BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
2015 PROFIL KONDISI FISIK ATLET BOLA BASKET PUTRI TINGKAT SMA SE-JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ashari Nopdiana, 2015 Profil fisik dan teknik klub basket garuda kelompok putra usia tahun

JURNAL. Oleh: AHMAD ABDUL RA UF Dibimbing oleh : 1. Budiman Agung Pratama, M.Pd. 2. Muhammad Yanuar Rizky, M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. kalangan, perkembangannya mengalami kemajuan yang sangat pesat hal ini dapat dilihat dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2014 MODIFIKASI TES KETERAMPILAN DRIBBLING

2015 HUBUNGAN ANTARA POWER TUNGKAI, KOORDINASI MATA DAN TANGAN DENGAN KETEPATAN JUMP SHOOT DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

BAB I PENDAHULUAN. bola basket juga mengalami perubahan-perubahan yang semakin kompleks.

Materi Permainan Bola Basket Lengkap

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola

BAB I PENDAHULUAN. dan olahraga perlu terus dilakukan untuk itu pembentukan sikap dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Journal of Sport Sciences and Fitness

BAB I PENDAHULUAN. basket terbuka antar klub di setiap wilayah yang rata-rata pemainnya

I. PENDAHULUAN. banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Permainan bola basket memiliki

BAB I PENDAHULUAN. kesegaran jasmani dan berpengaruh pula pada peningkatan prestasi pada cabang

BAB I PENDAHULUAN. Apriandi Mauliate Mangaratua Sinaga,2014. Konstruksi Tes Ball Handling Dalam Cabang Olahraga Bola Basket

BAB I PENDAHULUAN Yusni Arie Apriansyah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Uji Validitas Dan Reabilitas Tes Keterampilan Teknik Sepakbola Usia Remaja

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat disetiap kegiatan-kegiatan olahraga. Secara umum pembinaan olahraga di Indonesia diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia olahraga saat ini lebih maju dibandingkan masa

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekolah maupun luar lingkungan sekolah. mulai anak-anak (pemula) hingga dewasa (profesional/atlet).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lufty Bella Dina Hakiky, 2014

PROFIL VO2MAX DAN DENYUT NADI MAKSIMAL PEMAIN DIKLAT PERSIB U-21

PERBANDINGAN ANTARA LATIHAN KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN GERAKAN BENCH PRESS DAN PUSH UP TERHADAP HASIL TEMBAKAN FREE THROW DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dea Oktaviani,2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS

PERBANDINGAN HASIL TEMBAKAN ANTARA DRIBBLE JUMP SHOOT DENGAN PASSING JUMP SHOOT DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad Rezha, 2014

BAB I PENDAHULUAN. beberapa kejuaraan cabang olahraga basket baik untuk kalangan pelajar ataupun club-club

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAHAN AJAR. 1. Judul : PERMAINAN BOLA BASKET. 2. Penyusun : Drs, Syahrizal. 3. Tujuan :

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan penjelasan ketentuan umum undang-undang. keolahragaan No. 5 tahun 2005 tentang sistem keolahragaan, yaitu:

Teknik Dasar Permainan Bola Basket Beserta Gambarnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini dunia khususnya olaharaga di Indonesia menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Nuritia Septiantry, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Teknik menembak dalam olahraga Bolabasket merupakan salah satu teknik yang

BAB I PENDAHULUAN. permainan bola basket three on three, dan slam dunk kontes.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA. gabungan dari jalan, lari dan lompat serta unsur kekuatan, kecepatan,

2015 DAMPAK LATIHAN FARTLEK TERHADAP PENINGKATAN V02MAX.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Kharismayanda, 2013

2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SHOOTING DALAM PERMAINAN BOLABASKET

II. TINJAUAN PUSTAKA. Bola basket merupakan cabang olahraga beregu dimana bola basket dimainkan

2015 PROFIL KOND ISI FISIK ATLET SQUASH KABUPATEN BEKASI PAD A PORD A

BAB l PENDAHULUAN. cocok untuk ditonton karena biasa dimainkan di ruang tertutup dan hanya. pemain ketika memantulkan atau melempar bola tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah penjaga gawang. Cabang olahraga ini asal mulanya dari cabang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Proyek

