BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI EKSPERIMENTAL KARAKTERISTIK KINERJA SEPEDA MOTOR DENGAN VARIASI JENIS BAHAN BAKAR BENSIN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS PENCAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM - PERTAMAX TERHADAP KINERJA MESIN KONVENSIONAL

PENGARUH PORTING SALURAN INTAKE DAN EXHAUST TERHADAP KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 200 cc BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MESIN DIESEL 2 TAK OLEH: DEKANITA ESTRIE PAKSI MUHAMMAD SAYID D T REIGINA ZHAZHA A

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGARUH JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BAKAR INJEKSI ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat motor bensin menurut jumlah langkah kerjanya dapat diklasifikasikan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH VARIASI KOMPOSISI CAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM DENGAN PERTAMAX 92 TERHADAP DAYA DAN EMISI GAS BUANG PADA HONDA VARIO TECHNO 125

VARIASI PENGGUNAAN IONIZER DAN JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP KANDUNGAN GAS BUANG KENDARAAN

PENGARUH STROKE UP TERHADAP PERFORMA MESIN PADA SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH YANG MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR PERTAMAX, PERTAMAX PLUS DAN BENSOL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH WAKTU PENGAPIAN (IGNITION TIMING) TERHADAP DAYA DAN TORSI PADA SEPEDA MOTOR DENGAN BAHAN BAKAR PREMIUM, PERTALITE DAN PERTAMAX PLUS

PENGARUH JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP UNJUK KERJA SEPEDA MOTOR SISTEM INJEKSI DAN KARBURATOR

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Observasi terhadap analisis pengaruh jenis bahan bakar terhadap unjuk kerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

TUGAS AKHIR. DisusunOleh: MHD YAHYA NIM

MOTOR BAKAR TORAK. 3. Langkah Usaha/kerja (power stroke)

BAB II TINJAUAN LITERATUR

PENGARUH PENGGUNAAN BLOWER ELEKTRIK TERHADAP PERFORMA MESIN SEPEDA MOTOR SISTEM INJEKSI

UJI PERFORMANSI MESIN OTTO SATU SILINDER DENGAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS

Jurnal Teknik Mesin UMY

diharapkan dapat membantu pemerintah dalam mengatasi ketergantungan masyarakat terhadap penggunaan bahan bakar minyak yang ketersediaannya semakin

ANALISA PENGGUNAAN BAHAN BAKAR BENSIN JENIS PERTALITE DAN PERTAMAX PADA MESIN BERTORSI BESAR ( HONDA BEAT FI 110 CC )

PERBEDAAN PERFORMA MOTOR BERBAHAN BAKAR PREMIUM 88 DAN MOTOR BERBAHAN BAKAR PERTAMAX 92 SKRIPSI

Denny Haryadhi N Motor Bakar / Tugas 2. Karakteristik Motor 2 Langkah dan 4 Langkah, Motor Wankle, serta Siklus Otto dan Diesel

STUDI KARAKTERISTIK TEKANAN INJEKSI DAN WAKTU INJEKSI PADA TWO STROKE GASOLINE DIRECT INJECTION ENGINE

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN BAKAR SOLAR, BIOSOLAR DAN PERTAMINA DEX TERHADAP PRESTASI MOTOR DIESEL SILINDER TUNGGAL

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

Performansi Sepeda Motor Empat Langkah Menggunakan Bahan Bakar dengan Angka Oktan Lebih Rendah dari Yang Direkomendasikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

ANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN BAKAR PERTAMAX DAN PERTAMAX PLUS TERHADAP PERFORMA SEPEDA MOTOR DENGAN MENGGUNAKAN DINAMOMETER CHASSIS

KAJIAN TENTANG PERBANDINGAN PREMIUM-ETHANOL DENGAN PERTAMAX PLUS PADA MOTOR 4 LANGKAH 225 CC

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi otomotif saat ini semakin pesat, hal ini didasari atas

Kata kunci : ECU BRT, Remot Juken, STD, Performa, Efesiensi.

