BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sumber energi tenaga angin, sumber energi tenaga air, hingga sumber energi tenaga

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dan penulisan laporan tugas akhir dilakukan di Laboratorium

PEMODELAN DAN SIMULASI MAXIMUM POWER POINT TRACKER

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir dilaksanakan pada bulan Februari 2014 hingga Januari

Simulasi Maximum Power Point Tracking pada Panel Surya Menggunakan Simulink MATLAB

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

DESAIN DAN IMPLEMENTASI MAXIMUM POWER POINT TRACKER (MPPT) MIKROKONTROLLER AVR. Dosen Pembimbing

IMPLEMENTASI MAXIMUM POWER POINT TRACKER (MPPT) UNTUK OPTIMASI DAYA PADA PANEL SURYA BERBASIS ALGORITMA INCREMENTAL CONDUCTANCE

Kendali Sistem Pengisi Baterai Tenaga Surya Metode Incremental Conductance Berbasis Mikrokontrol

BAB III PERANCANGAN PEMODELAN SISTEM

PERANCANGAN KONVERTER ARUS SEARAH TIPE CUK YANG DIOPERASIKAN UNTUK PENCARIAN TITIK DAYA MAKSIMUM PANEL SURYA BERBASIS PERTURB AND OBSERVE

Rancang Bangun Modul DC DC Converter Dengan Pengendali PI

Dwi Agustina Hery Indrawati

Sistem MPPT Untuk PV dan Inverter Tiga Fasa yang Terhubung Jala-Jala Menggunakan Voltage-Oriented Control

BAB IV HASIL DAN ANALISIS Pemodelan Sistem Turbin Angin. menggunakan software MATLAB SIMULINK. Turbin Angin Tersusun

NAMA :M. FAISAL FARUQI NIM : TUGAS:ELEKTRONIKA DAYA -BUCK CONVERTER

Materi 3: ELEKTRONIKA DAYA (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA

JIEET: Volume 01 Nomor (Journal Information Engineering and Educational Technology) ISSN : X

BAB I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

RANCANG BANGUN MAXIMUM POWER POINT TRACKER (MPPT) PADA PANEL SURYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Prof.Dr. Ir. Mochamad Ashari, M.Eng. Vita Lystianingrum B.P, ST., M.Sc.

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 1375

Rancang Bangun Interleaved Boost Converter Berbasis Arduino

Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, SH, Kampus UNDIP Tembalang, Semarang 50275, Indonesia.

DESAIN PENYEARAH 1 FASE DENGAN POWER FACTOR MENDEKATI UNITY DAN MEMILIKI THD MINIMUM MENGGUNAKAN KONTROL PID-fuzzy PADA BOOST CONVERTER

Perancangan Boost Converter Untuk Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya

SIMULASI MAXIMUM POWER POINT TRACKING (MPPT) PANEL SURYA MENGGUNAKAN PERTURB AND OBSERVE SEBAGAI KONTROL BUCK-BOOST CONVERTER Mochamad Firman Salam

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi konverter elektronika daya telah banyak digunakan pada. kehidupan sehari-hari. Salah satunya yaitu dc dc konverter.

Hari Agus Sujono a), Riny Sulistyowati a), Agus Budi Rianto a)

PERANCANGAN SISTEM MAXIMUM POWER POINT TRACKING CONVERTER BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 328

Desain Penyearah 1 Fase Dengan Power Factor Mendekati Unity Dan Memiliki Thd Minimum Menggunakan Kontrol Pid-Fuzzy Pada Boost Converter

Desain Boosting MPPT Tiga Level untuk Distributed Generation Tiga Fasa Presented by: Hafizh Hardika Kurniawan

DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKER PADA PHOTOVOLTAIC

PERANCANGAN MAXIMUM POWER POINT TRACKING PANEL SURYA MENGGUNAKAN BUCK BOOST CONVERTER DENGAN METODE INCREMENTAL CONDUCTANCE

PERCOBAAN 5 REGULATOR TEGANGAN MODE SWITCHING. 1. Tujuan. 2. Pengetahuan Pendukung dan Bacaan Lanjut. Konverter Buck

Studi Analisa Synchronous Rectifier Buck Converter Untuk Meningkatkan Efisiensi Daya Pada Sistem Photovoltaic