Oleh: Cahyo Nugroho

SKRIPSI. Oleh : DIDIK SISWANTO NPM :

SILABUS MATA KULIAH. B. Tujuan Mata Kuliah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pandu Gunawan, 2013

BAB I PENDAHULUAN. atlet dari tingkat pelajar sampai mahasiswa. Turnamen-turnamen dengan berbagai

I. PENDAHULUAN. masing-masing regu terdiri dari sebelas orang pemain, yang lazim disebut. sebanyak-banyaknya ke dalam gawang lawan dan mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bola basket di Indonesia telah berkembang sangat pesat. Event kejuaraan olahraga

BAB I PENDAHULUAN. teknik yang berkualitas. Tingkat pencapaian prestasi olahraga bola basket dapat

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan(S.Pd.) Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan Dan Rekreasi

I. PENDAHULUAN. maupun sebagai anggota kelompok yang dilakukan secara sadar dan. kemampuan, keterampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan

I. PENDAHULUAN. berkualitas adalah melalui pendidikan. Pendidikan adalah upaya yang. negara. Pada negara-negara yang baru berkembang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pada dewasa ini olahraga tenis sudah tak asing lagi dimasyarakat. Olahraga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara memasukkan bola ke dalam keranjang (basket) lawan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rafdlal Saeful Bakhri, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dengan memasukkan bola kedalam keranjang lawan (Wissel 1994:2). Bola basket

S K R I P S I. Oleh: YUDHA WAHYU BASUKI NPM

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga futsal kini menjadi olahraga permainan yang diminati dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA. fakultas untuk para mahasiswa prefesiaonal di YMCA (young Men s

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pembinaan olahraga di Indonesia diarahkan untuk. meningkatkan kesegaran jasmani dan kesehatan seluruh masyarakat.

2015 PENGARUH LATIHAN PLYOMETRICS DAN WEIGHT TRAINING DENGAN METODE PYRAMID SYSTEM TERHADAP PENINGKATAN POWER TUNGKAI PEMAIN BASKET

BAB I PENDAHULUAN. meliputi: ketahanan (endurance), kekuatan (strength) dan kecepatan (speed).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 PERBANDINGAN EFEKTIVITAS SHOOTING

BAB I PENDAHULUAN. abad ke-19. Dr james Nismith, seorang guru pendidikan olahraga di YMCA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rissa Metia Putri, 2014

MODIFIKASI MODEL A,B, DAN CTES KETERAMPILAN PASSING DAN STOPING VERNON A. CREW PADA PERMAINAN FUTSAL PUTERI

TINJAUAN KONDISI FISIK ATLET BOLABASKET SMA NEGERI 3 PAYAKUMBUH JURNAL

TINGKAT KETERAMPILAN LAY UP SHOOT SISWA EKSTRAKURIKULER BOLABASKET DI SMA N 1 JEPON BLORA JAWA TENGAH E-JOURNAL

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengadakan pembinaan dan pengembangan olahraga, seperti

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dan olahraga, mulai dari pemilihan calon atlet sampai pada metode latihan

BAB I PENDAHULUAN. yang dimiliki tersebut. Apabila tidak dikembangkan, maka akan

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat olahraga merupakan kegiatan fisik yang mengandung sifat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola adalah suatu olahraga yang tidak asing lagi ditelinga kita.

2015 PENGARUH GAWANG MINI TERHADAP HASIL KETERAMPILAN LAY UP SHOOT DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

Kemampuan One Hand Set Shoot Dengan Jump Shoot Terhadap Efektifitas Mencetak Skor Dalam Permainan Bola Basket di SMA N 1 Pengasih Kulon Progo

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Wawan Candy, 2013

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA. A. DESKRIPTIF PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLATANGAN di

BAB I PENDAHULUAN. olahraga bola basket telah dipertandingkan pada PON I di kota Solo.

