Identifikasi Obyek Bergerak Berbasis Segmentasi Warna RGB

dokumen-dokumen yang mirip
Penghitung Kendaraan Menggunakan Background Substraction dengan Background Hasil Rekonstruksi

SAMPLING DAN KUANTISASI

BAB 2 LANDASAN TEORI

DETEKSI GERAK BANYAK OBJEK MENGGUNAKAN BACKGROUND SUBSTRACTION DAN DETEKSI TEPI SOBEL

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori Citra Digital

KLASIFIKASI TELUR AYAM DAN TELUR BURUNG PUYUH MENGGUNAKAN METODE CONNECTED COMPONENT ANALYSIS

Suatu proses untuk mengubah sebuah citra menjadi citra baru sesuai dengan kebutuhan melalui berbagai cara.

SEGMENTASI CITRA DIGITAL IKAN MENGGUNAKAN METODE THRESHOLDING DIGITAL FISH IMAGE SEGMENTATION BY THRESHOLDING METHOD

Traffic IP Camera untuk Menghitung Kendaraan Roda Empat Menggunakan Metode Luasan Piksel

Sesi 2: Image Formation. Achmad Basuki PENS-ITS 2006

UJI COBA THRESHOLDING PADA CHANNEL RGB UNTUK BINARISASI CITRA PUPIL ABSTRAK

Sesi 3 Operasi Pixel dan Histogram. : M. Miftakul Amin, S. Kom., M. Eng.

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari sudut pandang matematis, citra merupakan fungsi kontinyu dari intensitas cahaya

Pertemuan 2 Representasi Citra

Analisis Perbandingan Algoritma Optical Flow dan Background Estimation untuk Pendeteksian Objek pada Video

BAB II. Computer vision. teknologi. yang. dapat. Vision : Gambar 2.1

APLIKASI IMAGE THRESHOLDING UNTUK SEGMENTASI OBJEK

BAB III PERANCANGAN SISTEM. Pada dewasa sekarang ini sangat banyak terdapat sistem dimana sistem tersebut

ANALISIS CONTRAST STRETCHING MENGGUNAKAN ALGORITMA EUCLIDEAN UNTUK MENINGKATKAN KONTRAS PADA CITRA BERWARNA

BAB 2 LANDASAN TEORI. metode yang digunakan sebagai pengawasan kendaraan yang menggunakan pengenalan

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Perancangan sistem dimulai dari penempatan posisi kamera dengan posisi yang

Perbaikan Kualitas Citra Menggunakan Metode Contrast Stretching (Improvement of image quality using a method Contrast Stretching)

COUNTING SPERMA AKTIF MENGGUNAKAN METODE OTSU THRESHOLD DAN LOCAL ADAPTIVE THRESHOLD

Implementasi Metode Watershed Transformation Dalam Segmentasi Tulisan Aksara Bali Berbasis Histogram

Aspek Penerapan Video Segmentasi Sebagai Sistem Pendeteksi Pelanggaran Lalu Lintas

MAKALAH PENGOLAHAN CITRA DIGITAL. ( Histogram Citra ) Disusun Oleh : : 1. Agus Riyanto (2111T0238) 2. M. Yazid Nasrullah ( 2111T0233 )

KONSEP DASAR PENGOLAHAN CITRA

Pengantar PENGOLAHAN CITRA. Achmad Basuki PENS-ITS Surabaya 2007

APLIKASI IMAGE THRESHOLDING UNTUK SEGMENTASI OBJEK

PENINGKATAN KUALITAS CITRA DENGAN METODE FUZZY POSSIBILITY DISTRIBUTION

PENENTUAN THRESHOLD CITRA MULUT DENGAN METODE NORMAL PROBABILITY DENSITY FUNCTION (NPDF) GUNA MENDETEKSI MULUT PEMELAJAR

SYSTEM IDENTIFIKASI GANGGUAN STROKE ISKEMIK MENGGUNAKAN METODE OTSU DAN FUZZY C-MEAN (FCM)

