BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Nyeri merupakan bagian dari pengalaman hidup sehari-hari. Nyeri

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. banyak timbul penyakit yang ditimbulkan salah satu hernia, penyakit ini

BAB I PENDAHULUAN. melalui suatu defek pada fasia dan muskuloaponeuretik dinding perut, secara

BAB I PENDAHULUAN. Apendisitis adalah peradangan pada apendiks vermiforis, biasanya

BAB I PEDAHULUAN. A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. melalui struktur yang secara normal berisi (Ester, 2001).

BAB I PENDAHULUAN. darah tersebut melintas kelipatan paha (Oswari, 2000). penurunan fungsi organ (Oswari, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. yang menderita penyakit ini adalah Amerika Serikat dengan penderita

BAB I PENDAHULUAN. adalah diabetes melitus (DM). Diabetes melitus ditandai oleh adanya

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada usus kecil yang disebabkan oleh kuman Salmonella Typhi.

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan sistem simbol (Wilkinson, 2012) keseluruhan terhenti. Hal ini disebabkan oleh aterosklerosis yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bangsa Indonesia sedang berkembang dan terus mencanangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam kanal anal.

BAB 1 PENDAHULUAN. menyerang lebih dari 25% populasi dewasa. (Smeltzer & Bare, 2001)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut WHO upaya untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. rectal yang terkadang disertai pendarahan. mengenai gejala-gejala yang timbul dari penyakit ini.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan adalah modal utama bagi manusia, kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. padalaki-laki dibandingkan perempuan. Sebagai contoh penelitian dari. dan perempuan 35,90% dengan rerata umur 49,13 tahun.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pada perkembangan zaman yang semakin berkembang khususnya

BAB 1 PENDAHULUAN. tujuan mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. langsung, kelelahan otot, atau karena kondisi-kondisi tertentu seperti

BAB I PENDAHULUAN. Mata merupakan bagian pancaindera yang sangat penting dibanding

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengetahuan perawat tentang penilaian nyeri dan intervensi sangat

BAB I PENDAHULUAN. langsung, kelelahan otot, atau karena kondisi-kondisi tertentu seperti

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronik merupakan masalah medik, sosial dan ekonomik. yang sedang berkembang yang memiliki sumber-sumber terbatas untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Gagal jantung adalah keadaan patofisiologi dimana jantung sebagai pompa

BAB I PENDAHULUAN. pada iklim, tetapi lebih banyak di jumpai pada negara-negara berkembang di

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat besar bagi pasien dan keluarganya, khususnya di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman modern ini banyak ibu yang memilih melakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gangguan pada sistem pernafasan merupakan penyebab utama

BAB I PENDAHULUAN. lahir. Hal ini merupakan suatu pergeseran paradigma dari sikap menunggu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem perkemihan merupakan salah satu system yang tidak kalah

BAB I PENDAHULUAN. fertilitas gaya hidup dan sosial ekonomi masyarakat diduga sebagai hal yang

BAB I PENDAHULUAN. Apendisitis paling sering terjadi pada usia remaja dan dewasa muda. Insidens

BAB I PENDAHULUAN. penyakit semakin dikenal oleh masyarakat. Salah satu diantaranya adalah apa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Salah satu masalah kesehatan yang kita hadapi sekarang ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. paling sering ditemukan didunia. Tumor ini sangat prevalen didaerah tertentu

BAB I PENDAHULUAN. Sering juga penyaki-penyakit ini disebut dengan Cronic Obstruktive Lung

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organ pengeksresi ginjal bertugas menyaring zat-zat yang sudah tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. tertinggi, mencapai 12,31/ (Japaries, 2013). dari pasien terdiagnosis pada late stage, sehingga penanganan sulit dilakukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.Latar Belakang. Anak merupakan aset masa depan yang akan melanjutkan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Kajian epidemiologi menunjukkan bahwa ada berbagai kondisi yang. non modifiable yang merupakan konsekuensi genetik yang tak dapat

BAB I PENDAHULUAN. tuba falopi kemudian berimplantasi di endometrium. (Prawiroharjho, ketidakpuasan bagi ibu dan bayinya (Saifuddin. 2000).

BAB I PENDAHULUAN. tengkorak, percepatan dan perlambatan (accelerasi-decelerasi) yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Cidera kepala merupakan proses dimana terjadi trauma langsung

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan Millenium

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan adalah modal utama bagi manusia, kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. banyak penyakit yang menyerang seperti dengue hemoragic fever.