Surya Didelhi, Toni Dwi Putra, Muhammad Agus Sahbana, (2013), PROTON, Vol. 5 No 1 / Hal 23-28

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

PENGARUH PERUBAHAN SAAT PENYALAAN (IGNITION TIMING) TERHADAP PRESTASI MESIN PADA SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH DENGAN BAHAN BAKAR LPG

BAB II DASAR TEORI 2.1 Motor Bensin Prinsip Dasar Motor Bensin

PENGARUH VARIASI SUDUT BUTTERFLY VALVE PADA PIPA GAS BUANG TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH

PENGARUH IGNITION TIMING DENGAN BAHAN BAKAR LPG TERHADAP UNJUK KERJA MESIN BENSIN EMPAT LANGKAH SATU SILINDER

PERFORMANSI MESIN SEPEDA MOTOR SATU SILINDER BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS DENGAN MODIFIKASI RASIO KOMPRESI

PERBANDINGAN KOMPRESI

PENGARUH PEMASANGAN SUPERCHARGER TERHADAP UNJUK KERJA PADA MOTOR BENSIN SATU SILINDER

BAB II DASAR TEORI 2.1. Motor Bensin Penjelasan Umum

TUGAS AKHIR ANALISIS PERFORMA MESIN MENGGUNAKAN CAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM DENGAN ETHANOL TERHADAP DAYA DAN

BAB II DASAR TEORI 2.1 Kajian Pustaka

PENGARUH FILTER UDARA PADA KARBURATOR TERHADAP UNJUK KERJA MESIN SEPEDA MOTOR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI


PENGARUH PERUBAHAN SUDUT PENYALAAN (IGNITION TIME) TERHADAP EMSISI GAS BUANG PADA MESIN SEPEDA MOTOR 4 (EMPAT) LANGKAH DENGAN BAHAN BAKAR LPG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

PENGARUH PENGGUNAAN CDI PREDATOR DUAL MAP TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 110 CC TRANSMISI AUTOMATIC

BAB II LANDASAN TEORI. mekanik berupa gerakan translasi piston (connecting rods) menjadi gerak rotasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. empat langkah piston atau dua putaran poros engkol. Empat langkah tersebut adalah :

PEMANASAN BAHAN BAKAR BENSIN DENGAN KOMPONEN RADIATOR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KINERJA MESIN BENSIN 4 LANGKAH. Toni Dwi Putra 1) & Budyi Suswanto 2)

BAB IV PENGUJIAN ALAT

BAB III DATA DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PEMASANGAN KAWAT KASA DI INTAKE MANIFOLD TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN EMISI GAS BUANG PADA MESIN BENSIN KONVENSIONAL TOYOTA KIJANG 4K

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Faizur Al Muhajir, Toni Dwi Putra, Naif Fuhaid, (2014), PROTON, Vol. 6 No 1 / Hal 24-29

PENGARUH PENAMBAHAN TURBULATOR PADA INTAKE MANIFOLD TERHADAP UNJUK KERJA MESIN BENSIN 4 TAK

UJI PERHITUNGAN DAN PERBANDINGAN ALAT FUEL SAVER, UNTUK MENINGKATKAN TENAGA DAN MENGURANGI KOMSUMSI BAHAN BAKAR

Jika diperhatikan lebih jauh terdapat banyak perbedaan antara motor bensin dan motor diesel antara lain:

Pengaruh Variasi Durasi Noken As Terhadap Unjuk Kerja Mesin Honda Kharisma Dengan Menggunakan 2 Busi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

PEMANASAN BAHAN BAKAR BENSIN DENGAN KOMPONEN RADIATOR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KINERJA MESIN BENSIN 4 LANGKAH

KINERJA MESIN SEPEDA MOTOR SATU SILINDER DENGAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN ETANOL DENGAN MODIFIKASI RASIO KOMPRESI

Ahmad Nur Rokman 1, Romy 2 Laboratorium Konversi Energi, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Riau 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Jurnal Teknik Mesin. menggunakan alat uji percikan bunga api, dynotest, dan uji jalan.proses pengujian dapat dilihat dibawah ini.

DAMPAK KERENGGANGAN CELAH ELEKTRODE BUSI TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN 4 TAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAYA DAN TORSI MESIN TOYOTA KIJANG INNOVA MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR PERTAMAX PLUS

POLITEKNOSAINS VOL. XIII NO. 2 September 2014

Mobil atau Motor kita baiknya diisi bensin apa ya? Ada pilihan bensin yaitu Premium, Pertamax dan Pertamax Plus yang merupakan produk Pertamina, dan

: ENDIKA PRANNANTA L2E

PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA

BAB II DASAR TEORI 2.1 Motor Bakar 3.2 Hukum Utama Termodinamika Penjelasan Umum

UNJUK KERJA MOBIL BERTRANSMISI MANUAL MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR LIQUIFIED GAS FOR VEHICLE (LGV)

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN BAKAR PERTALITE TERHADAP UNJUK KERJA DAYA, TORSI DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA SEPEDA MOTOR BERTRANSMISI OTOMATIS

BAB II LANDASAN TEORI

KAJIAN TENTANG PERBANDINGAN PREMIUM-ETHANOL DENGAN PERTAMAX PADA MOTOR 4 LANGKAH 225 CC

Wah jadi bagaimana dong?