Oleh: Riza Prasetya Wicaksana

PENGAMAN RUMAH DENGAN SISTEM FACE RECOGNITION SECARA REAL TIME MENGGUNAKAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Mengenal Lebih Jauh Apa Itu Point Process

BAB II TEORI PENUNJANG

BAB II LANDASAN TEORI

Pendeteksian Tepi Citra CT Scan dengan Menggunakan Laplacian of Gaussian (LOG) Nurhasanah *)

Bab II Teori Dasar 2.1 Representasi Citra

Pengenalan Karakter Sintaktik menggunakan Algoritma Otsu dan Zhang-Suen

Muhammad Zidny Naf an, M.Kom. Gasal 2015/2016

PENGATURAN KECERAHAN DAN KONTRAS CITRA SECARA AUTOMATIS DENGAN TEKNIK PEMODELAN HISTOGRAM

Aplikasi Pengolahan Citra Dalam Pengenalan Pola Huruf Ngalagena Menggunakan MATLAB

PENERAPAN HAND MOTION TRACKING PENGENDALI POINTER PADA VIRTUAL MOUSE DENGAN METODE OPTICAL FLOW

BAB II LANDASAN TEORI

PRAKTIKUM 2. MATRIK DAN JENIS CITRA

Analisa Gerakan Manusia Pada Video Digital

Review Paper. Image segmentation by histogram thresholding using hierarchical cluster analysis

Segmentasi Dan Pelabelan Pada Citra Panoramik Gigi

PENGENALAN ABJAD SISTEM ISYARAT BAHASA INDONESIA (SIBI) BERBASIS KAMERA DEPTH

Pengolahan Citra Digital untuk Menghitung Luas Daerah Bekas Penambangan Timah

BAB III METODE PENELITIAN

SISTEM REKOGNISI KARAKTER NUMERIK MENGGUNAKAN ALGORITMA PERCEPTRON

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI

BAB II LANDASAN TEORI. Pengolahan Citra adalah pemrosesan citra, khususnya dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. melacak badan manusia. Dimana hasil dari deteksi atau melacak manusia itu akan

PENENTUAN KUALITAS DAUN TEMBAKAU DENGAN PERANGKAT MOBILE BERDASARKAN EKSTRASI FITUR RATA-RATA RGB MENGGUNAKAN ALGORITMA K-NEAREST NEIGHBOR

PENDETEKSIAN TEPI OBJEK MENGGUNAKAN METODE GRADIEN

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

Pertemuan 3 Perbaikan Citra pada Domain Spasial (1) Anny Yuniarti, S.Kom, M.Comp.Sc

BAB 2 LANDASAN TEORI

FERY ANDRIYANTO

Penggunaan Jaringan Syaraf Tiruanuntuk Membaca Karakter pada Formulir Nilai Mata Kuliah

SEGMENTASI CITRA MEDIK MRI (MAGNETIC RESONANCE IMAGING) MENGGUNAKAN METODE REGION THRESHOLD

PENERAPAN SEGMENTASI MULTI KANAL DALAM MENDETEKSI SEL PARASIT PLASMODIUM SP. I Made Agus Wirahadi Putra 1, I Made Satria Wibawa 2 ABSTRAK

PENGHITUNG JUMLAH MOBIL MENGGUNAKAN PENGOLAHAN CITRA DIGITAL DENGAN INPUT VIDEO DIGITAL

SEGMENTASI CITRA RETINA DIGITAL RETINOPATI DIABETES UNTUK MEMBANTU PENDETEKSIAN MIKROANEURISMA

Analisa dan Perancangan Sistem Deteksi Cacat Produksi

BAB 2 LANDASAN TEORI

PRAPROSES CITRA MENGGUNAKAN KOMPRESI CITRA, PERBAIKAN KONTRAS, DAN KUANTISASI PIKSEL

PENDETEKSI TEMPAT PARKIR MOBIL KOSONG MENGGUNAKAN METODE CANNY

BAB 2 LANDASAN TEORI

UJI COBA PERBEDAAN INTENSITAS PIKSEL TIAP PENGAMBILAN GAMBAR. Abstrak

SEGMENTASI OBYEK PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE OTSU THRESHOLDING

