WALIKOTA PADANG PANJANG PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA PADANG PANJANG NOMOR 4 TAHUN 2019 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI BENER MERIAH RANCANGAN QANUN KABUPATEN BENER MERIAH NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KAPUAS,

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BLAMBANGAN KABUPATEN BANYUWANGI

1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

2015, No Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Neg

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 1.1 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

GUBERNUR SUMATERA BARAT

WALIKOTA PALANGKA RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2017 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL INTEGRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 28 Tahun 2015 Seri E Nomor 18 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG

TENTANG STAN DAR PELAYANAN MINIMAL PUSKESMAS NON RAWAT INAP KOTA MOJOKERTO

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM RUJUKAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROVINSI KALIMANTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SINGKAWANG,

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 61 TAHUN 2018 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 93 Tahun 2016 Seri E Nomor 45 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 93 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 99 TAHUN : 2009 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 4 TAHUN 2009

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 22

Sememi dr. Lolita Riamawati NIP

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

BAB III TINJAUAN TEORITIS

WALIKOTA TASIKMALAYA

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA ( Berita Resmi Kotamadya Daerah Tingkat II Yogyakarta )

2 Mengingat : Pasal 20, Pasal 21, Pasal 28H ayat (1), dan Pasal 34 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetuju

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

2017, No Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran N

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2006 NOMOR 3 SERI D

2016, No Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 150,

2 Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-Undang tentang

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

G U B E R N U R SUMATERA BARAT

=========================================================== PERATURAN WALIKOTA TANGERANG

WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DAERAH

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG KLINIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR TAHUN 2015

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG

WALIKOTA TANGERANG SELATAN. Menimbang : a. bahwa pembangunan di bidang kesehatan pada. dasarnya ditujukan untuk peningkatan

BUPATI LINGGA PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN LINGGA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN

BUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MALINGPING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI SIAK NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERANTASAN DAN ELIMINASI PENYAKIT TUBERKULOSIS DI KABUPATEN SIAK

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/148/I/2010 TENTANG IZIN DAN PENYELENGGARAAN PRAKTIK PERAWAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI D NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA KENDARI PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DAERAH KOTA KENDARI

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM KESEHATAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BONTANG,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

2017, No Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Neg

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG IZIN PRAKTIK DOKTER DAN DOKTER GIGI

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

BERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 42 TAHUN 2016 WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA KOTA YOGYAKARTA NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG RUMAH PEMULIHAN GIZI BALITA KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA,

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN PERSALINAN DAERAH

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA,

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN

PERATURAN BUPATI BATANG NOMOR 2-9 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN DANA JAMINAN PERSALINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KEPULAUAN MERANTI

2016, No Indonesia Nomor 4431); 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 17 TAHUN 2002 SERI E NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 16 TAHUN 2002 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 50 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM RUJUKAN PELAYANAN KESEHATAN PERORANGAN DI PROVINSI BANTEN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG DOKTER KEPRESIDENAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI BATU BARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATU BARA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERIAN PELAYANAN KESEHATAN GRATIS BAGI PASIEN TIDAK MAMPU PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANTEN

2 Bagian Hukum Setda Kab. Banjar

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG IZIN PRAKTIK PERAWAT

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 68 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMO 3 TAHUN 2011 TENTANG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN DARAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

WALIKOTA PADANG PANJANG PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA PADANG PANJANG NOMOR 4 TAHUN 2019 TENTANG PELAYANAN DOKTER UNTUK MENYEHATKAN MASYARAKAT KOTA PADANG PANJANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG PANJANG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pemenuhan hak dasar masyarakat dalam pelayanan kesehatan, perlu adanya pelayanan yang dilaksanakan secara komprehensif dan berkesinambungan; b. bahwa salah satu Visi dan Misi Pemerintah Kota Padang Panjang dalam bidang kesehatan yang dimuat dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Padang Panjang Tahun 2018 2023 adalah meningkatkan pemerataan dan kualitas daya saing SDM masyarakat yang berakhlak dan berbudaya; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a dan b, perlu menetapkan Peraturan Walikota tentang Pelayanan Dokter Untuk Menyehatkan Masyarakat Kota Padang Panjang; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kota Kecil dalam Lingkungan Daerah Provinsi Sumatera Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 962); 2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038); 4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); 5. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072);

6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 7. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 298, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5607); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 47 tahun 2016 tentang Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 229, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5942); 9. Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2018 tentang Jaminan Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 156); 10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 01 Tahun 2012 tentang Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan Perseorangan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 122); 11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan pada Jaminan Kesehatan Nasional sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 99 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan pada Jaminan Kesehatan Nasional (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 15); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1223); 13. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan (Berita Negara Republik IndonesiaTahun 2016 Nomor 1475); 14. Peraturan Walikota Padang Panjang Nomor 33 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Kesehatan (Berita Daerah Kota Padang Panjang Tahun 2016 Nomor 33 Seri D.5); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG PELAYANAN DOKTER UNTUK MENYEHATKAN MASYARAKAT KOTA PADANG PANJANG.