PENGARUH METODE PRAKTEK TERHADAP BELAJAR LAY UP SHOOT DALAM PEMBELAJARAN BOLA BASKET (Peserta ekstrakulikuler siswa SMK Pasundan Subang)

EFEKTIVITAS LAY UP SHOOT

BAB I PENDAHULUAN. memasyarakat dan digemari hampir semua orang. Orang bukan saja gemar

PERBANDINGAN PENDEKATAN TAKNIS DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP HASIL BELAJAR PERMAINAN BOLA BASKET

Transkripsi:

A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Bola basket adalah olahraga bola besar yang dimainkan oleh dua regu putra atau putri secara berkelompok yang terdiri atas dua tim beranggotakan masingmasing lima orang. Permainan ini bertujuan mencetak poin sebanyak-banyaknya dengan cara memasukkan bola ke keranjang lawan dan mencegah kemasukkan bola ke dalam keranjang sendiri. Definisi pertandingan bola basket menurut buku peraturan resmi bola basket tahun 2010 pasal 1 ayat 1.1 (2010, hlm. 1) Bola basket dimainkan oleh dua tim yang masing-masing terdiri dari lima pemain. Tujuan dari masing-masing tim tersebut adalah untuk mencetak angka kekeranjang lawan dan berusaha mencegah tim lawan mencetak angka. Permainan bola basket adalah permainan yang dimainkan oleh dua team yang masing-masing timnya memasukkan bola kedalam keranjang sebanyak mungkin dalam waktu 4 kuarter yang dalam waktu 1 kuarternya adalah 10 menit. Untuk dapat memainkan bola dengan baik perlu melakukan teknik gerakan dengan baik. Gerakan yang baik menimbulkan efisiensi kerja dan pembelajaran yang teratur mendapatkan efektivitas yang baik pula. Budiana dan Lubay (2014, hlm. 12) menjelaskan bahwa: Permainan bola basket adalah permainan dua regu yang saling berlawanan dimainkan dengan lima orang pemain yang bertujuan untuk memasukkan bola sebanyak-banyaknya ke keranjang lawan dan mencegah kemasukan di keranjangnya sendiri. Bola basket merupakan suatu cabang olahraga yang memiliki teknik gerakan yang kompleks. Seperti yang diungkapkan oleh Budiana dan Lubay (2014, hlm. 14) bahwa permainan bola basket merupakan permainan yang memiliki karakteristik sosial tertentu dimana corak permainannya sarat dengan usaha untuk mengelabui lawannya dengan berbagai gerak tipuan atau gerakan berpura-pura yang dilakukan dengan menggunakan hampir seluruh bagian tubuhnya. 1

Teknik dasar permainan bola basket yang perlu dikuasai untuk menunjang permainan yang baik adalah passing and catching (mengoper dan menangkap), chest pass (operan setinggi dada), bounce pass (operan pantul), overhead pass 3

