BAB 1 : PENDAHULUAN. yang mengandung emulsi lemak dalam larutan protein,laktosa, dan garam anorganik

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kandungan zat gizi yang cukup dan sesuai untuk kebutuhan bayi sehingga

BAB I PENDAHULUAN. pada tujuan ke 5 adalah mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI) dengan target

BAB I PENDAHULUAN.

BAB 1 PENDAHULUAN. Prioritas pembangunan kesehatan diarahkan pada pengembangan SDM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan bayi akan zat gizi sangat tinggi untuk mempertahankan

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan data dari United Nations Children's Fund (UNICEF) pada tahun

protein, natrium, klorida, dan besi untuk memenuhi kebutuhan bayi yang prematur.

BAB I PENDAHULUAN. menyusui bayinya, meyakinkan ibu akan keuntungan Air Susu Ibu (ASI) dan

BAB I PENDAHULUAN. terhadap tumbuh kembang anak. Selain menguntungkan bayi, pemberian ASI eksklusif juga menguntungkan ibu, yaitu dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. postpartum adalah masa yang dimulai dari tanda akhir periode intrapartum

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare merupakan salah satu penyebab morbiditas dan. Secara nasional, target Sustainable Development Goals (SDGs) untuk

BAB I PENDAHULUAN. sebagai makanan utama bayi. Pada awal kehidupan, seorang bayi sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadi proses pertumbuhan fisik dan perkembangan yang sangat pesat.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud, melalui terciptanya

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting diperhatikan oleh ibu. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) padabayi

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal serta melindungi anak dari

BAB 1 : PENDAHULUAN. sedini mungkin, bahkan sejak masih dalam kandungan. Usaha untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. yang harus ditangani dengan serius. Ditinjau dari masalah kesehatan dan gizi, terhadap kekurangan gizi (Hanum, 2014).

PENDAHULUAN. dalam kandungan disertai dengan pemberian Air susu ibu (ASI) sejak usia

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) eksklusif adalah air susu yang diberikan kepada bayi sejak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Air susu Ibu (ASI) merupakan pemberian air susu kepada bayi yang langsung

BAB I PENDAHULUAN. The World Health Report Tahun 2005 dilaporkan Angka Kematian Bayi Baru

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan bayi akan zat gizi sangat tinggi untuk mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini selaras dengan tujuan pembangunan Sustainable Development

mencukupi kebutuhan pertumbuhan sampai usia sekitar empat bulan. Setelah untuk bayi yang mendapat makanan tambahan yang tertumpu pada beras.

BAB I PENDAHULUAN. ASI eksklusif menurut World Health Organization (WHO, 2011) adalah

BAB I PENDAHULUAN Millennium Develepment Goals (MDG s) Indonesia menargetkan

BAB 1 PENDAHULUAN. pencapaian tumbuh kembang bayi tidak optimal. utama kematian bayi dan balita adalah diare dan pneumonia dan lebih dari 50%

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizi yang diberikan pada bayi sangat

BAB I PENDAHULUAN. (AKB) atau Infant Mortality Rate (IMR). Angka Kematian Bayi tidak berdiri sendiri,

BAB I PENDAHULUAN. target Millenium Depelopment Goals (MDGs) Dimana angka kematian bayi

III.Materi penyuluhan a. Pengertian nifas b. Tujuan perawatan nifas c. Hal-hal yang perlu diperhatikan masa nifas d. Perawatan masa nifas

BAB I PENDAHULUAN. penuh perjuangan bagi ibu yang menyusui dan bayinya (Roesli, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. garam-garam organik yang di sekresikan oleh kedua kelenjar payudara ibu, serta

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan satu-satunya yang paling sempurna

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. ilmiah tentang manfaat ASI bagi daya tahan hidup bayi, pertumbuhan, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. makanan bayi yang ideal dan alami serta merupakan basis biologis dan

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB) dan angka kematian balita. jangkauan maupun kualitas pelayanan (Novia ika, 2011).

