BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Mutu pendidikan yang berkualitas akan menghasilkan Sumber Daya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita

2015 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia merupakan aspek penting terhadap kemajuan suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1:

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Disamping itu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang penting dalam pembangunan, karena

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

I. PENDAHULUAN. Secara keseluruhan pada bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. budaya, tetapi juga aspek ilmu pengetahuan termasuk di dalamnya pendidikan. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, mencerdaskan seluruh kehidupan bangsa dijadikan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan akan kebutuhan sumber daya manusia (SDM) yang dapat berkompetisi di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia untuk menghadapinya. mengembangkan potensi peserta didik. Namun yang terjadi saat ini, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sekolah-sekolah sampai sekarang merupakan lembaga pendidikan utama yang. merupakan pusat pengembangan sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. sebab itu hampir semua negara menempatkan pendidikan sebagai suatu hal yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan kualitas sumber daya manusia

LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah ilmu-ilmu soasial terpadu yang

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia dalam melaksanakan fungsi-fungsi kehidupan tidak akan lepas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya peranan pendidikan telah dicantumkan oleh pemerintah secara

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan diperlukan guna meningkatkan mutu bangsa secara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Bab I tentang Sistem Pendidikan Nasional: pendidikan adalah usaha sadar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Anissa Dwi Ratna Aulia, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Yoppi Andrianti, 2014

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Isni Agustiawati,2014

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara berkembang seperti di indonesia. Undang Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. Negara-negara yang maju seperti Amerika, Jepang, atau Korea menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional di bidang pengembangan sumberdaya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada awal abad 21 ini, dunia pendidikan di indonesia menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bangsa pasti mempunyai tujuan yang hendak dicapai sesuai undangundang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu modal pembangunan karena sasarannya

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pengembangan daya nalar, keterampilan, dan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ataupun Madrasah Aliyah (MA) bertujuan untuk menyiapkan siswa untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses dimana seseorang memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. setelah melalui kegiatan interaksi dengan lingkungannya. Perubahan-perubahan

BAB I PENDAHULUAN. maksimal, hendaknya guru mempunyai kompetensi yang memadai.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang dapat ditempuh untuk mengembangkan. dan meningkatkan ilmu pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

BAB I PENDAHULUAN. kesungguhan yang serius dalam mencapainya. Karena itu pendidikan sangatlah

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan Biaya Pendidikan Dan Motivasi Belajar Siswa Dengan Hasil Belajar Siswa

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. menjadi kebutuhan mendasar yang diperlukan oleh setiap manusia. Menurut UU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat penting dalam meningkatkan potensi diri setiap orang.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Afif Miftah Amrullah, 2015

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia seutuhnya yang berkualitas. Kualitas pendidikan erat kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan suatu proses pertumbuhan dan perkembangan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH PENERAPAN MODEL PARTICIPANT CENTERED LEARNING TERHADAP PRES TAS I BELAJAR AKUNTANS I S IS WA (S

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pembelajaran yang dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar

pengetahuan dan teknologi perlu adanya pembaharuan dalam sistem pendidikan secara terarah dan terencana maka Undang-Undang Republik Indonesia No 20

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. dipelajari oleh pembelajar. Jika siswa mempelajari pengetahuan tentang konsep,

I. PENDAHULUAN. kebutuhan yang paling mendasar. Dengan pendidikan manusia dapat mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan suatu negara. Tanpa pendidikan suatu negara akan tertinggal jauh

BAB I PENDAHULUAN NURUL FITRI ISTIQOMAH,2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

