BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah semua perilaku yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat (Pusat Promkes Depkes RI,2008). Kesehatan merupakan hak dasar manusia dan merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan kualitas Sumber Daya Manusia. Derajat kesehatan dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan. Faktor lingkungan dan perilaku sangat mempengaruhi derajat kesehatan yang termasuk lingkungan adalah keadaan pemukiman/perumahan, tempat kerja, sekolah dan tempat umum, air dan udara bersih, juga teknologi, pendidikan, sosial dan ekonomi sedangkan perilaku tergambar dalam kebiasaan sehari-hari seperti: pola makan, kebersihan perorangan, gaya hidup, dan perilaku terhadap upaya kesehatan (Depkes RI, 2009). Perilaku merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam menenukan derajat kesehatan, karena ketiga faktor lain seperti lingkungan, kualitas pelayanan kesehatan maupun genetika masih dapat dipengaruhi oleh perilaku. Perilaku yang tidak sehat akan menimbulkan banyak penyakit. Perubahan perilaku tidak mudah untuk dilakukan,namun mutlak diperlukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, 2010). Perilaku hidup seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya faktor predisposisi. Faktor predisposisi perilaku terdiri dari pengetahuan dan sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai nilai, dan sebagainya. Faktor ini menjadi pemicu terhadap perilaku yang menjadi dasar atau motivasi bagi tindakan akibat tradisi atau kebiasaan, kepercayaaan, tingkat pendidikan dan tingkat sosial ekonomi (Notoatmodjo, 2007). 1
Pengertian diare menurut WHO (1999) secara klinis didefinisikan sebagai bertambahnya defekasi (buang air besar) lebih dari biasanya/lebih dari tiga kali sehari, disertai dengan perubahan konsisten tinja (menjadi cair) dengan atau tanpa darah. Secara klinik dibedakan tiga macam sindroma diare yaitu diare cair akut, disentri, dan diare persisten. Menurut Depkes RI (2005), diare adalah suatu penyakit dengan tanda-tanda adanya perubahan bentuk dan konsistensi dari tinja, yang melembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi buang air besar biasanya tiga kali atau lebih dalam sehari. Penyakit diare merupakan penyakit endemis di Indonesia dan juga merupakan penyakit potensial Kejadian Luar Biasa (KLB) yang sering disertai dengan kematian. Pada tahun 2016 terjadi 3 kali KLB diare yang tersebar di 3 provinsi, 3 kabupaten, dengan jumlah penderita 198 orang dan kematian 6 orang (CFR 3,04%). Angka kematian (CFR) saat KLB diare diharapkan <1% Pada tahun 2013 jumlah penderita 633 orang dan kematian 7 orang (CFR 1,11%), Tahun 2014 jumlah penderita 2.549 orang dan kematian 29 orang (CFR 1,14%), Tahun 2015 jumlah penderita 1.213 orang dan kematian 30 orang (CFR 2,47%) sedangkan Tahun 2016 jumlah penderita 198 orang dan kematian 6 orang (CFR 3,04%). Terlihat bahwa CFR saat KLB masih cukup tinggi (Profil Kesehatan Indonesia, 2016). Upaya pencegahan dan penanggulangan kasus diare dilakukan melalui pemberian oralit, penggunaan infuse, penyuluhan ke masyarakat dengan maksud terjadinya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dalam kehidupan sehari-hari, karena secara umum penyakit diare sangat berkaitan dengan hygiene sanitasi dan perilaku hidup bersih dan sehat. Peningkatan kasus diare merupakan cerminan dari perbaikan kedua faktor tersebut (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, 2010). Dari hasil rekapitulasi Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan, menunjukkan bahwa angka kesakitan diare dalam dua tahun terakhir telah mengalami penurunan. Pada Tahun 2016 jumlah penderita diare sebesar 13.024 penderita dengan jumlah penduduk sebesar 627.984 jiwa kemudian Tahun 2
2017 jumlah penderita diare menurun sebesar 5.223 penderita dengan jumlah penduduk 628.609 jiwa. (Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan, 2017) Berdasarkan Laporan Tahunan Puskesmas Panekan Kabupaten Magetan, daerah yang mengalami peningkatan jumlah penderita diare mulai kurun waktu 2015-2017 adalah Desa Turi. Pada Tahun 2015 jumlah penderita diare sebanyak 87 orang. Tahun 2016 jumlah penderita diare sebanyak 90 orang dan Tahun 2017 meningkat sebanyak 94 orang. Desa Turi memiliki luas wilayah 1.27 km 2 dengan jumlah penduduk sebesar 2,352 jiwa. ( Laporan Tahunan Puskesmas Panekan, 2017). Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka peneliti perlu melakukan penelitian dengan judul: Studi Tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam Rumah Tangga dengan Kejadian Penyakit Diare di Desa Turi Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan Tahun 2018 B. Identifikasi dan Batasan Masalah 1. Identifikasi Masalah a. Dari hasil rekapitulasi Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan, menunjukkan bahwa angka kesakitan diare dalam dua tahun terakhir telah mengalami penurunan. Pada Tahun 2016 jumlah penderita diare sebesar 13.024 penderita dengan jumlah penduduk sebesar 627.984 jiwa kemudian Tahun 2017 jumlah penderita diare menurun sebesar 5.223 penderita dengan jumlah penduduk 628.609 jiwa. b. Berdasarkan Laporan Tahunan Puskesmas Panekan Kabupaten Magetan, daerah yang mengalami peningkatan jumlah penderita diare mulai kurun waktu 2015-2017 adalah Desa Turi. Pada Tahun 2015 jumlah penderita diare sebanyak 87 orang. Tahun 2016 jumlah penderita diare sebanyak 90 orang dan Tahun 2017 meningkat sebanyak 94 orang. c. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) juga memiliki hubungan yang erat dengan kejadian diare. 3
2. Pembatasan Masalah Penelitian ini dibatasi pada Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Tatanan Rumah Tangga dengan kejadian penyakit diare di Desa Turi Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan Tahun 2018. C.Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan, penulis ingin merumuskan masalah Bagaimana Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam Rumah Tangga dengan Kejadian Penyakit Diare di Desa Turi Kecamatan Magetan Kabupaten Magetan Tahun 2018? D. Tujuan penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam Rumah Tangga dengan kejadian penyakit diare di Desa Turi Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan Tahun 2018. 2. Tujuan Khusus a. Menilai tingkat pengetahuan pada penderita diare tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam Rumah Tangga dengan kejadian penyakit diare di Desa Turi Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan Tahun 2018. b. Menilai sikap pada penderita diare tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam Rumah Tangga dengan kejadian penyakit diare di Desa Turi Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan Tahun 2018. c. Menilai tindakan pada penderita diare tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam Rumah Tangga dengan kejadian penyakit diare di Desa Turi Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan Tahun 2018. d. Menganalisis aspek perilaku dengan kejadian penyakit diare di Desa Turi Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan Tahun 2018. 4
E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Instansi / Dinas Terkait Sebagai masukan dan informasi untuk melakukan menurunkan angka kesakitan kejadian diare 2. Bagi masyarakat / penderita dan tidak penderita diare di Desa Turi Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan a. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang pencegahan kejadian diare di Desa Turi Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan. b. Sebagai bahan masukan bagi masyarakat agar menerapkan sikap Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam kehidupan sehari-hari. 3. Bagi Peneliti Lain Sebagai data dasar bagi peneliti lain dalam melakukan penelitian selanjutnya. 4. Bagi Penulis Menambah pengetahuan dan memberi pengalaman langsung dalam mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang dimiliki. 5