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI HASIL PENELITIAN. Kesimpulan penelitian Manfaat Penyuluhan Gizi dalam Upaya Peningkatan

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan fisik maupun mental sehingga proses tumbuh. kembang dapat berlangsung secara optimal. Kebutuhan dasar yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di mana salah satu indikator tingkat kesehatan tersebut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan pertama dan utama bagi bayi adalah air susu ibu (ASI). Air susu ibu sangat cocok untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. tujuan tersebut yaitu dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI) sampai bayi

BAB 1 PENDAHULUAN. ASI Ekslusif pada bayinya (Laksono, 2010). Di daerah pedesaan, pada

BAB I PENDAHULUAN. otak dimulai dalam kandungan sampai dengan usia 7 tahun (Menteri Negara

BAB 1 : PENDAHULUAN. meningkatkan produktifitas anak sebagai penerus bangsa (1). Periode seribu hari,

BAB I PENDAHULUAN. ASI merupakan susu yang tepat untuk bayi karena susu ini khusus diproduksi ibu

Karya Tulis Ilmiah. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Gizi. Disusun Oleh: MUJI RAHAYU J.

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada rakyat jelata, bahkan dasar utama terletak pada kaum wanita, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. digantikan oleh apapun juga. Pemberian ASI ikut memegang peranan dalam

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas di masa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. masih tergolong tinggi, meskipun terjadi penurunan signifikan di beberapa

BAB I PENDAHULUAN. terbaik bagi bayi karena mengandung unsur-unsur gizi yang dibutuhkan oleh

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANAJEMEN LAKTASI

BAB 1 PENDAHULUAN. gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. (Mansjoer A, Suprohaita, Wardhani WI, Setiowulan W, 2000)

BAB I PENDAHULUAN. dan minuman tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. pertama. Pemberian ASI secara eksklusif pada bayi penting untuk. meningkatkan kelangsungan hidup dan kualitas bayi.

BAB I PENDAHULUAN. parameter utama kesehatan anak. Hal ini sejalan dengan salah satu. (AKB) dinegara tetangga Malaysia berhasil mencapai 10 per 1000

BAB 1 PENDAHULUAN. pencapaian target Millenium Development Goals (MDGs) Di negara

BAB I PENDAHULUAN. dan menurunnya prevalensi gizi kurang pada anak balita. World Health

BAB I PENDAHULUAN. psikologis dan sosial dalam masa transisi menjadi seorang ibu. (Afiyanti, 2003) Minggu-minggu pertama setelah kelahiran bayi,

BAB 1 : PENDAHULUAN. kontasepsi, asupan nutrisi. Perawatan payudara setelah persalinan (1-2) hari, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kesejahteraan manusia. Gizi seseorang dikatakan baik apabila terdapat

BAB I PENDAHULUAN. dari sepuluh kali sehari, ada yang sehari 2-3 kali sehari atau ada yang hanya 2

BAB I PENDAHULUAN. harus diperhatikan oleh ibu. Salah satu pemenuhan kebutuhan gizi bayi ialah

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengelolaan progam kesehatan. Pada saat ini AKI dan AKB di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. menyusu dalam 1 jam pertama kelahirannya (Roesli, 2008). Peran Millenium

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Indikator

BAB 1 PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) tahun 2013 diare. merupakan penyebab mortalitas kedua pada anak usia

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan zat gizi bagi bayi sampai usia dua tahun merupakan hal yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting diperhatikan oleh ibu. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) pada bayi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman lain atau disebut dengan ASI Eksklusif dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. jumlah angka kematian bayi (AKB) di Indonesia sebanyak 25 kematian

BAB I PENDAHULUAN. yaitu 98 kematian per kelahiran hidup. Tingginya angka kematian bayi

BAB I PENDAHULUAN. berusia 6 bulan tanpa diberikan makanan dan minuman (Depkes, 2004). ASI

