2017 KESENIAN SONGAH DARI DESA CITENGAH KABUPATEN SUMEDANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nova Silvia, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prima Suci Lestari, 2013

2015 ANALISIS DESAIN ALAT MUSIK KERAMIK DI DESA JATISURA KECAMATAN JATIWANGI KABUPATEN MAJALENGKA

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian adalah ciptaan dari segala pikiran dan perilaku manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Barat yang lebih sering disebut sebagai Tatar Sunda dikenal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Helda Rakhmasari Hadie, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian merupakan segala hasil kreasi manusia yang mempunyai sifat

2015 KESENIAN MACAPAT GRUP BUD I UTOMO PAD A ACARA SYUKURAN KELAHIRAN BAYI D I KUJANGSARI KOTA BANJAR

BAB I PENDAHULUAN. (kurang lebih ) yang ditandai dengan adanya beberapa situs-situs

2015 PERTUNJUKAN KESENIAN EBEG GRUP MUNCUL JAYA PADA ACARA KHITANAN DI KABUPATEN PANGANDARAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Nurul Kristiana, 2013

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

2015 KESENIAN SASAPIAN PADA ACARA SALAMETAN IRUNG-IRUNG DI CIHIDEUNG PARONGPONG KABUPATEN BANDUNG BARAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang NURUL HIDAYAH, 2014

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia. Akar tradisi melekat di kehidupan masyarakat sangat

2015 GARAPAN PENYAJIAN UPACARA SIRAMAN CALON PENGANTIN ADAT SUNDA GRUP SWARI LAKSMI KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Sumedang merupakan kota yang kaya akan kebudayaan, khususnya dalam

UCAPAN TERIMA KASIH...

2015 PERKEMBANGAN SENI PERTUNJUKAN LONGSER DI KABUPATEN BANDUNG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan seni di sekolah dalam kurikulum pendidikan terdapat dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Soepandi Mengatakan bahwa: Alat musik tiup yang ada di Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kartika Dian Pratiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Seni Dzikir Saman Di Desa Ciandur Kecamatan Saketi Kabupaten Pandeglang Banten

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia terdiri dari banyak suku yang tersebar dari Sabang sampai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah , 2014 Pembelajaran Rampak Bedug Pada Ekstrakurikuler Di SDN Cilegon-2 Kecamatan Jombang Banten

2015 STUDI TENTANG PERILAKU BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH INSTRUMEN PILIHAN WAJIB SULING III DI DEPARTEMEN PENDIDIKAN SENI MUSIK FPSD UPI

2016 PROSES PEMBELAJARAN RAMPAK KENDANG DI SANGGAR SENI KUTALARAS CIRANJANG-CIANJUR

2015 LAGU SINTREN ARANSEMEN YUS WIRADIREDJA

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1. 1 Kelompok pemain gambus (Dokumentasi Tengku Firdaus)

BAB I PENDAHULUAN. identik dengan nada-nada pentatonik contohnya tangga nada mayor Do=C, maka

TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indra Jaya, 2014 Kesenian Janeng Pada Acara Khitanan Di Wonoharjo Kabupaten Pangandaran

2016 PELESTARIAN TARI TRADISIONAL DI SANGGAR SUNDA RANCAGE KABUPATEN MAJALENGKA

2015 PENGOLAHAN MUSIK TETABUHAN NUSANTARA DALAM RHYTHM SAWAH KARYA GILANG RAMADHAN

BAB I PENDAHULUAN. mereka miliki dengan cara menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan salah satu Negara yang kaya akan sumber daya

2015 KOMPOSISI KACAPI PADA LAGU KEMBANG TANJUNG PANINEUNGAN KARYA MANG KOKO

2015 TARI TUPPING DI DESA KURIPAN KECAMATAN PENENGAHAN KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. perasaan, yaitu perasaan estetis. Aspek estetis inilah yang mendorong budi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut sejarah, sesudah Kerajaan Pajajaran pecah, mahkota birokrasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

