BAB I PENDAHULUAN. (padatan) protein yang sempurna pada suhu 50 o C dan cairan telah terpisah dari

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri tahu mempunyai dampak positif yaitu sebagai sumber

BAB I PENDAHULUAN. sejauh mana tingkat industrialisasi telah dicapai oleh satu negara. Bagi

BAB I PENDAHULUAN. Industrialisasi menempati posisi sentral dalam ekonomi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan instalasi pengolahan limbah dan operasionalnya. Adanya

BAB III PENCEMARAN SUNGAI YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA. A. Penyebab dan Akibat Terjadinya Pencemaran Sungai yang diakibatkan

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran yang melampui daya dukungnya. Pencemaran yang. mengakibatkan penurunan kualitas air berasal dari limbah terpusat (point

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya aktifitas berbagai macam industri menyebabkan semakin

Nama : Putri Kendaliman Wulandari NPM : Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Rakhma Oktavina, M.T Ratih Wulandari, S.T, M.

BAB I PENDAHULUAN. berdampak positif, keberadaan industri juga dapat menyebabkan dampak

BAB I PENDAHULUAN. selain memproduksi tahu juga dapat menimbulkan limbah cair. Seperti

BAB I PENDAHULUAN. tetapi limbah cair memiliki tingkat pencemaran lebih besar dari pada limbah

BAB I PENDAHULUAN. permintaan pasar akan kebutuhan pangan yang semakin besar. Kegiatan

Buku Panduan Operasional IPAL Gedung Sophie Paris Indonesia I. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. masalah, salah satunya adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah sampah cair dari suatu lingkungan masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Kebutuhan yang utama bagi terselenggaranya kesehatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. industri kelapa sawit. Pada saat ini perkembangan industri kelapa sawit tumbuh

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batik merupakan suatu seni dan cara menghias kain dengan penutup

BAB I PENDAHULUAN. limbah yang keberadaannya kerap menjadi masalah dalam kehidupan masyarakat.

PENDAHULUAN. lingkungan adalah industri kecil tahu. Industri tahu merupakan salah satu industri

BAB I PENDAHULUAN. Medan diantaranya adalah pemotongan hewan, pengadaan, dan penyaluran daging

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainnya dan pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pertumbuhan dan aktivitas masyarakat Bali di berbagai sektor

Kombinasi pengolahan fisika, kimia dan biologi

I. PENDAHULUAN. Industri tahu di Indonesia telah berkontribusi secara nyata dalam

BAB I PENDAHULUAN. Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan

MAKALAH KIMIA ANALITIK

BAB V ANALISA AIR LIMBAH

Prestasi, Volume 1, Nomor 1, Desember 2011 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB VI PEMBAHASAN. 6.1 Ketaatan Terhadap Kewajiban Mengolahan Limbah Cair Rumah Sakit dengan IPAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemanfaatan Limbah Cair Industri Tahu sebagai Energi Terbarukan. Limbah Cair Industri Tahu COD. Digester Anaerobik

I. ACARA : DISSOLVED OXYGEN (DO), CHEMICAL OXYGEN DEMAND (COD) DAN CO 2 : 1. Untuk Mengetahui Kadar CO 2 yang terlarut dalam air 2.

I. PENDAHULUAN. Industri tahu telah berkontribusi dalam penyediaan pangan bergizi,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Bab V Hasil dan Pembahasan

I. PENDAHULUAN. kacang kedelai yang sangat digemari oleh masyarakat Indonesia. Selain

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 PENELITIAN PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. tempe gembus, kerupuk ampas tahu, pakan ternak, dan diolah menjadi tepung

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kehidupan Plankton. Ima Yudha Perwira, SPi, Mp

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.

I. PENDAHULUAN. kandungan nilai gizi yang cukup tinggi. Bahan baku pembuatan tahu adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. air dapat berasal dari limbah terpusat (point sources), seperti: limbah industri,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pesatnya perkembangan zaman membuat masyarakat terpacu memberikan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Kota Timur merupakan kecamatan yang terdiri dari enam kelurahan.

