BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Posisi duduk merupakan sikap duduk yang sering dilakukan seseorang dalam kesehariannya. Posisi duduk yang baik sangat menentukan kesehatan punggung manusia. Nyeri yang timbul biasanya disebabkan karena posisi duduk yang salah (Barbara Dorsch, 2010). Posisi duduk yang tidak alamiah atau tidak ergonomis akan menimbulkan kontraksi otot secara isometris (melawan tahanan) pada otot-otot utama yang terlibat dalam pekerjaan akibatnya beban kerja bertumpu di daerah pinggang dan menyebabkan otot pinggang sebagai penahan beban utama akan mudah mengalami kelelahan dan selanjutnya akan mengalami nyeri pada otot sekitar pinggang atau punggung bawah atau yang lebih dikenal dengan istilah low back pain (Risyanto, 2008). Low back pain merupakan suatu gejala nyeri pada punggung bagian bawah dan merupakan work related musculoskeletal disorders. Ada beberapa faktor yang menimbulkan keluhan low back pain yang berhubungan dengan posisi kerja yang tidak ergonomis antara lain, kebiasaan duduk dan bekerja membungkuk dalam waktu yang relatif lama, mengangkat dan mengangkut beban dengan sikap yang tidak ergonomis, tulang belakang yang tidak normal, atau akibat penyakit tertentu seperti penyakit degeneratif. Faktor lain yang dapat menimbulkan gangguan low back pain meliputi karakteristik individu misalnya, body mass index (BMI), tinggi badan, kebiasaan olahraga dan masa kerja (Hariyanto, 2010). 1
2 Setyawan (2008) menyebutkan sekitar 90% dari seluruh kasus low back pain disebabkan oleh faktor mekanik, yaitu low back pain pada struktur anatomi normal yang digunakan secara berlebihan atau akibat sekunder dari trauma atau deformitas yang menimbulkan stres atau strain pada otot, tendon dan ligamen. Selain itu, dari segi anatomi dan fungsional low back pain juga dapat disebabkan karena adanya kelainan pada spine (ruas tulang belakang), dimana spine merupakan struktur penyangga tubuh dan kepala yang selalu terlibat dalam berbagai sikap tubuh dan gerakan sehingga mudah sekali mengalami gangguan. Pada studi kolaborasi tentang nyeri WHO mendapatkan hasil bahwa 33% penduduk di negara berkembang mengalami nyeri persisten. Nyeri ini pada akhirnya akan berkaitan dengan kondisi depresi sehingga dapat mengganggu kualitas hidup dan menurunkan level aktivitas pekerja. Studi ini juga menyatakan bahwa 40% responden tidak mendapatkan pengobatan yang memuaskan dan 20% diantaranya mengalami depresi. Dari segi ekonomi, 61% tidak dapat melakukan pekerjaan di luar rumah dengan baik dan 19% diantaranya harus kehilangan pekerjaan karena nyeri yang dirasakan (Karuniasih, 2009). Ada berbagai jenis pekerjaan yang berpotensi mengalami gangguan low back pain (LBP) antara lain pekerja lapangan atau bukan lapangan, pelayan, operator, tekhnisian dan manajernya, profesional, sales, pekerjaan yang berhubungan dengan tulis menulis dan pengetikan, supir truk, pekerjaan manual handling, penjahit dan perawat (Weeks et all, 1991). Sejalan dengan pendapat Weeks, salah satu jenis pekerjaan sektor informal yang berisiko mengalami gangguan kesehatan yang diakibatkan pekerjannya terutama yang berhubungan
