BAB II TINJAUAN TEORI. terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini.

dokumen-dokumen yang mirip
II. KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. A. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. Menurut Kaswan (2012) manajemen sumber daya manusia (MSDM)

BAB II LANDASAN TEORI

II. TINJAUAN PUSTAKA. dorongan untuk bekerja, kerjasama dan koordinasi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam organisasi, harus diakui dan diterima oleh manajemen. Tenaga kerja adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB II. Tinjauan Pustaka. pendukung dari hasil penelitian terdahulu sebagai berikut : Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN TEORI. 1. Angga Putra Samudra dengan judul Pengaruh Kompensasi Finansial

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II URAIAN TEORITIS. judul penelitian Pengaruh Deskripsi Kerja dan Kompensasi Terhadap Prestasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karyawan yaitu dengan jalan memberikan kompensasi. Salah satu cara manajemen

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja merupakan salah satu alat ukur dari keberhasilan sebuah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masukan selama periode tersebut (Dossett dan Greenberg, 1981). a. Perbandingan ukuran harga bagi masukan dan hasil.

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS. pembentukan kerangka pemikiran untuk perumusan hipotesis.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditentukan sebelumnya. Apabila secara formal dalam organisasi maka proses

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdahulu yang dapat menjadi landasan untuk penelitian yang sekarang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dengan prestasi kerja yaitu proses melalui mana organisasi. mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan ilmu teknologi begitu cepat

BAB II KAJIAN TEORITIS. para pegawai. Kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang dapat memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

2.2 Manajemen Sumber Daya Manusia Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

KAJIAN PUSTAKA. Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Disiplin Kerja Pengertian Disiplin Kerja Disiplin kerja merupakan fungsi operatif keenam dari Manajemen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bukunya Heidjrachman (2002) kompensasi adalah suatu

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. perusahaan atau organisasi dalam mengatasi persaingan. Perusahaan atau organisasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Disiplin berasal dari kata disple yang artinya patuh, patuh baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. Kata disiplin itu sendiri berasal dari Bahasa Latin discipline yang berarti

BAB II LANDASAN TEORI

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 INDIKATOR-INDIKATOR KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA HOTEL KINI DI PONTIANAK

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) kesuksesan suatu organisasi. Banyak organisasi menyadari bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. terdapat beberapa komponen yang saling terkait. Adapun komponenkomponen

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Bisma, Vol 1, No. 5, September 2017 KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA CV JAYA RAYA DI NGABANG

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mendukung demi tercapainya tujuan perusahaan secara efektif dan efisien. Tetapi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen pada dasarnya dibutuhkan oleh semua perusahaan. atau organisasi, karena tanpa semua usaha ataupun kegiatan untuk

PENGARUH DISIPLIN KERJA DAN KOMPENSASI NON FINANSIAL TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN

Bisma, Vol 1, No. 8, Desember 2016 FAKTOR-FAKTOR DISIPLIN KARYAWAN PADA CREDIT UNION MURA KOPA BALAI KARANGAN

BAB II LANDASAN TEORI. karyawan itu sendiri yang menyebabkan karyawan dapat menyesuaikan diri

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. dan ketatnya persaingan antar organisasi, sumber daya manusia merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Rivai dalam bukunya yang berjudul manajemen sumber daya manusia untuk perusahaan (2009;2) menyatakan :

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. kelompok pekerja menurut Sutrisno, (2010:5) dalam Ndraha (1999).

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi, laju pertumbuhan ekonomi di Indonesia harus

BAB I PENDAHULUAN. teknologi dan perubahan perilaku. Perguruan tinggi harus mampu. penting yang perlu dibenahi adalah kinerja pegawainya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan atau instansi pemerintah. Disiplin kerja digunakan untuk dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Departemen yang berada dibawah Kementrian Agraria dan Tata Ruang dan


BAB II TINJAUAN PUSTAKA. efektivitas dan keberhasilan organisasi (Yulk, 2005: 4). Kepemimpinan didefinisikan

Bisma, Vol 1, No. 3, Juli 2016 KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA RESTORAN DAN ISTANA KUE CITA RASA DIPONTIANAK

