BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur Berbasis Chemical

dokumen-dokumen yang mirip
ARTIKEL ILMIAH. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian Program Pendidikan Sarjana Jurusan Manajemen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian Budi Hardiatmo dan Daljono (2013) Penelitian ini mengambil topik tentang analisis faktor - faktor yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sebuah perusahaan didirikan tentunya mempunyai tujuan yang jelas.

BAB I PENDAHULUAN. Miftahurrohman (2014), tujuan utama dari sebuah perusahaan adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan untuk mempertahankan hidup perusahaan semakin beraneka ragam.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. kebijakan dividen (Brigham dan Houston 2011:211), yaitu : perusahaan. Teori MM berpendapat bahwa nilai suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. cara meningkatkan nilai perusahaan. Harga pasar saham menunjukkan nilai perusahaan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sehingga pemegang saham memiliki hak klaim atas dividen atau distribusi lain

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Struktur modal merupakan perimbangan jumlah hutang jangka pendek yang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. variabel pengembalian yang akan menentukan nilai saham bagi pemilik dan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang membutuhkan dana dapat menjual sebagian sahamnya kepada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pajak. Menurut Bastian dan Suhardjono (2006), net profit margin adalah

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang pengaruh faktor ekonomi makro dan faktor

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengambil keputusan investasi. Investor tidak terlibat secara langsung dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1) Ni Luh Putu Ari Cintya Devi dan Luh Komang Sudjarni (2012)

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peneliti ini mengambil topik tentang Pengaruh keputusan investasi,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. menentukan tujuan yang harus dicapai. Diketahuin bahwa nilai perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Saham adalah salah satu instrumen investasi yang dapat memberikan return UKDW

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempengaruhi pengembalian investasi pada equity securities pada perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian sebelumnya. Berikut ini uraian beberapa penelitian terdahulu beserta

II. TIN JAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan dapat dengan jelas memperlihatkan gambaran kondisi

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. a. Teori burung di tangan (Bird in the Hand)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tujuan akhir dari investor perorangan maupun badan usaha

II. TINJAUAN PUSTAKA. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak

BAB I PENDAHULUAN. modal. Modal merupakan salah satu faktor terpenting untuk menjalankan

BAB II. Tinjauan Pustaka. baik dalam bentuk kas maupun saham kepada para pemegang saham suatu


BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

Bab II. Tinjauan Pustaka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah lembar

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu cara bagi perusahaan untuk mendapatkan tambahan modal adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Yuliati (2010) tentang Pengujian

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia khususnya dalam bidang investasi saham. Pasar modal merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN. proporsi dana dan sumber daya yang mereka miliki untuk konsumsi saat ini dan

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini perkembangan terasa begitu cepat, salah satunya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepada pertumbuhan pasar saham. Menurut Husnan (2012) menyatakan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sartono (2008: 281) kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat walaupun keadaan ekonomi memburuk. Pekembangan industri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Sutrisno (2003: 266) Rasio profitabilitas merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. tersebut. Nilai perusahaan lazim diindikasikan dengan Price to Book Value

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tunai adalah sumber aliran kas untuk pemegang saham dan memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II URAIAN TEORITIS. Parwati (2005) melakukan penelitian yang berjudul: Faktor-Faktor yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab II. Tinjauan Pustaka

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian mengenai dividend payout ratio atau kebijakan dividen telah

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. tentang paparan teori mengenai return saham yang merupakan gambaran hasil

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

II. LANDASAN TEORI. badan perseroan terhadap suatu perusahaan.wujud saham adalah selembar kertas

BAB I PENDAHULUAN. Industri manufaktur rmerupakanindustri yang mendominasi perusahaanperusahaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dividen adalah pembagian laba kepada pemegang saham berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan adalah setiap bentuk badan usaha dan merupakan tempat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian terdahulu yang dijadikan landasan penulis adalah:

BAB I PENDAHULUAN. sehingga keuntungan yang dihasilkan bisa maksimal. sebagian besar didanai dengan internal equity maka akan mempengaruhi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya yang mengambil topik mengenai Pengaruh Rasio Keuangan. Terhadap Perubahan Laba Perusahaan antara lain penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investor untuk menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Tanpa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam melakukan investasi, setiap investor perlu mempertimbangkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN Debt To Equity Ratio (DER) dan Devidend Payout Ratio (DPR)