2015 PELATIHAN KERONCONG PADA REMAJA USIA TAHUN DI BATAVIA SUNDA KELAPA MARINA JAKARTA UTARA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rina Arifa, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Destri Srimulyan, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nuarisa Agossa, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian Batak secara umum dibagi menjadi 2(dua) bagian yaitu Gondang

BAB I PENDAHULUAN. menarik. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan keindahan, manusia

2015 EKSISTENSI KESENIAN HADRO DI KECAMATAN BUNGBULANG KABUPATEN GARUT

2016 TARI JAIPONG ACAPPELLA KARYA GOND O D I KLINIK JAIPONG GOND O ART PROD UCTION

BAB I PENDAHULUAN. serta menjadi milik masyarakat itu sendiri yang dikenal dan dikagumi oleh

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diana Susi, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. karena daerah Bekasi berbatasan langsung dengan Ibu Kota Jakarta (Betawi) dan

2015 PERKEMBANGAN KESENIAN BRAI DI KOTA CIREBON TAHUN

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berliyana Agustine, 2014 Transmisi kesenian sintren di sanggar sekar pandan keraton kacirebonan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa indonesia adalah sebuah bangsa yang terdiri dari berbagai suku

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Pembelajaran Layeutan Suara Pada Kegiatan Ekstrakurikuler Di Smp Pasundan Katapang Kabupaten Bandung

Kerangka Materi, Narasi, dan Hasil Produk

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkaitan dengan pengungkapan rasa keindahan. Menurut kodratnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Garut merupakan sebuah kabupaten yang berada di Jawa Barat. Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

RUBIANA, 2015 PROSES PEMBUATAN SULING DIATONIS BERBAHAN BAMBU BUATAN ENGKUR KURDITA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan musik di dunia pendidikan di Indonesia akhir-akhir ini

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian tradisional pada akhirnya dapat membangun karakter budaya

BAB I PENDAHULUAN. Busana bukanlah sebatas persoalan kain yang dikenakan seseorang,

PENCIPTAAN SERAGAM BATIK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan elemen yang sangat melekat di dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Koentjaraningrat (2009: 165) menyatakan, bahwa kebudayaan. masyarakat, sistem pengetahuan, sistem mata pencaharian hidup dan

2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI PEMBELAJARAN TARI KREASI BALI

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kesenian yang ada di Jawa Barat terbagi dalam dua kalangan yaitu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Fanny Ayu Handayani, 2013

2015 KREASI TARI RONGGENG LENCO DI DESA CURUG RENDENG KECAMATAN JALAN CAGAK KABUPATEN SUBANG JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Neneng Yessi Milniasari, 2013

pergelaran wayang golek. Dalam setiap pergelaran wayang golek, Gending Karatagan berfungsi sebagai tanda dimulainya pergelaran.

BAB I PENDAHULUAN. Sumardjo (2001:1) seni adalah bagian dari kehidupan manusia dan masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat dilihat dari keterlibatan generasi mudanya. Berpijak dari hal tersebut, maka

BAB I PENDAHULUAN. Rudat adalah salah satu kesenian tradisional yang berkembang di Jawa

2016 PENERAPAN MATERI PELATIHAN MARIMBA D ALAM 2009 CAROLINA GOLD PERCUSSION D I MARCHING BAND GITA SWARA SPANSA KALIMANTAN TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