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. melakukan atau mencapai sesuatu tujuan. Motivasi juga bisa dikatakan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara etimologi kata disiplin berasal dari bahasa latin disipel yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hernowo (2008), melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Motivasi, dan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

II. LANDASAN TEORI. oleh Malayu S.P. Hasibuan (2003 : 1), yang mengartikan bahwa:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebaiknya meninjau terlebih dahulu pengertian manajemen itu sendiri. Manajemen

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI. sumber daya manusia dan sumber daya yang lainnya secara efektif dan efisien. untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan Akbal Lizar (2011) dengan judul Pengaruh

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja merupakan hasil atau dampak dari kegiatan individu selama periode waktu

BAB I PENDAHULUAN. organisasi atau perusahaan mempunyai sumber daya yang melimpah baik bahan

PENGARUH UPAH LEMBUR DAN TUNJANGAN KESEHATAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA CV. SUMBER MULYO KLATEN

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. ahli. Menurut Simamora (1997), manjemen sumber daya manusia adalah

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PEMBERIAN TUNJANGAN KESEJAHTERAAN DAN KEDISIPLINAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan selalu berusaha untuk mencapai tingkat laba tertentu yang

SKRIPSI ANALISIS PENGARUH KEPUASAN, KOMPENSASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. SRIWIJAYA AIR DI MAKASSAR A.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN : 107). Mathis dan Jackson (2006 : 98) menyatakan kepuasan kerja adalah

B AB I I KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. a. Pengertian Sumber Daya Manusia. kerja untuk mencapai tujuan organisasi (Bangun, 2012).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Disiplin Kerja Pegawai. kehidupan kelompok atau organisasi, baik organisasi formal maupun non

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Manajemen Sumber Daya Manusia. 1. Menurut Tulus dalam Suharyanto dan Hadna (2005:16);

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN TEORI A. Penelitian Terdahulu Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai pertimbangan dan landasan penelitian ini. Berikut ini beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini. Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No. Keterangan Uraian 1. Judul Penelitian Pengaruh Kompensasi dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja Karyawan Peneliti Mardi Astutik, 2016 Alat Analisis Regresi linier berganda Hasil Penelitian Kompensasi dan disiplin kerja mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan baik secara simultan maupun parsial. Hasil penelitian menyatakan variabel kompensasi mempunyai pengaruh yang paling dominan terhadap kinerja karyawan. 2. Judul Penelitian Pengaruh Kompensasi dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja Karyawan CV. Cahaya Citasurya Indoprima Peneliti Catherine Purnama dan Sesilya Kempa,2016 Alat Analisis Hasil Penelitian regresi linier Berganda Kompensasi dan disiplin kerja mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan baik secara simultan maupun parsial. Hasil penelitian menyatakan variabel kompensasi mempunyai pengaruh yang paling dominan terhadap kinerja karyawan CV. Cahaya Citrasurya Indoprima. 3 Judul Penelitian Pengaruh Kompensasi, Motivasi dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus pada Karyawan PT BPR Kertha Arthamandiri Kepanjen, Malang) Peneliti Yusi Prihatini, M. Mansur, dan M. Khoirul, 2016 Alat Analisis Hasil Penelitian Regresi linier berganda Kompensasi, motivasi dan disiplin kerja secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Kompensasi secara parsial berpengaruh 13

14 No. Keterangan Uraian positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Motivasi secara parsial berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kinerja karyawan. Disiplin kerja secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Kompensasi mempunyai pengaruh yang paling dominan terhadap kinerja karyawan PT BPR Kerta Arthamandiri. 4. Judul Penelitian Impact of Compensation on Employee Performance (Empirical Evidence from Banking Sector of Pakistan) Peneliti Abdul Hameed, 2014 Alat Analisis Regresi linier sederhana Hasil Penelitian Kompensasi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Penelitian terdahulu pada tabel 2.1 diatas memiliki perbedaan dan persamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti saat ini. Perbedaan dan persamaannya adalah sebagai berikut: 1. Perbedaan a. Penelitian Yusi Prihatini et al. (2016) menggunakan 3 variabel bebas yaitu kompensasi, motivasi dan disiplin kerja, sedangkan peneliti menggunakan 2 variabel bebas yaitu kompensasi dan disiplin kerja. b. Penelitian Abdul Hameed (2014) hanya menggunakan 2 variabel yaitu kompensasi dan kinerja sedangkan peneliti menggunakan 3 variabel yakni kompensasi, disiplin kerja dan kinerja. 2. Persamaan a. Persamaan penelitian Mardi Astutik (2016) dan Catherine Purnama et al. (2016) dengan peneliti yakni sama-sama meneliti tentang pengaruh kompensasi dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan.

