007 dalam Pratiwi, 2012). Infark miokard

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA ACUT MIOKARD INFARK DI RSUP. DR. KARIADI SEMARANG Oleh : IWANG KURNIAWAN J100070031 Diajukan guna melengkapi tugas tugas dan memenuhi syarat - syarat untuk menyelesaikan pendidikan Program Diploma III Jurusan Fisioterapi PROGRAM STUDI D III FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010 i

BAB I PENDAHULUAN Pembangunan kesehatan sebagai bagian integral dari pembangunan nasional di selenggarakan dengan tujuan meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya. Dalam upaya mencapai tujuan tersebut dilaksanakan programprogram pembangunan kesehatan secara sistematis dan berkesinambungan. Tujuan pembangunan kesehatan salah satunya adalah diciptakannya visi Indonesia sehat 2010. Indonesia sehat 2010 merupakan cerminan masyarakat, bangsa, dan Negara Indonesia yang ditandai dengan penduduk hidup sehat dan lingkungan sehat serta memiliki kemampuan menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata diseluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pembangunan kesehatan akan tercapai bila ada kerja sama yang baik oleh pemerintah dan masyarakat. Pembangunan nasional yang dilaksanakan di Indonesia meliputi semua aspek kehidupan, bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan kualitas hidup masyarakat, baik yang tinggal di wilayah perkotaan maupun pedesaan. Dampak negatifnya adalah meningkatnya morbiditas penyakit yang disebabkan oleh perilaku kehidupan modern, antara lain berupa diet tinggi kalori, tinggi lemak dan kolesterol, merokok, minum alcohol dan lain-lain. Dampak samping yang dimaksud adalah penyakit kardiovaskuler (Darmojo, 2001). 1

Sesuai dengan Sistem Kesehatan Nasional (SKN), salah satu dari pelaku pembangunan kesehatan adalah Departemen Kesehatan yang berperan sebagai penanggung jawab, penggerak, pembina, dan pelaksana pembangunan kesehatan sesuai dengan tugas dan fungsinya (Depkes, 2005). Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, untuk memperoleh hasil yang optimal diperlukan kerjasama yang baik dalam tim rehabilitasi jantung. Tim tersebut terdiri dari dokter spesialis, perawat, pekerja social medis, fisioterapis, ahli gizi dan lainlain. Masing-masing tenaga medis mempunyai peran sendiri-sendiri yang tidak terlepas antara satu dengan yang lain. Selain tersebut dalam program rehabilitasi juga melibatkan partisipasi dari keluarga (Rahman, 1996). Peran fisioterapi memberikan layanan kepada individu atau kelompok individu untuk memperbaiki, mengembangkan, dan memelihara gerak dan kemampuan fungsi yang maksimal selama perjalanan kehidupan individu atau kelompok tersebut. Layanan fisioterapi diberikan dimana individu atau kelompok individu mengalami gangguan gerak dan fungsi pada proses pertambahan usia dan atau mengalami gangguan akibat dari injuri atau sakit. Gerak dan fungsi yang sehat dan maksimal adalah inti dari hidup sehat (Depkes, 2008). A. Latar Belakang Masalah Pada jaman sekarang ini kehidupan modern telah menjadi suatu kebiasaan terutama bagi kalangan ekonomi menengah ke atas. Orang-orang sibuk mengejar kebutuhan hidup dengan cara yang praktis dan serba otomatis, seperti mengkonsumsi 2