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SISTEM MAXIMUM POWER POINT TRACKER (MPPT) DENGAN KONVERTER DC-DC TIPE BOOST MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY UNTUK PANEL SURYA SKRIPSI

DESAIN SISTEM HIBRID PHOTOVOLTAIC-BATERAI MENGGUNAKAN BI-DIRECTIONAL SWITCH UNTUK CATU DAYA KELISTRIKAN RUMAH TANGGA 900VA, 220 VOLT, 50 HZ

Auto Charger System Berbasis Solar Cell pada Robot Management Sampah

DC-DC Step-Up Converter Rasio Tinggi Kombinasi Charge Pump dan Boost Converter untuk Catu Daya Motor Induksi pada Mobil Listrik

DESAIN DAN IMPLEMENTASI MAXIMUM POWER POINT TRACKER (MPPT) SOLAR PV BERBASIS FUZZY LOGIC MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER AVR

Rancang Bangun AC - DC Half Wave Rectifier 3 Fasa dengan THD minimum dan Faktor Daya Mendekati Satu menggunakan Kontrol Switching PI Fuzzy

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISA

DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PENGISI BATERAI TENAGA SURYA MENGGUNAKAN METODE INCREMENTAL CONDUCTANCE KENDALI ARUS BERBASIS dspic30f4012

Dielektrika, [P-ISSN ] [E-ISSN X] 147 Vol. 4, No. 2 : , Agustus 2017

Desain dan Implementasi Self Tuning LQR Adaptif untuk Pengaturan Tegangan Generator Sinkron 3 Fasa

RANCANG BANGUN MODUL BOOST CHOPPER VOLT DC 200 WATT BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 16 ABSTRAK

Oleh : Aries Pratama Kurniawan Dosen Pembimbing : Prof. Dr.Ir. Mochamad Ashari, M.Eng Vita Lystianingrum ST., M.Sc

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konverter elektronika daya merupakan suatu alat yang mengkonversikan

B B BA I PEN EN A D HU LU N 1.1. Lat L ar B l e ak an Mas M al as ah

MAXIMUM POWER POINT TRACKER DENGAN METODE INCREMENTAL CONDUCTANCE TRANSCONDUCTANCE CONTROL BERBASIS. dspic30f4012

DESAIN DAN ANALISIS PROPORSIONAL KONTROL BUCK-BOOST CONVERTER PADA SISTEM PHOTOVOLTAIK

PENDEKATAN BARU UNTUK SINTESIS KONVERTER DAYA

DESAIN DAN IMPLEMENTASI MULTI-INPUT KONVERTER DC-DC PADA SISTEM TENAGA LISTRIK HIBRIDA PV/WIND

Desain Sistem Photovoltaic (PV) Terhubung Dengan Grid Sebagai Filter Aktif

BAB III RANCANGAN SMPS JENIS PUSH PULL. Pada bab ini dijelaskan tentang perancangan power supply switching push pull

Perancangan dan Implementasi Konverter Boost Rasio Tinggi dengan Transformator Hybrid untuk Aplikasi Photovoltaic

PERANCANGAN STAND ALONE PV SYSTEM DENGAN MAXIMUM POWER POINT TRACKER (MPPT) MENGGUNAKAN METODE MODIFIED HILL CLIMBING

Perbaikan Variabel Step Size MPPT pada Aplikasi Panel Surya untuk Perubahan Iradiasi Matahari yang Cepat

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1.(a). Blok Diagram Kelas D dengan Dua Aras Keluaran. (b). Blok Diagram Kelas D dengan Tiga Aras Keluaran.