2 (operan di atas kepala), dribbling (menggiring bola), lay-up shoot, shooting (menembakkan bola ke arah keranjang), pivot (berputar), jump stop, dan rebound. Permainan bola basket di Indonesia sekarang ini mulai menunjukkan perkembangan yang sangat pesat. Banyak sekali terlihat lapangan bola basket di Permainan bola basket di Indonesia sekarang ini mulai menunjukkan perkembangan yang sangat pesat. Banyak sekali terlihat lapangan bola basket di berbagai kota maupun di pelosok-pelosok daerah. Itu tertanda bahwa masyarakat di tanah air ini mulai menyukai permainan bola basket. Permainan bola basket ini sudah mulai dipertandingkan dalam Olympiade di Jerman pada tahun 1936. Bola basket masuk ke Indonesia sekitar tahun 1948 yang lalu dan berkembang setelah proklamasi kemerdekaan. Namun baru pada tanggal 23 Oktober 1951 didirikanlah Persatuan Basketball Seluruh Indonesia (PERBASI). Dengan adanya PERBASI ini perkembangan bola basket di Indonesia jauh lebih maju karena ada suatu organisasi yang bertujuan mengembangkan olahraga bola basket mulai dari pusat (PB PERBASI), daerah tingkat I oleh pengurus daerah (Pengda PERBASI), sampai ke pelosok tanah air di daerah tingkat II oleh pengurus cabang (Pengcab PERBASI). Perkembangan bola basket di Jawa Barat juga tidak mau kalah dengan daerahdaerah lain yang sudah maju. Perkembangan dan kemajuan cabang bola basket di Jawa Barat banyak di topang tim-tim sekolah, walau pun peran klub juga cukup besar untuk melahirkan pemain basket. Namun eksistensi tim sekolah dalam membina siswanya ternyata mampu memberikan sumbangsih yang cukup besar untuk memajukan cabang olahraga ini. Di Bandung banyak sekali pertandingan bola basket yang diadakan di berbagai daerah oleh klub bola basket, sekolahan, maupun pergururan tinggi. Baik yang sifatnya resmi maupun tidak resmi atau hiburan. Bahkan ada suatu pertandingan bola basket untuk kalangan umum seperti streetball, three on three dan crushbone. Pertandingan ini biasanya dilaksanakan untuk entertaiment dan juga bisa untuk pencarian bibit-bibit yang berbakat. Karena dari situlah para bibitbibit atlet mulai tumbuh dan berkembang. Selain liga PERBASI yang rutin diselenggarakan setiap tahun, kejuaraan antar pelajar yang diadakan sekolah seakan tak putus dan saling bergantian. Selama

3 satu tahun terakhir, tercatat ada belasan kejuaraan antar pelajar. Buah dari kompetisi yang berjenjang serta rutin, kini terlihat banyak atlet Kota Bandung yang dipercaya membela Jawa Barat. Tak hanya tingkat provinsi, beberapa di antaranya juga terpilih membela tim nasional di kejuaraan. Kejuaraan basket (Developmental Basketball League) merupakan salah satu dari sekian banyak kejuaraan bola basket yang ada di Indonesia. Yang dipelopori oleh Commissioner Azrul Ananda. adalah kompetisi pertama di Indonesia yang mengembangkan konsep Student Athlete. Liga ini diniati sebagai liga SMA yang sederhana, tapi diselenggarakan dengan cara yang benar. Tidak boleh ada pemain profesional atau semipro, tidak boleh ada sponsor rokok, alkohol, dan minuman berenergi. Pemain harus student athlete. Performa mereka di ruang kelas sama pentingnya atau bahkan lebih penting dari performa mereka di lapangan basket. Kejuaraan yang pertama kali diadakan pada tahun 2004 di Surabaya ini, awalnya bernama Deteksi Basketball League. Pada tahun 2008, menjadi liga pertama di Indonesia yang berkolaborasi dengan NBA (National Basketball Association). Even pertama NBA di Indonesia diadakan di Arena Surabaya pada Agustus 2008. Dengan kapasitas 5.000 penonton Arena mulai dibangun pada 17 Desember 2007, dibuka hanya tujuh bulan kemudian, tepatnya pada 26 Juli 2008. Mulai 2009, dikelola sepenuhnya secara profesional oleh Indonesia. Kejuaraan ini telah beberapa kali berganti nama, sambil terus mempertahankan konsep Student Athlete, mulai2010 berubah nama menjadi Development Basketball League. Namun kini pada tahun 2015 bernama Developmental Basketball League. Tingkat popularitas olahraga terus berkembang dimasyarakat berbanding lurus dengan peningkatan popularitas setiap cabang olahraga. Seperti popularitas sepak bola yang semakin bertambah penggemarnya di mana sekarang tidak hanya kaum pria saja yang menyukai olahraga yang satu ini tetapi para kaum perempuan pun mulai menyenangi olahraga sepak bola. Selanjutnya hal serupa terjadi untuk cabang olahraga bola basket. Sekarang olahraga basket telah menduduki peringkat kedua sebagai olahraga popular di Indonesia.

