BAB I PENDAHULUAN. Tingkat Satuan Pelajaran (KTSP) dan Kurikulum 13. Materi pembelajaran bahasa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. secara tepat (Tarigan dalam Fatmawati, 2009: 2). Dibandingkan ketiga

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu masyarakat dapat dilihat dari perkembangan pendidikannya.

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa merupakan alat komunikasi dalam mengungkapkan pikiran dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan ini, manusia tidak pernah telepas dari kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. informasi baik yang sudah lalu maupun yang terbaru. Teks berita adalah naskah

BAB I PENDAHULUAN. budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Shinta Rizki N, 2013

BAB I PENDAHULUAN. apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan scientific akan menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor).

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek yakni,

BAB I PENDAHULUAN. dua, yaitu bahasa lisan dan bahasa tulis. Kedua bahasa tersebut mempunyai. hubungan yang erat satu dengan lainnya.

PENERAPAN PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia menempatkan bahasa Indonesia sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia menjadi penghela ilmu pengetahuan (carrier of knowledge).

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Oleh karena itu, kemampuan menguasai bahasa Indonesia sangat

BAB I PENDAHULUAN. empat aspek, yakni mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tingkat keberhasilan yang maksimal. Banyak orang yang sulit

BAB 1 PENDAHULUAN. berbahasa yang bersifat produktif dan keterampilan berbahasa yang bersifat

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa menduduki fungsi utama sebagai alat komunikasi dalam kehidupan.

KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 7 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SKRIPSI OLEH HINDUN RRA1B114025

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perkembangan kognitif dan sosial anak. Dengan kata lain, guru memegang peranan yang strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. membaca yang baik akan menunjang keberhasilan hal-hal yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Melalui pendidikan, diharapkan setiap individu

BAB I PENDAHULUAN. merupakan upaya penguasaan yang menggunakan bahasa lisan, sementara

BAB I PENDAHULUAN. penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pelajaran bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak lepas dari hubungan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa indonesia adalah alat komunikasi paling penting

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menjadi inti dari pengajaran Bahasa Indonesia secara umum.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan tersebut akan mendapatkan informasi ataupun pengalaman

BAB 1. Pembelajaran Bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang memiliki. beberapa aspek keterampilan berbahasa yang harus dicapai oleh siswa.

BAB I PENDAHULUAN. proses belajar mengajar yang berlangsung di sekolah. Hal ini dikarenakan dalam

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Masalah bahasa dalam dunia pendidikan merupakan peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan baik secara lisan maupun tulisan. Pembelajaran bahasa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa memiliki peranan yang penting dalam kehidupan manusia,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar merupakan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan keterampilan menulis dan hasil dari produk menulis itu.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu sistem yang berperan sebagai pusat bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Kemampuan berbahasa mencakup empat aspek yaitu menyimak, berbicara,

BAB I PENDAHULUAN. yang beragam. Selain bahasa Inggris di SMA, SMK dan MA, peserta didik juga

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Empat aspek keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan menulis merupakan kemampuan yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. seorang pendidik yang mempunyai kompetensi, baik kompetensi pedagogik,

BAB I PENDAHULUAN. Suatu implikasi dari sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928,

BAB I PENDAHULUAN. sarana untuk berkomunikasi. Setiap anggota masyarakat dan komunitas tertentu

2015 PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI TRANSFORMASI FILM DOKUMENTER

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik

BAB 1 PENDAHULUAN. berkaitan dan saling mengisi (Tarigan, 2013:1). Setiap keterampilan, erat. semakin cerah dan jelas pula jalan pemikiranya.

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2013 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. yakni menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Empat keterampilan tersebut

2014 KEEFEKTIFAN MOD EL PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) D ALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS D ISKUSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, pembelajaran bahasa adalah belajar berkomunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam

BAB I PENDAHULUAN. negara, pembinaan bahasa Indonesia menjadi hal yang sangat penting.

2016 PENERAPAN TEKNIK THINK-TALK-WRITE (TTW) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung saat tulisan tersebut dibaca oleh orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia sangat diperlukan bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu.

BAB I PENDAHULUAN. kompetensinya yaitu mengungkapkan keindahan alam dan pengalaman melalui. kreatif puisi berkenaan dengan keindahan alam.

dituntut untuk lebih produktif, kreatif, inovatif, dan afektif.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar menuntut seseorang untuk berpikir ilmiah dan mengungkapkan

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. cenderung monoton sehingga kurang menarik perhatian siswa.