2015 ORGANOLOGI SULING TANAH BUATAN TED I NURMANTO D I JATI WANGI MAJALENGKA

2015 TARI GAWIL GAYA SUMEDANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

2015 TARI MAKALANGAN DI SANGGAR SAKATA ANTAPANI BANDUNG

2015 KEGIATAN KAULINAN BARUDAK SEBAGAI MATERI PEMBELAJARAN SENI TERPADU DI TK BEYNA CERIA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BENTUK DAN FUNGSI KESENIAN OJROT-OJROT DI DESA KARANGDUWUR KECAMATAN PETANAHAN KABUPATEN KEBUMEN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuyun Yuniati, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Putri Utami Lasmawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Suatu kebudayaan tidak akan pernah lepas dari konteks kehidupan masyarakat, karena kebudayaan merupakan produk manusia sebagai kelompok dalam suatu masyarakat sehingga budaya suatu daerah merupakan bentuk representasi, inspirasi dan interpretasi dari masyarakat yang hidup didalamnya. Konsep kebudayaan dapat ditemukan di semua kebudayaan di dunia, baik yang hidup dalam masyarakat pedesaan maupun dalam masyarakat perkotaan. Artinya, bahwa budaya tercipta, terbentuk dari suatu kebiasaan masyarakat dalam menyikapi suatu hal secara turun temurun sehingga menjadi suatu kebiasaan masyarakat daerah tersebut. Kesenian merupakan salah satu unsur budaya yang paling menonjol dan merupakan suatu hal yang tidak akan pernah dapat dilepaskan dari kehidupan manusia. Kesenian merupakan bagian dari kebudayaan sehingga merepresentasikan ciri serta karakteristik dari masyarakat. Saimin (dalam Rina Nurjannah, 2013, hlm. 7) menyatakan bahwa kesenian merupakan hasil cipta, karya, dan karsa manusia yang dapat dinikmati dengan rasa. Artinya bahwa kesenian menjadi hal penting dalam berbagai kegiatan di masyarakat sebagai contohnya dalam acara kegiatan ritual, hiburan, dan kepentingan lainnya. Seni diciptakan baik secara sadar maupun tidak oleh individu ataupun kelompok manusia untuk memenuhi hasrat akan keindahan dalam diri manusia. Karakteristik masyarakat yang berbeda akan menghasilkan seni budaya yang berbeda. Begitu pula halnya dengan seni, yang merupakan salah satu unsur dari budaya. Semakin beraneka ragam karakteristik masyarakat, maka kemungkinan tumbuh dan kembangnya sebuah kesenian akan semakin besar pula. Hal tersebut dikarenakan oleh banyaknya ide, karakter, keinginan, serta respon masing-masing individu dalam berinteraksi dengan alam dan sesame manusia. Keaneka ragaman seni tersebut memunculkan ciri khas yang menjadi keunikan serta daya tarik tersendiri setiap kesenian dan daerah pemilik seni tersebut, yang secara tidak langsung akan memperkaya dan menjadi sutu kebanggaan bagi suatu 1

2 daerah. Kebudayaan serta kesenian yang sudah lama tebntuk dari ide dan kebiasaan masyarakat tersebut dapat dikategorikan sebagai seni budaya tradisional. Menurut Yoeti (1986, hlm. 2) bahwa seni budaya tradisional adalah seni budaya yang sejak lama turun temurun telah hidup dan berkembang pada suatu daerah tertentu. Seni tradisional inilah yang harus tetap dipertahankan, meskipun didalamnya terdapat pengembangan-pengembangan bahkan perubahan. Hal tersebut seharusnya tidak akan menjadi masalah karena merupakan bentuk atau wujud perkembangan dan kekayaan intelektualitas bagi masyarakat dan pemilik seni tersebut. Jawa Barat adalah satu Propinsi di Indonesia yang tergolong kaya akan kesenian daerah (tradisonal). Seni tradisional yang ada di Jawa Barat beranekaragam jenis, bentuk dan penyajiannya sehingga menjadi kekayaan intelektual tak benda bagi masyarakat Jawa Barat dan Indonesia secara umum. Seni tradisional akan terus hidup dan berkembang selama masih ada masyarakat yang mengelola dan mendukungnya apalagi jika kesenian tersebut didukung oleh instansi pemerintah sebagai penentu kebijakan. Kabupaten Sumedang merupakan salah satu daerah di Provinsi Jawa Barat dimana masyarakatnya memiliki keanekaragaman jenis kesenian tradisional, diantaranya Kuda Renggong, Tarawangsa, dan lainnya. Kabupaten Sumedang telah memploklamirkan sebagai Kabupaten Puseur Budaya Sunda (pusat budaya Sunda). Hal tersebut diekspresikan melalui banyaknya ragam cipta karya seni khususnya seni pertunjukan tradisional di kabupaten ini. Kesenian-kesenian tersebut secara turun-temurun dilestarikan oleh rakyat Sumedang, mulai dari keluarga atau keturunan penciptanya hingga berkembang oleh masyarakat umum sehingga bisa menjadi ikon atau ciri khas daripada Kabupaten Sumedang. Salah satu kesenian yang menarik bagi peneliti dari kesenian-kesenian yang terdapat di Kabupaten Sumedang adalah Kesenian Songah yang memiliki komposisi musik sederhana dan menggunakan instrumen yang terbuat dari alam yang berada di Kabupaten Sumedang. Dari hasil observasi kajian musik songah (songsong Citengah) masih belum diungkapkan banyak secara ilmiah oleh para peneliti. Songah merupakan kesenian tradisional masyarakat Citengah Kabupaten Sumedang yang pada