15 b. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian Mardi Astutik (2016), Catherine Purnama et al. (2016) dan Yusi Prihatini et al. (2016) memiliki kesamaan dengan peneliti yaitu menggunakan regresi linier berganda. B. Landasan Teori 1. Kinerja a. Pengertian Kinerja Kinerja karyawan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam upaya perusahaan untuk mencapai tujuannya serta menjadi salah satu faktor utama keberhasilan suatu perusahaan. Pada dasarnya kinerja seorang karyawan merupakan hal yang bersifat individual karena setiap karyawan mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda-beda dalam mengerjakan pekerjaannya. Segala upaya manajemen di dalam perusahaan, khususnya Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah untuk mempertinggi, baik kinerja individu maupun organisasional. Menurut Bangun (2012 : 231) kinerja karyawan adalah hasil pekerjaan yang dicapai oleh seseorang berdasarkan persyaratan-persyaratan pekerjaan. Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara, 2007:67). Prawirosentono (2008:2) mengungkapkan, kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan

16 moral maupun etika. Bernardin dan Russel dalam Sulistiyani (2003:223) menyatakan bahwa kinerja merupakan catatan tentang hasil-hasil yang diperoleh dari fungsifungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan selama periode waktu tertentu. Sesuai beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan hasil kerja yang dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang selama suatu periode waktu tertentu, secara kualitas dan kuantitas yang merefleksikan seberapa baik seseorang atau kelompok tersebut dalam memenuhi persyaratan dari suatu pekerjaan demi mencapai tujuan organisasi. b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Kinerja karyawan merupakan faktor utama yang menentukan keberhasilan dalam suatu perusahaan. Pencapaian kinerja seorang karyawan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Mangkunegara (2009) kinerja dipengaruhi oleh tiga faktor, diantaranya : a) Faktor individual yang terdiri dari : 1. Kemampuan dan keahlian 2. Latar belakang 3. Demografi b) Faktor Psikologis yang terdiri dari: 1. Persepsi 2. Attitude 3. Personality 4. Pembelajaran 5. Motivasi

17 c) Faktor organisasi yang terdiri dari: 1. Sumber daya 2. Kepemimpinan 3. Penghargaan 4. Struktur 5. Job design c. Indikator Kinerja Seorang karyawan harus memahami indikator-indikator kinerja sebagai bagian dari pemahaman terhadap hasil akhir dari pekerjaannya. Adapun ukuranukuran yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja seorang karyawan menurut Robbins (2006:260) antara lain: a) Kualitas Kualitas kerja diukur dari persepsi karyawan terhadap kualitas pekerjaan yang dihasilkan serta kesempurnaan tugas terhadap keterampilan dan kemampuan karyawan. b) Kuantitas Kuantitas adalah jumlah pekerjaan yang dihasilkan secara individu maupun sekelompok karyawan sesuai dengan standar bekerja serta terpenuhinya target di unit kerja. c) Ketepatan waktu Ketepatan waktu merupakan tingkat aktivitas diselesaikan pada awal waktu yang dinyatakan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain.