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan konsumen di era modern sekarang ini telah mendorong tumbuhnya

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Teori yang mendasari penelitian ini adalah Signaling Theory atau Teori

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini, keadaan perekonomian semakin tidak stabil. Dimana

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh invesment opportunity

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal adalah pasar dengan berbagai instrumen keuangan jangka panjang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori mengenai kebijakan pembayaran dividen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini berjudul Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Dan Likuiditas

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 1. Christine Dwi Karya Susilawati, 2005, Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur Berbasis Chemical Penelitian ini ditulis dengan tujuan untuk menganalisis pengaruh ROA, ROE, PBV, PER, NPM dan OPM terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur berbasis chemical periode tahun 1999-2003. Hipotesis penelitian ini diuji dengan menggunakan uji statistik multiple linear regression. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ROA, ROE, PBV, PER, NPM dan OPM berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Christine Dwi Karya Susilawati terletak pada alat uji analisis regresi berganda,variabel dependent yaitu harga saham, variabel independent sama-sama menggunakan Operating Profit Margin, dan sama sama menggunakan sampel perusahaan manufaktur. Perbedaan penelitian ini dengan Christine Dwi Karya Susilawati adalah variable Independent yaitu ROA, ROE, PBV, PER, dan NPM. Sedangkan penelitian sekarang menggunakan variabel independent yaitu Quick Ratio (Qr), Debt To Equity Ratio (Der), Pertumbuhan Penjualan dan DPR. 7

8 2. Tita Deitiana, 2011, Pengaruh Rasio Keuangan, Pertumbuhan Penjualan, dan Dividen terhadap harga saham. Penelitian ini ditulis dengan tujuan untuk menganalisis pengaruh rasio likuiditas, profitabilitas, pertumbuhan penjualan, dan dividen terhadap harga saham pada perusahaan LQ45 yang terdaftar di bursa efek Indonesia tahun 2004-2008. Metode penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dengan asumsi pemilihan sampel dipilih dengan cermat hingga relevan dengan kriteria tertentu hingga didapatkan sampel sebanyak 20 perusahaan LQ45. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial, hanya variabel profitabilitas yang berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham, sedangkan variabel likuiditas, pertumbuhan penjualan dan dividen tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Persamaan penelitian ini dengan Tita Deitiana adalah pada variabel dependent yaitu harga saham, sama-sama menggunakan rasio likuiditas, rasio profitabilitas, pertumbuhan penjualan, dan dividen sebagai varibel independentnya, dan menggunakan alat uji analisis regresi berganda. Perbedaan penelitian ini dengan Tita Deitiana adalah pada penelitian ini menambahkan rasio solvabilitas sebagai variabel independent, dalam penelitian Tita Deitiana menggunakan Current Ratio sedangkan dalam penelitian ini menggunakan Quick Ratio dalam menghitung rasio likuiditas. Tita Deitiana menggunakan Return On Assets, sedangkan dalam penelitian ini menggunakan

9 Operating Profit Margin dalam menghitung rasio profitabilitas, dan menggunakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI sebagai sampel dalam penelitian ini. 3. Eva Dwi Astutik, Surachman, Atim Djazuli, 2014, The Effect of Fundamental and Technical Variables on Stock Price on Manufacturing Companies Listed in Indonesia Stock Exchange. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh faktor-faktor fundamental dan teknikalterhadap harga saham. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Debt Equity Ratio (DER), Return On Equity (ROE), Price Earning Ratio (PER), Interest Rates (IR), dan Exchange Rates (ER). Analisis data dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2011. Hasil dari analisis data menggunakan analisis regresi berganda menunjukkan bahwa variabel Return On Equity, Price Earning Ratio dan Exchange Rates berpengaruh positif terhadap harga saham, sedangkan Debt to Equity Ratio dan Interest Rates tidak mempunyai pengaruh terhadap harga saham. Implikasi praktis adalah bahwa dalam menentukan harga saham tidak hanya dari faktor internalperusahaan, tetapi juga dari perusahaan eksternal. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Eva adalah sama-sama menggunakan harga saham sebagai variabel dependent, analisis data yang digunakan yaitu analisis regresi berganda dan variabel independent yang digunakan adalah Debt To Equity Ratio (Der). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Eva adalah variabel independent yang digunakan dalam penelitian Eva yaitu Return On Equity (ROE), Price Earning Ratio (PER), Interest Rates (IR), dan Exchange Rates (ER),