makanan yang cepat saji, makanan yang berlemak, jarang berolahraga, stress berkepanjangan,dan lain sebagainya. Kadangkala pola hidup yang demikian mengakibatkan meningginya faktor terkena serangan jantung ( Johari,2003) Penyakit jantung merupakan penyakit yang memiliki resiko kematian yang cukup tinggi, dan menyerang manusia dalam berbagai golongan umur. Saat ini penderita penyakit jantung cenderung meningkat. Penyakit jantung di Indonesia pada tahun 1999 menempati urutan ketiga sebagai penyakit penyebab kematian, dibawah penyakit diare dan stroke. Pada tahun tersebut, tercatat + 3.2% dari seluruh penyakit penyebab kematian adalah penyakit jantung (Fajar, 2010) Di Jawa Tengah, penyakit jantung telah berkembang dan mengalami peningkatan. Jumlah penderita penyakit jantung didapati meningkat dari tahun ke tahun, yaitu secara berurutan tahun 2000 dan 2001, masing-masing berjumlah 20558, dan 29440 penderita, dengan peningkatan sebesar 0,43%. Jumlah tersebut memberikan gambaran bahwa penyakit jantung dapat bertambah dengan cepat, apabila tidak diberikan pencegahan, berupa layanan informasi kesehatan jantung, maupun fasilitas kesehatan yang lengkap dan memadai. Upaya-upaya yang dapat dilakukan misalnya dengan cara memberikan penyuluhan pada masyarakat tentang pola hidup sehat, yaitu dengan menghindari kebiasaan merokok, membiasakan beolahraga, makan makanan yang bergizi dan menghindari makanan-makanan yang mengandung kolesterol tinggi( Johari, 2003) 3

Penyakit kardiovaskuler merupakan penyakit epidemik di Amerika Serikat. Sekitar 6 juta orang Amerika terkena beberapa penyakit jantung atau pembuluh darah. Penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab kematian nomor satu di Amerika Serikat setiap tahunnya, hampir 1 juta orang meninggal akibat gangguan kardiovaskuler. Menurut American Heart Association, semakin banyak kematian yang disebabkan oleh penyakit kardiovaskuler dibandingkan dengan gabungan ketujuh penyebab kematian utama berikutnya. Hal ini menunjukkan terjadinya satu kematian akibat penyakit kardiovaskuler setiap 33 detik (Price & Wilson, 2006). Dengan bergesernya pola kependudukan, bergeser pula pola penyakit di masyarakat, yaitu dari penyakit infeksi, baik infeksi saluran pencernaan maupun gastrokintestinial kepada penyakit degenerative seperti penyakit jantung dan pembuluh darah, penyakit kanker dan lain sebagainya. Selain faktor kependudukan, berubahnya masyarakat agraris menjadi masyarakat industri juga dapat mempengaruhi prevalensi penyakit jantung. Hal ini terutama terlihat di kota-kota besar dimana terdapat perubahan kebiasaan pola hidup yang kurang sehat seperti kurang gerak, adanya ketegangan jiwa dan perubahan pola makan kearah konsumsi lemak, kebiasaan merokok dan lain-lain (Rilantono, 1996). Selama ini terdapat suatu pemahaman yang salah bahwa penyakitkardiovaskuler terutama terjadi pada laki-laki. Akan tetapi kenyataannya di Amerika Serikat, panyakit kardiovaskuler merupakan penyakit pembunuh nomor satu pada laki-laki dan perempuan. Penyakit kardiovaskuler tidak hanya menjadi penyakit pembunuh nomor satu pada laki-laki maupun perempuan tetapi juga pada setiap 4

tahunnya selama 15 tahun, penyakit kardiovaskuler merupakan ancaman lagi lebih banyak perempuan daripada laki-laki. Kecenderungan pada perempuan ini juga terjadi pada populasi yang lebih kecil (Afro-Amerika, Kaukasia, Hispanik, dan Indian Amerika/ asli Alaska). Penyedia layanan kesehatan harus menyadari statistik ini karena hampir satu dari setiap dua orang Amerika akan meninggal akibat penyakit kardiovaskuler (Price & Wilson, 2006). Perbedaan utama antara kedua gender adalah usia awitan penyakit.menurut American Heart Association, laki-laki memiliki satu dari tiga kemungkinan untukmenderita penyakit kardiovaskuler utama sebelum berusia 60 tahun. Pada perempuan resiko ini adalah satu dari sepuluh. Adanya estrogen sebelum awitan menopause dianggap merupakan faktor pelindung utama untuk menghendari timbulnya penyakit kardiovaskuler, penyakit jantung koroner, dan terutama stroke pada saat ini (Price & Wilson, 2006). Penyakit kanker merupakan 6 % penyebab kematian di Indonesia. Sedangkan mortalitas akibat penyakit kardiovaskuler menurut KDRT (Survei Kesehatan Rumah Tangga) tahun 1986 rendah yaitu 67,8 per 100.000 penduduk, namun berdasarkan hasil SKRT 1995 menunjukan bahwa penyakit ini telah menduduki urutan pertama yaitu kelompok usia 35-44 tahun (23,5%), usia 44-54 tahun (34%) dan diatas usia 55 tahun (36,5%). Di perkotaan penyebab kematian nomor satu disebabkan penyakit system sirkulasi (31%), sedangkan di pedesaan menduduki nomor dua (22%) setelah penyakit infeksi sebanyak 25 % (Darmojo, 2001). 5