BAB I PENDAHULUAN. dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan salah satu faktor terpenting dalam kehidupan. Hal

BAB I PENDAHULUAN. terpisah. Rentang sehat-sakit berasal dari sudut pandang medis. Rentang

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Data rekam medis RSUD Tugurejo semarang didapatkan penderita

BAB I PENDAHULUAN. mengeksresikan zat terlarut dan air secara selektif. Fungsi vital ginjal

BAB I PENDAHULUAN. biasanya didahului dengan infeksi saluran nafas bagian atas, dan sering dijumpai

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan batu ini disebut urolitiasis, dan dapat terbentuk pada ginjal. dan uretra (urethrolithiasis) (Basuki, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. peradangan sel hati yang luas dan menyebabkan banyak kematian sel. Kondisi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut hasil survey kesehatan rumah tangga (SKRT) tahun 2004, angka

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan sakit (Notoatmodjo, 2005). fungsi anggota tubuh (Joyomartono, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai pada anak. Bangkitan kejang ini terjadi karena adanya kenaikan suhu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. akhir fibrosis hepatik yang berlangsung progresif yang ditandai dengan distorsi

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh agens infeksius. Kasus pneumonia tidak memiliki kriteria usia

BAB I PENDAHULUAN. Diperkirakan 80% populasi akan mengalami nyeri punggung bawah pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gagal ginjal kronik atau penyakit ginjal tahap akhir adalah

BAB I PENDAHULUAN. dan atau eliminasi karbondioksida pada membrane alveolar kapiler. (Heardman,2012). Gangguan pertukaran gas adalah kelebihan atau

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Saat ini pembangunan dan perkembangan suatu negara telah

BAB I PENDAHULUAN. individu mempunyai hak untuk lahir sehat maka setiap individu berhak

BAB I PENDAHULUAN. penyakit yang menyerang seperti typhoid fever. Typhoid fever ( typhus abdominalis, enteric fever ) adalah infeksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan salah satu factor penting dalam kehidupan, hal

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan menuju Indonesia sehat 2015 yang diadopsi dari

kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk mencapai Indonesia sehat, dalam Indonesia sehat diharapkan setiap warga negara Indonesia tinggal dalam

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Ginjal menjalankan fungsi yang vital sebagai pengatur volume dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit tidak menular (PTM) merupakan masalah kesehatan utama di

BAB I PENDAHULUAN. Stroke Menurut World Health Organization (WHO) (2001) seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. ini terdapat diseluruh dunia, bahkan menjadi problema utama di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Tuberkulosis Paru (TB Paru) suatu penyakit kronis yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak merupakan anugerah Tuhan yang Maha Kuasa. Sudah semestinya

BAB I PENDAHULUAN. jalan operasi atau sectio caesarea hal ini disebabkan karena ibu memandang

BAB I PENDAHULUAN. kecil) atau appendiktomi. Appendiktomi adalah pembedahan untuk mengangkat

BAB I PENDAHULUAN. Hiperplasia (BPH) dilaporkan terus meningkat yang banyak dijumpai pada

BAB I PENDAHULUAN. gaya hidup lainya kapanpun diabetes bisa menyerang tanpa kita sadari. Diabetes

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Kista ovarium merupakan suatu tumor, baik kecil maupun yang besar,

BAB I PENDAHULUAN. penuaan (Madjid dan Suharyanto, 2009). tindakan untuk mengatasi BPH yang paling sering yaitu Transurethral

BAB I PENDAHULUAN. penduduk tiap tahunnya. Insiden tertinggi demam thypoid terdapat pada anakanak. kelompok umur 5 tahun (Handini, 2009).

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Demam Typhoid (typhoid fever) merupakan salah satu penyakit

BAB I PENDAHULUAN. sampai 6 gram. Ovarium terletak dalam kavum peritonei. Kedua ovarium melekat

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini keadaan ibu post partum masih sangat memprihatinkan, karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hati. Deskripsi sirosis hati berkonotasi baik dengan status pato-fisiologis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. darah yang melalui ginjal, reabsorpsi selektif air, elektrolit dan non elektrolit,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan jasmani merupakan hal yang penting, karena saat keadaan

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh Salmonella Typhi yang masih dijumpai secara luas di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kelenjar prostat adalah salah satu organ genitalia pria yang terletak

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya kesejahteraan dan ketersediaan pangan dapat. mengakibatkan sejumlah masalah, termasuk meningkatnya kejadian penyakit