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kota Padang Panjang. 2. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah yang memimpin pelaksanaan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah otonom. 3. Walikota adalah Walikota Padang Panjang. 4. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah disebut Pejabat Pengelola Keuangan Daerah Kota Padang Panjang. 5. Dinas adalah Dinas Kesehatan Kota Padang Panjang yang merupakan Pelaksana dan Pengelola Pelayanan Kesehatan di Kota Padang Panjang. 6. Kepala Dinas Kesehatan adalah Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang Panjang. 7. Organisasi Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat OPD adalah Organisasi perangkat daerah di Lingkungan Pemerintah Daerah Kota Padang Panjang 8. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi - tingginya di wilayah kerjanya; 9. Masyarakat adalah masyarakat Kota Padang Panjang. 10. Tenaga Kesehatan adalah Setiap orang yang mengabdikan diri di bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan dibidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. 11. Upaya Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disingkat UKM adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran keluarga,kelompok, dan masyarakat. 12. Upaya Kesehatan Perorangan yang selanjutnya disingkat UKP adalah suatu kegiatan dan atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit dan memulihkan kesehatan perorangan. 13. Pelayanan Dokter Untuk Menyehatkan Masyarakat yang selanjutnya disebut Dokter UMMAT adalah dokter yang melayani kesehatan masyarakat Kota Padang Panjang. 14. Dokter UMMAT adalah Branding Kota yang merupakan singkatan dari Dokter Untuk Menyehatkan Masyarakat Kota Padang Panjang. 15. Pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatannya untuk memperoleh pelayanan yang diperlukan baik secara langsung maupun tidak langsung kepada dokter atau dokter gigi. BAB II ASAS, TUJUAN, PRINSIP Bagian Kesatu Asas Pasal 2 Pelayanan Dokter UMMAT berasaskan perikemanusiaan, perikeadilan, cepat, tepat dan bermanfaat bagi masyarakat kota Padang Panjang. Bagian Kedua Tujuan Pasal 3 Pelayanan Dokter UMMAT bertujuan untuk: a. menjamin pemenuhan hak dasar masyarakat dalam pelayanan kesehatan

dasar dalam rangka mempertahankan, meningkatkan, atau memaksimalkan tingkat kemandirian, dan meminimalkan akibat dari penyakit untuk mencapai kemampuan individu secara optimal; b. memberikan perlindungan kepada masyarakat dan petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan; c. mendekatkan dan mempercepat pelayanan kepada Masyarakat Kota Padang Panjang; dan d. meningkatkan peran dan dukungan keluarga, masyarakat, dan Pemerintah Kota terhadap keberhasilan Pembangunan Kesehatan. Bagian Ketiga Prinsip Pasal 4 Prinsip Pelayanan Dokter UMMAT adalah Pelayanan dilaksanakan secara komprehensif (Promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif) secara berkesinambungan. BAB III RUANG LINGKUP Pasal 5 Ruang Lingkup Peraturan Walikota ini meliputi: a. pelayanan Dokter UMMAT; b. hak dan kewajiban; c. koordinasi dan kerjasama; d. pendanaan; e. pembinaan dan pengawasan; BAB IV PELAYANAN DOKTER UMMAT Bagian Kesatu Umum Pasal 6 (1) Unsur Pelayanan Dokter UMMAT terdiri dari: a. pembina Dokter UMMAT adalah Walikota Padang Panjang; b. penanggung jawab Dokter UMMAT adalah Dinas Kesehatan Kota Padang Panjang; c. pengelola Dokter UMMAT adalah Kepala Puskesmas; d. pelaksana pelayanan Dokter UMMAT terdiri dari Dokter Umum dan Perawat; dan e. masyarakat Kota Padang Panjang. (2) unsur Pelayanan Dokter UMMAT sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dan huruf c, akan diatur lebih lanjut dengan keputusan Walikota. Bagian Kedua Kriteria Pelayanan Pasal 7 Kriteria Pelayanan Kesehatan oleh Dokter UMMAT adalah Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama kepada masyarakat pada wilayah kerja Puskesmas yang dilaksanakan di Pos Kesehatan Kelurahan dan atau Puskesmas Pembantu dan dapat mengunjungi pasien yang karena Kondisi Penyakitnya tidak dapat datang ke tempat Pelayanan Kesehatan.

