BAB I PENDAHULUAN. Manusia khususnya dalam setiap bidang kehidupan tidak bisa lepas dari

dokumen-dokumen yang mirip
KAJIAN BENTUK-BENTUK AKRONIM BAHASA INDONESIA DAN KAJIAN FONOTAKTIKNYA DALAM BERITA LIPUTAN KHUSUS PEMILU 2009 PADA SURAT KABAR SOLOPOS SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Manusia mempergunakan bahasa sebagai alat komunikasi sosial. Dalam

ANALISIS TEKS INFORMASI LALU LINTAS DI WILAYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. lambang bunyi yang dipakai oleh suatu masyarakat untuk berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. teknologi pada masa kini, penggunaan HP (handphone) semakin marak. HP tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. kata, baik berbentuk gramatikal maupun leksikal. Bahasa yang digunakan seharihari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam BAB I, peneliti memaparkan hal-hal yang melatarbelakangi penelitian, uraian masalah, tujuan dan manfaat dari penelitian ini.

KAIDAH FONOTAKTIK GUGUS KONSONAN KATA-KATA BAHASA INDONESIA YANG BERSUKU DUA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nani Astuti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia selalu mengalami perubahan dari masa ke masa sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. atau kejadian yang sedang terjadi. Penyajian berita dapat dilakukan melalui

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Silfi Pitriyanti, 2014 Penggunaan Abreviasi Pada Ranah Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. bahasa oleh berbagai media, baik itu media cetak maupun media non-cetak.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sebuah media atau alat komunikasi yang digunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Campur kode adalah percampuran antara dua bahasa atau lebih dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

: Ortografis dalam Register Seabreg SMS Gaul

BAB I PENDAHULUAN. sarana komunikasi. Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu. menggunakan bahasa dalam berbagai bentuk untuk mengungkapkan ide,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut KBBI kata adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan, yang

BAB I PENDAHULUAN. bidang otomotif yang disajikan oleh majalah Oto Plus. Majalah ini terbit setiap

PENGGUNAAN VARIASI BAHASA REMAJA DALAM RUBRIK MISS GAUL PADA MAJALAH GADIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk yang selalu melakukan. komunikasi, baik itu komunikasi dengan orang-orang yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. sistem penulisan tidak dapat menggambarkan bunyi yang diucapkan oleh manusia

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan orang lain. Hal ini sejalan dengan pendapat Keraf (2001:1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Retno Eko Wulandari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut terciptanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilakukan secara lisan maupun tertulis. Melalui bahasa, manusia berinteraksi

Sarjana S-1 UMI SHOLIKATI A

ANALISIS RETORIKA TEKSTUAL WACANA PADA RUBRIK INDIKATOR HARIAN REPUBLIKA EDISI DESEMBER 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna.

BAB I PENDAHULUAN. konstruksi yang lebih besar berdasarkan kaidah-kaidah sintaksis atau kalimat yang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan lambang bunyi yang mempunyai arti dan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Setiap masyarakat pemakai bahasa memiliki kesepakatan bersama mengenai

BAB I PENDAHULUAN. ada di dalam pikiran kepada orang lain yaitu dengan bahasa, baik secara lisan

BAB I PENDAHULUAN. disebut bahasa lisan sedangkan yang digunakan secara tertulis yang disebut

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. manusia lain. Untuk berkomunikasi manusia membutuhkan bahasa. Bahasa

ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010

PENDAHULUAN. Saat ini, komunikasi merupakan hal yang sangat penting dikarenakan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Suatu bahasa tidak terlepas dari pelafalan, kosakata dan tata bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. keinginan dan sebagainya melalui bahasa, sehingga bahasa merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan berita dan hiburan yang setiap saat selalu bisa di-update. Televisi

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya sarana agar komunikasi tersebut dapat berjalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Chaer (2003:53) mengatakan bahwa bahasa adalah satu-satunya milik

BAB I PENDAHULUAN. diterbitkan kurang begitu memperhatikan aspek gramatikal bahkan masih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, bahasa Indonesia semakin berkembang. Dalam penelitiannya

BAB I PENDAHULUAN. rubrik kesehatan, rubrik iklan maupun slogan iklan kendaraan yang akan