4 Adapun beberapa sekolah di Jawa Barat yang memiliki komitmen tinggi mendukung siswa putrinya berprestasi di bidang olahraga bola basket diantaranya adalah SMAN 2 Purwakarta, SMAN 9 Bandung, SMA Salam Kudus Bandung, SMA Trinitas Bandung, SMA BPK Holis Bandung, SMAN 1 Baleendah, SMA Krida Nusantara, SMA Bintang Mulia, MA Al-Zaytun Indramayu, SMAN 1 Cisarua, SMAN 20 Bandung, SMAN 1 Rancaekek, SMA 2 BPK Penabur, SMAN 2 Bandung, SMA BPK Penabur Cirebon dan SMAN 1 Sindang Indramayu. Sekolah-sekolah tersebut termasuk dalam daftar sekolah yang siswa putrinya mengikuti liga 2016 yang berlangsung mulai dari Jumat, 12 Februari 2016 sampai dengan final pada hari Selasa, 23 Februari 2016, di Gor Pajajaran Bandung. Setiap cabang olahraga sangat membutuhkan kemampuan teknik dasar yang baik disamping kondisi fisik yang harus baik pula. Begitu pula untuk cabang olahraga bola basket, dimana kebutuhan komponen teknik dasar sangat perlu untuk diperhatikan. Giriwijoyo menjelaskan (2010, hlm. 314) Ketrampilan teknik ialah kemampuan melakukan gerakan-gerakan ketrampilan suatu cabang olahraga dari mulai gerak ketrampilan yang paling sederhana sampai gerak ketrampilan yang tersulit, termasuk gerak tipu yang termasuk ciri cabang olahraga itu. Teknik yang baik serta ditunjang oleh kemampuan fisik yang baik pula merupakan modal bagi seorang pemain untuk dapat berprestasi lebih baik lagi. Kedua komponen tersebut harus dimiliki secara bersamaan oleh setiap pemain. Bagi para pemain yang akan bermain di kompetisi basket tertinggi di Indonesia harus siap secara fisik dan teknik. Keterampilan adalah kemahiran atau penguasaan suatu hal yang memerlukan gerak tubuh dan diperoleh melalui latihan-latihan. Seperti jenis olahraga lainnya, untuk dapat bermain bola basket setiap orang yang ingin menekuni olahraga tersebut, terlebih dahulu harus menguasai beberapa ketrampilan dasar dalam permainan bola basket seperti passing, dribbling, dan shooting. Pada permainan bola basket, untuk mendapatkan gerakan efektif dan efisien perlu didasarkan pada penguasaan keterampilan teknik dasar yang baik. Keterampilan Teknik dasar dalam permainan bola basket dapat dibagi menjadi enam, yaitu : 1) Dribbling, 2) Passing,

5 3) Shooting, 4) Pivot, 5) Jumping stop, dan 6) Rebound (Nidhom Khoeron, 2017:40). Teknik passing adalah sebuah gerakan dimana seorang pemain mengoper bola yang dibawanya kepada teman setimnya dengan cara dilempar (Nidhom Khoeron, 2017:45). Menurut Budiana dan Lubay (2014, hlm. 23) Passing merupakan skill yang tercepat dan terbaik untuk merubah arah serangan. Shooting adalah skill dasar bola basket yang paling dikenal dan paling digemari (Danny Kosasih 2008:46). Sedangkan menurut Nidhom Khoeron (2017, hlm. 47) teknik Shooting adalah sebuah gerakan yang dimana seorang pemain menembakan bola ke arah keranjang tim lawan. Hal ini sesuai dengan tujuan permainan bola basket yang mengharuskan bagi setiap tim untuk memsukkan bola sebanyak-banyaknya ke basket atau keranjang lawan dan mencegah pihak lawan melakukan hal yang serupa. Kemampuan suatu tim dalam melakukan tembakan akan mempengaruhi hasil yang dicapai dalam suatu pertandingan. Menembak adalah keahlian yang sangat penting di dalam olahraga bola basket, teknik dasar seperti operan, dribbling, bertahan, dan rebound akan mengantar memperoleh peluang besar membuat skor, tapi tetap saja harus melakukan tembakan. Sebetulnya menembak dapat menutupi kelemahan teknik dasar lainnya. Dribbling adalah sebuah pergerakan menggiring bola untuk menghindari lawan sampai mencetak poin (Nidhom Khoeron 2017:41). Sedangkan menurut Danny Kosasih (2008, hlm. 37) Dribbling adalah suatu teknik fundamental yang menyenangkan dan mengagumkan, tetapi dribbling akan menjadi sesuatu yang menakutkan jika dipakai hanya untuk menunjukan kemampuan personal. Setiap cabang olahraga sangat membutuhkan kemampuan fisik yang baik, disamping keterampilan teknik yang harus baik pula. Begitu pula untuk cabang olahraga bola basket, dimana kebutuhan komponen fisik dan teknik haruslah sangat diperhatikan. Kondisi fisik merupakan komponen penting yang tidak bisa dilupakan dan bahkan tidak bisa dihilangkan oleh setiap olahragawan untuk mencapai prestasi tertinggi. Siapa saja atlet yang memiliki kondisi fisik yang baik memiliki peluang yang besar untuk dapat meraih prestasi terbaik. Menurut Harsono (1988, hlm. 153) dalam buku coaching menjelaskan, kalau kondisi fisik baik maka :