3 awalnya memanfaatkan kekayaan alam akan banyaknya tumbuhan bambu yang tumbuh di daerah tersebut. Bambu dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan mulai dari kebutuhan rumah tangga sampai dengan kebutuhan pemuasan rasa estetis. Kata songah berasal dari kata (songsong Citengah), songsong merupakan alat yang terbuat dari bambu dan berfungsi untuk menyalakan api di dalam tungku. Seni songah merupakan perpaduan dari beberapa alat musik diantaranya songsong besar ukuran 120 cm dengan dimeter 5 cm, songsong kecil ukuran 75 cm diameter 3 cm, hatong besar Ukuran 20 cm diamter 5 cm, hatong kecil ukuran 10 cm diameter 2 cm, kokoprak, dan suling. Cara memainkan alat musik songah yaitu dengan cara ditiup. Alat-alat untuk keperluan musik songah ini terbuat dari awi tamiang. Awi tamiang merupakan bambu yang memang sering digunakan untuk membuat berbagai jenis alat musik tradisional. Kesenian ini biasanya dimainkan oleh anak-anak, remaja, dewasa, dan orang tua. Pada awalnya kesenian ini hanya berbentuk helaran atau festival saja, namun seiring berjalannya waktu, kesenian songah ini juga digunakan dalam acara ngaruat lembur atau hajat lembur, sebagai hiburan dan lainnya. Alat-alat musik yang digunakan untuk pementasan songah merupakan alat-alat yang sesungguhnya digunakan untuk berbagai keperluan sehari-hari. Misalnya songsong yang pada awalnya digunakan untuk menyalakan api di tungku, hatong yang digunakan untuk memanggil burung, kokoprak digunakan untuk mengusir burung dari sawah. Penggunaan alat-alat memberikan warna tersendiri dalam pementasan serta suara dari kesenian songah. Namun dalam perkembangannnya kesenian songah dapat dimainkan dengan alat musik lainnya seperti kecapi, kendang, dan lain sebagainya. Dari latar belakang yang telah dipaparkan tersebut, maka peneliti tertarik dengan kesenian songah untuk lebih mengetahui tentang kesenian tersebut. Melalui penelitian ini secara ilmiah diharapkan dapat merangsang semua pihak untuk mempertahankan eksistensi kesenian kebudayaan tradisional yang ternyata mampu dikembangkan menjadi media pengembangan pembelajaran bagi masyarakat,dan diharapkan dapat merangsang penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan. Judul penelitian ini adalah Instrumentasi Kesenian Songah di Desa Citengah Kabupaten Sumedang dalam memainkan lagu Sabilulungan