10 sedangkan dalam penelitian sekarang variabel independent yang digunakan adalah Quick Ratio (QR), Operating Profit Margin (OPM), Pertumbuhan Penjualan dan Dividen Payout Ratio (DPR). 2.2 Landasan Teori Pada sub bab ini akan diuraikan teori-teori yang mendukung, yang nantinya akan digunakan sebagai dasar menyusun kerangka pemikiran dan merumuskan hipotesis. 1.2.1 Analisis Rasio Keuangan Untuk melakukan analisis rasio keuangan, diperlukan perhitungan rasio rasio keuangan yang mencerminkan aspek-aspek tertentu. Rasio-rasio keuangan mungkin dihitung berdasarkan atas angka-angka yang ada dalam neraca saja, dalam laporan rugi laba saja, atau pada neraca dan rugi laba. Apabila analisis dilakukan oleh pihak kreditur, aspek yang dinilai akan berbeda dengan penilaian yang dilakukan oleh calon pemodal. Kreditur akan lebih berkepentingan dengan kemampuan perusahaan melunasi kewajiban finasial tepat pada waktunya, sedangkan pemodal akan lebih berkepentingan dengan kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan. Secara keseluruhan, aspek-aspek yang dinilai biasanya diklasifikasikan menjadi aspek leverage, likuiditas, profitabilitas, dan rasio-rasio nilai pasar (Suad Husnan, 2012 hal 72). 2.2.2 Rasio Likuiditas Rasio likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan

11 untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih (Suad Husnan, 2012 hal74). Rasio likuiditas yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Quick Ratio Quick Ratio, merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban lancarnya dengan aktiva lancar yang dikurangi persediaan. Karena persediaan merupakan rekening yang paling lama untuk berubah menjadi kas (harus melewati bentuk piutang terlebih dahulu), dan tingkat kepastian nilainya rendah (harga persediaan mungkin tidak seperti yang dicantumkan dalam neraca, terutama untuk persediaan barang dalam proses), maka rekening persediaan mungkin dikeluarkan dari perhitungan quick ratio (Suad Husnan, 2012 hal 74). Rasio ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus : Quick Ratio =.(1) 2.2.3 Rasio Solvabilitas Rasio ini mengukur seberapa jauh perusahaan menggunakan hutang. Beberapa analis menggunakan rasio solvabilitas, yang berarti mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban keuangannya (Suad Husnan, 2012 hal 72). Rasio solvabilitas yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah :

12 1. Rasio hutang modal / Debt to Equity Ratio Rasio hutang modal menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik dapat menutupi hutang-hutang kepada pihak luar dan merupakan rasio yang mengukur hingga sejauh mana perusahaan dibiayai dari hutang. Rasio ini disebut juga rasio leverage. Debt to equity ratio merupakan perbandingan antara total hutang (hutang lancar dan hutang jangka panjang) dan modal yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya dengan menggunakan modal yang ada (Suad Husnan, 2012 hal 72). Debt to equity ratio dapat dirumuskan : Debt to equity ratio =.(2) Menurut Sofyan Syafri (2008:303) semakin kecil rasio hutang modal maka semakin baik dan untuk keamanan pihak luar rasio terbaik jika jumlah modal lebih besar dari jumlah hutang atau minimal sama.pengaruh DER terhadap harga saham, jika DER meningkat maka risiko kebangkrutan perusahaan akan semakin tinggi sehinggan harga saham akan semakin turun, karena investor menanggap berinvestasi pada saham tersebut akan sangat berisiko 2.2.4 Rasio Profitabilitas

