BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mengajar, meliputi manajemen perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. 1

BAB I PENDAHULUAN. pada terhambatnya kemajuan negara. Menurut Nata (2012: 51) pendidikan

Arifin, Imron, Penelitian Kualitatif Dalam Ilmu-Ilmu Sosial dan Keagamaan, Malang : Kalimasada Press, 1994.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sangat dianjurkan pelaksanaannya oleh Allah SWT. Islam juga memerintah

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia menuju era globalisasi. Suatu era yang

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah. kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Hal ini tertuang dalam Undang- undang Pendidikan

faktor eksternal. Berjalannya suatu pendidikan harus didukung oleh unsur-unsur pendidikan itu sendiri. Unsur-unsur pendidikan tersebut adalah siswa,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia, supaya anak didik menjadi manusia yang berkualitas, profesional,

2016 PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL TERHADAP INTERAKSI SOSIAL DAN SOSIALISASI ANAK DI LINGKUNGAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting. Guru tidak hanya dituntut untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang nomor 20 tahun 2013 Bab II Pasal 3 disebutkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beralihnya masyarakat kita dari masyarakat yang masih sederhana

BAB I PENDAHULUAN. muda agar kelak dapat menghadapi kehidupan seperti sekarang ini.

B A B I PENDAHULUAN. khususnya proses pembelajaran di sekolah terus di lakukan seiring dengan kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dilahirkan manusia-manusia yang berkualitas yang akan membangun dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan suatu bangsa dapat dilihat dari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. sifat konstruktif dalam hidup manusia. Karena itulah kita dituntut untuk mampu

BAB I PENDAHULUAN. Adopratama, 2011, hal Depdiknas, Undang-Undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) (UU RI No. 20

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pengetahuan dan keterampilan menjadi tanggung jawab satuan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hal yang sangat penting bagi suatu bangsa, dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia; ajaran itu dirumuskan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Qur an Melalui Pendekatan Historis-Metodologis, ( Semarang: RaSAIL, 2005), hlm

BAB I PENDAHULUAN. didik, sehingga menghasilkan peserta didik yang pintar tetapi tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. mensosialisasikan kemampuan baru kepada mereka agar mampu. mengantisipasi tuntutan masyarakat yang dinamis. 3

I. PENDAHULUAN. mempersiapkan kesuksesan masa depan masyarakat semuanya yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas. maju, adil, makmur dan beradab berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. E. Mulyasa, Standar Kompetensi Sertifikasi Guru, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2007, hlm. 4.

BAB I PEDAHULUAN. manusia. Pendidikan merupakan faktor utama dalam proses untuk membentuk

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta

BAB I PENDAHULUAN. satuan pendidikan, dimana anak didik belajar. Proses belajar di sekolah

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

I. PENDAHULUAN. usaha di negara lain. Untuk menghadapi era globalisasi ini diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun

PENGEMBANGAN AKTIVITAS BELAJAR EKONOMI MELALUI METODE PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TERAS TAHUN AJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pusat kegiatan pembelajaran dan guru sebagai fasilitator. Kurikulum

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

I. PENDAHULUAN. Secara umum pada Bab I ini akan di bahas mengenai latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah segala usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, sekolah,

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. meneruskannya dari generasi ke generasi, akan tetapi diharapkan dapat mengubah

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan secara umum bertujuan untuk membentuk generasi

Judul BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas menentukan masa depan bangsa. Sekolah. sekolah itu sendiri sesuai dengan kerangka pendidikan nasional.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pribadi manusia secara normative. Pendidikan tidak hanya diperoleh di lembagalembaga

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan suatu bangsa. Pendidikan itu sendiri adalah usaha sadar dan terencana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Risma Rosyanti,2013

BAB I PENDAHULUAN. hanya memberikan informasi saja atau mengarahkan ke satu tujuan saja.