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satunya yaitu melalui promosi pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif

BAB I PENDAHULUAN. Masa balita merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan

BAB I PENDAHULUAN. kelahiran hidup, sesuai dengan target pencapaian Sustainable Development

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia tercatat angka kematian bayi masih sangat tinggi yaitu 2%

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas dan produktif. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. protein, laktosa, dan garam-garam organik yang disekresikan oleh kelenjar mamae

2015 GAMBARAN DUKUNGAN SUAMI DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI POSYANDU PADASUKA RW 06 DAN RW 12 KELURAHAN PADASUKA KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. satu-satunya makanan yang terbaik untuk bayi, karena memiliki. komposisi gizi yang paling lengkap untuk pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan zat gizi bagi bayi usia sampai 2 tahun merupakan hal yang

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat terpenuhi. Namun masalah gizi bukan hanya berdampak pada

BAB I PENDAHULUAN. penurunan tingkat kecerdasan. Pada bayi dan anak, kekurangan gizi akan menimbulkan

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR BALITA DI KELURAHAN BRONTOKUSUMAN KECAMATAN MERGANGSAN YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. terdapat 14% ibu yang memberikan ASI eksklusif kepada bayinya sampai

BAB 1 PENDAHULUAN. Program peningkatan penggunaan ASI menjadi prioritas karena

I. PENDAHULUAN. Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui pengetahuan yang baik tentang pentingnya dan manfaat kolostrom

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Angka Kematian Bayi (AKB) di dunia masih tergolong tinggi.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) merupakan anugerah dari Tuhan yang diberikan

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat sebagai makanan bayi (Maryunani, 2012). diberikan sampai usia bayi 2 tahun atau lebih (Wiji, 2013).

Transkripsi:

BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air Susu Ibu atau disingkat ASI merupakan sumber gizi terbaik untuk bayi yang mengandung emulsi lemak dalam larutan protein,laktosa, dan garam anorganik yang disekresikan oleh kelenjer mammae ibu. ASI berfungsi sebagai makanan utama bagi bayi yang belum bisa mencerna makanan padat. Keseimbangan zat- zat gizi yang terkandung dalam air susu ibu yang kaya akan sari- sari makanan akan mempercepat pertumbuhan sel- sel otak dan perkembangan sistem saraf. (1) Pemberian ASI adalah periode ekstragestasi dengan payudara sebagai plasenta eksternal, karena payudara menggantikan fungsi plasenta tidak hanya memberikan nutrisi kepada bayi, tetapi juga dalam perkembangan anak dimana hubungan ibu dan anak tidak terputus begitu dia dilahirkan kedunia. Demikian juga dengan memberikan ASI sedini mungkin merupakan stimulasi dini terhadap tumbuh kembang anak. Kenaikan berat badan anak pada enam bulan pertama kehidupan yang mendapatkan ASI secara eksklusif yaitu sebesar 700-1000 gram/bulan. Selain itu bayi yang mendapatkan ASI secara eksklusif akan cepat mengalami pertumbuhan gigi yaitu pada usia lima atau enam bulan. (2) Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa pada tahun 2016 pemberian ASI eksklusif di dunia masih jauh dibawah rata- rata yaitu sebesar 38%. Ini masih jauh dibawah target yang ditetapkan oleh WHO itu sendiri yaitu sebesar 50%. (3) Sustainable Development Goals (SDGs)2015-2030 menargetkan Angka Kematian Bayi (AKB) turun hingga 12 per 1000 kelahiran hidup, dimana 1