BAB I PENDAHULUAN. namun juga sehat rohani juga perlu, seperti halnya di negara sedang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) atau Cronic Obstruktive

BAB I PENDAHULUAN. banyak pabrik-pabrik yang produk-produk kebutuhan manusia yang. semakin konsumtif. Banyak pabrik yang menggunakan bahan-bahan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nyeri merupakan bagian dari pengalaman hidup sehari-hari. Nyeri merupakan sifat yang unik, karena di satu sisi nyeri menimbulkan derita bagi yang bersangkutan, tetapi disisi lain nyeri juga menunjukan suatu manfaat. Nyeri bukan hanya modalitas sensori tetapi juga merupakan suatu pengalaman (Latief, 2001). Nyeri sering dilukiskan sebagai suatu yang berbahaya (noksius, protofatik) atau yang tidak berbahaya (nonnoksius, epikritik) misalnya sentuhan ringan, kehangatan, tekanan ringan. Nyeri dapat dirasakan/terjadi secara akut, dapat pula dirasakan secara kronik oleh penderita. Nyeri akut akan disertai hiperaktivitas saraf otonom dan umumnya mereda dan hilang sesuai laju proses penyembuhan. Pemahaman tentang patofisiologi terjadinya nyeri sangatlah penting sebagai landasan menanggulangi nyeri yang diderita oleh penderita. Bila pengelolaan nyeri dan penyebab nyeri akut tidak dilaksanakan dengan baik, nyeri itu dapat berkembang menjadi nyeri kronik (Latief, 2001). Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan status perekonomian yang masih terbilang belum seimbang sehingga mengakibatkan masyarakat sulit mencari mata pencaharian yang akhirnya

membawa masyarakat berusaha keras bekerja memenuhi kebutuhan hingga mereka terkadang melupakan arti kesehatan. Tanpa disadari salah satu bagian dari hal kesehatan yang sering diabaikan adalah pencernaan, di mana bukan hanya terpenuhi kebutuhan makanan saja akan tetapi yang seharusnya juga diperhatikan adalah bagaimana proses metabolik berlangsung dengan baik. Pencernaan sendiri merupakan sebuah proses metabolism di mana suatu mahkluk hidup memproses sebuah zat dalam rangka untuk mengubah secara kimia atau mekanik sesuatu zat tersebut menjadi nutrisi. Akan tetapi, apabila proses ini terjadi perubahan, maka akan terjadi gangguan pencernaan yang salah satunya adalah obstruksi usus serta hernia (Karis, 2008). Hernia banyak diderita di kalangan masyarakat, biasanya pada pekerja berat, kemudian pada orang yang rutin melakukan olahraga angkat besi tetapi tidak menutup kemungkinan di derita oleh orang yang bekerja di perkantoran. Selain itu, kebiasaan seseorang yang selalu mengejan saat buang air besar, bahkan pada orang yang mengalami batuk kronis, serta pada lanjut usia. Walaupun nilai penyakit hernia di negara ini terbilang kecil seharusnya hal ini segera ditangani sedini mungkin. Bila di diamkan dan bertambah parah serta tidak segera ditangani maka akan menyebabkan kematian. Hernia sering terjadi pada laki-laki dibanding perempuan (Hsun, 2007). Di Indonesia pasien hernia sering kali datang dalam keadaan terlambat karena banyak orang tidak mengetahui, mungkin juga biayanya

mahal. Padahal itu merupakan yang upnormal saja. Upnormal bukan karena suatu organic disease tetapi suatu kelainan anatomi, bukan organ yang upnormal, tetapi anatomi ada lubang yang besar, sehingga kelainan itu menonjol. Oleh karena adanya perubahan anatomi ditubuh maka salah satunya jalan harus dilakukan pengobatan dengan bedah (http://www.idionline.org/kelly/2005/artikel). Insidens hernia inguinalis kemungkinan terjadi pada sisi kanan 60%, sisi kiri 20 25 % dan bilateral 15 %. Insidens inguinalis pada orang dewasa kira kira 2 % umumnya terapi operatif merupakan terapi satu satunya yang rasional. Usia lanjut tidak merupakan kontra indikasi operasi efektif (Syamsuhidayat, 2001). Adapun insiden hernia yang terjadi di Amerika Serikat pada tahun 2008 sekitar 700.000 operasi hernia yang dilakukan tiap tahunnya. Indirek inguinalis hernia di sisi kanan, adalah tipe hernia yang paling banyak dijumpai pria dan wanita, sekitar 25% pria dan 2% wanita mengalami hernia inguinalis. Sedangkan hernia femoralis hanya dijumpai pada 3% kasus (FKUI, 2008). Dari hasil data buku rekam medik pasien di ruang edelwais RSUD. Banyumas pada tahun 2012 dari bulan Januari - Juli didapat ada 945 pasien yang dirawat di ruangan tersebut dengan berbagai macam jenis penyakit. Pasien yang di rawat di ruang edelwais dengan penyakit hernia berjumlah 104 pasien.