BAB I PENDAHULUAN. terjadi proses belajar pada diri siswa. Secara implisit, di dalam pembelajaran, ada

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi siswa dalam bidang-bidang tertentu. Penguasaan keterampilan dalam

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kehidupan manusia. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. setiap warga negara dalam mengenyam pendidikan. Mulai dari sekolah dasar,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa (Indonesia) merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) universitas juga diberikan mata pelajaran bahasa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek yang turut menentukan pencapaian tujuan pembelajaran

2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ROUND TABLE DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB I PENDAHULUAN. Mardwitanti Laras, 2014 Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat berbeda dalam pembelajaran

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini pendidikan di Indonesia menggunakan dua kurikulum yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran (KTSP) dan Kurikulum 13. Materi pembelajaran bahasa Indonesia dalam KTSP terdiri atas dua jenis keterampilan yaitu keterampilan berbahasa dan keterampilan bersastra. Seperti yang dikatakan oleh Tarigan (2008: 1) bahwa keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Setiap keterampilan itu erat sekali berhubungan dengan tiga ketrampilan lainnya dengan cara yang beragam. Dalam KTSP 2006 Bahasa Indonesia sejajar dengan mata pelajaran dan pembelajaran dilakukan secara terpisah sedangkan pada kurikulum 2013 bersifat tematik integratif. Pembelajaran tematik integratif merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema mata pelajaran. Dalam kurikulum KTSP 2006 bahasa Indonesia sebagai mata pelajaran menitikberatkan pada empat keterampilan yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis dengan materi yang beragam dalam tiap keterampilan berbahasanya, adapun dalam kurikulum 2013 lebih berbasis jenis teks yang nantinya akan dijabarkan dalam empat kompentensi keterampilan berbahasa tersebut. 1

2 Mata pelajaran bahasa Indonesia dalam KTSP 2006 dirancang berdiri sendiri, memiliki kompetensi dasar sendiri, dan mata pelajaran bahasa Indonesia diajarkan dengan pendekatan berbeda. Tiap jenis konten pembelajaran pun diajarkan terpisah. Sedangkan pada kurikulum 2013, mata pelajaran dirancang terkait satu dengan yang lain dan memiliki kompetensi dasar yang diikat Kompetensi Inti tiap kelas. Tiap mata pelajaran mendukung semua kompetensi (sikap, keterampilan, pengetahuan).pada KTSP 2006 setiap mata pelajaran diajarkan dengan pendekatan berbeda sedangkan pada kurikulum 2013 semua mata pelajaran diajarkan dengan pendekatan yang sama (saintifik) contohnya melalui mengamati, menanya, mencoba, menelaah, mengkomunikasikan dan lain-lain. Sesuai dengan KTSP, pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk dapat berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tertulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya sastra bangsa Indonesia. Menulis merupakan salah satu dari aspek berbahasa yang dapat mendukung tercapainya tujuan pembelajaran bahasa Indonesia. Dalam pembagian kemampuan berbahasa, menulis selalu diletakkan paling akhir setelah keterampilan menyimak, berbicara, dan menulis. Meskipun demikian, bukan berarti keterampilan menulis merupakan keterampilan yang tidak penting. Dalam KBBI (2010: 1497), menulisdimaknai sebagai melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang, membuat surat) dengan tulisan. Menulis berarti menuangkan ide atau gagasan penulis ke dalam bentuk tulisan, sehingga maksud penulis dapat diketahui banyak orang. Kemampuan seseorang dalam menuangkan

3 idenya ke dalam sebuah tulisan sangatlah berbeda, dan dipengaruhi oleh latar belakang penulis. Dengan demikian, mutu atau kualitas tulisan setiap penulis berbeda pula satu sama lain. Namun, satu hal yang penting bahwa terkait dengan aktivitas menulis, seorang penulis harus memperhatikan kemampuan dan kebutuhan pembacanya. Menulis seperti halnya kegiatan berbahasa lainnya, merupakan keterampilan. Setiap keterampilan hanya akan diperoleh melalui berlatih. Berlatih secara sistematis, terus menerus, dan penuh disiplin merupakan resep yang selalu disarankan oleh praktisi untuk dapat atau terampil menulis. Tentu saja bekal untuk berlatih bukan hanya sekedar kemauan, melainkan juga ada bekal lain yang perlu dimiliki. Bekal lain itu adalah pengetahuan, konsep, prinsip, dan prosedur yang harus ditempuh dalam kegiatan menulis. Jadi, ada dua hal yang diperlukan untuk mencapai keterampilan menulis yakni pengetahuan tentang tulis-menulis dan berlatih untuk menulis karena menulis merupakan sebuah keterampilan berbahasa yang terpadu, yang ditujukan untuk menghasilkan sesuatu yang disebut tulisan. Salah satu Kompetensi Dasar dalam Standar Kompetensi menulis yang harus diajarkan kepada siswa kelas VIII SMP/MTs adalah menulis teks berita. Dengan Kompetensi Dasar tersebut diharapkan siswa mampu menyusun pokok-pokok berita dan mampu merangkai data pokok-pokok berita menjadi berita yang singkat, padat dan jelas. Tidak semua siswa suka menulis karena mereka merasa tidak memiliki bakat untuk menulis serta tidak tahu bagaimana dan apa yang akan ditulis. Keterampilan menulis tidak akan datang secara otomatis, tetapi harus memulai latihan dan praktik yang banyak dan teratur.

