15 BAB III MATERI DAN METODE 3.1. Materi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada 26 Februari 20 Mei 2017 di greenhouse dan Laboratorium Ekologi dan Produksi Tanaman Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro, Semarang. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah polybag kapasitas 20 kg tanah sebanyak 48 buah sebagai tempat media tanam, timbangan manual kapasitas 20 kg untuk menimbang pupuk, timbangan digital untuk menimbang sampel pengamatan polong dan biji, kertas label untuk melabeli sampel percobaan, meteran untuk mengukur tinggi tanaman, EC meter untuk menghitung kadar DHL air penyiraman dan sampel tanah, jerigen sebagai tempat menyimpan air penyiraman, ph meter untuk menghitung kadar ph tanah, stirer dan shaker untuk menggojog sampel tanah, psikrometer untuk menghitung suhu dan kelembaban harian greenhouse, cangkul untuk mengambil dan mengaduk campuran tanah, gunting untuk menggunting sampel, kertas untuk mencatat hasil, kamera untuk mengabadikan langkah-langkah dan hasil penelitian. Bahan yang digunakan adalah 3 varietas kedelai (Dering 1, Demas 1, Devon 1), garam NaCl, pupuk kandang, pupuk Urea, pupuk TSP, Pupuk KCl, tanah, air, plastik, karet gelang dan amplop coklat.
16 3.2. Metode Penelitian 3.2.1.Rancangan percobaan Rancangan dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial 3x4 dengan empat ulangan. Faktor pertama : Kedelai Varietas Dering 1 (V1), Kedelai Varietas Demas 1 (V2), Kedelai Varietas Devon 1 (V3). Faktor kedua (tingkat perlakuan salinitas NaCl) 0 ds/m (K0), 3 ds/m (K1), 6 ds/m (K2), 9 ds/m (K3). 3.2.2.Prosedur penelitian Pembuatan larutan NaCl Garam NaCl dilarutkan kedalam air dan diaduk menggunakan stirer. Kadar NaCl pada larutan diukur menggunakan EC meter dalam satuan ds/m. Menyimpan larutan NaCl kedalam ember sebagai stok air penyiraman. DHL air penyiraman berturut-turut adalah 3 ds/m, 6 ds/m, 9 ds/m. Perhitungan pembuatan larutan NaCl dilihat pada lampiran 5.
17 Persiapan media tanam Media yang digunakan adalah campuran tanah dan pupuk kandang. Tanah berasal dari lahan sekitar Kampus Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro pada kedalaman 1-20 cm dengan ph 5,6 dan DHL 0.065 ds/m. Tanah sebanyak 20 kg dimasukan kedalam polybag dan dicampur dengan pupuk kandang sapi 50 g. Denah pengacakan perlakuan tersaji dalam Ilustrasi 1. K2V3U1 K0V2U2 K3V2U4 K1V1U4 K0V3U2 K3V2U2 K1V3U2 K3V3U4 K0V2U4 K1V3U1 K0V1U2 K1V2U1 K0V1U3 K2V2U1 K1V1U2 K0V3U3 K1V3U4 K1V1U3 K0V3U4 K1V2U3 K3V1U1 K2V3U4 K2V3U3 K2V1U3 K3V1U3 K2V1U1 K2V2U4 K2V2U3 K1V2U2 K0V1U4 K3V2U1 K3V2U3 K3V3U3 K1V3U3 K0V2U1 K0V3U1 K2V1U2 K1V2U4 K3V3U1 K3V3U2 K1V1U1 K0V1U1 K2V3U2 K3V1U2 K0V2U3 K2V1U4 K2V2U2 K3V1U4 Ilustrasi 1. Denah pengacakan polybag perlakuan.