ANALISIS GEJALA KONTAMINASI, PENGGUNAAN BAHASA ASING DAN DAERAH DALAM BERITA POLITIK SURAT KABAR SOLOPOS EDISI OKTOBER-NOVEMBER 2009 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zenitha Vega Fauziah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

ANALISIS PENGGUNAAN BAHASA GAUL DALAM WACANA CERPEN REMAJA DI TABLOID GAUL EDISI BULAN JANUARI-FEBRUARI 2009 SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang dalam kehidupannya. membutuhkan sistem komunikasi. Adapun sistem komunikasi dimaknai sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa yang berkembang di masyarakat sangat beragam. Ragam

BAB I PENDAHULUAN. manusia seperti kebudayaan, ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan bermasyarakat manusia membutuhkan alat. komunikasi untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.

PEMAKAIAN PREFIKS DALAM CERITA PENDEK DI MAJALAH ANEKA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat komunikasi, baik komunikasi antar individu yang satu dengan yang

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. negara. Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia memiliki fungsi: (a) lambang

BAB I PENDAHULUAN. sebagian alat komunikasi, baik komunikasi antara individu yang satu dengan

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan menyampaikan maksud kepada lawan bicaranya. Bahasa terdiri atas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial, yang tidak bisa hidup sendiri tanpa kehadiran

BAB I PENDAHULUAN. bahasa bidang-bidang tertentu. Karakteristik masing-masing komunitas

BAB I PENDAHULUAN. komunikator kepada komunikan. Pesan tersebut dapat berupa pikiran, ide,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENYERAPAN ISTILAH ASING REGISTER KEDOKTERAN PADA RUBRIK KESEHATAN SURAT KABAR REPUBLIKA EDISI JANUARI MARET 2008 SKRIPSI

CAMPUR KODE DALAM IKLAN ACARA DI RADIO RRI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. hasratnya sebagai makhluk sosial, manusia memerlukan alat berupa bahasa. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. bukan perlu membutuhkan pemahaman yang menyeluruh. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. segala bentuk gagasan, ide, tujuan, maupun hasil pemikiran seseorang kepada orang

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat hidup bermasyarakat. Dengan bahasa orang dapat. lambang bunyi, suara yang dihasilkan oleh alat ucap manusia (Keraf,

BAB I PENDAHULUAN. sendiri-sendiri. Keunikkan bahasa dalam pemakaiannya bebas dan tidak terikat.

BAB 1 PENDAHULUAN. khasanah pengetahuan suatu masyarakat atau suku bangsa. Kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Sekian banyak majalah remaja ternama di Indonesia, ada sebuah majalah yang

BAB I PENDAHULUAN. lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang bersifat dinamis, arbitrer,

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. arbitrer, digunakan oleh suatu masyarakat tutur untuk bekerja sama,

PENANDA HUBUNGAN REFERENSI DALAM WACANA BERITA PADA SITUS SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa jurnalistik merupakan ragam bahasa tersendiri yang dipakai dalam

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan dan menerima informasi atau pesan.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia tidak terlepas dengan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah lambang bunyi yang arbitrer, digunakan masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia pendidikan. Anak sekolah di taman kanak-kanak hingga mahasiswa di

BAB l PENDAHULUAN. mengalami perkembangan seiring dengan pengguna bahasa. Bahasa merupakan alat