I. PENDAHULUAN. menghasilkan, mencipta, sekalipun tidak banyak suatu penciptaan dibatasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, bahkan pendidikan telah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pendidikan termasuk salah satu cara dalam mengembangkan potensi peserta didik seperti yang tercantum pada UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengenalan diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Menurut Soegarda Poerbakawatja (2012, hlm 26) menyebutkan bahwa pengertian pendidikan dapat diartikan secara luas dan sempit. Secara luas pendidikan meliputi semua perbuatan dan usulan dari generasi tua untuk mengalihkan pengetahuannya, pengalamannya, kecakapannya serta keterampilannya (orang menamakan ini juga mengalihkan kebudayaan atau culturoverdracht) kepada generasi muda sebagai usaha menyiapkannya agar dapat memenuhi fungsi hidupnya baik jasmaniah maupun rohaniah. Dalam arti sempit pendidikan sama halnya dengan pengajaran, walaupun demikian didalam proses pendidikan akan tercakup pula pengajaran. Pendidikan merupakan salah satu kunci dalam memajukan suatu bangsa. Pendidikan berkontribusi penuh dalam meningkatkan pembangunan manusia yang berkualitas. Kualitas manusia hendaknya selalu ditingkatkan, mengingat persaingan global yang semakin tinggi. Oleh karena itu, generasi penerus bangsa hendaknya selalu dididik dan dibimbing untuk dapat mengembangkan kemampuan dirinya secara optimal. Pendidikan pada hakikatnya adalah proses pematangan kualitas hidup. Melalui proses tersebut diharapkan manusia dapat memahami apa arti dan hakikat hidup, serta untuk apa dan bagaimana menjalankan tugas hidup dan kehidupan secara benar. Karena itulah fokus pendidikan diarahkan pada pembentukan kepribadian unggul dengan menitikberatkan pada proses Acit Darsita, 2016 Pengaruh Konsep Diri dan Kebiasaan Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

2 pematangan kualitas logika, hati, akhlak, dan keimanan. Puncak pendidikan adalah tercapainya titik kesempurnaan kualitas hidup. (Dedi Mulyasana, 2011, hlm 2). Hasil pendidikan di Indonesia sangat tidak menggembirakan, akibat dari kurangnya kesadaran seluruh lapisan masyarakat akan arti pentingnya pendidikan. Menurut penilaian internasional yakni penilaian Pearson pada 2014, Indonesia menduduki posisi terakhir dari 40 negara. Berdasarkan The Learning Curve terbaru Pearson yang menggambarkan indeks global kemampuan kognitif dan hasil pendidikan, posisi Indonesia tidak bergeser dari penilaian pada 2012. Buruknya pencapaian pendidikan Indonesia sejalan dengan sejumlah penilaian internasional lainnya. Penilaian internasional salah satu perusahaan pendidikan dunia ternama itu juga mempertimbangkan hasil dari studi matematika, sains, dan membaca pada Progress in International Reading Literacy Study (PIRLS), Trends in International Mathematics and Science Study (TIMMS), serta Programme for International student Assesment (PISA). Indonesia masih kalah dari Meksiko (39), Brasil (38), serta Thailand (35). Sementara posisi lima besar diduduki Korea Selatan, Jepang, Singapura, Hongkong, dan Finlandia. (Sumber: www.kopertis12.or.id). Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia yaitu dengan membiasakan perilaku belajar di kalangan masyarakat. Menurut Slameto (2003, hlm 2) mengemukakan bahwa belajar adalah usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Menurut Muhibin Syah (2010, hlm. 93) belajar adalah key term (istilah kunci) yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tidak pernah ada pendidikan. Salah satu indikator keberhasilan dalam belajar tersebut dapat dilihat dari hasil belajar yang diperoleh. Sanjaya (dalam Sulihin B. Sjukur, 2012, hlm. 373) menyatakan bahwa hasil belajar adalah suatu proses aktifitas mental seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya sehingga menghasilkan perubahan tingkah laku yang bersifat positif baik perubahan dalam aspek pengetahuan, sikap maupun psikomotor. Dengan kata lain hasil belajar merupakan penilaian akhir dari proses belajar siswa. Nilai yang diperoleh siswa akan menjadi acuan untuk melihat