18 2. Kompensasi a. Pengertian Kompensasi Kompensasi merupakan pengeluaran dan biaya bagi perusahaan. Perusahaan mengharapkan pengeluaran dan biaya kompensasi ini memperoleh imbalan kinerja yang lebih besar dari karyawan. Jadi, nilai kinerja karyawan harus lebih besar dari kompensasi yang dibayarkan perusahaan, supaya perusahaan mendapatkan laba dan kontinuitas perusahaan terjamin. Pemberian kompensasi yang layak mendorong karyawan agar dapat bekerja dengan tenang dan mengkonsentrasikan seluruh pikirannya untuk menyelesaikan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Bila hal demikian dapat terealisasi, maka perusahaan akan dapat mencapai tujuannya. Kompensasi adalah sesuatu yang diterima oleh karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka (Notoatmodjo, 2003:153). Menurut Singodimedjo (2002) dalam Sutrisno (2009:182), mengemukakan kompensasi adalah semua balas jasa yang diterima seorang karyawan dari perusahaannya sebagai akibat dari jasa atau tenaga yang telah diberikannya pada perusahaan tersebut. Pendapat lain dikemukakan oleh Sigit (2003) berpendapat bahwa kompensasi adalah segala bentuk imbalan yang diberikan oleh perusahaan kepada pegawainya atas pengorbanan pegawai yang bersangkutan. Pengorbanan pegawai tersebut dapat berupa kerja, jasa kinerja, biaya, maupun jerih payah yang dikeluarkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

19 Kesimpulan dari beberapa pengertian diatas yaitu kompensasi adalah semua bentuk pembayaran yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan sebagai balas jasa atas kontribusi atau pelaksanaan tugas tertentu yang telah ditetapkan oleh perusahaan. b. Tujuan Pemberian Kompensasi Menurut Suwatno dan Priansa (2011:222) kompensasi mempunyai tujuan yaitu : 1) Ikatan kerja sama, pemberian kompensasi akan menciptakan suatu ikatan kerja sama yang formal antara perusahaan dengan karyawan dalam kerangka organisasi. 2) Kepuasan kerja, perusahaan harus memberikan kompensasi yang sesuai dengan apa yang telah diberikan oleh karyawan sehingga akan memberikan kepuasan kerja bagi karyawan. 3) Motivasi kerja, kompensasi yang layak akan memberikan rangsangan serta memotivasi karyawan untuk memberikan kinerja terbaik dan menghasilkan produktivitas kerja yang optimal. 4) Menjamin keadilan, kompensasi yang baik akan menjamin terjadinya keadilan di antara karyawan dalam organisasi. 5) Disiplin, pemberian kompensasi yang memadai akan mendorong tingkat kedisiplinan karyawan dalam bekerja. 6) Pengaruh serikat kerja, serikat kerja akan mempengaruhi besar kecilnya kompensasi yang diberikan perusahaan bagi karyawannya. Dengan program kompensasi yang baik dan memadai, perusahaan akan terhindar dari pengaruh serikat buruh.

20 7) Pengaruh pemerintah, Pemerintah menjamin atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi masyarakat. Untuk itu, melalui kebijakan perundangan dan regulasi, pemerintah mengeluarkan berbagai macam peraturan yang pada intinya untuk melindungi pekerja, sekaligus untuk mendorong investasi dari para pengusaha agar mau menanamkan modalnya. c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kompensasi Menurut Notoatmodjo (2003: 155) ada beberapa faktor yang mempengaruhi pemberian kompensasi, antara lain sebagai berikut: 1) Kinerja Pemberian kompensasi melihat besarnya kinerja yang disumbangkan oleh karyawan kepada pihak perusahaan. Untuk itu, semakin tinggi tingkat output, maka akan semakin besar pula kompensasi yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan. 2) Kemampuan untuk membayar Secara logis, ukuran pemberian kompensasi sangat tergantung kepada kemampuan perusahaan dalam membayar gaji atau upah tenaga kerja. Karena sangat mustahil bila perusahaan membayar kompensasi diatas kemampuan yang ada. 3) Kesediaan untuk membayar Perusahaan mempunyai kemampuan untuk membayar kompensasi, tetapi belum tentu perusahaan tersebut memiliki kesediaan membayar kompensasi tersebut dengan layak dan adil.

21 4) Penawaran dan permintaan tenaga kerja Banyak sedikitnya tenaga kerja di pasaran kerja akan mempengaruhi pemberian kompensasi. Bagi karyawan yang memiliki kemampuan dan keahlian yang sangat banyak terdapat di pasaran kerja, mereka akan diberikan kompensasi lebih rendah daripada karyawan yang kemampuan dan keahliannya langka di pasaran kerja. 5) Organisasi karyawan Organisasi karyawan yang ada dalam perusahaan seperti serikat kerja akan turut mempengaruhi kebijakan besar atau kecilnya pemberian kompensasi. 6) Peraturan dan perundang-undangan Adanya peraturan perundang-undangan yang ada mempengaruhi kebijakan perusahaan dalam pemberian kompensasi, misal berlakunya kebijakan pemberian Upah Minimal Regional (UMR). d. Indikator- indikator Kompensasi Menurut Rivai dan Sagala (2013 : 744) bentuk dari kompensasi yang diberikan perusahaan kepada karyawan dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua), yaitu: 1) Kompensasi finansial a. Kompensasi finansial langsung Pembayaran berbetuk uang yang diterima karyawan secara langsung dalam bentuk gaji, upah, insentif.