Bagian Ketiga Jenis Pelayanan Pasal 8 Pelayanan kesehatan oleh Dokter UMMAT adalah pelayanan kesehatan Tingkat Pertama baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif. Bagian Keempat Prosedur Pelayanan Pasal 9 Prosedur Pelayanan oleh Dokter UMMAT adalah Pasien mengunjungi Pos Kesehatan Kelurahan dan atau Puskesmas Pembantu setiap jadwal Dokter UMMAT di Kelurahan masing-masing dan atau Dokter dapat mengunjungi pasien sesuai Kondisi Penyakitnya. BAB V HAK DAN KEWAJIBAN Bagian Kesatu Hak Petugas Kesehatan Pasal 10 Petugas kesehatan dalam melakukan Pelayanan Kesehatan mempunyai hak: a. memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan standar prosedur operasional dan standar profesi; b. memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien atau keluarganya; dan c. memperoleh honorarium sesuai ketentuan yang berlaku. Bagian Kedua Kewajiban Petugas Kesehatan Pasal 11 Petugas kesehatan dalam melakukan Pelayanan Kesehatan mempunyai kewajiban: a. memberikan pelayanan kesehatan sesuai stándar profesi dan standar prosedur operasional; dan b. merujuk pasien ke fasilitas kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan pasien apabila pasien membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut. Bagian Ketiga Hak Pasien Pasal 12 Pasien dalam menerima Pelayanan Kesehatan mempunyai hak: a. memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien; b. memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur dan tanpa diskriminasi; c. memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai stándar profesi dan stándar prosedur operasional; d. memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar kerugian fisik dan materi; e. mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan; f. mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk datadata medisnya; g. mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis, tujuan tindakan medis, alternatif keadaan, risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan; h. memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan

oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya; i. didampingi keluarganya dalam keadaan kritis; dan j. mendapatkan respon yang cepat saat membutuhkan bantuan. Bagian Keempat Kewajiban Pasien Pasal 13 Pasien dalam menerima Pelayanan mempunyai kewajiban : a. memberikan informasi yang jujur, lengkap dan akurat sesuai dengan kemampuan dan pengetahuannya tentang masalah kesehatannya; b. memberikan informasi mengenai jaminan kesehatan yang dimilikinya; c. mematuhi rencana terapi yang direkomendasikan oleh tenaga kesehatan dan disetujui oleh pasien yang bersangkutan; dan d. menerima segala konsekuensi atas keputusan pribadinya untuk menolak rencana terapi yang direkomendasikan oleh Tenaga Kesehatan dan atau tidak mematuhi petunjuk yang diberikan oleh Tenaga Kesehatan untuk penyembuhan penyakit atau masalah kesehatannya. BAB VI KOORDINASI DAN KERJASAMA Pasal 14 (1) Dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan oleh Dokter UMMAT, Pemerintah Daerah dapat berkoordinasi dan bekerja sama dengan Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, Perguruan Tinggi baik negeri maupun swasta serta Rumah Sakit Rumah Sakit yang ada di daerah. (2) Kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat berupa kerja sama teknis maupun program melalui perjanjian kerja sama. BAB VII PENDANAAN Pasal 15 Pendanaan program Pelayanan Dokter UMMAT bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Anggaran Pendapatan Belanja Negara dan sumber lainnya yang sah dan tidak mengikat. BAB VIII PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 16 (1) Walikota melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan Pelayanan Dokter UMMAT. (2) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud ayat (1) ditujukan untuk: a. meningkatkan peran sumber daya manusia dibidang kesehatan, fasilitas pelayanan kesehatan dalam mendukung keberhasilan pelaksanaan Pelayanan Dokter UMMAT; dan b. meningkatkan peran dan dukungan keluarga serta masyarakat untuk keberhasilan program Pelayanan Dokter UMMAT. (3) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan melalui pelatihan dan sosialisasi peningkatan kualitas tenaga kesehatan. (4) Walikota dalam melaksanakan pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat mengikut sertakan masyarakat dan stake holder

terkait. Pasal 17 (1) Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan ditugaskan kepada OPD yang membidangi Kesehatan. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) OPD yang membidangi kesehatan dapat bekerjasama dengan instansi terkait. BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 18 Peraturan Walikota ini berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Walikota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Padang Panjang. Ditetapkan di Padang Panjang Pada Tanggal 18 Februari 2019 WALIKOTA PADANG PANJANG, ttd FADLY AMRAN Diundangkan di Padang Panjang Pada tanggal 18 Februari 2019 Pj.SEKRETARIS DAERAH KOTA PADANG PANJANG, ttd MARTONI BERITA DAERAH KOTA PADANG PANJANG TAHUN 2019 NOMOR 4