BAB I PENDAHULUAN. Motor bakar merupakan salah satu jenis penggerak mula. Prinsip kerja

FINONDANG JANUARIZKA L SIKLUS OTTO

Pengaruh Penggunaan Bahan Bakar Premium, Pertamax, Pertamax Plus Dan Spiritus Terhadap Unjuk Kerja Engine Genset 4 Langkah

KAJIAN PENGARUH BAHAN BAKAR PREMIUN PERTAMAX, PERTAMAX PLUS DAN VAREASI RASIO KOMPRESI TERHADAP KADAR EMISIS GAS BUANG CO DAN HC PADA SEPEDA MOTOR

TUGAS. MAKALAH TENTANG Gasoline Direct Injection (GDI) Penyusun : 1. A an fanna fairuz (01) 2. Aji prasetyo utomo (03) 3. Alfian alfansuri (04)

Perbandingan Unjuk Kerja Mesin Berbahan Bakar Pertamax Plus Dengan Pertalite Pada Rasio Kompresi Berbeda Terhadap Unjuk Kerja

BAB IV ANALISA DATA DAN PERHITUNGAN

Gambar 1. Motor Bensin 4 langkah

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pembakaran Proses pembakaran adalah secara fisik terjadi di dalam silinder selama pembakaran terjadi. Hal ini berhubungan dengan peningkatan temperatur dan tekanan di dalam silinder (Wardan Suyanto 1989:252). Pembakaran diawali dengan loncatan bunga api dari busi pada akhir langkah kompresi. Loncatan bunga api terjadi sebelum torak mencapai titik mati atas (TMA) sewaktu langkah kompresi. Saat loncatan bunga api biasanya dinyatakan dalam derajat sudut engkol sebelum torak mencapai titik mati atas (TMA).(Soenarta dan Furuhama, 1995:26). (Wiratmaja 2010:18) menjelaskan bahwa secara umum hanya terdapat tiga unsur yang penting didalam bahan bakar yaitu Karbon, Hidrogen dan Sulfur (belerang). Dalam proses pembakaran energi kimia diubah menjadi energi dalam bentuk panas dimana dalam setiap pembakaran dihasilkan gas sisa hasil dari proses pembakaran yang dinamakan gas buang yang meliputi beberapa komponen-komponen gas buang antara lain CO 2, NO 2, H 2 O, SO 2 dan CO. Dalam proses pembakaran setiap macam bahan bakar selalu membutuhkan udara tertentu agar bahan bakar tadi dapat terbakar sempurna (Soenarta, Furuhama 1995:8). Hal ini dapat ditelusuri dari persamaan reaksi kimia pada pembakaran Isooktan (C 8 H 18 ). C 8 H 18 + 12,5 O 2 + 12,5 (3,76) N 2 8 CO 2 + 9H 2 O + 47 N 2 Ada dua kemungkinan yang terjadi dalam proses pembakaran motor bensin yaitu : a. Pembakaran Normal Pembakaran normal (sempurna) adalah pembakaran dimana semua unsur di dalam bahan bakar membentuk gas CO2, dan H2O, sehingga tak ada 4

5 lagi bahan bakar yang tersisa. Mekanisme pembakaran sempurna (normal) dalam motor bensin dimulai pada saat terjadi loncatan bunga api listrik dan busi. Selanjutnya api membakar campuran bahan bakar udara yang berada disekelilingnya dan terus menjalar ke seluruh bagian sampai semua campuran bahan bakar udara habis terbakar (Wiratmaja 2010:18) b. Pembakaran Tidak Normal Pembakaran yang tidak sempurna akan menimbulkan suatu gejala yang dinamakan dengan detonasi atau sering disebut knocking. Hal ini terjadi karena disebabkan proses pembakaran yang tidak serentak pada saat langkah kompresi belum berakhir (busi belum memercikan bunga api) ditandai dengan adanya pengapian sendiri yang muncul mendadak pada bagian akhir dari campuran. Campuran yang telah terbakar akan menekan campuran bahan bakar yang belum terbakar. Akibatnya, campuran bahan bakar yang belum terbakar tersebut temperaturnya meningkat sehingga melewati temperatur untuk menyala sendiri (Wiratmaja 2010:18). 2.2 Bahan Bakar Bahan bakar yang digunakan oleh motor bakar diklarifikasikan dalam tiga kelompok yaitu : Wujud gas, cair dan padat (Surbhakty 1978 : 33). Bahan bakar (fuel) adalah sesuatu yang dapat dibakar contohnya kain, kertas, batu bara, minyak tanah, bensin. Untuk melakukan pembakaran diperlukan 3 (tiga) unsur, yaitu : 1. Bahan bakar 2. Udara 3. Suhu Kriteria yang harus dimiliki bahan bakar yang akan digunakan dalam sebuah motor bakar adalah sebagai berikut : 1. Proses pembakaran bahan bakar harus sangat cepat dalam silinder dan panas yang dihasilkan harus tinggi.