berdasarkan data hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2017 AKB masih diangka 24 per 1.000 kelahiran hidup.pemberian ASI eksklusif ini adalah salah satu cara terbaik dalam mengurangi tingkat kematian bayi yang disebabkan oleh berbagai penyakit yang pada umumnya menimpa anak- anak seperti diare, radang paru, kegagalan sistem imun, pemulihan saat sakit. bahkan bila (1, 4) bayi mendapatkan ASI eksklusif akan membantu si ibu ber KB secara alami. SDGs juga menargetkan cakupan pemberian ASI eksklusif sebesar 50% pada tahun 2019, tetapi hal ini masih jauh dari target yang ditetapkan. Berdasarkan data dari Profil Kesehatan Indonesia tahun 2016, persentase bayi yang telah mendapatkan ASI eksklusif sampai usia 6 bulan sebesar 29,5%.Pada tahun 2017, angka cakupan ASI eksklusif yaitu sebesar 35%.(5)Menurut Riset Kesehatan Dasar (RisKesDas), cakupan bayi yang mendapatkan ASI eksklusif sedikit meningkat pada tahun 2018, akan tetapi ini tetap masih dibawah yang ditargetkan. Berdasarkan data Riskesdas tahun 2018 hanya 37,3% bayi yang mendapatkan ASI eksklusif. (6) Menurut Nugroho dalam bukunya tentang ASI dan tumor payudara, masih rendahnya cakupan keberhasilan pemberan ASI eksklusif pada bayi baik di daerah perkotaaan maupun pedesaan dipengaruhi oleh banyak hal. Diantaranya, rendahnya pengetahuan dan kurangnya informasi pada ibu dan keluarga mengenai pentingnya pemberian ASI eksklusif, tata laksana rumah sakit maupun fasilitas kesehatan lainnya yang seringkali tidak memberlakukan bed-in ( ibu dan bayi berada d alam satu kasur) ataupun rooming-in(ibu dan bayi berada dalam satu kamar atau rawat gabung), tidak jarang juga fasilitas kesehatan justru langsung memberikan susu formula kepada bayi yang baru lahir tanpa persetujuan orangtua nya, dan banyak ibu bekerja yang menganggap repot menyusui sambil bekerja. (7)

Agus Hendra dalam penelitiannya di Banda Aceh mengatakan anak balita akan beresiko mengalami stuntingempat kali lebih besar apabila tidak diberikan ASI secara eksklusif. Kurangnya pemberian ASI secara eksklusif juga berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan otak bayi.(8) Studi yang dilakukan oleh Malikatul tahun 2015 di Puskesmas Ciputat timur, pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif sangatlah kurang, termasuk seberapa pentingnya pemenuhan nutrisi selama hamil agar nanti menghasilkan ASI yang lebih berkualitas dan tinggi nutrisi untuk bayinya. Banyak ibu- ibu yang beranggapan kalau memberikan ASI secara eksklusif akan sangat merepotkan mereka. Ibu- ibu juga beranggapan bahwa nilai gizi dari susu formula lebih tinggi dibandingkan dengan ASI. (9) Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Agus Sartono bahwa sebagian besar ibu ( 74,2%) memiliki pengetahuan yang rendah mengenai ASI eksklusif. Kebanyakan dari ibu- ibu tidak tahu seberapa besar manfaat dari ASIeksklusif tersebut untuk pertumbuhan dan perkembangan bayinya. Ibu- ibu juga tidak tahu seberapa tinggi kontak batin yang akan didapatkan bayi dari ibu saat bayi sedang menyusu dan dekapan yang dilakukan oleh ibu. (10) Pemerintah harus berperan aktif dalam meningkatkan pengetahuan individu tentang ASI eksklusif ini. Sasaran yang paling tepat adalah ibu- ibu hamil yang akan memberikan bayi ASI eksklusif sebelum terlanjur memberikan makanan tambahan sebelum usia bayinya mencapai 6 bulan. Cara yang paling tepat adalah dengan memberikan penyuluhan kepada ibu- ibu hamil tentang ASI eksklusif. Ria Ambarwati dalam penelitiannya menyebutkan penyuluhan yang tepat rata- rata dapat meningkatkan angka pemberian ASI Eksklusif dan meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu menjelang periode menyusui datang yaitu dari 16,7% menjadi 83,3%.