22 1. Gaji adalah balas jasa dalam bentuk uang kepada karyawan yang telah memberikan sumbangan tenaga dan pikiran dalam mencapai tujuan perusahaan. 2. Upah merupakan imbalan finansial langsung berdasarkan jumlah jam kerja. 3. Insentif, dibayarkan kepada karyawan karena kinerjanya melebihi standar yang ditentukan. b. Kompensasi finansial tidak langsung Kompensasi tambahan yang diberikan berdasarkan kebijaksanaan perusahaan terhadap semua karyawan dalam usaha meningkatkan kesejahteraan para karyawan meliputi: 1. Tunjangan kehadiran didasarkan pada kehadiran. 2. Program proteksi merupakan jaminan atau pertanggungan kepada karyawan dan jaminan ini diberikan oleh perusahaan yang bekerja sama dengan perusahaan asuransi. 3. Kompensasi waktu tidak bekerja merupakan bentuk tunjangan yang akan membantu karyawan dalam mengurangi kelelahan dan meningkatkan produktivitas ketika bekerja. 4. Fasilitas merupakan sarana dan prasarana yang diperlukan dalam suatu kegiatan atau aktivitas untuk mencapai suatu tujuan perusahaan. 2) Kompensasi non finansial Kompensasi non finansial terdiri dari kepuasan yang diterima seseorang dari pekerjaan itu sendiri atau dari lingkungan psikologis dan fisik dimana orang tersebut bekerja.

23 3. Disiplin Kerja a. Pengertian Disiplin Kerja Disiplin merupakan fungsi operatif manajemen sumber daya manusia yang sangat penting. Karena disiplin kerja dapat memberikan manfaat yang besar bagi perusahaan maupun bagi para karyawan. Bagi perusahaan, adanya disiplin kerja akan menjamin terpeliharanya tata tertib dan kelancaran pelaksanaan tugas sehingga diperoleh hasil yang optimal. Bagi karyawan, disiplin kerja akan menciptakan suasana kerja yang menyenangkan dan semangat kerja karyawan juga bertambah. Hal ini membuat karyawan dapat melaksanakan pekerjaannya dengan penuh kesadaran (Sutrisno, 2009:88). Menurut Rivai dan Sagala (2013:825) disiplin kerja merupakan suatu alat yang digunakan para manager untuk berkomunikasi dengan karyawan agar mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta sebagian suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Disiplin kerja adalah suatu sikap menghormati, menghargai, patuh, dan taat terhadap peraturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun yang tak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak untuk menerima sanksi-sanksinya apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya (Sastrohadiwiryo, 2003 : 291). Menurut Sinungan (2005:143) disiplin kerja adalah sikap mental yang tercermin dalam perbuatan atau tingkah laku individu atau kelompok berupa ketaatan

24 terhadap peraturan-peraturan atau ketentuan yang ditetapkan untuk tujuan tertentu. Pendapat lain yang lebih sederhana dikemukakan oleh Sutrisno (2009 : 89) berpendapat disiplin kerja adalah sikap, tingkah laku dan perbuatan yang sesuai dengan peraturan organisasi baik tertulis maupun tidak tertulis. Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa disiplin kerja adalah sikap atau perilaku karyawan yang taat dan patuh terhadap peraturan atau ketentuan, baik tertulis maupun tidak tertulis yang telah ditetapkan oleh perusahaan dan sanggup untuk menjalankannya dengan penuh tanggung jawab. b. Macam-macam Bentuk Disiplin pada Organisasi Menurut Pandi (2016:7) macam - macam bentuk disiplin pada organisasi antara lain : 1) Disiplin Preventif Disiplin preventif adalah disiplin pencegahan agar terhindar dan pelanggaran peraturan organisasi, yang ditujukan untuk mendorong pegawai agar berdisiplin diri dengan mentaati dan mengikuti berbagai standar dan peraturan yang telah ditetapkan. Dengan demikian disiplin preventif merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh organisasi untuk menciptakan suatu sikap dan iklim organisasi di mana semua anggota organisasi dapat menjalankan dan mematuhi peraturan yang telah ditetapkan atas kemauan sendiri.