4 Data terkait rendahnya kemampuan menulis teks berita pada siswa SMP kelas VIII juga ditulis oleh Ria Satini dalam jurnal yang berjudul Hubungan Minat Baca dan Motivasi Belajar dengan Keterampilan Menulis Berita Siswa Kelas VIII SMP Negeri 24 Padang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan rata-rata menulis berita masih rendah. Rendahnya rata-rata tersebut dikarenakan tulisan siswa belum memenuhi persyaratan teknis yang ada, kalimat yang kurang efektif, dan kesalahan ejaan serta faktor lain yang terkait kesulitan siswa dalam mengembangkan ide cerita (Satini, 2014). Data lain yang menunjukkan rendahnya kemampuan menulis siswa juga disampaikan Budi Laksono (2016) dalam artikel yang berjudul Menyedihkan, Kemampuan Membaca dan Menulis Indonesia dapat Peringkat 60 dari 61 Negara yang menyebutkan bahwa peringkat kemampuan menulis Indonesia berada diperingkat 60 dari 61 negara. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam pembelajaran, yaitu faktor siswa, faktor guru, serta faktor lingkungan sekolah.faktor dari siswa, yakni kurangnya minat dalam belajar bahasa Indonesia, karena mereka menganggap bahwa pembelajaran bahasa Indonesia tidak menarik dan membosankan. Peserta didik beranggapan bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa yang seharihari mereka gunakan dan bosan bila harus mempelajarinya lagi di sekolah. Dengan demikian, guru harus benar-benar menciptakan pembelajaran yang menarik dan tidak membosankan agar kemampuan atau kompetensi dari peserta didik khususnya dalam pembelajaran menulis teks berita dapat tercapai. Faktor lain yang berasal dari siswa yakni siswa menganggap pembelajaran menulis berita itu sulit. Siswa masih kebingungan dalam menulis berita secara

5 singkat, padat, dan jelas. Hambatan mereka ada pada penggunaan kalimat efektif. Peserta didik belum mampu menggunakan kalimat secara efektif. Hal ini bisa dilihat dari hasil tulisan mereka yang terlalu bertele-tele. Selain itu, pemahaman tentang ejaan dan tanda baca siswa juga masih menjadi faktor penghambat. Peserta didik masih belum bisa menggunakan ejaan dan tanda baca yang sesuai dengan kaidah Ejaan Bahasa Indonesia (EBI). Hal ini dikarenakan guru kurang dalam membelajarkan materi tentang ejaan dan tanda baca. Selain faktor-faktor di atas masih ada faktor lain, yaitu adanya anggapan dari siswa bahwa hasil tulisan berita mereka tidak akan bermanfaat, karena tidak akan dimuat di surat kabar dan dibaca oleh banyak orang. Hal ini juga turut menyebabkan kurangnya minat belajar siswa. Oleh karena itu, guru harus bisa memberikan motivasi belajar terhadap siswa agar tumbuh semangat dan minat untuk mengikuti pembelajaran menulis teks berita. Faktor yang berasal dari guru, misalnya penerapan model pembelajaran yang kurang tepat. Guru sering menerapkan pembelajaran konvensional dengan ceramah yang kemudian menyebabkan peserta didik pasif dalam mengikuti pembelajaran. Guru juga masih berperan sebagai sumber utama dalam pembelajaran. Hal ini menyebabkan pengetahuan peserta didik kurang bisa berkembang. Seharusnya guru bisa menerapkan model pembelajaran yang bisa membantu peserta didik aktif untuk membangun pengetahuannya sendiri, serta bisa berpikir kreatif. Dalam hal ini guru dapat melakukannya dengan pembelajaran yang inovatif yaitu dengan menerapkan salah satu pendekatan ataupun metode pembelajaran.faktor yang berasal dari fasilitas sekolah, kurangnya tempat yang disediakan oleh sekolah berkaitan dengan kegiatan menulis berita. Sekolah tidak menyediakan wadah yang bisa menunjang keterampilan