PENGKONVERSIAN IMAGE MENJADI TEKS UNTUK IDENTIFIKASI PLAT NOMOR KENDARAAN. Sudimanto

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI UNTUK MENDESAIN KARTU UCAPAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

COMPUTER VISION UNTUK PENGHITUNGAN JARAK OBYEK TERHADAP KAMERA

IP TRAFFIC CAMERA PADA PERSIMPANGAN JALAN RAYA MENGGUNAKAN METODE LUASAN PIKSEL

IMPLEMENTASI METODE HARMONIC MEAN FILTERDAN CANNY UNTUK MEREDUKSI NOISEPADA CITRA DIGITAL

Analisis Perbandingan Algoritma Optical Flow dan Background Estimation untuk Pendeteksian Objek pada Video

selanjutnya nilai alpha dan alpha matte atau key disebut dengan matte. Teknik segmentasi yang didasarkan pada perhitungan matte disebut image matting.

PELACAKAN LEVEL KETINGGIAN AIR BERDASARKAN WARNA DENGAN BACKGROUND SUBSTRACTION

Proses memperbaiki kualitas citra agar mudah diinterpretasi oleh manusia atau komputer

Dosen: M. Miftakul Amin Pengolahan Citra Digital

Algoritma Kohonen dalam Mengubah Citra Graylevel Menjadi Citra Biner

Segmentasi Citra Digital Menggunakan Thresholding Otsu untuk Analisa Perbandingan Deteksi Tepi

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

IDENTIFIKASI FOKUS MIKROSKOP DIGITAL MENGGUNAKAN METODE OTSU

BAB 1V HASIL SIMULASI DAN ANALISIS

PERBANDINGAN SEGMENTASI CITRA BERWARNA DENGAN FUZZY CMEANS CLUSTERING PADA BEBERAPA REPRESENTASI RUANG WARNA

Implementasi Edge Detection Pada Citra Grayscale dengan Metode Operator Prewitt dan Operator Sobel

Representasi Citra. Bertalya. Universitas Gunadarma

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

IMPLEMENTASI PERHITUNGAN KECEPATAN OBJEK BERGERAK BERBASIS WEBCAM DAN PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

Transkripsi:

Identifikasi Obyek Bergerak Berbasis Segmentasi Warna RGB Risna Julia Sari 1, Achmad Fanany Onnilita Gaffar 2, Arief Bramanto Wicaksono Putra 3 Teknologi Informasi, Teknik Informatika Multimedia, Politeknik Negeri Samarinda, Kalimantan Timur Email: julia.cabbia2@gmail.com, onnygaffar212@gmail.com, ariefbram@gmail.com Abstract Penelitian ini menerapkan metode segmentasi warna berbasis komponen RGB untuk mengidentifikasi obyek bergerak. Metode kuantisasi berbasis multi-thresholding yang diterapkan di tiap komponen RGB digunakan untuk memisahkan pola obyek dalam citra. Teknik adjustment digunakan untuk mengatur contrast dan brightness dari citra yang sudah terkuantisasi. Segmentasi warna RGB dilakukan dengan memperkurangkan antar komponen R, G dan B. Terdapat 6 (enam) kemungkinan segmentasi warna yaitu segmentasi R-G, R- B, G-R, G-B, B-R dan B-G. Dari hasil percobaan yang dilakukan, diperoleh segmentasi terbaik untuk mendeteksi obyek bergerak adalah segmentasi R-B untuk dominan frame warna red, segmentasi G-B untuk dominan frame warna green, dan segmentasi B-R untuk dominan frame warna blue. Keywords Akuisisi; Segmentation; Multi-Thresholding; Quantitation; Adjustment; RGB I. PENDAHULUAN Manusia memiliki kemampuan penglihatan yang sangat kompleks sehingga manusia dapat melakukan proses perekaman, pendeteksian warna maupun obyek hanya dengan mengingat saat pertama kali melihat. Obyek berupa citra dilanjutkan ke otak untuk dianalisa sehingga manusia dapat mengerti obyek apa yang terlihat dalam pandangan penglihatannya. Kemampuan penglihatan manusia seperti yang disebutkan di atas, sangatlah berbeda dengan apa yang dilakukan oleh sistem penglihatan komputer atau biasa disebut computer vision dengan menggunakan sensor kamera. Pada sistem penglihatan komputer, hasil yang dilihat oleh sensor tidak dapat diterjemahkan secara langsung. Oleh karena itu, dibutuhkan proses pengolahan citra terlebih dahulu. Obyek dibagi dalam 2 (dua) macam yaitu obyek bergerak dan tidak bergerak. Yang dimaksud dengan obyek bergerak adalah ketika letak obyek berubah dari posisi sebelumnya. Dari perpindahan obyek tersebut terdapat perbedaaan citra melalui pengamatan dengan menggunakan kamera[1]. Penggunaan kamera sebagai alat akuisisi banyak digunakan dibeberapa bidang seperti Video Surveillance dan monitoring lalu lintas pada sistem keamanan. Setiap pergerakan obyek akan menghasilkan perbedaan frame dari citra yang dihasilkan. Perbedaan frame dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk mendeteksi suatu obyek yang bergerak[2]. Terdapat berbagai macam teknik dan metode untuk mendeteksi suatu obyek bergerak selain menggunakan perbedaan frame (Frame Difference). Beberapa diantaranya adalah Optical Flow, Background Substraction, Gaussian Mixture Model dan Hidden Markov Model. Di dalam penelitian ini akan dilakukan pelacakan obyek bergerak dengan menggunakan metode Segmentasi warna berbasis true color (RGB). Sebagai perangkat akuisisinya digunakan Camera pi yang terintegrasi dalam bareboard jenis Raspberry. Pada prinsipnya, pelacakan obyek bergerak menggunakan metode segmentasi warna RGB didasarkan pada perbedaan antar komponen R, G, dan B yang dilakukan secara real-time. II. METODE A. Multi-Thresholding Thresholding adalah proses pembagian gray level (level keabuan) berdasarkan nilai threshold yang ditentukan. Jika ditetapkan 1 (satu) nilai threshold maka akan terdapat 2 (dua) bagian interval pada gray level. Semua piksel yang memiliki nilai intensitas di bawah nilai threshold akan diberi nilai (nol), dan sebaliknya akan diberi nilai 1 (satu) hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan Pers.(1). 1 if f(x, T g(x, = { if f(x, < T } ( ) Metode yang dapat digunakan dalam proses thresholding adalah metode OTSU. Metode OTSU digunakan dalam melakukan penyeleksian nilai threshold berdasarkan nilai histogram citra abu-abu. Proses penyeleksian menggunakan pendekatan statistika[3]. Nilai thresholding dipilih dari nilai warna keabuan yang terletak pada interval histogram. Nilai ambang yang akan dicari dari suatu citra gray level dinyatakan dengan K. Nilai K berkisar antara 1 sampai dengan L, dengan nilai L = 255. Probabilitas setiap piksel pada level ke i dapat dinyatakan sebagai proses normalisasi histogram dengan menggunakan Pers.(2). p i = n i N Dengan, ni = menyatakan jumlah pixel pada level ke i; N = menyatakan total jumlah pixel pada citra. Dalam metode OTSU nilai threshold pada Pers.(1) ditentukan dengan memaksimalkan between class variance dengan menggunakan Pers.(3) [4]. ( ) 22

