BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Suatu kebudayaan tidak akan pernah lepas dari konteks kehidupan masyarakat, karena kebudayaan merupakan produk manusia sebagai kelompok dalam suatu masyarakat sehingga budaya suatu daerah merupakan bentuk representasi, inspirasi dan interpretasi dari masyarakat yang hidup didalamnya. Konsep kebudayaan dapat ditemukan di semua kebudayaan di dunia, baik yang hidup dalam masyarakat pedesaan maupun dalam masyarakat perkotaan. Artinya, bahwa budaya tercipta, terbentuk dari suatu kebiasaan masyarakat dalam menyikapi suatu hal secara turun temurun sehingga menjadi suatu kebiasaan masyarakat daerah tersebut. Kesenian merupakan salah satu unsur budaya yang paling menonjol dan merupakan suatu hal yang tidak akan pernah dapat dilepaskan dari kehidupan manusia. Kesenian merupakan bagian dari kebudayaan sehingga merepresentasikan ciri serta karakteristik dari masyarakat. Saimin (dalam Rina Nurjannah, 2013, hlm. 7) menyatakan bahwa kesenian merupakan hasil cipta, karya, dan karsa manusia yang dapat dinikmati dengan rasa. Artinya bahwa kesenian menjadi hal penting dalam berbagai kegiatan di masyarakat sebagai contohnya dalam acara kegiatan ritual, hiburan, dan kepentingan lainnya. Seni diciptakan baik secara sadar maupun tidak oleh individu ataupun kelompok manusia untuk memenuhi hasrat akan keindahan dalam diri manusia. Karakteristik masyarakat yang berbeda akan menghasilkan seni budaya yang berbeda. Begitu pula halnya dengan seni, yang merupakan salah satu unsur dari budaya. Semakin beraneka ragam karakteristik masyarakat, maka kemungkinan tumbuh dan kembangnya sebuah kesenian akan semakin besar pula. Hal tersebut dikarenakan oleh banyaknya ide, karakter, keinginan, serta respon masing-masing individu dalam berinteraksi dengan alam dan sesame manusia. Keaneka ragaman seni tersebut memunculkan ciri khas yang menjadi keunikan serta daya tarik tersendiri setiap kesenian dan daerah pemilik seni tersebut, yang secara tidak langsung akan memperkaya dan menjadi sutu kebanggaan bagi suatu 1
2 daerah. Kebudayaan serta kesenian yang sudah lama tebntuk dari ide dan kebiasaan masyarakat tersebut dapat dikategorikan sebagai seni budaya tradisional. Menurut Yoeti (1986, hlm. 2) bahwa seni budaya tradisional adalah seni budaya yang sejak lama turun temurun telah hidup dan berkembang pada suatu daerah tertentu. Seni tradisional inilah yang harus tetap dipertahankan, meskipun didalamnya terdapat pengembangan-pengembangan bahkan perubahan. Hal tersebut seharusnya tidak akan menjadi masalah karena merupakan bentuk atau wujud perkembangan dan kekayaan intelektualitas bagi masyarakat dan pemilik seni tersebut. Jawa Barat adalah satu Propinsi di Indonesia yang tergolong kaya akan kesenian daerah (tradisonal). Seni tradisional yang ada di Jawa Barat beranekaragam jenis, bentuk dan penyajiannya sehingga menjadi kekayaan intelektual tak benda bagi masyarakat Jawa Barat dan Indonesia secara umum. Seni tradisional akan terus hidup dan berkembang selama masih ada masyarakat yang mengelola dan mendukungnya apalagi jika kesenian tersebut didukung oleh instansi pemerintah sebagai penentu kebijakan. Kabupaten Sumedang merupakan salah satu daerah di Provinsi Jawa Barat dimana masyarakatnya memiliki keanekaragaman jenis kesenian tradisional, diantaranya Kuda Renggong, Tarawangsa, dan lainnya. Kabupaten Sumedang telah memploklamirkan sebagai Kabupaten Puseur Budaya Sunda (pusat budaya Sunda). Hal tersebut diekspresikan melalui banyaknya ragam cipta karya seni khususnya seni