6 2. Tidak meninggalkan endapan atau deposit setelah pembakaran karena akan merusak dinding silinder. 3. Gas sisa pembakaran tidak boleh berbahaya pada saat dilepas ke atmosfer. Jenis bahan bakar : 1. Bahan Bakar Pertalite Merupakan bahan bakar cair non subsidi pengganti bahan bakar Premium karena pemerintah hanya membolehkan penggunaan bahan bakar Premium untuk golongan menengah kebawah, dengan penggantian bahan bakar ini tak hanya harga nya saja yang lebih mahal dari Premium, namun oktan serta kelebihan-kelebihan lainnya pun sangat menguntungkan. Pertalite ini sendiri berwarna kehijau-hijauan dengan nilai oktan 90, kandungan sulfur 0,05% m/m (setara 500ppm) dan dengan berat jenis maksimal 770 kg/m3, minimal 715 kg/m3 (pada suhu 15 derajat celcius) sangat direkomendasikan untuk kendaraan yang mempunyai kompresi mulai dari 9,1 : 1 hingga 10,1 : 1 terutama kendaraan yang sudah menggunakan teknologi Electronic Fuel Injection (EFI). Pertalite diklaim lebih irit bahan bakar serta lebih ramah lingkungan dari bahan bakar Premium karena tidak adanya kandungan Timbal dan Logam. (Direktorat Jendral Minyak dan Gas (Ditjen Migas) No.3674.K/24/DJM/2006) 2. Bahan Bakar Pertamax Merupakan bahan bakar yang baik, bahkan lebih baik daripada Pertalite karena mempunyai oktan yang cukup tinggi yaitu 92. Sangat dianjurkan untuk kendaraan yang mempunyai kompresi tinggi yaitu mulai dari 9,1 : 1hingga 10,1 : 1. Pada bahan bakar Pertamax ini telah ditambahkan aditif sehingga mampu membersihkan mesin dari timbunan kotoran atau deposit pada fuel injector serta ruang pembakaran. Bahan bakar Pertamax berwarna kebiruan dengan memiliki kandungan maksimum sulfur 0,1%

7 dengan titik didih 205 C serta dengan massa jenis suhu 15 C. Pertamax diklaim lebih irit serta mengurangi gejala Knocking atau ngelitik pada kendaraan sehingga pembakaran lebih jauh maksimal. (Direktorat Jendral Minyak dan Gas (Ditjen Migas) No.3674.K/24/DJM/2006 3. Bahan Bakar Pertamax Turbo Merupakan bahan bakar yang sudah memiliki standar performa International World Wide Fuel Charter (IWWFC) dimana Pertamax Turbo memiliki oktan yang sangat tinggi yaitu 98. Pertamax Turbo adalah perbaharuan dari sebelumnya Pertamax Plus yang mempunyai oktan 95. Pertamax Turbo sangat dianjurkan untuk kendaraan yang mempunyai rasio kompresi tinggi yaitu 10,1 : 1 hingga 11,1 : 1 dengan yang sudah memiliki teknologi Electronic Fuel Injection (EFI), Variable Valve Timing Intelligent (VVTI), Turbochargers, dan Catalytic Converter. (Direktorat Jendral Minyak dan Gas (Ditjen Migas) No.3674.K/24/DJM/2006 2.3 Nilai Angka Oktan Menurut HASKA : 2012, bilangan oktan adalah sebuah angka yang menunjukkan kesetaraan performa yang diberikan oleh suatu bahan bakar atau gasoline dengan kemampuan yang oleh campuran dalam % volume antara iso-oktan dan normal-heptan yang diuji dengan mesin CRF F1. Yang artinya bila bahan bakar memiliki contohnya angka oktan 92 yaitu Pertamax maka bahan bakar tersebut memiliki kemampuan yang sama dengan bahan bakar standar yang terbuat dari 92% iso-oktan dan 8% normal-heptan yang jika diuji dengan mesin CRF F1.