6 menulis teks berita. Hal tersebut menyebabkan siswa tidak tertarik untuk menulis berita. Kondisi di atas melatarbelakangi peneliti untukmelakukan penelitian eksperimen dengan metode Inquiry dan Problem Based Learning dalam pembelajaran menulis teks berita. Oleh karena itu, penulis mengambil judul penelitian Perbedaan Pengaruh Penggunaan Metode InquirydenganProblem Based Learning Terhadap Kemampuan Menulis Teks Berita Siswa Kelas VIII MTs Maarif NU I Purwokerto Barat. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan permasalahan yang dapat diangkat adalah sebagai berikut: 1. Apakahmetode pembelajaraninquiryberpengaruh terhadap kemampuan menulis teks berita? 2. Apakahmetode Problem Based Learningberpengaruh terhadap kemampuan menulis teks berita? 3. Manakah yang lebih berpengaruh antara metode pembelajaran Inquiry dan metode pembelajaran Problem Based Learning terhadap kemampuan menulis teks berita? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, makatujuan yang ingin dicapaidari penelitian ini adalah untuk: 1. mengetahui pengaruh metode Inquiry terhadap kemampuan menulis teks berita siswa kelas VIII.

7 2. mengetahui pengaruh metode Problem Based Learning terhadap kemampuan menulis teks berita siswa kelas VIII, 3. mengidentifikasi metode mana yang lebihberpengaruh antara metode pembelajaran Inkuiri dan Problem Based Learning terhadap kemampuan menulis teks berita siswa kelas VIII. Apakah metode Inquiry ataukah metode Problem Based Learning. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian tentang penerapan metode pembelajaran seperti metode Inkuiry dan Problem Based Learning, tentunya akan melengkapi teori yang telah ada, khususnya teori metode Inquiry, dan Problem Based Learning, terkait dengan pembelajaran menulis teks berita di tingkat SMP/MTs. Metode yang berbedabeda dalam penerapan pembelajaran menulis teks berita tentunya akan memperkaya khazanah keilmuan yang ada sehingga terdapat alternatif-alternatif lain untuk pembelajaran ke depannya. Hasil penelitian ini memberikan sumbangan teori pembelajaran terkait dengan penggunaan metode yang tepat. Penggunaan metode yang tepat dalam pemberian materi memiliki pengaruh besar terhadap hasil dari suatu proses pembelajaran. Oleh karena itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu referensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya. Pada akhirnya nanti berdasarkan teori dari penelitian ini diharapkan akan diperoleh jawaban terkait, pengaruh metode Inquiryterhadap kemampuan menulis teks berita siswa kelas VIII MTs Maarif NU I Purwokerto Barat, pengaruh metode

8 Problem Based Learning terhadap kemampuan menulis teks berita siswa kelas VIII MTs Maarif NU I Purwokerto Barat, dan mengetahui metode yang paling efektif antara metode Inquiry dan metode Problem Based Learning terhadap kemampuan menulis teks berita siswa kelas VIII MTs Maarif NU I Purwokerto Barat. 2. Manfaat Praktis Manfaat praktis berkaitan dengan kontribusi yang diberikan penelitian ini antara lain sebagai berikut: a. Bagi Siswa Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengetahui metode yang paling efektifantara metode Inquiry dan metode Problem Based Learning terhadap kemampuan menulis teks berita siswa kelas VIII MTs Maarif NU I Purwokerto Barat dengan pencapaian yang sesuai harapan serta kemampuan menulis teks berita siswa dapat meningkat. b. Bagi Guru Secara umum, hasil penelitian ini dapat digunakan oleh guru sebagai rujukan untuk mengatasi masalah rendahnya kemampuan menulis siswa pada saat pembelajaran menulis mata pelajaran Bahasa Indonesia. Di sisi lain guru juga dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai acuan untuk mengembangkan salah satu metode yang paling efektif untuk referensi dalam pembelajaran menulis teks berita sesuai dengan adiksimba.

9 c. Bagi Kepala Sekolah Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan bagi kepala sekolah sebagai masukan dengan menerapkan salah satu metode yang dianggap paling efektif antara metode Inquiry dan metode Problem Based Learning terhadap kemampuan menulis teks berita pada siswa. Acuan tersebut dapat digunakan sebagai sebuah referensi dalam melakukan penilaian terhadap kemampuan siswa serta sejauh mana kemampuan guru dalam mengatasi masalah di dalam kegiatan belajar siswa. Kepala Sekolah juga diharapkan mampu membantu siswa mengembangkan potensi yang dimiliki serta mampu menciptakan iklim pembelajaran di sekolah yang mampu membuat siswa menjadi dapat menulis teks berita dengan metode yang tepat dan efektif.