σ 2 B = ω (μ μ T ) 2 + ω 1 (μ 1 μ T ) 2 Dimana: k 1 ω = p q ( r q ) q= L 1 ω 1 = p q ( r q ) q=k k 1 μ = qp q ( r q )/ω q= ( ) akan menghasilkan citra seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 3. 2 2 255 2 2 2 - = 13 13 Citra R-G 55 13 13 13 13 Citra R-B 13 13 L 1 μ 1 = qp q ( r q )/ω 1 q=k 2 255 2 2 - = 55 13 13 Multi-thresholding adalah proses thresholding pada gray level dengan jumlah threshold lebih dari 1 (satu). Sebagai contoh ditunjukkan dalam Gambar 1. Citra G-B 13 13 - = -13 13 64 128 192 255-13 -13 Gambar 3. Segmentasi tanpa Multi-thresholding 96 16 255 Gambar 1. Multi-thresholding dengan 3 (tiga) nilai threshold B. Segmentasi Warna Citra RGB merupakan kombinasi dari 3 (tiga) komponen citra gray (R,G, dan B) seperti ditunjukkan dalam Gambar 2. Tampak dari Gambar 3 menghasilkan citra segmentasi yang masih mengandung citra keabuan. Dalam hal ini obyek yang diharapkan teridentifikasi tidak begitu tampak. Jika dilakukan Multi-thresholding pada Gambar 2 dengan menggunakan Multithresholding seperti dalam Gambar 1 maka akan diperoleh citra seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 4. 2 2 255 2 2 2 2 Citra RGB 2 2 2 2 2 2 2 255 2 2 2 2 2 2 2 2 2 Gambar 2. Representasi Citra RGB Citra RGB yang ditunjukkan dalam Gambar 2 jika dilakukan segmentasi warna secara langsung tanpa thresholding maka 23

Citra R-G g( x, High out C =1 255 f () - = 255 Low out Lowin Highin I( x, Citra R-B Gambar A Citra dengan Normal-Contrast - = 255 g( x, High out g( x, C 1 C 1 High out 255 Citra G-B f () f () - = Gambar 4. Segmentasi menggunakan Multi-Thresholding -255 255-255 -255 C. Adjustment Dalam kondisi tertentu, biasanya hasil dari tahap preprocessing adalah berupa citra, terdapat beberapa citra dengan contrast (ketajaman) dan brightness (intensitas terang citra) yang rendah. Untuk meningkatkan kualitas visualisasi citra diperlukan proses adjustment. Citra dengan kontras yang rendah atau biasa disebut Lowcontrast image biasanya dihasilkan dari pencahayaan yang buruk, kurangnya jangkauan perangkat akuisitor citra, atau karena kesalahan pengaturan lensa akuisitor pada saat proses akuisisi. Teknik contrast-stretching digunakan untuk meningkatkan jangkauan dinamis gray level. Pada prinsipnya teknik ini memetakan gray level dari image input ke gray level tertentu yang dinyatakan dengan Pers. (4). g (x, = f(i(x, ) Dimana f( ) adalah fungsi yang memetakan gray level image I(x, menjadi g(x,. Secara garis besar ditunjukkan dalam Gambar 5. ( ) Low out Lowin Gambar B Citra dengan High-Contrast Highin Gambar 5. Pemetaan contrast citra I( x, Low out Lowin Gambar C Citra dengan Low-Contrast Highin I( x, Gambar 5 merepresentasikan fungsi linear f( ) yang memetakan [Low in High in ] dari image input ke [Low out High out ] image output. Fungsi pemetaan linear tersebut dinyatakan dengan Pers. (5). Low in = min(i(x, ) High in = max(i(x, ) g(x, = f(i(x, ) = Low out + (High out Low out ). ( I(x, Low in High in Low in ) Proses Adjustment memiliki satu parameter untuk mengatur brightness yaitu gamma. Namun pada percobaan ini tidak menggunakan pengaturan brightness D. Skema Penelitian Metode penelitian ini menggunakan 6 (enam) tahapan umum yang ditunjukkan dalam Gambar 7 sebagai metode penelitian. ( ) 24