3 penguasaannya dalam menerima materi pelajaran. Dengan nilai tersebut dapat diketahui tingkat penguasaan dan pemahaman materi setiap siswa yang dihasilkan setelah proses belajar. Hasil belajar yang diperoleh setiap siswa dapat dijadikan acuan untuk terus meningkatkan pengetahuan dan pemahaman agar hasil belajar yang diperoleh terus meningkat. Hasil belajar yang diperoleh setiap siswa cenderung berbeda-beda, hal ini dikarenakan setiap individu memiliki tingkat penyerapan materi yang berbeda-beda pula. Untuk itu tugas pendidik adalah mengoptimalkan kemampuan siswa dalam penyerapan materi yang disampaikan. Ujian Nasional yang secara serempak dilaksanakan di Indonesia serta diselenggarakan oleh pemerintah, merupakan syarat wajib yang harus diikuti oleh setiap siswa untuk menyelesaikan suatu jenjang pendidikan. Hasil Ujian Nasional yang berupa nilai ini akan memberikan gambaran bagaimana kualitas pendidikan di Indonesia. Termasuk pada mata pelajaran ekonomi yang tergolong ke dalam rumpun sosial. Nilai Ujian Nasional mata pelajaran ekonomi dan mata pelajaran lainnya diharapakan dapat terus mengalami peningkatan tiap tahunnya, yang tentunya didukung pula oleh perbaikan kualitas pendidikan. Namun kenyataannya tidak demikian. Rata-rata nilai UN mata pelajaran ekonomi masih jauh dari harapan dengan perolehan rata-rata nilai Ujian Nasional yang masih sangat rendah dalam kurun waktu tiga tahun terkahir. Hal ini didukung oleh data seperti yang disajikan dalam Tabel 1.1 berikut. Tabel 1. 1 Perolehan Nilai Ujian Nasional Mata Pelajaran Ekonomi SMA Negeri Se- Kota Tahun Ajaran 2011/2012 2014/2015

4 Kriteria 2012 2013 2014 2015 Nilai Sekolah Nilai Sekolah Nilai Sekolah Nilai Sekolah Terendah 7,36 SMAN 6 5,34 SMAN 14 4,79 SMAN 27 5,75 SMAN 27 Tertinggi 8,91 Rata-rata nilai UN SMAN Selisih Ratarata Nilai UN SMAN Standar Deviasi SMAN 18 6,57 SMAN 3 6,94 SMAN 24 6,84 8,54 5,85 6.01 6,11 26,9 % 1,6 % 1 % 0,40 0,23 0,67 0,25 Sumber : Dinas Pendidikan Kota, data diolah SMAN 2 Berdasarkan Tabel 1.1 rata-rata nilai Ujian Nasional mata pelajaran Ekonomi dari 27 SMAN se-kota mengalami fluktuasi selama kurun waktu empat tahun yakni dari tahun 2012 sampai tahun 2015. Rata-rata nilai Ujian Nasional tertinggi terjadi pada tahun 2012 yakni sebesar 8,54, dengan perolehan nilai terendah yakni 7,36 dan tertinggi 8,91 yang ditempati oleh SMAN 18. Standar deviasi yang diperoleh adalah 0,40 yang artinya jarak antara nilai tertinggi dan terendah variasinya mencapai 0,40. Namun pelaksanaan Ujian Nasional pada tahun 2013 terjadi penurunan yang sangat signifikan yakni rata-rata nilai mata pelajaran ekonomi sebesar 5,85 dengan persentase penurunan dari tahun sebelumnya mencapai 26,9 %. Perolehan nilai Ujian Nasional mata pelajaran ekonomi terendah sebesar 5,34 yang ditempati oleh SMAN 14 dan SMAN 3 yang menempati nilai tertinggi yakni 6,57 dengan nilai terendah variasinya mencapai 0,23. Pada tahun 2014 rata-rata nilai Ujian Nasional mata pelajaran ekonomi mencapai 6,01, terjadi sedikit kenaikan dengan persentase yakni sebesar 1,6 % dari tahun 2012. Nilai terendah yakni sebesar 4,79 dan tertinggi sebesar 6,94 yang diperoleh SMAN 24. Nilai standar deviasi sebesar 0,67 dimana jarak antara nilai tertinggi dan terendah variasinya mencapai 0,67. Sama halnya yang terjadi pada tahun 2014, rata-rata nilai mata pelajaran ekonomi Ujian Nasional tahun 2015 mencapai sedikit peningkatan menjadi 6,11 dengan kenaikan