I. PENDAHULUAN. Limbah berbahaya adalah limbah yang mempunyai sifat-sifat antara lain

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak hanya menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, industri tepung aren menghasilkan limbah cair dan limbah padat.

ll. TINJAUAN PUSTAKA cepat. Hal ini dikarenakan tahu merupakan makanan tradisional yang dikonsumsi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu gas yang sebagian besar berupa metan (yang memiliki sifat mudah terbakar)

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan penduduk dikarenakan tempat tinggal mereka telah tercemar. Salah satu

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Selain digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, air juga dibutuhkan. keberlangsungan kehidupan makhluk hidup.

: Limbah Cair dan Cara Pengelolaannya

BAB I PENDAHULUAN. industri berat maupun yang berupa industri ringan (Sugiharto, 2008). Sragen

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Garis-garis Besar Haluan Negara menetapkan bahwa. pembangunan tidak hanya mengejar kemakmuran lahiriah

BAB I PENDAHULUAN. perkebunan dan domestik (Asmadi dan Suharno, 2012). limbah cair yang tidak ditangani dengan semestinya. Di berbagai tempat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Gorontalo dan pengambilan sampel air limbah dilakukan pada industri tahu.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

EFEKTIVITAS INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) DOMESTIK SISTEM ROTATING BIOLOGICAL CONTACTOR (RBC) KELURAHAN SEBENGKOK KOTA TARAKAN

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR ABSTRACT INTISARI DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN

STUDI OPTIMASI PERBANDINGAN PERANCANGAN SEWAGE TREATMENT PLANT UNTUK KAPAL CORVETE UKURAN 90 METER, DENGAN MENGGUNAKAN METODE BIOLOGI DAN KIMIAWI

I. PENDAHULUAN. bidang preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan), rehabilitatif maupun

SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PADA IPAL PT. TIRTA INVESTAMA PABRIK PANDAAN PASURUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB ІІ TINJAUAN PUSTAKA. Pencemaran atau polusi adalah suatu kondisi yang telah berubah dari

Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang (RSMP) Dengan Sistem Biofilter Anaerob-Aerob

BAB I PENDAHULUAN. suatu yang sudah tidak memiliki nilai manfaat lagi, baik itu yang bersifat basah

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. berupa karbohidrat, protein, lemak dan minyak (Sirait et al., 2008).

BAB. II TINJAUAN PUSTAKA

PENGOLAHAN LIMBAH PABRIK MIE INSTAN

1. PENDAHULUAN. masih merupakan tulang pungung pembangunan nasional. Salah satu fungsi lingkungan

stasiun 2 dengan stasiun 3 dengan stasiun 3 Stasiun 1 dengan Stasiun 1 Morishita Horn

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya di kotakota

BAB 1 KIMIA PERAIRAN

BAB I PENDAHULUAN. mengganggu kehidupan dan kesehatan manusia (Sunu, 2001). seperti Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Barat,

1. Limbah Cair Tahu. Bahan baku (input) Teknologi Energi Hasil/output. Kedelai 60 Kg Air 2700 Kg. Tahu 80 kg. manusia. Proses. Ampas tahu 70 kg Ternak

I. PENDAHULUAN. mandi, mencuci, dan sebagainya. Di sisi lain, air mudah sekali terkontaminasi oleh

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Teknik Lingkungan KULIAH 9. Sumber-sumber Air Limbah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dibudidayakan di air tawar dan disukai oleh masyarakat karena rasanya yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. mil laut dengan negara tetangga Singapura. Posisi yang strategis ini menempatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Hartati yang dikutip oleh Suhermanto (2003), tahu merupakan salah satu bagian dari makanan yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Tahu dicetak dari sari kedelai dengan proses pengendapan protein pada titik isoelektriknya, yaitu suatu kondisi dimana telah terbentuk gumpalan (padatan) protein yang sempurna pada suhu 50 o C dan cairan telah terpisah dari padatan protein tanpa atau dengan penambahan zat lain yang diizinkan antara lain, bahan pengawet dan bahan pewarna. Proses Pembuatan tahu pada dasarnya sederhana dan mudah sehingga banyak dilakukan di industri industri kecil rumah tangga. Industri tahu merupakan usaha yang didirikan dalam rangka pengembangan kegiatan di bidang pangan yang mempunyai dampak positif dan negatif bagi lingkungan. Dampak positif berupa pemenuhan kebutuhan masyarakat akan sumber pangan sedangkan dampak negatif dari industri tahu berupa limbah buangan yang menimbulkan masalah pencemaran sehingga merusak lingkungan. Pencemaran lingkungan tersebut berupa hasil pembuangan limbah padat (ampas tahu) dan limbah cair (Muhajir, 2013). Setiap tahapan proses pembuatan tahu pada industri tahu umumnya menggunakan air sebagai bahan pembantu dalam jumlah yang relatif banyak dalam produksinya, sehingga akan dihasilkan limbah cair berupa whey. Whey atau air dadih merupakan cairan kental yang terpisah dari tahu pada tahap proses 1