4 B. Rumusan Masalah Penelitian Dari pemaparan yang telah dibahas pada latar belakang tersebut, maka didapatkan satu rumusan masalah. Rumusan tersebut adalah Bagaimana fungsi dan struktur komposisi kesenian Songah dari desa Citengah Kabupaten Sumedang?. Untuk lebih fokus pada penelitian, dibuat dalam beberapa pertanyaan sebagai berikut : 1. Bagaimana fungsi dan cara memainkan masing-masing instrumen pada kesenian songah dari Desa Citengah Kabupaten Sumedang? 2. Bagaimana struktur komposisi kesenian songah pada lagu Sabilulungan? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan diatas maka peneliti mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Adapun yang menjadi tujuan peneliti melakukan penelitian ini adalah : 1. Mengetahui fungsi dan cara memainkan dari masing-masing instrumen pada kesenian songah dari Desa Citengah Kabupaten Sumedang. 2. Mengetahui struktur komposisi kesenian songah dalam lagu Sabilulungan. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan harapan. Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Secara Teoritis Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak. Diharapkan hasil penelitian ini daya guna bagi pengayaan khazanah pendidikan dan kebudayaan di dalam menumbuhkan serta melestarikan kesenian songah, yaitu melalui pendokumentasian repertoire karya dan analisis sehingga konsep dan pola tabuh bisa dijadikan acuan dalam kesenian songah dan pembelajaran untuk pelestarian budaya. 2. Secara Praktis Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi : a. Penulis dapat langsung menambah wawasan mengenai kesenian songah dari Desa Citengah Kabupaten Sumedang.

5 b. Pelaku seni songah, diharapkan menjadikan suatu motivasi untuk mempertahankan dan melestariskan kesenian songah. c. Departemen Pendidikan Seni Musik FPSD UPI, hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan referensi kesenian songah dan menambah perbendaharaan perpustakaan Jurusan Pendidikan Seni Musik FPSD UPI. d. Masyarakat, sebagain bahan informasi bagi semua masyarakat, tentang kesenian songah dari Desa Citengah Kabupaten Sumedang, serta menarik minat masyarakat, khususnya masyarakat Desa Citengah untuk mempelajari kesenian songah. e. Juga dapat menjadikan rujukan para peneliti sejenis khususnya tentang kesenian tradisional yang ada di Jawa Barat. E. Struktur Organisasi Skripsi Strktur Organisasi Skripsi tentang Kesenian Songah Dari Desa Citengah Kabupaten Sumedang disusun berdasarkan tata penulisan sistematika yang berpedoman pada aturan penulisan karya ilmiah UPI, yaitu : BAB I Pendahuluan, merupakan struktur penulisan penulisan skripsi ini disusun berdasarkan sistematika berikut : bagian awal bahasan yang memaparkan masalah, meliputi : Latar Belakang Penelitian, Rumusan Masalah Penelitian, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Struktur Organisasi Skripsi. BAB II Landasan Teoritis adalah bagian pembahasan yang berfungsi untuk membedah dan permasalahan terkait dengan rumusan masalah dan pertanyaan penelitian yang meliputi ruang lingkup masalah: Kebudayaan, Unsur dan Wujud Kebudayaan, Kesenian Tradisional, Seni Pertunjukan, Musik, Komposisi Musik, dan Kesenian Songah BAB III Metode penelitian adalah suatu cara operasional dalam metode penelitian, pengumpulan data, pengolahan data, analisis data-data terkait dengan permasalahan kesenian songah dari Desa Citengah Kabupaten Sumedang, fungsi dari masing masing alat musik kesenian songah dan upaya seniman dalam melestarikan kesenian songah.

6 BAB IV Temuan dan Pembahasan, dalam ini peneliti menyajikan hasilhasil temuan lapangan mengenai kesenian songah beserta dengan analisisanalisis yang diperlukan untuk dapat memahami lebih dalam kesenian Songah. Bab V Kesimpulan Implikasi, dan Rekomendasi, dalam bab ini peneliti menyajikan kesimpulan-kesimpulan yang didapatkan berdasarkan penelitian yang dilakukan. Selain kesimpulan peneliti juga memberikan implikasi dan rekomendasi yang penulis temukan baik kepada civitas akademika maupun masyarakat secara luas.