BAB I PENDAHULUAN. manusia perlu berintraksi dengan sesama manusia. Manusia dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejak manusia mulai hidup bermasyarakat, maka sejak saat itu sebuah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehidupan manusia tidak akan pernah lepas dari kegiatan berkomunikasi.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia khususnya dalam setiap bidang kehidupan tidak bisa lepas dari bahasa sebagai alat komunikasi. Tanpa adanya bahasa, interaksi dan segala macam kegiatan dalam masyarakat akan lumpuh. Bahasa bukanlah sesuatu yang mati, tetapi bahasa dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan perkembangan dan pertumbuhan pemikiran penggunanya. Dasar dan motif pertumbuhan bahasa itu dalam garis besarnya berupa: (a) untuk menyatakan ekspresi; (b) sebagai alat komunikasi; (c) sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial; (d) sebagai alat untuk mengadakan kontrol sosial (Keraf, 2001: 3). Bahasa sebagai alat untuk ekspresi diri dan sebagai alat komunikasi adalah fungsi bahasa secara sempit, sedangkan fungsi bahasa yang dapat dikatakan luas adalah untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial, dan untuk mengadakan kontrol sosial. Akhir-akhir ini perkembangan bahasa Indonesia tampak semakin pesat. Perkembangan sebuah bahasa diwarnai dengan perkembangan kosakatanya (Cahyono, 1995: 106). Pendapat ini didukung oleh pendapat lain yang menyatakan bahwa, perubahan bahasa yang sungguh mencolok terdapat dalam bidang kosakata, karena memang subsistem inilah yang paling peka terhadap perubahan budaya bahasawan (Kridalaksana, 1978: 1). Pemunculan kosakatakosakata baru yang semakin marak dalam perbendaharaan bahasa Indonesia 1

bukanlah suatu ancaman. Justru, dilihat dari sudut pandang positif, kata-kata baru tersebut ikut memperkaya perbendaharaan kosakata-kosakata bahasa Indonesia, sehingga masyarakat pengguna bahasa perlu memperluas dan mengetahui sebanyak-banyaknya perbendaharaan kata dalam bahasanya. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat pengguna bahasa mudah berkomunikasi dengan anggota mayarakat lainnya. Bahasa itu mengalami perkembangan dari zaman ke zaman sesuai dengan perkembangan intelektual manusia dan kekayaan cipta karya manusia sebagai hasil dari kemajuan intelektual sendiri (Keraf, 2001: 5). Hal ini memperlihatkan bahwa kosakata bahasa Indonesia semakin bertambah jumlahnya sejalan dengan perkembangan masyarakat. Inilah yang disebut bahasa sebagai bahasa yang fungsional, yaitu bahasa yang ikut berkembang sesuai dengan perkembangan masyarakat penuturnya. Gejala semacam ini merupakan gejala yang wajar, karena bahasa hanyalah alat untuk mengekspresikan perasaan dan pikiran masyarakat penggunanya. Perkembangan jumlah kosakata bahasa Indonesia dapat dilakukan dengan beberapa cara, di antaranya dengan pemungutan kata dari bahasa daerah, dengan penyerapan dari kata-kata asing, dan juga pemendekan kosakatakosakata bahasa Indonesia sendiri. Munculnya kata-kata dari beberapa cara di atas diharapkan tunduk sepenuhnya pada konstruksi bunyi bahasa Indonesia. Proses pemungutan bahasa daerah sebagai kosakata bahasa Indonesia disebabkan oleh kenyataan bahwa sebagian besar masyarakat pengguna bahasa Indonesia juga menggunakan bahasa daerah dalam kehidupan sehari-

harinya. Sebagai contoh adalah istilah-istilah pungutan dari bahasa Jawa, seperti wadah, heboh, luwes, melempem, dan lain sebagainya. Istilah-istilah asing yang menjadi istilah atau kosakata bahasa Indonesia sudah berlangsung cukup lama. Yang terlihat sangat jelas dan berpengaruh besar terhadap peristilahan bahasa Indonesia adalah pengaruh dari bahasa Inggris. Hal ini disebabkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi lebih ditunjang oleh bahasa Inggris, misal narcotic yang diserap menjadi narkotik dan sebagainya. Pemendekan adalah proses penanggalan satu atau beberapa bagian leksem yang menghasilkan bentuk baru yang disebut kata. Di antara ketiga cara di atas proses pemendekan memperlihatkan perkembangan yang luar biasa dalam bahasa Indonesia. Hal ini disebabkan oleh tiga hal. Pertama, pemendekan dilakukan untuk menyatakan suatu konsep yang masih dikemukakan dengan beberapa kata. Hal ini didukung dengan pendapat yang menyatakan bahwa proses pemendekan dilakukan masyarakat penuturnya karena bahasa Indonesia sering kali tidak mempunyai kata untuk menyatakan suatu konsep yang agak pelik atau sangat pelik. Kedua, pemendekan merupakan suatu proses yang cukup produktif. Keproduktifannya pada dasarnya disebabkan oleh keinginan untuk menghemat tempat dalam ragam tulis dan untuk menghemat ucapan dan waktu pada ragam lisan. Ketiga, pengaruh pemendekan sangat besar dalam bahasa karena pemendekan itu memberikan bentuk yang baru (Chaer, 1994: 192).