5 persentase yakni 1 %. Perolehan nilai terendah 5,75 dan tertinggi 6,84 dengan standar deviasi yang diperoleh adalah 0,25. Perolehan rata-rata nilai mata pelajaran Ekonomi tergolong masih cukup rendah. Kegiatan evaluasi harus dilakukan oleh penyelenggara pendidikan, khususnya guru yang terlibat secara langsung dalam proses belajar siswa. Hal ini diharapkan agar terjadi pembenahan dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), yang pada akhirnya terjadi peningkatan kualitas pendidikan. Cakupan yang lebih sempit untuk melihat hasil belajar siswa dalam mata pelajaran ekonomi adalah melalui nilai ulangan harian, Ulangan Tengah Semester (UTS) ataupun Ulangan Akhir Semester (UAS) di suatu sekolah. Dengan melihat hasil ulangan harian, UTS dan UAS ini akan memberikan gambaran keberhasilan pendidik dalam melaksanakan Kegaiatan Belajar Mengajar (KBM). Perolehan nilai UAS (Ujian Akhir Semester) mata pelajaran ekonomi semester ganjil dapat dilihat di SMAN 15 dan SMAN 6 yang mewakili cluster tiga dan dua SMAN di Kota. Pemilihan subjek penelitian ini berdasarkan hasil nilai Ujian Nasional tahun 2014/2015 tertinggi di cluster tiga dan terendah di cluster dua yakni SMAN 15 dan SMAN 6. Kriteria Ketuntasan Minimal SMAN 15 2,67 (menggunakan skala 4) dan SMAN 6 dengan Kriteria Ketuntasan Minimal 75 (menggunakan skala 100) adalah sebagai berikut : Tabel 1. 2 Nilai UAS Ekonomi Siswa Kelas X IPS SMAN 15 Kelas Di Atas KKM Di Bawah KKM Jumlah X IPS 1 0 39 39 X IPS 2 0 40 40 X IPS 3 0 36 36 X IPS 4 0 37 37

6 Jumlah 0 152 152 Sumber: Daftar Nilai Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X SMAN 15 Tabel 1. 3 Nilai UAS Ekonomi Siswa Kelas X IPS SMAN 6 Kelas DI Atas KKM Di Bawah KKM Jumlah X IPS 1 3 34 37 X IPS 2 13 27 40 X IPS 3 16 23 39 Jumlah 32 84 116 Sumber: Daftar Nilai Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X SMAN 6 Berdasarkan Tabel 1.2 perolehan nilai UAS Ekonomi keseluruhan siswa di SMAN 15 di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yakni sebanyak 152 siswa. Selain itu pada Tabel 1.3 perolehan siswa SMAN 6 yang mendapat nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebanyak 84 siswa dan hanya 32 siswa yang mendapat nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Perolehan ini merupakan hasil dari nilai pelaksanaan UAS dan bukan merupakan nilai akhir dari nilai mata pelajaran Ekonomi yang akan dimasukan kedalam nilai raport siswa. Hasil Ujian Akhir Semester (UAS) ini memberikan gambaran bahwa Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) siswa dan guru masih belum optimal dan jauh dari harapan. Namun, hal ini dapat diperbaiki dengan mengevaluasi dan memperbaiki Kualitas Belajar Mengajar guru serta mendorong motivasi siswa untuk terus belajar. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar ini, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Seperti yang disebutkan Sudjana (2005, hlm. 39), bahwa hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor dari dalam diri siswa (intern) dan faktor dari luar diri siswa (ekstern). Faktor Internal (yang berasal dari dalam diri siswa), meliputi: kemampuan yang dimilikinya, motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, konsep diri, ketekunan, sosial ekonomi, fisik dan psikis. Sedangkan faktor eksternal (yang berasal dari luar diri), yaitu lingkungan dan yang paling dominan adalah kualitas pengajaran. Kualitas pengajaran yang dimaksud adalah profesional yang dimiliki oleh guru,