6 1. Akan ada peningkatan dalam kemampuan system sirkulasi dan kerja jantung. 2. Akan ada peningkatan dalam kekuatan, kelentukan, stamina, kecepatan, dan lain-lain komponen kondisi fisik. 3. Akan ada ekonomi gerak yang lebih baik pada waktu latihan. 4. Akan ada pemulihan yang lebih cepat dalam organ-organ tubuh setelah latihan. 5. Akan ada respon yang cepat dari organisme tubuh kita apabila sewaktuwaktu respon demikian diperlukan. Atlet yang memiliki kondisi fisik yang baik akan lebih cepat dalam menguasai dann meningkatkan kemampuan tekniknya. Harsono menjelaskan dalam buku latihan kondisi fisik (2004, hlm. 4)... kalau kondisi fisik atlet baik, maka dia akan lebih cepat pula menguasai teknik-teknik gerakan yang dilatihkan. artinya dengan memiliki kondisi fisik yang prima akan memudahkan atlet untuk melatih tekniknya agar lebih baik lagi. Sedangkan atlet yang memiliki kondisi fisik yang kurang, cenderung akan mengalami kesulitan untuk mengasah tekniknya agar lebih baik lagi. Hal itu menjadikan atlet yang memiliki kondisi fisik yang prima bila harus melakukan drill atau pengulangan latihan teknik yang banyak tidak akan cepat lelah dan apabila lelah itu terjadi sekalipun akan terjadi dalam waktu yang lama. Hal itu akan berbanding terbalik bagi atlet yang memiliki kondisi fisik yang kurang. Jumlah pengulangan yang dilakukan oleh atlet yang memiliki kondisi fisik yang kurang akan jauh lebih sedikit bila dibandingkan dengan atlet yang memiliki kondisi fisik prima. Peningkatan prestasi dalam setiap cabang dalam olahraga merupakan sesuatu hal yang diperbincangkan dan dipermasalahkan sepanjang hidup manusia, bahkan selama olahraga itu dikenal sebagai kebutuhan hidup. Peningkatan prestasi olahraga bersifat dinamis progresif, artinya; setiap fase waktu selalu berubah dan cenderung meningkat seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, hal yang sama juga terjadi pada cabang olahraga bola basket. Pencapaian prestasi tingkat pelajar pada umumnya hanya dilihat dari sekolah tersebut mencapai juara atau tidak, akan tetapi untuk mencapai prestasi yang maksimal kita harus mengevaluasi kinerja timnya secara keseluruhan dengan mengevaluasi unsur teknik dasar. Peran tes dan pengukuran olahraga juga merupakan bagian yang integral yang harus ikut serta diterapkan dalam proses latihan, karena dalam menjalankan proses pelatihan yang