2 penggumpalan dan penyaringan, whey mengandung bahan-bahan organik berupa protein 40%-60%, karbohidrat 25%-50%, dan lemak 10% (Nuraida dalam Suhermanto, 2003). Limbah cair yang mengandung padatan tersuspensi maupun terlarut, mengalami perubahan fisik, kimia, dan hayati yang akan menghasilkan zat beracun atau menciptakan media untuk tumbuhnya kuman. Limbah akan berubah warnanya menjadi coklat kehitaman dan berbau busuk. Bau busuk ini akan mengakibatkan gangguan pernafasan. Apabila limbah ini dialirkan ke sungai maka akan mencemari sungai dan bila masih digunakan maka akan menimbulkan penyakit gatal, diare, dan mual (Muhajir, 2013). Sebagian besar industri tahu masih belum memiliki instalasi pengolahan limbah cair, sehingga para pengusaha industri tahu membuang limbah cairnya ke badan perairan yang apabila melebihi daya dukung lingkungan dapat menurunkan kualitas lingkungan (Nurhasan, 1997). Keadaan ini disebabkan masih banyaknya pengrajin tahu yang belum mengerti akan kebersihan lingkungan, disamping tingkat ekonomi yang masih rendah, sehingga pengolahan limbah akan menjadi beban yang cukup berat bagi mereka. Salah satu cara untuk mengetahui seberapa jauh beban pencemaran pada air limbah adalah dengan mengukur BOD (Biological Oxygen Demand), dan COD (Chemical Oxygen Demand) (Masturi, 1997). BOD adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme di dalam air lingkungan untuk memecah, mendegradasi atau mengoksidasi limbah organik yang terdapat di air lingkungan jika konsumsi oksigen tinggi yang ditunjukkan dengan semakin kecilnya sisa

3 oksigen terlarut, maka berarti kandungan bahan-bahan buangan yang membutuhkan oksigen tinggi. COD adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan agar limbah bahan organik yang ada di dalam air dapat teroksidasi melalui reaksi kimia (Chahaya, 2007). Berdasarkan hasil survei pendahuluan yang dilakukan di Pabrik yang terletak di Kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan Polonia tidak ditemukan adanya pengolahan terlebih dahulu terhadap air limbah dari hasil pembuatan tahu. Air limbah dibuang secara langsung ke selokan di lingkungan sekitar pabrik, sehingga mengganggu estetika lingkungan sekitar. Berdasarkan pemeriksaan kualitas air limbah pada salah satu pabrik tahu di Kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan Polonia pada bulan Maret 2016 diperoleh hasil BOD 538,6 mg/l, COD 1496 mg/l, TSS 751 mg/l. Nilai ini masih tinggi dibandingkan dengan kadar BOD yang diperbolehkan menurut PerMenLH No. 5 Tahun 2014 lampiran XVIII tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha dan/atau Kegiatan Pengolahan Kedelai yaitu 150 mg/l. Semakin tinggi BOD nya maka DO (Dissolved Oxygen) akan semakin rendah. DO adalah oksigen terlarut yang terkandung di dalam air, berasal dari udara dan hasil proses fotosintesis tumbuhan air. Oksigen diperlukan oleh semua mahluk yang hidup di air seperti ikan, udang, kerang dan hewan lainnya termasuk mikroorganisme seperti bakteri. Apabila sungai menjadi tempat pembuangan limbah yang mengandung bahan organik, sebagian besar oksigen terlarut digunakan bakteri aerob untuk mengoksidasi karbon dan nitrogen dalam bahan organik menjadi karbondioksida dan air. Sehingga kadar oksigen terlarut akan berkurang dengan cepat dan