18 Penanaman dan Perawatan Masing-masing polybag ditanam empat benih kedelai. Penyiraman menggunakan air keran untuk perlakuan K0 dan menggunakan larutan NaCl sesuai dosis untuk perlakuan K1, K2 dan K3. Penyiraman dilakukan dengan cara ditambahkan air sejumlah kapasitas lapang satu kali setiap sore hari. Pengukuran kapasitas lapang dilakukan satu minggu sekali dengan menghitung rerata kehilangan air media tanam dengan dua ulangan. Pemupukan dilakukan sesuai dosis rekomendasi yaitu 135 kg/ha TSP, 100 kg/ha KCl dan 75 kg/ha urea atau setara 1.35 g TSP, 1 g KCl dan 0.75 g urea untuk setiap polybag. Pemupukan TSP dan KCl dilakukan bersamaan dengan penanaman sedangkan urea dilakukan pada saat penanaman, tiga minggu setelah tanam (MST) dan lima MST masing masing 1/3 dari dosis rekomendasi. Penyiangan dilakukan secara intensif dengan mencabut gulma yang tumbuh. Penjarangan dilakukan pada minggu ketiga dengan menyisakan dua tanaman. Suhu harian dan kelembaban greenhouse di periksa dan dicatat setiap hari pada pagi, siang dan sore menggunakan psikrometer. Pemasangan ajir dilakukan pada saat tanaman berusaia 4 minggu. Pemanenan Kegiatan pemanenan dilakukan pada saat tanaman berusia 10 minggu. Pemanenan dilakukan dengan memetik polong kemudian memotong tanaman pada pangkal tanaman. Polong ditimbang berat basah, kemudian dijemur selama lima hari.
19 3.2.3.Parameter Pengamatan Pengamatan dilaksanakan berdasarkan parameter pertumbuhan meliputi fase vegetatif dan fase generatif. Fase Vegetatif meliputi : 1. tinggi tanaman Tinggi tanaman diukur menggunakan meteran ukur mulai usia 1 MST hingga panen. Pengamatan dilakukan satu kali setiap minggu. 2. jumlah daun Jumlah daun dihitung satu kali setiap minggu. Fase Generatif meliputi : 1. jumlah polong Jumlah polong dihitung pada tiap tanaman kedelai saat masa penen 2. berat polong Berat polong basah kedelai ditimbang setelah dipanen 3. bobot 100 butir biji, Polong dikeringkan dengan cara dijemur kemudian dipisahkan dari kulit polong dan ditimbang bobot 100 butir biji. 3.3. Analisis Data Data hasil pengukuran dianalisis keragamannya dan dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan. Uji Jarak berganda Duncan membutuhkan perhitungan pada setiap nilai yang masing - masing membandingkan setiap perlakuan yang spesifik (Gomez dan Gomez, 1984). Model linier RAL faktorial adalah :
20 Yijk = μ + αi + βj + (αβ)ij + εijk Keterangan : Yijk : Pengamatan pada satuan percobaan ke-k yang memperoleh kombinasi perlakuan varietas ke-i (1,2,3) dan salinitas air penyiraman ke-j (1,2,3,4) µ : Rata-rata nilai populasi αi : Pengaruh varietas ke-i (1,2,3) βj : Pengaruh salinitas air penyiraman ke-j (1,2,3,4) (αβ)ij : Pengaruh interaksi varietas ke-i (1,2,3) dan salinitas air penyiraman ke-j (1,2,3,4) dari faktor P ε ijk : Pengaruh galat dari satuan percobaan ke-k yang memperoleh kombinasi perlakuan ij. Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah : Pengaruh interaksi A x B : H0 = α 1 β 1 = α 1 β 1 = α 1 β 1 = α 1 β 1 = 0 (tidak terdapat pengaruh interaksi perlakuan varietas dan salinitas air penyiraman terhadap respon yang diamati) H1 = α 1 β 1 = α 1 β 1 = α 1 β 1 = α 1 β 1 0 (paling sedikit ada satu pengaruh interaksi perlakuan varietas dan salinitas air penyiraman terhadap respon yang diamati) Pengaruh utama faktor A : H0 =α 1 =α 2 = α 3 =0 (Tidak ada pengaruh varietas terhadap respon yang diamati) H1 =α 1 =α 2 = α 3 0 (Ada pengaruh varietas terhadap respon yang diamati) Pengaruh utama faktor B : H0 =β 1 =β 2 =β 3 = β 4 = 0
21 (Tidak ada pengaruh salinitas air penyiraman terhadap respon yang diamati) H1 =β 1 =β 2 =β 3 =β 4 0 (Ada pengaruh salinitas air penyiraman terhadap respon yang diamati) Kriteria pengujian hipotesis adalah : H0 diterima dan H1 ditolak jika F hitung < F Tabel (5%) H0 ditolak dan H1 diterima jika F hitung < F Tabel (5%)