pertunjukan tradisional di kabupaten ini. Kesenian-kesenian tersebut secara turun-temurun dilestarikan oleh rakyat Sumedang, mulai dari keluarga atau keturunan penciptanya hingga berkembang oleh masyarakat umum sehingga bisa menjadi ikon atau ciri khas daripada Kabupaten Sumedang. Salah satu kesenian yang menarik bagi peneliti dari kesenian-kesenian yang terdapat di Kabupaten Sumedang adalah Kesenian Songah yang memiliki komposisi musik sederhana dan menggunakan instrumen yang terbuat dari alam yang berada di Kabupaten Sumedang. Dari hasil observasi kajian musik songah (songsong Citengah) masih belum diungkapkan banyak secara ilmiah oleh para peneliti. Songah merupakan kesenian tradisional masyarakat Citengah Kabupaten Sumedang yang pada
3 awalnya memanfaatkan kekayaan alam akan banyaknya tumbuhan bambu yang tumbuh di daerah tersebut. Bambu dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan mulai dari kebutuhan rumah tangga sampai dengan kebutuhan pemuasan rasa estetis. Kata songah berasal dari kata (songsong Citengah), songsong merupakan alat yang terbuat dari bambu dan berfungsi untuk menyalakan api di dalam tungku. Seni songah merupakan perpaduan dari beberapa alat musik diantaranya songsong besar ukuran 120 cm dengan dimeter 5 cm, songsong kecil ukuran 75 cm diameter 3 cm, hatong besar Ukuran 20 cm diamter 5 cm, hatong kecil ukuran 10 cm diameter 2 cm, kokoprak, dan suling. Cara memainkan alat musik songah yaitu dengan cara ditiup. Alat-alat untuk keperluan musik songah ini terbuat dari awi tamiang. Awi tamiang merupakan bambu yang memang sering digunakan untuk membuat berbagai jenis alat musik tradisional. Kesenian ini biasanya dimainkan oleh anak-anak, remaja, dewasa, dan orang tua. Pada awalnya kesenian ini hanya berbentuk helaran atau festival saja, namun seiring berjalannya waktu, kesenian songah ini juga digunakan dalam acara ngaruat lembur atau hajat lembur, sebagai hiburan dan lainnya. Alat-alat musik yang digunakan untuk pementasan songah merupakan alat-alat yang sesungguhnya digunakan untuk berbagai keperluan sehari-hari. Misalnya songsong yang pada awalnya digunakan untuk menyalakan api di tungku, hatong yang digunakan untuk memanggil burung, kokoprak digunakan untuk mengusir burung dari sawah. Penggunaan alat-alat memberikan warna tersendiri dalam pementasan serta suara dari kesenian songah. Namun dalam perkembangannnya kesenian songah dapat dimainkan dengan alat musik lainnya seperti kecapi, kendang, dan lain sebagainya. Dari latar belakang yang telah dipaparkan tersebut, maka peneliti tertarik dengan kesenian songah untuk lebih mengetahui tentang kesenian tersebut. Melalui penelitian ini secara ilmiah diharapkan dapat merangsang semua pihak untuk mempertahankan eksistensi kesenian kebudayaan tradisional yang ternyata mampu dikembangkan menjadi media pengembangan pembelajaran bagi masyarakat,dan diharapkan dapat merangsang penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan. Judul penelitian ini adalah Instrumentasi Kesenian Songah di Desa Citengah Kabupaten Sumedang dalam memainkan lagu Sabilulungan