7 baik kita membutuhkan data yang objektif. Salah satu cara untuk mendapatkan data yang objektif yaitu dengan melakukan tes dan pengukuran. Menurut Hasanudin dan Nurhasan (2014:3) menyatakan bahwa Tes adalah suatu alat prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Penggunaan tes dalam bidang olahraga sangatlah penting, karena di era olahraga modern ini pelatih harus memiliki data pemain yang nyata diatas kertas selain penampilannya diatas lapangan. Nurhasan dan Hasanudin (2014, hlm. 34) menyatakan bahwa: Kriteria untuk menilai suatu tes dapat dipertimbangkan berdasarkan kriteria teknis dan kriteria perlengkapan. Kriteria teknis meliputi kesahihan (validity), keterandalan (reliability) dan obyektif, sedangkan kriteria pelengkap meliputi pertimbangan dari aspek ekonomis, mudah dilaksanakan dan norma. Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana akurasi suatu tes atau skala dalam menjalankan fungsi pengukurannya. Menurut Sugiyono (2011, hlm. 363) validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Terdapat dua macam validitas penelitian yaitu validitas internal dan valditas eksternal. Validitas internal berkenaan dengan derajad akurasi desain penelitian dengan hasil yang dicapai. Sedangkan Validitas eksternal berkenaan dengan derajad akurasi apakah hasil penelitian dapat digeneralisasikan atau diterapkan pada populasi dimana sampel tersebut diambil. Sedangkan reliabilitas merupakan penerjemahandari kata reliability. Suatu pengukuran yang mampu menghasilkan data yang memiliki tingkat reliabilitas tinggi disebut sebagai pengukuran yang reliabel. Menurut Arikunto (2006, hlm. 178) reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Dalam hal ini, relatif sama berarti adanya toleransi dalam perbedaan kecil dari hasil suatu pengukuran. Bila perbedaan cukup jauh dari pengukuran ke pengukuran lainnya maka hasil pengukuran tersebut tidak dapat dikatakan reliabel karena tidak adanya konsistensi atau keajegan dari pengukuran tersebut.

8 Pada penelitian ini akan menguji instrumen tes teknik dasar dan kondisi fisik bola basket siswa atlet putri yang terdiri dari tes : Tabel 1. 1 Instrumen Tes Teknik Dasar dan Kondisi Fisik Bola Basket Siswa Atlet Putri NO Instrumen Tes Waktu Jumlah 1 Medium Shooting 2 Three Point Shoot 3 Free Throw 4 Lay Up Shoot 5 Under Basket 6 Tes Melempar dan Menangkap 7 Tes Driblle 8 Sprint 20 M 9 Sit and Reach 10 Thrunk Lift 11 Shuttle Run 12 Illinois Agility Run 13 Push Up 14 Sit Up 15 Hurdle Jump 16 Vertical Jump 17 Ball Medicine 18 Bleep Test Dalam penelitian ini sampel yang akan digunakan usia 16-18, sehingga nantinya tes ini akan sangat valid dan reliabel untuk usia tersebut. Mengapa peneliti tertarik akan hal ini, menurut peneliti instrumen test teknik dasar bola basket putri tingkat Sma ini diciptakan untuk diterapkan di program latihan seluruh Sma di Indonesia. Usia 16-18 tahun merupakan usia atlet yang akan memasuki periode puncak atlet. Pada usia ini atlet harus sudah memiliki kondisi fisik dan penguasaan teknik yang baik. Sehingga ketika atlet memasuki masa emasnya akan lebih siap apabila kondisi fisik dan tekniknya sudah mencapai kebutuhan yang diperlukan. 30 detik 60 detik