Menurut Ma munah dalam penelitiannya di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur menyebutkan penyuluhan kesehatan tentang menyusui yang komprehensif secara signifikan efektif meningkatkan keberhasilan pemberian ASI pada ibu postpartum sebanyak 93%, karena rata- rata pengetahuan dan sikap ibu meningkat setelah diberikan penyuluhan. Ibu- ibu menjadi lebih yakin dan berkeinginan kuat dalam memberikan ASI kepada bayinya karena ibu- ibu telah memahami betapa pentingnya ASI. (9) Penyuluhan mengenai ASI eksklusif dapat menggunakan berbagai media, salah satunya adalah menggunakan flipchart. Flipchart merupakan lembar bolak balik yang berisi mengenai informasi- informasi yang akan kita berikan kepada ibu- ibu hamil. Flipchart ini sangat efektif digunakan untuk meningkatkan pengetahuan ibu apabila dirancang secara menarik dan praktis. Kesuksesan penyuluhan juga tidak terlepas dari bagaimana cara penyuluh menyampaikan informasi secara jelas, singkat dan tidak rumit. Flipchart juga sangat efektif diberikan kepada ibu hamil dibandingkan dengan media lainnya. Dilihat dari psikologis ibu hamil yang masih dalam masa produktif cenderung malas membaca dan tidak mau membuang buang waktu dengan sesuatu hal yang belum pasti. Ibu cenderung ingin mendapatkan informasi langsung dari sumber atau pemateri. Dengan media flipchart inilah ibu tidak perlu repot membaca atau mencari tahu informasi sendiri, ibu hanya perlu duduk memperhatikan pemateri yang menampilkan informasi- informasi yang dibutuhkannya dalam bentuk gambar yang menarik dan bervariasi. PerMenKes No 43 tentang SPM (Standar Pelayanan Minimum), Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/kota dalam pelayanan kesehatan bayi baru lahir yang didalam indikatornya termasuk ASI Eksklusif sesuai standar adalah 100

%. Berdasarkan data tersebut maka Sumatera Barat masih dibawah SPM dalam pencapaiannya terhadap ASI eksklusif yaitu sebesar 52,8%. (11) Kota Padang merupakan salah satu wilayah di Sumatera Barat yang belum mencapai target SPM, dimana pencapaian cakupan ASI eksklusifnya sebesar 74,78% dengan cakupan tertinggi di wilayah kerja Puskesmas Pengambiran yaitu 100% dan cakupan terendah di wilayah kerja Puskesmas Andalas sebesar 59,80%. (4) Hasil studi pendahuluan yang peneliti lakukan kepada sepuluh orang ibu hamil di Puskesmas Andalas Padang dengan membagikan kuesioner menunjukkan bahwa pengetahuan ibu- ibu seputar ASI masih kurang. 60% ibu- ibu tersebut memiliki pengetahuan yang rendah. Terutama bagi ibu- ibu muda yang bekerja. Tujuh (70%) dari ibu tidak tahu kalau ASI yang melimpah bisa disimpan dan digunakan dalam waktu yang berbeda. Ibu- ibu lebih memilih membuang ASI yang tidak sempat diminum oleh bayi. Ibu berfikir kalau dibiarkan ASI tersebut menjadi basi. Enam (60%) ibutau kalau ASI bisa disimpan di lemari es/ freezer tetapi tidak tahu cara yang tepat menggunakannya kembali. Bagaimana cara memanaskan yang benar agar kandungan gizi di dalam ASI tidak rusak. Enam (60%) ibuberfikir kalau nanti anak yang lahir laki- laki pasti ASI saja tidak akan cukup untuk memenuhi nutrisi anaknya,maka ibu berencana memberikan anaknya makanan tambahan seperti pisang saat bayinya berusia empat bulan. Tujuh (70%) ibu tidak tahu kalau pemberian ASI secara eksklusif akan mengurangi resiko perdarahan ibu. Lima (50%) ibu tidak tahu kalau stress dan cemas yang berlebihan bisa mengurangi produksi ASI. Tingkat pengetahuan yang rendah pun akan mempengaruhi sikap ibu itu sendiri. Semakin tinggi pengetahuan yang dimiliki ibu maka akan semakin positif juga sikap yang dimiliki oleh ibu.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengetahui pengaruh penyuluhan ASI eksklusif melalui media flipchart terhadap pengetahuan dan sikap ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Andalas Padang tahun 2019. 1.2 Perumusan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini adalah bagaiamana pengaruh penyuluhan ASI eksklusif melalui media flipchart terhadap pengetahuan dan sikap ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Andalas Padang tahun 2019. 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Mengetahui pengaruh penyuluhan ASI eksklusif melalui media flipchart terhadap pengetahuan dan sikap ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Andalas Padang tahun 2019. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Mengetahui perbedaan rata-rata tingkat pengetahuan ibu hamil tentang ASI Eksklusif sebelum penyuluhan pada kelompok yang diberi penyuluhan dan padakelompok yang tidak diberi penyuluhan 2. Mengetahui perbedaan rata-rata tingkat sikapibu hamil tentang ASI Eksklusif sebelum penyuluhan pada kelompok yang diberi penyuluhan dan padakelompok yang tidak diberi penyuluhan. 3. Mengetahui perbedaan rata-rata tingkat pengetahuanibu hamil tentang ASI Eksklusif sesudah penyuluhan pada kelompok yang diberi penyuluhan dan padakelompok yang tidak diberi penyuluhan.