4 B. Rumusan Masalah Penelitian Dari pemaparan yang telah dibahas pada latar belakang tersebut, maka didapatkan satu rumusan masalah. Rumusan tersebut adalah Bagaimana fungsi dan struktur komposisi kesenian Songah dari desa Citengah Kabupaten Sumedang?. Untuk lebih fokus pada penelitian, dibuat dalam beberapa pertanyaan sebagai berikut : 1. Bagaimana fungsi dan cara memainkan masing-masing instrumen pada kesenian songah dari Desa Citengah Kabupaten Sumedang? 2. Bagaimana struktur komposisi kesenian songah pada lagu Sabilulungan? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan diatas maka peneliti mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Adapun yang menjadi tujuan peneliti melakukan penelitian ini adalah : 1. Mengetahui fungsi dan cara memainkan dari masing-masing instrumen pada kesenian songah dari Desa Citengah Kabupaten Sumedang. 2. Mengetahui struktur komposisi kesenian songah dalam lagu Sabilulungan. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan harapan. Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Secara Teoritis Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak. Diharapkan hasil penelitian ini daya guna bagi pengayaan khazanah pendidikan dan kebudayaan di dalam menumbuhkan serta melestarikan kesenian songah, yaitu melalui pendokumentasian repertoire karya dan analisis sehingga konsep dan pola tabuh bisa dijadikan acuan dalam kesenian songah dan pembelajaran untuk pelestarian budaya. 2. Secara Praktis Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi : a. Penulis dapat langsung menambah wawasan mengenai kesenian songah dari Desa Citengah Kabupaten Sumedang.
5 b. Pelaku seni songah, diharapkan menjadikan suatu motivasi untuk mempertahankan dan melestariskan kesenian songah. c. Departemen Pendidikan Seni Musik FPSD UPI, hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan referensi kesenian songah dan menambah perbendaharaan perpustakaan Jurusan Pendidikan Seni Musik FPSD UPI. d. Masyarakat, sebagain bahan informasi bagi semua masyarakat, tentang kesenian songah dari Desa Citengah Kabupaten Sumedang, serta menarik minat masyarakat, khususnya masyarakat Desa Citengah untuk mempelajari kesenian songah. e. Juga dapat menjadikan rujukan para peneliti sejenis khususnya tentang kesenian tradisional yang ada di Jawa Barat. E. Struktur Organisasi Skripsi Strktur Organisasi Skripsi tentang Kesenian Songah Dari Desa Citengah Kabupaten Sumedang disusun berdasarkan tata penulisan sistematika yang berpedoman pada aturan penulisan karya ilmiah UPI, yaitu : BAB I Pendahuluan, merupakan struktur penulisan penulisan skripsi ini disusun berdasarkan sistematika berikut : bagian awal bahasan yang memaparkan masalah, meliputi : Latar Belakang Penelitian, Rumusan Masalah Penelitian, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Struktur Organisasi Skripsi. BAB II Landasan Teoritis adalah bagian pembahasan yang berfungsi untuk membedah dan permasalahan terkait dengan rumusan masalah dan pertanyaan penelitian yang meliputi ruang lingkup masalah: Kebudayaan, Unsur dan Wujud Kebudayaan, Kesenian Tradisional, Seni Pertunjukan, Musik, Komposisi Musik, dan Kesenian Songah BAB III Metode penelitian adalah suatu cara operasional dalam metode penelitian, pengumpulan data, pengolahan data, analisis data-data terkait dengan permasalahan kesenian songah dari Desa Citengah Kabupaten Sumedang, fungsi dari masing masing alat musik kesenian songah dan upaya seniman dalam melestarikan kesenian songah.
6 BAB IV Temuan dan Pembahasan, dalam ini peneliti menyajikan hasilhasil temuan lapangan mengenai kesenian songah beserta dengan analisisanalisis yang diperlukan untuk dapat memahami lebih dalam kesenian Songah. Bab V Kesimpulan Implikasi, dan Rekomendasi, dalam bab ini peneliti menyajikan kesimpulan-kesimpulan yang didapatkan berdasarkan penelitian yang dilakukan. Selain kesimpulan peneliti juga memberikan implikasi dan rekomendasi yang penulis temukan baik kepada civitas akademika maupun masyarakat secara luas.