7 yaitu kemampuan dasar guru baik di bidang kognitif (intelektual), bidang sikap (afektif) dan bidang perilaku (psikomotorik). Penelitian yang dilakukan oleh Purni Munah Hartuti (2015) mengambil variabel konsep diri (X 1 ), minat (X 2 ) dan kebiasaan belajar (X 3 ), serta variabel hasil belajar (Y). Hasil yang didapat dari penelitian tersebut yaitu, konsep diri dan minat berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar sedangkan kebiasaan belajar tidak berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar. Namun dalam penelitian Nurhayati (tt) yang salah satunya mengambil variabel kebiasaan belajar (X 2 ) dan sikap (X 1 ) serta hasil belajar (Y), menyebutkan bahwa kedua variabel bebas yang diteliti memiliki korelasi positif terhadap hasil belajar siswa. Oleh karena itu, penulis memilih variabel konsep diri (self concept) sebagai X 1 dan kebiasaan belajar sebagai X 2. Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik melakukan penelitian mengenai Pengaruh Konsep Diri dan Kebiasaan Belajar terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi (Survey pada Kelas X IPS SMAN 15 dan SMAN 6 ). 1.2 Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah dari penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran umum konsep diri, kebiasaan belajar dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi? 2. Bagaimana pengaruh konsep diri terhadap kebiasaan belajar pada mata pelajaran ekonomi? 3. Bagaimana pengaruh konsep diri terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi? 4. Bagaimana pengaruh kebiasaan belajar terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu sebagai berikut:

8 1. Untuk mengetahui gambaran umum konsep diri, kebiasaan belajar dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi; 2. Untuk mengetahui pengaruh konsep diri terhadap kebiasaan belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi; 3. Untuk mengetahui pengaruh konsep diri terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi; 4. Untuk mengetahui pengaruh kebiasaan belajar terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis a. Dari segi ilmiah penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan, khusus pada penelitian ini yakni mengenai pengaruh konsep diri dan kebiasaan belajar terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas X IPS di SMAN 15 dan SMAN 6. b. Memberikan bentuk pemikiran-pemikiran bagi pengembangan ilmu pengetahuan. c. Dapat digunakan sebagai bahan acuan di bidang penelitian sejenis. 1.4.2 Manfaat Praktis a. Bagi peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan serta wawasan terutama mengenai pengaruh konsep diri dan kebiasaan belajar terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas X IPS SMAN 15 dan SMAN 6. b. Bagi pembaca Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan serta wawasan pembaca terkait masalah hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi di SMAN 15 dan SMAN 6. Dapat digunakan pula sebagai referensi bagi pembaca yang tertarik dan ingin mengkaji lebih dalam mengenai penelitian ini. 1.5 Struktur Organisasi Skripsi BAB I PENDAHULUAN

9 Bagian pendahuluan menjelaskan mengenai latar belakang melakukan penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi. BAB II KAJIAN PUSTAKA/LANDASAN TEORETIS Bagian Kajian Pustaka/ Landasan Teori menjelaskan teori-teori yang mendukung penelitian. Bagian ini membahas mengenai kajian pustaka, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian. BAB III METODE PENELITIAN Bagian Metode Penelitian menjelaskan Objek dan Subjek Penelitian, Metode Penelitian, Definisi Operasional Variabel, Populasi dan Sampel, Teknik Pengumpulan Data, Instrumen Penelitian serta Teknik Analisis Data. BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN Bagian ini membahas mengenai temuan atau pencapaian hasil penelitiannya serta pembahasannya. BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Bagian ini membahas mengenai penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian, menjelaskan implikasi dari hasil penelitian tersebut serta memberikan rekomendasi.