Perkembangan bentuk pemendekan dalam bahasa Indonesia terlihat dalam kegiatan berkomunikasi sehari-hari yang dipergunakan oleh masyarakat penuturnya, terutama media massa. Bentuk-bentuk pemendekan itu dapat ditemukan dalam surat kabar, tabloid, majalah, siaran berita radio dan televisi. Perkembangan bentuk pemendekan tersebut menunjukkan bahwa masyarakat pemakai bahasa Indonesia cukup kreatif menciptakan kosakata-kosakata baru yang cukup pendek dengan cara menyingkat kata atau sekelompok kata. Bentuk-bentuk pemendekan dengan demikian mewarnai khazanah kosakata bahasa Indonesia, yaitu dengan adanya bentukan baru yang cukup pendek dan terkadang unik. Bentuk semacam ini tidak dapat dihindarkan, mau tidak mau harus diterima karena telah berkembang dalam bahasa Indonesia. Bentuk pemendekan dalam bahasa Indonesia meliputi pemenggalan, kontraksi, akronim, dan singkatan. Pemenggalan yaitu pemendekan dengan mengekalkan salah satu bagian dari yang dipendekkan, kontraksi yaitu pemendekan dengan cara meringkaskan leksem atau gabungan leksem, akronim adalah pemendekan dengan mengambil huruf atau bagian lain yang kemudian digabungkan dan ditulis serta dilafalkan seperti kata, sedangkan singkatan adalah proses pemendekan dengan cara menyingkat kata itu dengan mengambil huruf-huruf depannya. Bentuk pemendekan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah bentuk akronim. Bentuk akronim dalam bahasa Indonesia muncul karena masyarakat pengguna bahasa terdesak untuk mengimbangi kebutuhan masyarakat akan istilah-istilah yang belum ada. Bentuk pemendekan pada

umumnya dipergunakan karena sifatnya yang praktis, ekonomis, dan mempunyai nilai fungsi atau nilai guna yang sama dalam tindak berbahasa. Apabila dibandingkan dengan jenis pemendekan yang lainnya, akronim memiliki kombinasi konsonan dan vokal yang terpadu dan serasi, sehingga memungkinkan akronim diperlakukan sebagai kata yang wajar, minimal pada pengucapannya. Maka dari itu, dalam pembentukan akronim diharapkan sesuai dengan kaidah fonotaktik bahasa yang bersangkutan, lebih jelasnya bahwa pembentukan akronim bahasa Indonesia hendaknya serasi dengan kaidah fonotaktik bahasa Indonesia (Moeliono, 1988:24). Kelebihan-kelebihan bentuk akronim di atas memungkinkan masyarakat pengguna bahasa lebih menyukai dan sering menggunakannya dalam semua kegiatan berbahasa, baik dalam forum formal maupun nonformal. Bentuk akronim yang muncul sering pula didorong oleh keinginan penutur untuk membentuk kata yang bagus kedengarannya. Peneliti dalam skripsi ini memfokuskan penelitian pada bentuk akronim dalam bidang politik, dengan pertimbangan sebagai berikut. Pertama, masalah politik merupakan masalah yang fundamental dalam suatu negara. Kedua, perkembangan dan pembicaraan mengenai politik semakin meluas dan digemari banyak orang. Hal ini dapat dilihat hampir di setiap berita atau wacana yang mengulas masalah politik baik dalam negeri maupun luar negeri. Ketiga, dalam perkembangannya banyak diwarnai oleh kata-kata baru. Pengertian politik dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah: (1) pengetahuan mengenai ketatanegaraan atau kenegaraan (seperti tata sistem