25 Fungsi dari disiplin preventif adalah untuk mendorong disiplin diri para pegawai sehingga mereka dapat menjaga sikap disiplin mereka. Jika pegawai melanggar disiplin dasar peraturan maka sanksi diberlakukan. Jadi peraturan organisasi atau perusahaan sifatnya memaksa dan wajib di taati oleh semua pegawai atau karyawan. 2) Disiplin Korektif Disiplin korektif merupakan disiplin yang dimaksudkan untuk menangani pelanggaran terhadap aturan-aturan yang berlaku dan memperbaikinya untuk masa yang akan datang dan mematuhi peraturan sesuai dengan pedoman yang berlaku dalam perusahaan. Kesimpulannya bahwa disiplin korektif merupakan suatu upaya untuk memperbaiki dan menindak pegawai yang melakukan pelanggaran terhadap aturan yang berlaku. Dengan kata lain sasaran disiplin korektif adalah para pegawai yang melanggar aturan dan diberi sanksi yang sesuai dengan aturan yang berlaku. Disiplin korektif ini dilakukan untuk memperbaiki pelanggaran dan mencegah pegawai yang lain melakukan perbuatan yang serupa dan mencegah tidak adanya lagi pelanggaran di kemudian hari. 3) Disiplin Progresif Disiplin progresif merupakan pemberian hukuman yang lebih berat terhadap pelanggaran yang berulang. Tujuannya adalah memberikan kesempatan kepada pegawai untuk mengambil tindakan korektif sebelum hukuman-hukuman yang lebih serius.

26 Dilaksanakannya disiplin progresif ini akan memungkinkan manajemen untuk mengambil hukuman yang berat atau pemutusan hubungan kerja. Contoh dan disiplin progresif adalah teguran secara lisan oleh atasan, skorsing pekerjaan, penurunan pangkat atau pemecatan. c. Indikator Disiplin Kerja Menurut Sutrisno (2009:94) indikator disiplin kerja yang dapat dilaksanakan oleh semua anggota atau pegawai yang bekerja pada suatu organisasi adalah: 1) Ketaatan terhadap aturan waktu Ketaatan terhadap aturan waktu dapat dilihat dari jam masuk, jam pulang, dan jam istirahat yang tepat waktu sesuai dengan aturan yang berlaku di perusahaan. 2) Ketaatan terhadap peraturan Ketaatan terhadap meraturan meliputi peraturan dasar tentang cara berpakaian, bertingkah laku dalam pekerjaan, dan aturan tentang apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan oleh para pegawai dalam perusahaan. 3) Ketaatan terhadap perilaku dalam pekerjaan Ketaatan terhadap perilaku dalam pekerjaan ditunjukkan dengan caracara melakukan pekerjaan-pekerjaan sesuai dengan jabatan, tugas, dan tanggung jawab serta cara berhubungan dengan unit kerja lain. 4. Hubungan Antar Variabel a. Hubungan Kompensasi dengan Kinerja Salah satu cara manajemen untuk meningkatkan prestasi kerja, memotivasi dan meningkatkan kinerja para karyawan adalah melalui kompensasi (Mathis dan