Berdasarkan permasalahan diatas dapat diambil garis besar bahwa penyakit hernia memerlukan perhatian khusus dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mencoba menelaah dan membahas lebih lanjut mengenai permasalahan yang terjadi dengan judul NYERI AKUT PADA TN. M DENGAN POST HERNIOPLASTY HARI KE-2 ET CAUSA HERNIA INGUINALIS DUPLEX DI RUANG EDELWAIS RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS.

B. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum Menggambarkan hasil kelolaan penulis pada NYERI AKUT PADA TN. M DENGAN POST HERNIOPLASTY HARI KE-2 ET CAUSA HERNIA INGUINALIS DUPLEX DI RUANG EDELWAIS RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS. 2. Tujuan Khusus a. Memberikan informasi pasien melalui pengkajian secara komprehensif. b. Mengkaji nyeri pada Tn. M dengan post hernioplasty. c. Merumuskan masalah keperawatan sesuai pengelompokkan data yang diperoleh pada Tn. M dengan Nyeri akut d. Menentukan rencana tindakan untuk mengatasi masalah keperawatan pada Tn. M, khususnya dengan nyeri akut. e. Melakukan asuhan keperawatan pada Tn. M terkait masalah keperawatan utama dengan hernia inguinalis duplex.

C. Pengumpulan Data Adapun metode penulisan yang digunakan yaitu : 1. Observasi-partisipasi Selain menggunakan wawancara, penulis juga memakai cara pengamatan langsung segala kegiatan yang dilakukan di ruangan serta mengetahui keadaan klien selama perawatan. Pemeriksaan fisik secara umum yaitu : pengkajian secara menyeluruh tentang semua system tubuh yang meliputi pemeriksaan secara inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi. 2. Wawancara Mengadakan wawancara dengan melibatkan pihak yang berkompeten seperti ; pasien, keluarga pasien dan tim kesehatan lainnya untuk memperoleh data yang diperlukan. 3. Studi Literatur Dengan mempelajari buku buku tentang penyakit hernia inguinalis di perpustakaan dan internet. 4. Studi dokumentasi Mempelajari status pasien dan catatan medik atau studi dokumentasi. D. Tempat dan waktu Asuhan keperawatan pada Tn. M dengan Hernia Inguinalis Duplex ini dilakukan di Ruang Edelwais RSUD Banyumas.

E. Manfaat Penulisan Berdasarkan hasil laporan kasus ini, penulis berharap dapat memberikan manfaat praktis dalam keperawatan yaitu sebagai panduan perawat dalam pengelolaan kasus hernia inguinalis dengan prioritas masalah nyeri akut. Selain itu juga bisa menjadi informasi bagi tenaga kesehatan lain terutama dalam pengelolaan kasus yang bersangkutan. F. Sistematika Penulisan Dalam penulisan, sistematika penulisan yang digunakan dalam karya tulis ini adalah : BAB I : Pendahuluan yang terdiri atas : Latar belakang, Tujuan Penulisan, Metode penulisan, Manfaat penulisan dan Sistematika penulisan. BAB II : Tinjauan pustaka yang terdiri dari Konsep Medik dan Konsep Dasar Keperawatan. Dalam Konsep Medik diuraikan : Definisi nyeri dan hernia, Etiologi, Klasifikasi Hernia, Anatomi dan Fisiologi, Patifisiologi, Manifestasi Klinik, Komplikasi, Test Diagnostik dan Penatalaksanaan. Dan dalam Konsep Dasar Keperawatan diuraikan : Pengkajian, Diagnosa Keperawatan, Intervensi Keperawatan, Implementasi dan evaluasi. BAB III : Laporan kasus yang menguraikan tentang tinjauan kasus. BAB IV : Pembahasan kasus yang menguraikan pembahasan kasus BAB V : Kesimpulan dan saran yang menguraikan mengenai kesimpulan dan saran.