AKUISISI DATA Gambar 6. Metode Penelitian KONVERSI CITRA KE DOUBLE MULTI- THRESHOLDING SEGMENTASI SEGMENTASI BERBASIS WARNA RGB ADJUSTMENT PRE-PROCESSING KONVERSI CITRA WARNA KE GREY KUANTISASI III. HASIL DAN PEMBAHASAN IDENTIFIKASI OBYEK Pada penelitian ini, tool yang digunakan untuk pemrograman adalah MATLAB yang telah terintegrasi dengan perangkat Raspberry sebagai alat akuisisi. Secara garis besar, penelitian ini terdiri dari 5 (lima) tahapan umum, yaitu Akusisi Data, Pre- Processing, Segmentasi, Adjustment dan Identifikasi Obyek seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 7. A. Akuisisi Data Akuisisi data dilakukan dengan menggunakan Camera pi yang terintegrasi dalam board jenis Raspberry. Pada prinsipnya, video terdiri dari sejumlah frame berbasis citra RGB dalam durasi waktu tertentu. Di dalam penelitian ini, video dibangun berdasarkan jumlah frame yang di-capture oleh camera pi sebanyak 46 frame. Contoh hasil akuisisi frame ditunjukkan dalam Gambar 8. B. Pre-processing Tahapan pre-processing terbagi menjadi 2 (dua) proses yaitu konversi citra ke tipe data double dan konversi citra ke tipe data gray. Beberapa tahap yang diakukan adalah sebagai berikut: 8. Data citra yang tersimpan di dalam matriks pertama kali adalah tipe uint8. Perhitungan aritmatika akan lebih mudah dilakukan jika data bertipe double. Citra grayscale merupakan citra yang hanya memiliki 1 (satu) kanal pada setiap pikselnya. Nilai grayscale merupakan nilai akumulasi dari komponen RGB. Warna yang dimiliki dari tipe grayscale adalah dari hitam, keabuan dan putih. Pada dasarnya grayscale adalah ukuran derajat keabuan disetiap piksel yang dapat dihitung dengan Pers. (6). Gray = (,2989*R)+(,58*G)+(,114*B) (6) Hasil konversi citra ke grayscale dapat dilihat dalam Gambar Gambar 8. Konversi RGB to Gray C. Segmentasi Dalam proses segmentasi warna, terdiri dari dua tahapan utama, yaitu Proses Multi-Thresholding dan Kuantisasi. 1) Multi-Threshoding Pada penelitian ini digunakan 3 (tiga) nilai threshold pada masing-masing komponen R, G dan B. Nilai threshold yang digunakan sesuai nilai probabilitas piksel tiap komponen RGB pada setiap frame berdasarkan Pers.(2). Tabel I menunjukkan nilai multi-threshold berdasarkan frame yang ditunjukkan dalam Gambar 9. TABLE I. NILAI MULTI-THRESHOLD Gambar 7. Hasil Akusisi Menggunakan Camera Pi Dari hasil akuisisi yang ditunjukkan dalam Gambar 8, tampak bahwa bagian obyek yang berupa pola pakaian merepresentasikan komponen warna RGB. Frame Red 1 Red 2 Multi-Threshold Komp R Komp G Komp B 51 42 41 98 19 13 147 163 153 54 6 129 133 134 25