27 Jackson,2002). Pendapat yang sejalan dikemukakan oleh Hasibuan (2012:118) yang menyatakan bahwa pemberian kompensasi yang semakin baik akan mendorong karyawan untuk bekerja dengan semakin baik dan produktif. Mengacu kepada pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pemberian kompensasi merupakan penting untuk dilakukan oleh perusahaan dalam upaya untuk meningkatkan kinerja karyawan. Karena apabila kompensasi yang diberikan semakin baik maka akan mendorong karyawan untuk meningkatkan kinerja mereka dan bekerja semakin produktif. Pendapat lain dikemukakan oleh Notoatmodjo (2003:153) yang menyatakan bahwa besar kecilnya kompensasi dapat mempengaruhi kinerja, motivasi dan kepuasan kerja karyawan. Apabila kompensasi diberikan secara tepat dan benar para karyawan akan memperoleh kepuasan kerja dan termotivasi untuk mencapai tujuan perusahaan. Akan tetapi bila kompensasi diberikan tidak memadai atau kurang tepat, kinerja, motivasi dan kepuasan kerja karyawan akan menurun. Kompensasi bukan hanya penting untuk para karyawan saja, melainkan juga penting bagi organisasi itu sendiri, karena program-progam kompensasi merupakan salah satu sarana organisasi untuk dapat mempertahankan sumber daya manusia (Notoatmodjo,2003:154). Hubungan antara kompensasi dan kinerja juga dijelaskan dalam teori pengharapan yang mengatakan bahwa seseorang akan mengeluarkan upaya-upaya tingkat tinggi untuk kinerjanya, apabila dengan tingkat kinerjanya yang tinggi diperoleh ganjaran (kompensasi) sesuai pengharapan (Robbins, 2006:229). Berdasarkan penelitian terdahulu oleh Mardi Astutik (2016) diperoleh hasil kompensasi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Dari

28 uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kompensasi dapat mempengaruhi kinerja karyawan. Semakin tinggi kompensasi yang diberikan perusahaan akan mendorong karyawan untuk bekerja secara giat dan meningkatkan kinerja mereka. Sebaliknya, apabila kompensasi yang diberikan rendah karyawan dapat menjadi tidak puas terhadap perusahaan dan menurunkan kinerja mereka. b. Hubungan Disiplin Kerja dengan Kinerja Kinerja memiliki kaitan yang sangat erat dengan disiplin kerja karyawan. Alasan dari hal ini karena disiplin kerja sangat mempengaruhi kinerja karyawan, hal ini disebabkan karena disiplin merupakan bentuk-bentuk latihan bagi karyawan dalam melaksanakan aturan-aturan perusahaan (Mangkuprawira, 2007:122). Kemudian Hariandja (2002) mengemukakan bahwa untuk meningkatkan kinerja faktor yang penting dalam manajemen sumber daya manusia adalah peningkatkan disiplin. Pendapat yang sejalan dikemukakan oleh Hasibuan (2012 : 193), kedisiplinan merupakan fungsi operatif manajemen sumber daya manusia yang penting karena semakin baik disiplin karyawan, semakin tinggi kinerja yang dicapai. Pendapat dari beberapa ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa disiplin kerja akan menentukan kinerja karyawan. Semakin tinggi tingkat disiplin kerja karyawan maka semakin tinggi pula kinerja karyawan yang dihasilkan. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Catherine Purnama et al. (2016) juga diperoleh hasil bahwa disiplin kerja secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Artinya apabila disiplin kerja meningkat, maka kinerja karyawan yang dihasilkan juga akan meningkat.

29 c. Hubungan Kompensasi, Disiplin Kerja dan Kinerja. Umar (2003:16) mengatakan bahwa cara meningkatkan kinerja pada suatu organisasi dilihat dari kompensasi dan disiplin kerja. Kemudian menurut Siagian (2002), faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan adalah kompensasi, lingkungan kerja, budaya organisasi, kepemimpinan, motivasi kerja, disiplin kerja, kepuasan kerja dan komunikasi. Berdasarkan penelitian tentang pengaruh kompensasi dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan yang dilakukan oleh Mardi Astutik (2016) dan Catherine Purnama et al. (2016), juga diperoleh hasil bahwa kompensasi dan disiplin kerja secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan. Hal ini bermakna apabila pemberian kompensasi semakin baik dan disiplin kerja karyawan tinggi, maka pencapaian kinerja karyawan juga akan tinggi. C. Kerangka Pikir Kerangka pikir dibuat untuk memberikan gambaran mengenai adanya pangaruh antara kompensasi dan disiplin kerja terhadap kinerja. Umar (2003:16) mengatakan bahwa cara meningkatkan kinerja pada suatu organisasi dilihat dari kompensasi dan disiplin kerja. Notoatmodjo (2003:153) menyatakan bahwa besar kecilnya kompensasi dapat mempengaruhi kinerja, motivasi dan kepuasan kerja karyawan. Apabila kompensasi diberikan secara tepat dan benar para karyawan akan memperoleh kepuasan kerja dan termotivasi untuk mencapai tujuan perusahaan. Akan tetapi bila kompensasi diberikan tidak memadai atau kurang tepat, prestasi kerja, motivasi dan kepuasan kerja karyawan akan menurun.