BAB I PENDAHULUAN. tahun dan 9 tahun. Anak-anak yang bersekolah di tingkat Sekolah Dasar (dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Adanya kemunduran umat Islam tidak lain disebabkan oleh kemiskinan ilmu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam kehidupan manusia baik individu, maupun sebagai anggota

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental, yang juga

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, meningkatkan kualitas manusia dalam membentuk watak bangsa menjadi

2014 PENGARUH LAYANAN ADMINISTRASI TERHADAP PEMIMPIN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KOTA CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. bahwa dalam proses pendidikan, peserta didik/siswa menjadi sentral

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting bagi manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. yang menyenangkan dan mudah dipahami oleh siswa. Pendidikan berfungsi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Long life education adalah motto yang digunakan oleh orang yang

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 2000, hlm 38 2 Sudarwan Danim, Inovasi Pendidikan Dalam Upaya Peningkatan Profesioanalisme

BAB I PENDAHULUAN. bahwa bangsa yang berada dalam tahap pembangunan dan perkembangan,

BAB I PENDAHULUAN. atau tidaknya suatu negara di pengaruhi oleh faktor pendidikan. Begitu. sulit dibayangkan bagaimana dapat mencapai kemajuan.

BAB I PENDAHULUAN. perubahan budaya kehidupan. Pendidikan yang dapat mendukung pembangunan di masa

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan masyarakat Indonesia di era globalisasi ini,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. akan mendorong individu untuk melakukan hal-hal yang lebih baik. Minat

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Masalah pendidikan perlu

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental, yang juga mempunyai sifat konstruktif dalam hidup manusia. Karena itulah kita dituntut untuk mampu mengadakan refleksi ilmiah tentang pendidikan tersebut, sebagai pertanggungjawaban terhadap perbuatan yang dilakukan, yaitu mendidik dan dididik. 1 Pendidikan sebagai suatu bentuk kegiatan manusia dalam kehidupannya juga menempatkan tujuan sebagai suatu yang hendak dicapai, cita-cita atau tujuan yang ingin dicapai harus dinyatakan secara jelas, sehingga semua pelaksana dan sasaran pendidikan memahami atau mengetahui suatu proses kegiatan yang harus dilakukan. 2 Pendidikan yang bermutu dapat meningkatkan outcome sumber daya manusia unggul yang pada gilirannya akan terbangun watak suatu bangsa, serta dapat menentukan keberhasilan bidang lainnya seperti ekonomi, politik, dan sebagainya karena manusia merupakan subjek dalam seluruh aktifitas bidang-bidang tersebut. Hal ini selaras dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 yang menyatakan bahwa Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dan bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 3 1 Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan (Jakarta : Rajawali Pers, 2009), Edisi Revisi 8, hlm. 6 2 Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, hlm 10 3 Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. (Jakarta; DEPAG RI, 2006), hlm. 8-9 1

Dalam rangka tercapainya tujuan tersebut, pemerintah menetapkan serangkaian prinsip penyelenggaraan pendidikan sebagai landasan dalam pelaksanaan pendidikan yang ada. Salah satu prinsip penyelenggaraan yang telah ditetapkan adalah bahwa pendidikan diselenggarakan sebagai proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat (pasal 4). 4 Sama halnya dengan bidang manajemen, pada lembaga pendidikan, manajemen merupakan hal yang penting untuk mengelola komponen yang dibutuhkan dalam pembelajaran. Manajemen atau pengelolaan merupakan komponen integral dan tidak dapat dipisahkan dari proses pendidikan secara keseluruhan. Alasannya tanpa manajemen tidak mungkin tujuan pendidikan dapat diwujudkan secara optimal, efektif dan efisien. Konsep tersebut berlaku di sekolah yang memerlukan manajemen yang efektif dan efisien. Manajemen pendidikan merupakan alternatif strategis untuk meningkatkan kualitas pendidikan, hasil penelitian Balitbangdikbud pada tahun 1991, menunjukkan bahwa manajemen merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas pendidikan. Manajemen sekolah secara langsung akan mempengaruhi dan menentukan efektif tidaknya kurikulum, berbagai peralatan belajar, waktu mengajar, dan proses pembelajaran. Dengan demikian, upaya peningkatan kualitas pendidikan harus dimulai dengan pembenahan manajemen sekolah, disamping peningkatan kualitas guru dan pengembangan sumber pendidikan. 5 Memudahkan pembelajaran bagi murid adalah tugas utama guru, untuk itu guru tidak saja dituntut untuk membuat suasana pembelajaran menjadi nyaman dan menarik, tetapi juga harus mampu menciptakan metode pembelajaran yang sesuai dengan keadaan diri masing-masing peserta didik. hlm. 20-22 4 Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, hlm. 9 5 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), 2