pemerintahan, dasar pemerintahan); (2) segala urusan dan tindakan (kebijakan, siasat, dan sebagainya) mengenai pemerintahan negara atau terhadap negaranegara lain; (3) cara bertindak (dalam menghadapi atau menangani suatu masalah) (Moeliono, 1996: 780). Banyak istilah yang terdapat dalam dunia politik. Terkadang, karena panjangnya istilah tersebut orang sering menyingkat untuk keefektifan dan keefisienan. Penyingkatan tersebut tidak hanya dipergunakan secara lisan, tetapi juga dipergunakan secara tertulis. Penyingkatan itu biasanya berbentuk akronim. Penggunaan dan perkembangan bentuk-bentuk akronim dalam rubrik politik sejalan dengan perkembangan dan pertumbuhan politik yang ada di negara Indonesia. Perkembangan akronim bahasa Indonesia dalam rubrik politik memungkinkan munculnya berbagai bentuk akronim. Bentuk-bentuk itu berkaitan dengan realisasi fonotaktiknya. Bentuk-bentuk akronim bahasa Indonesia dalam rubrik politik perlu dikaji seiring dengan pesatnya perkembangan akronim dewasa ini. 1.2. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah merupakan hal yang sangat penting dalam suatu penelitian. Adanya pembatasan masalah ini akan membantu dan mempermudah penelitian. Selain itu, masalah yang akan dibahas tidak terlalu luas ruang lingkupnya. Dengan adanya pembatasan masalah, penelitian dapat dilakukan secara sistematik dan terperinci. Mengingat kemampuan yang

terbatas, masalah dalam penelitian ini dibatasi pada realisasi fonotaktik akronim bahasa Indonesia dalam rubrik politik di harian Republika edisi September 2006. 1.3.Perumusan Masalah 1. Bagaimana bentuk-bentuk akronim bahasa Indonesia dalam rubrik politik di harian Republika edisi September 2006? 2. Bagaimana realisasi fonotaktik akronim bahasa Indonesia dalam rubrik politik di harian Republika edisi September 2006? 3. Bagaimana frekuensi pemunculan fonotaktik tertentu akronim bahasa Indonesia dalam rubrik politik di harian Republika edisi September 2006? 1.4.Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Mengkaji bentuk-bentuk akronim bahasa Indonesia dalam rubrik politik di harian Republika edisi September 2006. 2. Mendeskripsikan realisasi fonotaktik akronim bahasa Indonesia dalam rubrik politik di harian Republika edisi September 2006. 3. Memerikan frekuensi kemunculan fonotaktik akronim bahasa Indonesia dalam rubrik politik di harian Republika edisi September 2006.

1.5.Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis Secara praktis, penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi masyarakat, khususnya masyarakat pengguna bahasa Indonesia agar dalam memperkaya khazanah kosakata bahasa Indonesia dapat efisien, sehingga mampu menciptakan akronim secara baik dan benar. 2. Manfaat Teoretis Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bahasa Indonesia, khususnya pada bidang linguistik. Hasil yang dapat disumbangkan yaitu berupa penataan kaidah fonotaktik berkaitan dengan penataan struktur distribusi fonem bahasa Indonesia terutama sebagai akibat perkembangan bentuk akronim. 1.6.Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dari penelitian ini disajikan dalam lima bab. Adapun sistematika penulisannya adalah sebagai berikut: Bab I Pendahuluan. Bab Pendahuluan berisi mengenai latar belakang masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian. Bab II Tinjauan Pustaka dan Landasan Teori. Landasan teori berisi tentang Fonologi, Fonotaktik, Pola Fonotaktik Bahasa Indonesia, Pola Kanonik, Distribusi Fonem, Abreviasi.

Bab III Metode Penelitian. Metode Penelitian mencakup sumber data, objek penelitian, metode pengumpulan data, metode analisis data, dan penyajian hasil analisis. Bab IV Hasil dan Pembahasan. Hasil dan Pembahasan berisi analisis data berdasarkan pada bentuk-bentuk, realisasi, dan frekuensi pemunculan fonotaktik akronim bahasa Indonesia dalam rubrik politik di harian Republika edisi September 2006. Bab V Penutup. Penutup berisi simpulan dan saran yang berkaitan dengan penelitian tersebut.