3 dengan posisi duduk yaitu pengemudi angkutan kota. Para pengemudi angkutan tersebut bekerja dengan jam kerja melebihi 8 jam sehari bahkan ada yang mencapai 15 jam per hari (tergantung trayek dan keinginan subjektif). Mereka berkendara dengan posisi duduk statis dalam waktu relatif lama. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa posisi duduk yang tidak ergonomis dan dalam durasi lama dapat meningkatkan risiko terjadinya keluhan low back pain. Gangguan otot akan semakin diperberat oleh situasi tertentu misalnya posisi duduk yang tidak benar, usia, postur tubuh, serta kursi yang tidak ergonomis. Menurut Lientje (2000) yang dikutip oleh Risyanto (2008) menyebutkan pada supir dan profesi sejenisnya otot-otot punggung akan bekerja keras menahan beban anggota gerak atas yang sedang melakukan aktivitas. Akibatnya daerah pinggang menjadi tumpuan beban tubuh sehingga rentan mengalami kelelahan dan selanjutnya akan menimbulkan rasa nyeri. Namun juga terdapat keluhan lain pada supir karena posisi duduk yang tidak benar yaitu tumpuan lengan berada pada setir dan tumpuan kaki pada pedal. Menurut Grandjean (1991) yang dikutip oleh Tarwaka (2004) menyebutkan bahwa posisi duduk memiliki beberapa keuntungan antara lain, pembebanan pada kaki dan penggunaan energi dapat dikurangi. Namun dibalik keuntungan tersebut jika posisi duduk dilakukan dalam waktu cukup lama maka dapat menyebabkan otot melembek dan tulang belakang melengkung sehingga cepat lelah. Berdasarkan profil perusahaan yang didapatkan dari personalia Fa.Mekar Jaya didapatkan informasi Fa.Mekar Jaya telah beroperasi sejak tahun 1993
4 sampai saat ini dengan melayani dua Trayek yang berbeda, yakni Trayek 117 Pinang Baris-Belawan dan Trayek 118 Marelan-Simpang Tuntungan. Hingga tahun 2015 tercatat 30 armada yang aktif beroperasi pada Trayek 117 yang merupakan lokasi penelitian kali ini. Berdasarkan survei pendahuluan dan wawancara singkat pada Oktober 2015 yang dilakukan pada beberapa pengemudi angkutan kota Fa.Mekar Jaya Trayek 117 di Terminal Pinang Baris Medan didapatkan informasi bahwa beberapa supir mengeluhkan nyeri dibagian punggung bawah atau daerah pinggang akibat mengemudi dalam waktu relatif lama. Dalam satu hari para pengemudi mengoperasikan kendaraannya selama 8-12 jam dengan waktu istirahat 2-3 jam. Selain itu posisi duduk yang tidak sesuai, seperti bagian punggung tidak bersandar sempurna pada bantalan kursi, posisi duduk yang membungkuk dan posisi kepala membungkuk atau terlalu condong ke depan akan semakin memperparah kondisi nyeri pinggang yang mereka alami. Berdasarkan uraian tersebut maka penulis tertarik untuk meneliti mengenai hubungan posisi duduk dengan keluhan nyeri punggung bawah (low back pain) pada pengemudi angkutan kota Fa.Mekar Jaya Trayek 117 di Kota Medan.
5 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan bagaimana hubungan antara posisi duduk dengan keluhan nyeri punggung bawah (low back pain) pada pengemudi angkutan kota Fa.Mekar Jaya Trayek 117 di Kota Medan Tahun 2016. 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana hubungan antara posisi duduk dengan keluhan nyeri punggung bawah (Low Back Pain) pada pengemudi angkutan kota Fa.Mekar Jaya Trayek 117 di Kota Medan Medan Tahun 2016. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Mengetahui gambaran karakteristik individu pengemudi angkutan kota pada Fa. Mekar Jaya Trayek 117. 2. Mengetahui gambaran posisi duduk pengemudi angkutan kota selama mengemudi. 3. Mengetahui gambaran keluhan Low Back Pain pada pengemudi angkutan kota. 1.4 Hipotesis Hipotesis penelitian ini yaitu adanya hubungan posisi duduk dengan keluhan nyeri punggung bawah (low back pain) pada pengemudi angkutan kota Fa.Mekar Jaya Trayek 117 di Kota Medan Tahun 2016.
6 1.5 Manfaat Penelitian 1. Sebagai masukan bagi para pengemudi angkutan kota mengenai posisi duduk yang ergonomis selama mengemudi untuk mengurangi dampak lebih lanjut terhadap keluhan low back pain. 2. Menambah wawasan dan pengetahuan penulis dalam penelitian. 3. Sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.