Di sini, guru dituntut untuk benar-benar sesuai dengan perkembangan diri peserta didik yang menjadi subjek sekaligus objek pendidikan itu sendiri. 6 Kemampuan manusia untuk belajar merupakan karakteristik penting yang membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya. Belajar mempunyai keuntungan, baik bagi individu maupun masyarakat. Bagi individu, kemampuan untuk belajar secara terus menerus akan memberikan konstribusi terhadap pengembangan kualitas hidupnya. Sedangkan bagi masyarakat, belajar mempunyai peran yang sangat penting dalam mentransmisikan budaya dan pengetahuan dari generasi ke generasi. 7 Secara historis dapat diketahui bahwa Islam menjunjung tinggi terhadap proses belajar mengajar, bahkan perintah umatnya supaya menuntut ilmu pengetahuan tinggi, sebagaimana wahyu pertama kali diturunkan kepada nabi Muhammad SAW dalam surat al-alaq ayat 1-5 yang berbunyi : Artinya: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS. Al-Alaq : 1-5) 8 6 H. Baharuddin, Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran (Yogyakarta : Ar- Ruzz media, 2010), hlm. 5 7 H. Baharudin, Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, hlm. 11 8 Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahannya,(Semarang: Al Wa ah, 1995), hal.1079 3

Dari ayat di atas dapat diketahui bahwa ilmu pengetahuan akan mengangkat fikiran dan akal untuk memikirkan beberapa nilai dasar terpenting yang dapat dijadikan pedoman dan arahan dalam kegiatan belajar mengajar. Terkait dengan masa sekarang ini di mana ditandai dengan wujudnya ilmu pengetahuan diberbagai bidang untuk menyiapkan generasi penerus yang berkualitas dan bertanggung jawab. Jika diperbincangkan dunia pendidikan saat ini, pasti tidak terlepas dengan istilah full day school. Full day school adalah sekolah yang dirancang sedemikian rupa layaknya sekolah formal, juga didesain mampu memberikan harapan pasti terhadap masyarakat. Misalnya, nilai plus yang belum diberikan saat pelajaran formal berlangsung, antara lain latihan belajar kelompok, latihan berjamaah sholat wajib dan sunnah dhuha, latihan membaca do a bersama, dan lain sebagainya. Dunia globalisasi saat ini mensyaratkan dunia pendidikan berfikir keras sekaligus cerdas dalam memajukan lembaga yang dicitakan, tak terkecuali sekolah yang menerapkan sistem full day school. Ciri khas sekolah yang akrab dengan istilah sebutan full day school ini sudah merambah di Indonesia dan menjadi perhatian banyak kalangan. 9 Sistem pembelajaran fullday school merupakan pengemasan dalam hal cara belajar yang berorientasi pada kualitas pendidikan yang berlangsung selama sehari penuh dengan penggunaan format permainan yang menyenangkan dalam pembelajarannya. Hal ini diterapkan dalam sistem pembelajaran ini dengan tujuan agar proses belajar mengajar yang berlangsung dalam suasana yang menyenangkan, karena dilandasi dengan permainan yang menarik sehingga motivasi belajar siswa akan meningkat, walaupun berlangsung selama sehari penuh. Permainan dalam pembelajaran adalah salah satu aktifitas yang digunakan untuk mendorong tercapainya tujuan 9 Baharuddin, Pendidikan dan Psikologi Perkembangan, (Yogyakarta : AR-RUZZ MEDIA, 2009), hlm. 223-224 4