13 Rasio Profitabilitas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya (Sofyan Syafri, 2008:304). Rasio profitabilitas merupakan rasio yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu dan juga memberikan gambaran tentang tingkat efektifitas manajemen dalam melaksanakan kegiatan operasinya. Rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Operating Profit Margin. 1. Operating Profit Margin Operating Profit Margin adalah merupakan rasio yang menggambarkan apa yang biasanya disebut pure profit yang diterima atas setiap rupiah dari penjualan yang dilakukan (Syamsuddin, 2009 :61). Operating profit disebut murni dalam pengertian bahwa jumlah tersebutlah yang benar-benar diperoleh dari hasil operasi perusahaan dengan mengabaikan kewajiban-kewajiban finansial berupa bunga serta kewajiban terhadap pemerintah berupa pajak. Apabila semakin tinggi operating profit margin maka akan semakin baik pula operasi suatu perusahaan. Operating profit margin dihitung dengan rumus sebagai berikut : Operating Profit Margin =.(3) 2.2.5 Pertumbuhan Penjualan Menurut Tita Deitiana (2011) pertumbuhan penjualan menunjukkan manisfestasi keberhasilan investasi periode masa lalu dan dapat dijadikan sebagai

14 prediksi pertumbuhan masa yang akan datang. Penjualan yang memiliki tingkat pertumbuhan penjualan yang tinggi akan membutuhkan lebih banyak investasi pada berbagai elemen aset, baik aset tetap maupun aset lancar. Pihak manajemen perlu mempertimbangkan sumber pendanaan yang epat bagi pembelanjaan aset tersebut. Perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan penjualan yang tinggi akan mampu memenuhi kewajiban finansialnya seandainya perusahaan tersebut membelanjai asetnya dengan utang, begitupun sebaliknya. Cara pengukurannya adalah sebagai berikut : Pertumbuhan Penjualan=.(4) Dimana: St = penjualan pada tahun ke t St-1 = penjualan pada periode sebelumnya. 2.2.6 Kebijakan Dividen Dividen menurut Detiana (2011) adalah pembagian laba perusahaan yang besarnya telah ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) kepada para pemegang saham secara proporsional sesuai dengan jumlah saham yang dimiliki oleh masing-masing pemegang saham tersebut. Menurut Sjahrial (2007:259) dikatakan bahwa dari seluruh laba yang diperoleh perusahaan sebagian dibagikan kepada pemegang saham berupa dividen. Mengenai penentuan besarnya dividen yang akan dibagikan itulah yang dinamakan kebijakan dividen dari pemimpin perusahaan.

15 dividen yaitu : Menurut Brigham dan Houston (2011:211) ada tiga teori kebijakan 1. Teori Dividen Tidak Relevan Teori dividen tidak relevan dikemukakan oleh Merton Miller dan Franco Modigliani (MM). Teori ini menyatakan bahwa kebijakan dividen tidak berpengaruh pada harga saham maupun terhadap biaya modal perusahaan. Teori MM berpendapat bahwa nilai suatu perusahaan ditentukan pada kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba, bukan pada bagaimana laba tersebut dibagi menjadi dividen dan laba ditahan. Sehingga kebijakan dividen merupakan suatu yang tidak relevan untuk dipersoalkan. Teori MM menyatakan bahwa nilai perusahaan tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya dividend payout ratio, tetapi hanya ditentukan oleh profitabilitas dasar dan risiko usahanya, dengan asumsi bahwa tidak ada pajak yang dibayarkan atas dividen, saham dapat dibeli dan dijual tanpa adanya biaya transaksi, semua pihak baik manajer maupun pemegang saham memiliki informasi yang sama tentang laba perusahaan di masa yang akan datang. 2. Bird in the Hand Theory Gordon dan Lintner berpendapat bahwa para investor lebih menyukai dividen dibandingkan dengan capital gain. Dividen memiliki risiko yang lebih rendah dibandingkan dengan capital gain, oleh karenanya investor akan merasa