Red 3 Green 1 Green 2 Green 3 Blue 1 Blue 2 Blue 3 2) Kuantisasi 189 22 199 41 34 26 82 91 74 121 138 116 38 59 32 85 15 66 122 132 91 46 82 38 16 136 87 154 169 117 33 54 34 77 13 73 113 131 12 76 8 49 158 142 17 217 194 146 5 54 3 111 11 68 158 143 94 36 54 31 89 1 66 118 126 94 Proses Kuantisasi adalah mengubah nilai piksel tiap frame ke nilai threshold terdekat. Frame Red Gray 2, Frame Green Gray 2 dan Frame Blue Gray 1 akan digunakan sebagai visualisasi percobaan untuk proses kuantisasi. Hasil kuantisasi ditunjukkan dalam Gambar 9. ed Blue (Segmentasi R-B) reen Red (Segmentasi G-R) reen Blue (Segmentasi G-B) lue Red (Segmentasi B-R) lue Green (Segmentasi B-G) Hasil dari segmentasi warna berdasarkan 6 kemungkinan seperti tersebut di atas ditunjukkan dalam Gambar 1. D. Adjustment Untuk meningkatkan hasil segmentasi warna yang ditunjukkan pada Gambar 11, maka perlu dilakukan proses adjustment untuk mengatur nilai contrast (ketajaman) dan brightness (intensitas terang citra) pada sebuah citra dengan menggunakan Pers.(4) dan Pers.(5). Hasil dari proses adjustment ditunjukkan dalam Gambar 12. E. Identifikasi Obyek Hasil akuisisi sejumlah 46 frame kemudian diproses berdasarkan tahap-tahap seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 7. Berdasarkan Gambar 8, identifikasi segmentasi R-B digunakan untuk dominan frame warna red, segmentasi G-B untuk dominan frame warna green, dan segmentasi B-R untuk dominan frame warna blue. Hasil identifikasi ditunjukkan dalam Gambar 1. Gambar 9. Hasil Kuantisasi 3) Segmentasi Warna Untuk mengidentifikasi obyek bergerak pada penelitian ini dilakukan proses segmentasi terhadap komponen R, G dan B. Segmentasi dilakukan dengan cara memperkurangkan antar komponen RGB. Hasil dari pengurangan kemudian diubah ke dalam bentuk biner untuk memisahkan antara bagian background dan foreground. Beberapa kombinasi segmentasi warna berbasis komponen RGB dibagi menjadi 6 (enam) kemungkinan yaitu: ed Green (Segmentasi R-G) 26

Gambar 1. Identifikasi segmentasi frame IV. KESIMPULAN Dari hasil percobaan segmentasi dengan cara memperkurangkan antar komponen RGB diperoleh hasil segmentasi terbaik untuk frame dominan warna red adalah segmentasi R-B, untuk frame dominan warna green adalah segmentasi G-B, sedangkan untuk frame dominan warna blue adalah segmentasi B-R. Segmentasi warna RGB bergantung pada kuantisasi hasil multi-thresholding yang berfungsi untuk memisahkan pola obyek dalam citra. Semakin banyak jumlah threshold yang digunakan maka akan semakin banyak pula kemungkinan pola obyek yang dapat dideteksi. Teknik adjustment diperlukan untuk meningkatkan kualitas visualisasi citra hasil segmentasi. REFERENCES [1] H. Gani, A. Lawi, and I. S. Areni, PELACAKAN CIRI OBYEK BERGERAK PADA SISTEM WAKTU NYATA vol. 3, no. 2, pp. 174 181, 214. [2] N. Singla, Motion Detection Based on Frame Difference Method, Int. J. Inf. Comput. Technol., vol. 4, no. 15, pp. 1559 1565, 214. [3] D. Putra, Binerisasi citra tangan dengan metode otsu, Teknol. Elektro, vol. 3, no. 2, pp. 11 13, 24. [4] P. S. Liao, T. S. Chen, and P. C. Chung, A fast algorithm for multilevel thresholding, J. Inf. Sci. Eng., vol. 17, no. 5, pp. 713 727, 21. [5] I. The Mathworks, Fuzzy Logic Toolbox TM User s Guide. 214. 27

Gambar 11. Hasil Segmentasi Warna 28

Gambar 12. Hasil Adjustment 29