Desain Maximum Power Point Tracking untuk Turbin Angin Menggunakan Modified Perturb & Observe (P&O) Berdasarkan Prediksi Kecepatan Angin

DAFTAR GAMBAR. Magnet Eksternal µt Gambar Grafik Respon Daya Output Buck Converter dengan Gangguan Medan

STUDI KOMPARASI MPPT ANTARA SOLAR CONTROLLER MPPT M10-20A DENGAN MPPT TIPE INCREMENTAL CONDUCTANCE SEBAGAI CHARGER CONTROLLER LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konversi energi dari cahaya matahari menjadi energi listrik dilakukan oleh

Harmini 1) 1)JurusanTeknikElektro U S M,Jl. Soekarno Hatta Tlogosari

MEMAKSIMALKAN KONVERSI ENERGI PV MODULE BERDASARKAN KURVA KARAKTERISTIK PADA LERENG TEGANGAN

DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PENGISI BATERAI TENAGA SURYA MENGGUNAKAN METODE INCREMENTAL CONDUCTANCE-VOLTAGE CONTROL BERBASIS dspic30f4012

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.3 Desember 2017 Page 3122

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

Implementasi MPPT (Maximum Power Point Tracker) Pada Sistem Photovoltaic

Perancangan dan Implementasi Konverter Boost Rasio Tinggi dengan Transformator Hybrid untuk Aplikasi Photovoltaic

Perancangan Battery Control Unit (BCU) Dengan Menggunakan Topologi Cuk Converter Pada Instalasi Tenaga Surya

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan sumber energi listrik terus meningkat seiring meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini energi listrik adalah kebutuhan utama bagi semua orang di dunia.

PENGONTROLAN DC CHOPPER UNTUK PEMBEBANAN BATERAI DENGAN METODE LOGIKA FUZZY MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA 128 TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 L atar Belakang Masalah

ANALISIS STEP-UP CHOPPER SEBAGAI TRANSFORMASI R SEBAGAI INTERFACE PHOTOVOLTAIC DAN BEBAN

METODE PENGENDALIAN DAYA PADA PHOTOVOLTAIC MODULE DENGAN METODE KENDALI INTERNAL TUGAS AKHIR

KENDALI BUCK-BOOST MPPT BERBASIS DIGITAL LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Latar Belakang dan Permasalahan!

1 BAB I PENDAHULUAN. bidang ilmu kelistrikan yang menggabungkan ilmu elektronika dengan ilmu ketenaga-listrikan.

DESAIN DAN IMPLEMENTASI PENAIK TEGANGAN MENGGUNAKAN KOMBINASI KY CONVERTER DAN BUCK- BOOST CONVERTER

Desain dan Implementasi Soft Switching Boost Konverter Dengan Simple Auxillary Resonant Switch (SARC)

Perancangan dan Implementasi Multi-Input Konverter Buck Untuk Pengisian Baterai Menggunakan Panel Surya dan Turbin Angin

Desain dan Simulasi Konverter Buck Sebagai Pengontrol Tegangan AC Satu Tingkat dengan Perbaikan Faktor Daya

Desain dan Implementasi Tapped Inductor Buck Converter dengan Metode Kontrol PI pada Rumah Mandiri

RANCANG BANGUN CATU DAYA TENAGA SURYA UNTUK PERANGKAT AUDIO MOBIL

Maximum Power Point Tracking (MPPT) Pada Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Angin Menggunakan Buck-Boost Converter

Perancangan Simulator Panel Surya Menggunakan LabView

BAB III DESAIN DAN IMPLEMENTASI

I. PENDAHULUAN. hingga peningkatan efesiensi energi yang digunakan. Namun sayangnya

DC-DC Step-Up Converter Rasio Tinggi Kombinasi Charge Pump dan Boost Converter untuk Catu Daya Motor Induksi pada Mobil Listrik

Simulasi Pengujian Kinerja Algoritma Pencarian Titik Daya Maximum

BAB I PENDAHULUAN. Inverter merupakan suatu rangkaian elektronik yang berfungsi sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. energi listrik yang ada di Indonesia. Dengan meningkatnya kebutuhan akan

Pengendalian Kecepatan Motor DC Magnet Permanen Dengan Menggunakan Sensor Kecepatan Rotari

Transkripsi:

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1 Perancangan Sistem Secara umum diagram blok perencanaan sistem MPPT yang akan dibuat dapat dilihat pada gambar berikut : PV Module SEPIC konverter Beban V I MPPT Kontrol Modified INC/P&O Gambar 3.1 Diagram blok sistem Dari gambar 3.1 blok diagram sistem MPPT diatas algoritma yang akan diterapkan dan dianalisis adalah modified incremental conductance (INC) dan modified perturb and observe (P&O). Dimana kedua algoritma ini membutuhkan variabel arus dan tegangan untuk proses pelacakan titik daya maksimum pada PV module. Keluaran dari algoritma MPPT ini berupa nilai duty cycle yang digunakan untuk mengatur kerja switching pada rangkaian konverter, switching yang akan digunakan pada konverter ini adalah mosfet. Konverter yang digunakan dalam sistem MPPT ini adalah koverter tipe buck dan boost yaitu SEPIC konverter yang dapat menaikkan dan menurunkan tegangan inputnya. Beban yang digunakan pada sistem ini berupa beban resistif yang langsung terhubung dengan konverter. 19

3.2 Perancangan Photovoltaic Gambar 3.2 Photovoltaic Dalam perancangan sistem Photovoltaic terdapat beberapa parameter yang harus diperhatikan agar dapat bekerja secara maksimal seperti daya maksimum, tegangan maksimum, arus maksimum,dll. untuk mempermudah hal tersebut maka penelitian ini mengambil input parameter dari Photovoltaic yang terdapat di pasaran. Tipe Photovoltaic yang akan diterapkan pada penelitian ini berupa Photovoltaic tipe JMP 85W-S5-G dengan menggunakan software Simulink Matlab 2016b. Berikut parameter-parameter pada fotovoltaic JMP 85W-S5-G. Gambar 3.3 Parameter Photovoltaic tipe JMP 85W-S5-G Dengan parameter photovoltaic tersebut dapat dihasilkan daya maksimum sebesar 86,292 W. Sedangkan pada penelitian tugas akhir ini sistem phovoltaic yang akan digunakan berupa phovoltaic dengan keluaran daya maksimum sebesar 20

1200 W. Untuk itu dilakukan perubahan nilai jumlah sel seri dan paralel pada modul phovoltaic tersebut. Jumlah sel seri yang digunakan berjumlah 5, sedangkan untuk jumlah sel paralel berjumlah 3. Dengan parameter module phovoltaic yang sama diatas ditambah dengan jumlah 5 sel seri dan 3 sel paralel, maka module phovoltaic 1294 W dapat tercapai. Berikut perubahan parameter Photovoltaic tipe JMP 85W-S5-G. Gambar 3.4 Parameter Photovoltaic tipe JMP 85W-S5-G 1200 W 3.3 Perancangan Konverter Dalam pemodelan konverter sendiri diperlukan beberapa nilai komponen yang sesuai pada rangkaian konverter agar nantinya konverter tersebut dapat bekerja secara optimal. Untuk itu sebelum dilakukan pemodelan pada software Matlab dilakukan perhitungan dengan persamaan-persaman yang terdapat pada 21

setiap komponen konverter dengan parameter-parameter yang telah ditentukan. Berikut data konsep parameter yang diinginkan. Tabel 3.1 Data parameter Konverter Parameter Nilai Vi (tegangan masuk) 50-110 Vo (tegangan keluaran) Io (arus keluaran) 91,8 V 14,1 A Vo (tegangan ripple keluaran) 2% Frekuensi Switching R (load/beban) 25 Khz 6,5 ohm 3.3.1 Perhitungan SEPIC Konverter Perhitungan dan penentuan nilai setiap komponen pada SEPIC konverter sendiri dilakukan dan didapatkan dari persamaan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Berikut perhitungan nilai setiap komponen berdasarkan parameter yang sudah ditentukan. Nilai Duty Cycle Duty Cycle merupakan representasi kondisi logika high dalam satu periode sinyal. Duty Cycle ini nantinya digunakan untuk mengatur kinerja dari switching mosfet pada konverter, dalam perhitungan SEPIC konverter digunakan nilai Duty Cycle maksimum untuk mencari nilai induktor dan kapasitor yang dibutuhkan agar nantinya konverter dapat bekerja secara optimal. Berikut perhitungan penentuan nilai Duty Cycle maksimum. Dmax = Vo+Vd Vi+Vo+Vd Dmax = 91,8+0,5 50+91,8+0,5 = 0,64 22