30 Kinerja juga dipengaruhi oleh disiplin kerja, Hasibuan (2012 : 193) menyatakan kedisiplinan merupakan fungsi operatif manajemen sumber daya manusia yang penting karena semakin baik disiplin karyawan, semakin tinggi kinerja yang dicapai. Teori yang digunakan peneliti sebagai dasar variabel kompensasi adalah indikator kompensasi finansial Rivai dan Sagala (2013 : 744). Dengan indikator meliputi gaji, upah, tunjangan. Teori yang digunakan peneliti sebagai dasar variabel disiplin kerja adalah indikator disiplin kerja Sutrisno (2009:94). Dengan indikator meliputi ketaatan terhadap aturan waktu, ketaatan terhadap peraturan dan ketaatan terhadap perilaku dalam pekerjaan. Teori yang diambil peneliti sebagai dasar dari variabel kinerja mengunakan teori dari Robbins (2006:260). Dengan indikator meliputi kualitas, kuantitas dan ketepatan waktu. Pengaruh kompensasi dan disiplin kerja didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Mardi Astutik (2016) dan Catherine Purnama et al. (2016) yang menunjukkan bahwa kompensasi dan disiplin kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Berdasarkan teori-teori yang telah dikemukakan diatas maka dapat disusun suatu kerangka pemikiran yang menggambarkan keterkaitan hubungan antara kompensasi dan disiplin kerja dengan kinerja karyawan. Adapun bagannya adalah sebagai berikut :

31 Gambar 2.1 Hubungan Kompensasi, Disiplin Kerja dan Kinerja Karyawan Kompensasi (X 1 ) Gaji (X 1.1 ) Upah (X 1.2 ) Tunjangan (X 1.2 ) Disiplin Kerja (X 2 ) Ketaatan terhadap aturan waktu (X 2.2 ) Ketaatan terhadap peraturan (X 2.2 ) Ketaatan terhadap perilaku dalam pekerjaan(x 2.3 ) Kinerja Karyawan (Y) Kualitas (Y 1.1 ) Kuantitas (Y 2.2 ) Ketepatan waktu (Y 2.3 ) D. Hipotesis Penelitian Notoatmodjo (2003:153) menyatakan bahwa besar kecilnya kompensasi dapat mempengaruhi kinerja, motivasi dan kepuasan kerja karyawan.pendapat yang sejalan dikemukakan oleh Hasibuan (2012:118) yang menyatakan bahwa pemberian kompensasi yang semakin baik akan mendorong karyawan untuk bekerja dengan semakin baik dan produktif. Kinerja memiliki kaitan yang sangat erat dengan disiplin kerja karyawan. Hasibuan (2012 : 193) menyatakan kedisiplinan merupakan fungsi operatif manajemen sumber daya manusia yang penting karena semakin baik disiplin karyawan, semakin tinggi kinerja yang dicapai. Hal ini didukung dengan hasil penelitian Mardi Astutik (2016) dan Catherine Purnama et al.(2016). Dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa secara simultan dan parsial kompensasi dan disiplin kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan.

32 Kompensasi lebih besar pengaruhnya dibandingkan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Catherine Purnama et al. (2016). Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan oleh Catherine Purnama et al. (2016) sumbangan pengaruh koefisien regresi kompensasi terhadap kinerja sebesar 0,782 sedangkan besar sumbangan pengaruh koefisien regresi disiplin kerja terhadap kinerja karyawan sebesar 0,710. Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. H1 : Diduga kompensasi dan disiplin kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan bagian merchandising Golden Swalayan Tulungagung. 2. H2 : Diduga variabel kompensasi paling berpengaruh terhadap kinerja karyawan bagian merchandising Golden Swalayan Tulungagung.