4 akibatnya hewan-hewan seperti ikan, udang dan kerang akan mati. Penyebab bau busuk dari air yang tercemar berasal dari gas NH 3 dan H 2 S yang merupakan hasil proses penguraian bahan organik lanjutan oleh bakteri anaerob. Pengurangan kadar BOD pada air limbah dapat dilakukan dengan pemberian biodekstran. Biodekstran merupakan kumpulan bakteri aktif yang menguntungkan dan bersifat anaerob (dapat hidup dalam kondisi yang sangat minim oksigen) dan dapat menguraikan bahan-bahan organik yang beracun (limbah) menjadi bahan organik sederhana yang tidak dapat mencemari lingkungan dan menghilangkan bau limbahnya. Selain itu biodekstran juga bekerja secara sinergis pada sampah organik, limbah domestik; rumah sakit (septic tank), rumah tangga (jamban), industri (anaerob tank), limbah ternak dan sedimen organik (lemak, protein, dan karbohidrat) pada saluran wastafel dapur secara anaerobik, maupun sebagai komposter. Jika diaplikasikan pada limbah tahu dapat menguraikan bahan organik kompleksnya (protein, karbohidrat, dan lemak) baik padat maupun cair menjadi bahan organik sederhana yang tidak mencemari lingkungan secara biologis. Kandungan bakteri yang terdapat pada produk bakteri pengurai ini, yaitu Nitrobacter sp, Nitrosomonas sp, Pseudomonas sp, dan Bacillus sp. Penelitian yang dilakukan oleh Perdana, Anggrian, dan Tuti (2013) tentang Penggunaan Starter Envirosolve dan Biodekstran untuk Memproduksi Biogas dari Bahan Baku Ampas Tahu, disimpulkan bahwa biodekstran dapat menghasilkan biogas pada komposisi 50% ampas tahu dan 50% air. Dengan persentase mol hari

5 ke-5 sebesar 0,79%, hari ke-6 sebesar 0,87%, hari ke-7 sebesar 0.92%, dan hari ke-8 sebesar 0,86%. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Efektivitas Penambahan Biodekstran Dalam Menurunkan Kadar Biological Oxygen Demand (BOD) Pada Air Limbah Pabrik Tahu di Kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan Polonia Tahun 2016. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut, apakah penambahan biodekstran efektif untuk menurunkan kadar Biological Oxygen Demand (BOD) pada air limbah Pabrik Tahu di Kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan Polonia Tahun 2016. 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Mengetahui efektivitas penambahan biodekstran dalam menurunkan kadar Biological Oxygen Demand (BOD) pada air limbah Pabrik Tahu di Kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan Polonia tahun 2016. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Mengetahui kadar BOD pada air limbah Pabrik Tahu di Kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan Polonia sebelum penambahan Biodekstran. 2. Mengetahui kadar BOD pada air limbah Pabrik Tahu di Kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan Polonia dengan penambahan biodekstran pada konsentrasi 2%, 4%, 6%, 8%, dan 10% dalam setiap 500 ml air limbah.

6 3. Mengetahui jumlah biodekstran yang efektif untuk menurunkan kadar BOD pada air limbah Pabrik Tahu di Kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan Polonia sehingga sesuai dengan PerMenLH No. 5 Tahun 2014 lampiran XVIII. 1.4 Hipotesis Penelitian Ho : Tidak ada perbedaan antara kadar BOD tanpa penambahan dan dengan penambahan biodekstran. Ha : Ada perbedaan antara kadar BOD tanpa penambahan dan dengan penambahan biodekstran. 1.5 Manfaat Penelitian 1. Sebagai bahan masukan bagi pihak pabrik tahu tentang kondisi air limbah yang ada. 2. Sebagai media untuk menambah pengetahuan dan pengalaman bagi penulis tentang air limbah pabrik tahu. 3. Sebagai pedoman bagi peneliti lain yang ingin melakukan peneltian tentang air limbah pabrik tahu dimasa yang akan datang.