Dmin = Vo+Vd Vi+Vo+Vd Dmin = Nilai Induktor 91,8+0,5 110+91,8+0,5 = 0,45 (3.1) Dalam penentuan nilai induktor yang akan digunakan pada SEPIC konverter terlebih dahulu harus menentukan nilai arus ripple induktor. Terdapat aturan untuk mengitung arus ripple induktor karena jika terlalu kecil akan membuat kerja PWM tidak stabil dan jika terlalu besar akan meningkatkan EMI (Electromagnetic Interference). Adapun untuk arus ripple induktor yang ideal adalah 20 40 % dari arus input maksimum. Berikut perhitungan penentuan nilai arus ripple induktor. IL = IL = Io Vo Vi 14,1 91,8 50 IL = 1294,38 50 40% 40% 30% IL = 25,8876 40% IL = 10,355 A (3.2) Setelah mendapat nilai arus ripple induktor maka dapat dilakukan perhitungan nilai induktor. Pada rangkaian SEPIC konverter terdapat 2 induktor yang keduanya memiliki nilai yang sama. Berikut perhitungan penentuan nilai induktor. L1 = L2 = Vi D IL Fs L1 = L2 = 50 0,64 10,355 25000 L1 = L2 = 32 258875 L1 = L2 = 0,0001236 H L1 = L2 = 123,6 ʯH (3.3) 23

Nilai Kapasitor Untuk menentukan besar nilai kapasitor yang dibutuhkan SEPIC konverter dapat ditentukan dengan rumus dibawah ini. Co Co Io D Vo 0,5 Fs 14,1 0,64 0,02 91,8 0,5 25000 Co 9,024 22950 Co 0,0003932 F Co 392,2 ʯF (3.4) Setelah melakukan perhitungan nilai komponen yang dibutuhkan SEPIC konverter, maka didapatkan SEPIC konverter dengan spesifikasi sebagai berikut. Tabel 3.2 Spesifikasi SEPIC konverter Komponen L1 L2 Co Cs R Nilai 123,6 ʯH 123,6 ʯH 2392,2 mf 10 ʯF 6,5 ohm 24

3.3.2 Pemodelan SEPIC Konverter Dengan spesifikasi nilai komponen yang telah didapatkan melalui proses perhitungan, maka dibuatlah pemodelan SEPIC konverter menggunakan Simulink Matlab. Berikut bentuk pemodelan SEPIC konverter yang telah dibuat. Gambar 3.5 Pemodelan SEPIC Konverter Agar Koverter dapat disimulasikan pada Simulink Matlab maka perlu ditambahkan blok pulse generator untuk mengaktifkan dan mengatur kerja switching mosfet, sehingga konverter dapat bekerja. Berikut bentuk pemodelan SEPIC konverter yang telah dilengkapi pulse generator. Gambar 3.6 Pemodelan SEPIC Konverter dengan pulse generator 25

Setelah pemodelan SEPIC konverter dapat bekerja maka module photovoltaic dapat digabungkan dengan SEPIC konverter sehingga terbentuk suatu sistem. Pada pemodelan sistem ini algoritma MPPT masih belum disematkan sehingga untuk menjalankan sistem hanya mengandalkan pulse generator, dimana nilai duty cyle nya diatur secara manual menyesuaikan perhitungan duty cyle sebelumnya. Gambar 3.7 Pemodelan Sistem Tanpa Agoritma MPPT 3.4 Perancangan Algoritma MPPT Algoritma MPPT berfungsi untuk melacak atau mentracking daya maksimal yang dapat dihasilkan oleh photovoltaic pada kondisi lingkungan tertentu. pada penelitian ini akan dibuat pemodelan dari algoritma Modified Perturb and Oberver dan Modified Incremental Conductance. Berikut adalah langkah langkah dalam membuat pemodelan algoritma MPPT yang nantinya akan disimulasikan Simulink Matlab. 3.4.1 Pemodelan Modified Perturb and Oberver Modified Perturb and Oberver merupakan salah satu algoritma MPPT yang telah mengalami modifikasi dan perbaikan kinerja dari algoritma Perturb and Oberver (P&O) konvensional sebelumnya. Pada tahap ini pemodelan terhadap Modified Perturb and Oberver dibuat menggunakan Matlab Function pada Simulink. Sehingga bentuk flowchart dari Modified Perturb and Oberver yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya diubah kedalam bentuk script yang isikan pada 26