Pelayanan kesehatan yang semakin meningkat dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat yang optimal, yang lebih baik. berbagai upaya pelayanan kesehatan yang semula hanya penyembuhan penderita saja, secara berangsur-angsur berkembang, sehingga mencakup upaya meningkatkan (promotve), pencegahan (preventive), penyembuhan (kurative) dan upaya pemulihan (rehabilitative) yang bersifat menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan serta berperan dalam masyarakat (Depkes, 1991). B. Perumusan Masalah Dalam kasus ini ditemukan perumusan permasalahan sebagai berikut : 1) Apakah modalitas Fisioterapi berupa Breathing Exercise dan Mobilisasi Bertahap dapat mengurangi nyeri dada pada kasus Acut miokard Infark? 2) Apakah modalitas Fisioterapi berupa Breathing Exercise dan Mobilisasi Bertahap dapat mengurangi sesak nafas pada kasus Acut miokard Infark? 3) Apakah modalitas Fisioterapi berupa Breathing Exercise dan Mobilisasi Bertahap dapat meningkatkan kapasitas jantung pada kasus Acut miokard Infark? 4) C. Tujuan Penulisan Tujuan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini terdiri atas 2 hal yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. 6

1 ) Tujuan umum Untuk mengetahui manfaat fisioterapi pada kondisi Acut miokard Infark. 2 ) Tujuan khusus Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis mempunyai tujuan khusus antara lain sebagai berikut: a. Untuk mengetahui Fisioterapi berupa Breathing Exercise dan Mobilisasi Bertahap dapat mengurangi nyeri dada pada kasus Acut miokard Infark. b. Untuk mengetahui Fisioterapi berupa Breathing Exercise dan Mobilisasi Bertahap dapat mengurangi sesak nafas pada kasus Acut miokard Infark. c. Untuk mengetahui modalitas Fisioterapi berupa Breathing Exercise dan dan Mobilisasi Bertahap dapat meningkatkan kapasitas jantung pada kasus Acut miokard Infark. D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian yang ingin dicapai penulis pada kondisi Acut miokard Infark dengan menggunakan Breathing Exercise, mobilisasi sangkar thorak dan dan mobilisasi bertahap adalah sebagai berikut : 1 ) Bagi ilmu pengetahuan Hasil penelitian ini diharapkan dapat sebagai khasanah ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang kesehatan yang memberikan gambaran bahwa Breathing Exercise, mobilisasi sangkar thorak dan dan mobilisasi bertahap sebagai modalitas fisioterapi 7

dapat digunakan sebagai alternatif untuk diterapkan pada pasien dengan kondisi Acut miokard Infark. untuk menyelesaikan problem pada kapasitas fisik dan kemampuan fungsional pasien.dimana dalam pelaksanaannya dengan tidak mengindahkan atau tetap mengacu pada keterampilan dasar dari praktek klinik dan pengembangan ilmu. 2 ) Bagi institusi pendidikan Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan untuk institusi pendidikan sebagai sarana pendidikan untuk mempersiapkan peserta didik dilingkungan pendidikan fisioterapi untuk memahami serta melaksanakan proses fisioterapi dengan modalitas yang ada khususnya Breathing Exercise, mobilisasi sangkar thorak dan dan mobilisasi bertahap. 3 ) Bagi penulis Memperdalam dan memperluas wawasan mengenai hal hal yang berhubungan dengan penatalaksanaan fisioterapi pada kondisi Acut miokard Infark. 4 ) Bagi pasien Untuk membantu mengatasi masalah yang timbul pada penderita Acut miokard Infark. 5 ) Bagi masyarakat Menyebarluaskan informasi kepada pembaca maupun masyarakat tentang peran fisioterapi pada kasus Acut miokard Infark. 8