8 Tabel 2.1 Nilai Oktan Bahan Bakar No. Jenis Angka Oktan Minimum 1. Pertalite 90 2. Pertamax 92 3. Pertamax Turbo 98 Apabila suatu bahan dengan oktan tinggi hendak digunakan pada mesin yang sebenarnya dirancang untuk memakai bahan bakar dengan oktan rendah maka tidak akan terlihat adanya perbedaan dan perbaikan pada efisiensi serta daya yang dihasilkan. Salah satu keuntungan yang diperoleh dari bahan bakar dengan oktan tinggi adalah tidak peka terhadap detonasi (Arismunandar 2002 : 87). Untuk mesin dengan perbandingan kompresi yang tinggi sangat dianjurkan untuk memakai oktan yang tinggi atau sesuai dengan rasio kompresi agar memperoleh efisiensi tanpa detonasi. 2.4 Torsi dan Daya Poros Torsi atau momen putar adalah gaya yang dikalikan dengan jarak panjang lengan (Arends & Berenschot, 1980 : 21), pada motor bakar gaya & panjang lengan adalah daya motor & panjang langkah torak. Dimana : T = F x r (2.1) T = Torsi (N.m) F = Gaya penyeimbang yang diberikan (N) r = Jarak lengan torsi (mm)

9 Daya motor adalah salah satu acuan atau parameter dalam menentukan performa motor. Daya adalah pengertian dari besarnya kerja motor selama kurun waktu tertentu (Arends & Berenschot 1980 : 18). Untuk menghitung besar daya motor untuk mesin 4 langkah menggunakan rumus sebagai berikut : (2.2) Dimana : P = daya (kw) n = putaran mesin (rpm) T = torsi (Nm) (Winarno, 2001 : 35) 2.5 Kecepatan Piston Pada saat mesin berputar, piston bergerak atas bawah, ketika berada dititik TMA dan TMB kecepatan piston adalah nol dan pada bagian tengah lebih cepat. Oleh sebab itu kecepatan piston diambil rata-rata. Dengan rumus : (2.3) Dimana : V = kecepatan piston rata-rata L = langkah (m) N = putaran mesin (rpm)

10 Pada saat piston berada di TMB, piston akan bergerak ke atas karena putaran poros engkol, maka pada dua kali gerakan piston akan menghasilkan satu putaran poros engkol. Apabila poros engkol melakukan N putaran, maka piston bergerak 2LN dan dinyatakan dalam detik maka dibagi 60 (Jalius Jama, 2008 : 22) 2.6 Efisiensi Mesin Efisiensi adalah perbandingan antara daya per siklus yang dihasilkan terhadap jumlah energi yang disuplai per siklus yang dapat dilepaskan selama pembakaran. Efisiensi bahan bakar dan efisiensi panas sangat menentukan bagi efisiensi motor itu sendiri (Jalius Jama dkk, 2008 : 22) 2.7 Chassis Dynamometer Dynamometer adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengukur tenaga, gaya puntir (torsi) yang dihasilkan oleh mesin. Prinsip kerja alat ini adalah dengan memberi beban yang berlawanan terhadap arah putaran sampai mendekati nol rpm, beban maksimum yang terbaca adalah gaya pengereman yang besarnya sama dengan gaya putar poros mesin (Winarno dan Karnowo 2008:98-99). Pada tipe chassis dynamometer pengetesan menggunakan mesin dan seluruh chassis kendaraan dalam keadaan lengkap terpasang. 2.8 Emisi Gas Buang dan Uji Emisi Emisi gas buang adalah sisa dari pembakaran bahan bakar didalam mesin pembakaran dalam dan mesin pembakaran luar, yang dikeluarkan melalui sistem pembuangan mesin. Uji emisi adalah mengukur emisi gas buang dari kendaraan bermotor (bermesin bensin atau diesel) dengan menggunakan alat khusus, Gas Analyzer. Gas buang kendaraan merupakan salah satu polutan oleh karena itu dalam mendukung usaha pelestarian lingkungan hidup negara-negara didunia menyadari bahwa gas buang kendaraan harus dibuat sebersih mungkin agar tidak mencemari udara.