16 lebih aman untuk mengharapkan dividen saat ini dibandingkan menunggu capital gain yang di masa depan. 3. Tax Differential Theory Teori ini didasarkan atas pada perbedaan pajak antara dividen dengan keuntungan modal (capital gain). Pajak atas dividen harus dibayarkan pada tahun saat dividen tersebut diterima, sedangkan pajak atas capital gain tidak dibayarkan sampai saham dijual. Adanya keunggulan pajak tersebut maka membuat investor lebih menyukai capital gain karena dapat menunda pembayaran pajak dibandingkan dengan dividen. Arthur J Keown (2010:219) Dividend Payout Ratio adalah Rasio pembayaran dividen adalah persentase laba yang dibayarkan dalam bentuk dividen, atau rasio antara laba yang dibayarkan dalam bentuk dividen dengan total laba yang tersedia bagi pemegang saham Rumus divident Payout Ratio adalah sebagai berikut dividend payout ratio =.(5) 2.2.7 Harga Saham Saham adalah satuan nilai atau pembukuan dalam berbagai instrumen finansial yang mengacu pada bagian kepemilikan sebuah perusahaan. Dengan menerbitkan saham, memungkinkan perusahaan-perusahaan yang membutuhkan pendanaan jangka panjang untuk 'menjual' kepentingan dalam bisnis - saham

17 (efek ekuitas) - dengan imbalan uang tunai. Ini adalah metode utama untuk meningkatkan modal bisnis selain menerbitkan obligasi.saham dijual melalui pasar primer (primary market) atau pasar sekunder(secondary market). Saham adalah tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut. Harga saham adalah harga yang terjadi di pasar bursa pada waktu tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar yaitu permintaan dan penawaran pasar. Harga saham dipengaruhi oleh 4 aspek yaitu: pendapatan, dividen, aliran kas, dan pertumbuhan. Menurut Suad Husnan (2005:279), penentuan harga saham yang seharusnya telah dilakukan oleh setiap analis keuangan dengan tujuan untuk bisa memperoleh tingkat keuntungan yang menarik. Analisis saham bertujuan untuk menaksir nilai intrinsik suatu saham, dan kemudian membandingkannya dengan harga pasar saat ini saham tersebut. Nilai intrinsik menunjukkan present value arus kas yang diharapkan dari saham tersebut. 2.2.8 Pengaruh Rasio Likuditas (Quick Ratio) Terhadap Harga Saham

18 Quick Ratio, merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban lancarnya dengan aktiva lancar yang dikurangi persediaan.karena persediaan merupakan rekening yang paling lama untuk berubah menjadi kas (harus melewati bentuk piutang terlebih dahulu), dan tingkat kepastian nilainya rendah (harga persediaan mungkin tidak seperti yang dicantumkan dalam neraca, terutama untuk persediaan barang dalam proses), maka rekening persediaan mungkin dikeluarkan dari perhitungan quick ratio. Karena quick ratio langsung berpengaruh terhadap kas, maka rasio ini juga dapat mempengaruhi harga saham suatu perusahaan, jika quick ratio suatu perusahaan tinggi maka perusahaan dikatakan baik dalam memenuhi kewajiban lancarnya dengan menggunakan aktiva lancar, sehingga akan banyak investor yang berminat untuk menanamkan modalnya di perusahaan tersebut, dan menyebabkan harga sham tinggi. 2.2.9 Pengaruh Rasio Solvabilitas (Debt To Equty Ratio) terhadap harga saham Rasio Solvabilitas (Debt to equity ratio) merupakan rasio leverage yang mengukur kemampuan kinerja perusahaan dalam mengembalika hutang jangka panjangnya dengan melihat perbandingan antara total debt dan total equity.semakin tinggi Debt to Equity Ratio menunjukkan semakin besar ketergantungan perusahaan terhadap pihak luar sehingga tingkat risiko perusahaan semakin besar dalam memenuhi kewajiban hutangnya, yaitu membayar pokok hutang ditambah dengan bunganya. Hal ini membawa dampak pada penurunannya