instruksional. 10 Jadi, dengan menggunakan format permainan yang menarik dan menyenangkan dalam proses pembelajarannya, selain dapat memberikan rasa nyaman juga dapat meningkatkan semangat belajar mereka, meskipun itu berlangsung selama sehari penuh. Sehubungan dengan hal tersebut, SDIT Robbani Kendal merupakan salah satu lembaga pendidikan yang penulis pandang sebagai sekolah yang menerapkan sistem full day school dalam proses pembelajarannya. Dengan begitu kehadiran SDIT Robbani di tengah-tengah masyarakat memberikan alternatif bagi anak-anak mereka, karena SDIT Robbani Kendal merupakan salah satu sekolah yang berusaha menyeimbangkan antara pendidikan jasmani dan ruhani (serta tidak mengesampingkan penyeimbangan IQ, EQ dan SQ), sehingga tidak sedikit masyarakat setempat yang antusias untuk menyekolahkan anaknya di SDIT Robbani Kendal. SDIT Robbani Kendal adalah salah satu institusi sekolah dasar Islam terpadu yang berada dibawah naungan yayasan dakwah sosial dan pendidikan Islam. Upaya meningkatkan kualitas pendidikan pada hakekatnya tidak sekedar mengarah pada hasil pendidikan akan tetapi juga pada proses pelaksanaan pendidikan, Proses disini termasuk model kurikulum yang diterapkan. Berkenaan dengan penerapan kurikulum, sistem full day school merupakan salah satu bentuk model pendidikan yang sangat mendukung untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Dalam penerapan manajemen pembelajaran sistem full day school di SDIT Robbani Kendal, diperlukan suatu perencanaan yang matang, dimana perencanaan pembelajaran dipersiapkan dan disusun pada awal tahun ajaran baru yaitu berupa program tahunan. Sedangkan untuk pelaksanaan pembelajaran sistem full day school guru menggunakan metode atau strategi mengajar yang menyenangkan dan bervariasi dengan menggunakan setting pembelajaran yang berbeda serta tidak terfokus pada ceramah dan tanya jawab 10 Syahrul Rikza, Implementasi Pendidikan Agama Islam di Full day School SMA Negeri 5 Malang, http://www. Scribd.com/doc./59494968/10/faktor-pendukung-dan-penghambat-sitemfullday-school. Diakses pada 10 Agustus 2011 5

saja. Disini kepala sekolah juga berperan penting yaitu memotivasi guru untuk selalu memperbaiki metode mengajarnya melalui kegiatan supervisi dan pengarahan pelaksanaan pembelajaran setiap harinya. Berdasarkan deskripsi di atas, maka penelitian ini perlu dikaji tentang Manajemen Pembelajaran Full Day School di SDIT Robbani Kendal. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah yang akan dibahas pada penelitian ini adalah bagaimana Manajemen Pembelajaran Full Day School di SDIT Robbani Kendal? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Sebagaimana perumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi manajemen pembelajaran full day school di SDIT Robbani Kendal. 2. Manfaat Penelitian Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan berbagai manfaat, baik secara teoritis maupun praktis. Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat menjadi wacana baru dalam pengelolaan atau manajemen pembelajaran di lembaga-lembaga pendidikan Islam. Hal ini mengingat semakin banyaknya sekolah-sekolah berlatar belakang Islam yang tumbuh di daerah-daerah, tetapi belum dapat secara optimal memafaatkan potensi dan merespon kebutuhan daerah. Sedangkan secara praktis manfaat dari penelitian ini adalah Diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi dalam pelaksanaan manajemen pembelajaran di lembaga tersebut khususnya dan lembaga-lembaga pendidikan lain pada umumnya. 6

7