blok Matlab Function. Adapun bentuk pemodelan Modified Perturb and Oberver yang telah dibuat dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 3.8 Pemodelan Modified Perturb and Oberver Pada pemodelan algoritma Modified Perturb and Oberver tersebut agar algoritma dapat disimulasikan dibutuhkan tambahan blok PWM untuk mengaktifkan switching mosfet pada konverter. Dan juga PWM dibutuhkan untuk mengatur besar frekuensi switching agar konverter dapat beroperasi. Berikut pemodelan Modified Perturb and Oberver yang telah dilengkapi pwm. Gambar 3.9 Pemodelan Modified Perturb and Oberver dengan PWM 27

Setelah blok pemodelan Modified Perturb and Oberver dihubungkan dengan blok PWM, maka sistem MPPT dapat dibuat. Adapun pemasangan model Modified Perturb and Oberver dengan konverter SEPIC yang telah dibuat sebelumnya dapat dilakukan. Untuk input Modified Perturb and Oberver dihubungkan terhadap keluaran module photovoltaic, sedangkan output dari blok PWM dihubungkan terhadap mosfet pada rangkaian SEPIC konverter. Setelah semuanya terhubung maka pemodelan sistem MPPT dapat terbentuk seperti gambar berikut ini. Gambar 3.10 Pemodelan Sistem MPPT Menggunakan Modified Perturb and Oberver 3.4.2 Pemodelan Modified Incremental Conductance Modified Incremental Conductance merupakan salah satu algoritma MPPT yang telah mengalami peningkatan dan perbaikan kinerja dari algoritma Incremental Conductance (INC) konvensional sebelumnya. Pada tahap pemodelan Modified Incremental Conductance ini sama halnya dengan Modified Perturb and 28

Oberver dimana algoritma dibuat menggunakan Matlab Function pada Simulink. Sehingga bentuk flowchart dari Incremental Conductance yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya diubah kedalam bentuk script yang isikan pada blok Matlab Function. Adapun bentuk pemodelan Modified Incremental Conductance yang telah dibuat dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 3.11 Pemodelan Modified Incremental Conductance Seperti pemodelan Modified Perturb and Oberver sebelumnya dibutuhkan tambahan blok PWM untuk mengaktifkan switching mosfet pada konverter. Dan juga PWM dibutuhkan untuk mengatur besar frekuensi switching agar konverter dapat beroperasi. Berikut pemodelan Modified Incremental Conductance yang telah dilengkapi pwm. Gambar 3.12 Pemodelan Modified Incremental Conductance dengan PWM Setelah blok pemodelan Modified Incremental Conductance dihubungkan dengan blok PWM, maka sistem MPPT dapat dibuat. Adapun pemasangan model 29

Modified Incremental Conductance dengan konverter SEPIC sama seperti tahap pemasangan pada model Modified Perturb and Oberver. Untuk input Modified Incremental Conductance dihubungkan terhadap keluaran module photovoltaic, sedangkan output dari blok PWM dihubungkan terhadap mosfet pada rangkaian SEPIC konverter. Pemodelan sistem MPPT dapat dilihatseperti berikut ini. Gambar 3.13 Pemodelan Sistem MPPT Menggunakan Modified Incremental Conductance 3.5 Perancangan Keseluruhan Sistem MPPT Pada tahap ini sistem MPPT pada masing masing algoritma yaitu Modified Perturb and Oberver dan Modified Incremental Conductance akan disimulasikan dengan diterapkan Irradiasi matahari yang bervariasi dimulai dari 800 1000 W/m 2 dengan kondisi temperatur module photovoltaic konstan yaitu 25 o C. Parameter Irradiasi matahari dan temperatur module dibuat menggunakan blok signal builder. Dengan menggunakan signal builder kita dapat dengan mudah mengatur parameter yang diinginkan serta dapat mengatur lebih dari satu 30

parameter. Setelah melakukan perancangan pada blok Signal Builder dengan kondisi parameter yang telah ditentukan seperti pada halaman sebelumnya, maka sistem MPPT dapat dirancang dan diujikan. Berikut keseluruhan pemodelan sistem MPPT yang telah dibuat. Gambar 3.14 Pemodelan Keseluruhan Sistem MPPT 31