4. Mengetahui perbedaan rata-rata tingkat sikapibu hamil tentang ASI Eksklusif sesudah penyuluhan pada kelompok yang diberi penyuluhan dan padakelompok yang tidak diberi penyuluhan. 5. Mengetahui perbedaan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang ASI Eksklusif sebelum dansesudah penyuluhan pada kelompok yang diberi penyuluhan dan pada kelompok yang tidak diberi penyuluhan. 6. Mengetahui perbedaan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang ASI Eksklusif sesudah penyuluhan pada kelompok yang diberi penyuluhan dan pada kelompok yang tidak diberi penyuluhan. 7. Mengetahui perbedaan tingkat sikap ibu hamil tentang ASI Eksklusif sebelum dansesudah penyuluhan pada kelompok yang diberi penyuluhan dan pada kelompok yang tidak diberi penyuluhan. 8. Mengetahui perbedaan tingkat sikap ibu hamil tentang ASI Eksklusif sesudah penyuluhan pada kelompok yang diberi penyuluhan dan pada kelompok yang tidak diberi penyuluhan. 1.4 Manfaat Penelitian 1) Manfaat Teoritis 1. Menambah wawasan peneliti dalam mempersiapkan, mengumpulkan, mengolah, menganalisis, dan menginformasikan data yang ditemukan. 2. Menambah pengetahuan peneliti tentang apa saja kebutuhan ibu hamil dalam menghadapi masa menyusui nya terutama enam bulan pertama. 3. Sebagai bahan referensi wawasan keilmuan dalam perkembagan ilmu khususnya ilmu kesehatan masyarakat bagian peminatan kespro.

2) Manfaat praktis 1. Bagi Puskesmas dan Dinas Kesehatan Sebagai bahan tambahan dan masukan bagi pemegang program mengenai penngaruh penyuluhan ASI eksklusif melalui media flipchart terhadap pengetahuan dan sikap ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Andalas Padang tahun 2019. 2. Bagi peneliti Selanjutnya Sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka ruang lingkup penelitian ini yaitu penyuluhan ASI eksklusifmelalui media flipchart terhadap pengetahuan dan sikap ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Andalas Padang tahun 2019. Penelitian akan dilakukan di Puskesmas Andalas terhadap ibu- ibu hamil dalam kunjungan kelas hamil