19 harga saham, harga saham akan menurun sehingga investor tidak responsif terhadap informasi dalam mengambil keputusan investasi pada saham yang mungkin dikarenakan adanya krisis global. Jadi, Debt to Equtiy Ratio berpengaruh terhadap hargasaham. Hal ini didukung hasil penelitian Tita Deitiana (2011) yang menunjukkan bahwa Debt to Equtiy Ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. 2.2.10 Pengaruh Rasio Profitabilitas (Operating Profit Margin) Terhadap Harga saham Rasio Profitabilitas (Operating Profit Margin) merupakan indicator seberapa banyak laba bersih yang diperoleh dai seluruh asset yang dimiliki dan ditanamnkan kedalam sebuah perusahaan.semakin ringgi operating profit margin menunjukkan semakin efektif perusahaan dalam memanfaatkan aktivanya untuk menghasilkan laba bersih setelah pajak. Peningkatan operating profit margin akan menambah daya tarik investor untuk menanamkan dananya dalam perusahaan tersebut, sehingga harga saham perusahaan akan meningkat. Hal ini didukung oleh penelitian Christine Dwi Karya Susilawati (2008) hasil peneltian menunjukkan bahwa operating profit margin berpengaruh positif dan signifikan terhadap Harga Saham. 2.2.11 Pengaruh Pertumbuhan Penjualan terhadap Harga Saham Penjualan yang memiliki tingkat pertumbuhan penjualan yang tinggi akan membutuhkan lebih banyak investasi pada berbagai elemen aset, baik aset tetap maupun aset lancar. Pihak manajemen perlu mempertimbangkan sumber

20 pendanaan yang tepat bagi pembelanjaan aset tersebut. Perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan penjualan yang tinggi akan mampu memenuhi kewajiban finansialnya seandainya perusahaan tersebut membelanjai asetnya dengan utang, begitupun sebaliknya. Jadi, pertumbuhan penjualan memiliki pengaruh positif signifikan terhadap harga saham.hal ini dibuktikan dalam penelitian Tita Deitiana (2011) yang menunjukkan bahwa pertumbuhan penjualan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. 2.2.12 Pengaruh Dividen (DPR) terhadap Harga Saham Rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio) menentukan jumlah laba yang dapat ditahan sebagai sumber pendanaan. Semakin besar laba ditahan semakin sedikit jumlah laba yang dialokasikan untuk pembayaran dividen. Menurut Brigham dan Houston (2011:211) dalam teori Bird in the Hand Theory, menyatakan bahwa para investor lebih menyukai dividen dibandingkan dengan capital gain karena dividen memiliki risiko lebih rendah dibandingkan dengan capital gain maka dari itu investor akan merasa lebih aman untuk mengharapkan dividen saat ini dibandingkan menunggu capital gain di masa depan. Sehingga dapat disimpulkan semakin tinggi dividen yang ditetapkan di suatu perusahaan, maka semakin tinggi harga saham di perusahaan tersebut,karena banyak investor yang berivestasi di perusahaan tersebut. Dalam teori Tax Differential Theory, menyatakan bahwa pajak atas dividen harus dibayarkan pada tahun saat dividen tersebut diterima, sedangkan pajak atas

21 capital gain tidak dibayarkan sampai saham dijual. Jadi, investor lebih menyukai capital gain karena dapat menunda pembayaran pajak dibandingkan dengan dividen. Sehingga dapat disimpulkan semakin tinggi dividen yang ditetapkan oleh perusahaan maka semakin tinggi juga pajak yang harus dibayarkan oleh investor, hal ini dapat membuat harga saham di perusahaan tersebut rendah, karena para investor tidak berinvestasi di perusahaan tersebut. 1.3 Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran mengenai hubungan antar variabel-variabel yang telah dijelaskan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut : Quick Ratio + H2 Debt to Equity Ratio (DER) Operating Profit Margin (OPM) Pertumbuhan Penjualan +/- H3 + H4 +H5 +/-H6 Harga Saham Divident Payout Ratio (DPR) H1 Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

22 2.4 Hipotesis Penelitian berikut : Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut maka dirumuskan sebagai 1. H1 : Diduga Rasio Likuiditas (Quick Ratio), Rasio Solvabilitas (Debt to Equity Ratio), Profitabilitas (Operating Profit Margin), pertumbuhan penjualan, dan dividen (Divident Payout Ratio )secara bersama-sama mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham 2. H2 : Diduga Rasio Likuiditas (Quick Ratio) berpengaruh secara positif signifikan terhadap harga saham 3. H3 : Diduga Rasio Solvabilitas (Debt to Equity Ratio) berpengaruh secara parsial signifikan terhadap harga saham 4. H4 : Diduga Rasio Profitabilitas (Operating Profit Margin) berpengaruh secara positif signifikan terhadap harga saham 5. H5 : Diduga pertumbuhan penjualan berpengaruh secara positif signifikan terhadap harga saham 6. H6: Diduga dividen (Divident Payout Ratio )berpengaruh secara parsial signifikan terhadap harga saham