9 Menurut pengalaman penulis sendiri pengaruh teknik dasar yang baik sangat penting di miliki seorang atlet bola basket putri karena akan menentukan karir atlet di masa mendatang. Untuk menciptakan pemain bola basket yang baik dan benar, harus kita ketahui kebutuhan apa saja yang harus dipersiapkan untuk setiap tahapan. Pada kenyataannya apa saja yang harus dicapai oleh atlet bola basket putri sampai saat ini masih belum ada data yang dapat dijadikan rujukan ataupun patokan target. Sehingga dibutuhkan data untuk dijadikan rujukan ataupun referensi pembanding agar dapat diketahui kebutuhan apa saja yang harus dipenuhi oleh atlet bola basket putri, karena pada tingkat tersebut merupakan gerbang bagi para bibit muda untuk memasuki gerbang olahraga bola basket profesional. Dengan adanya hasil penelitian ini diharapkan para pelatih dapat mempersiapkan para atletnya dengan sebaik mungkin dan juga para atlet dapat mempersiapkan dirinya semaksimal mungkin.berdasarkan uraian yang telah dijelaskan di atas, penulis tertarik untuk meneliti Konstruksi Baterai Tes Teknik Dasar dan Kondisi Fisik Bola Basket Siswa Atlet Putri. B. Rumusan Masalah Suatu penelitian tidak lepas dari suatu permasalahan sehingga perlu adanya penyelesaian permasalah tersebut diteliti, dianalisis, dan dipecahkan. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis mengajukan rumusan masalah sebagai berikut : 1. Berapa besar tingkat validitas butir Instrumen Tes Teknik Dasar dan Kondisi Fisik Bola Basket Siswa Atlet Putri? 2. Berapa besar tingkat realibilitas butir Instrumen Tes Teknik Dasar dan Kondisi Fisik Bola Basket Siswa Atlet Putri? 3. Berapa besar tingkat validitas baterai Instrumen Tes Teknik Dasar dan Kondisi Fisik Bola Basket Siswa Atlet Putri? 4. Berapa besar tingkat reliabilitas baterai Instrumen Tes Teknik Dasar dan Kondisi Fisik Bola Basket Siswa Atlet Putri? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

10 1. Untuk mengetahui tingkat validitas butir Instrumen Tes Teknik Dasar dan Kondisi Fisik Bola Basket Siswa Atlet Putri. 2. Untuk mengetahui tingkat realibilitas butir Instrumen Tes Teknik Dasar dan Kondisi Fisik Bola Basket Siswa Atlet Putri. 3. Untuk mengetahui tingkat validitas baterai Instrumen Tes Teknik Dasar dan Kondisi Fisik Bola Basket Siswa Atlet Putri. 4. Untuk mengetahui tingkat reliabilitas baterai Instrumen Tes Teknik Dasar dan Kondisi Fisik Bola Basket Siswa Atlet Putri. D. Manfaat Penelitian Berdasarkan latar belakang dan tujuan penelitian, maka diharapkan penulis melalui penelitian ini adalah: 1. Secara teoritis untuk memperoleh pemahaman yang pada akhirnya dapat dijadikan sebagai referensi bagi para pelatih maupun atlet untuk dapat mempersiapkan komponen teknik dasar dan kondisi fisik agar dapat menjalani suatu pertandingan dengan baik. 2. Secara praktik, hasil penelitian ini dapat dijadikan pembanding dalam memberikan porsi latihan teknik dasar dan kondisi fisik sesuai dengan kebutuhan atlet untuk meningkatkan pencapaian prestasi atlet tersebut. E. Struktur Organisasi Penelitian Struktur organisasi berisi rincian tentang urutan penulisan dari setiap bab dan bagian bab dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini struktur organisasi penelitian dirinci sebagai berikut : BAB I. Memuat tentang pendahuluan yang berisi latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat atau signifikansi penelitian, dan struktur penelitian. BAB II. Menerangkat tentang konsep, teori, dan pendapat para ahli terkait dengan masalah yang diteliti dalam menyusun pertanyaan penelitian, tujuan. BAB III. Berisi penjabaran yang rinci mengenai metode penelitan termasuk komponen yang lainnya seperti populasi dan sampel, variebel, dan

11 BAB IV. BAB V. desain penelitian, instrument penelitian, prosedur pelaksanaan tes, dan analisis data. Membahas mengenai hasil penelitian dan pembahasan yang meliputi pengolahan data untuk menghasilkan temuan yang berkaitan dengan masalah penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian dan pembahasan atau analisa temuan. Menjelaskan tentang kesimpulan dan saran yang memaparkan hasil analisis temuan penelitian.