BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, harapan, pesan-pesan, dan sebagainya. Bahasa adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi,

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki fungsi yang terpenting yaitu sebagai alat komunikasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan suatu sistem komunikasi menggunakan simbol-simbol vokal

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sesuai dengan norma norma dan nilai nilai sosial dan saling

ERIZA MUTAQIN A

BAB I PENDAHULUAN. dalam bertransaksi yaitu ada barang yang akan diperdagangkan, kesepakatan yang tidak dipaksa oleh pihak manapun.

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DAN DAYA PRAGMATIK PADA IKLAN PRODUK KOSMETIK DI TELEVISI SKRIPSI

TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM SCRIP ADA APA DENGAN CINTA? KARYA RUDI SOEDJARWO

I. PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak dapat hidup sendiri

BAB I PENDAHULUAN. hasil perkembangan ilmu dan teknologi tersebut. Iklan terdiri dari dua

BAB I PENDAHULUAN. merupakan produk dari suatu kalimat dalam kondisi tertentu dan. wacana. Tindak tutur dapat pula disebut tindak ujar.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dilahirkan di dalam dunia sosial yang harus bergaul dengan

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan sebuah alat komunikasi. Alat komunikasi tersebut digunakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Debat adalah perbincangan antara beberapa orang yang. membahas suatu masalah dan masing-masing mengemukakan

BAB I PENDAHULUAN. tindakan dan penyimpangan terhadap kaidah di dalam interaksi lingual itu.

1. PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang arbitrer yang dipergunakan oleh masyarakat untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana dalam Chaer, 2003:

BAB I PENDAHULUAN. langsung antar penutur dan mitratutur. Penutur dan mitra tutur berintraksi

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan apa yang mereka ingin sampaikan dan juga bagaimana respon. menyampaikan gagasan, pikiran dan perasaan mereka.

ANALISIS PESAN BAHASA KELUHAN WARGA DESA PILANG KECAMATAN RANDUBLATUNG KABUPATEN BLORA SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF PADA WACANA KHOTBAH SALAT TARAWIH DI DESA TLOBONG KABUPATEN KLATEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

BAB I PENDAHULUAN. pikirannya. Baik diungkapkan dalam bentuk bahasa lisan maupun bahasa. informasi, gagasan, ide, pesan, maupun berita.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Perubahan itu berupa variasi-variasi bahasa yang dipakai sesuai

BAB I PENDAHULUAN. dalam masyarakat untuk menyampaikan pesan, ungkapan perasaan, dan emosi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai mahluk sosial, manusia membutuhkan interaksi dengan manusia

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Pragmatik memiliki lima bidang kajian salah satunya deiksis. berarti penunjukan atau hal petunjuk dalam sebuah wacana atau tuturan.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. dalam teori semantik, atau dengan perkataan lain, membahas segala aspek makna

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia. Sebagai makhluk. konvensi (kesepakatan) dari masyarakat pemakai bahasa tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan meningkatnya aktivitas masyarakat dengan berbagai kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. (Alwi, dkk. 203:588). Sesuai dengan topik dalam tulisan ini digunakan beberapa

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. kaitannya dengan penelitian yang dilakukan. Kajian pustaka adalah langkah yang

BAB I PENDAHULUAN. negara. Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia memiliki fungsi: (a) lambang

BAB I PENDAHULUAN. dengan usia pada tiap-tiap tingkatnya. Siswa usia TK diajarkan mengenal

ANALISIS TINDAK TUTUR PADA WACANA STIKER PLESETAN

BAB I PENDAHULUAN. (6) definisi operasional. Masing-masing dipaparkan sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia lebih banyak melakukan komunikasi lisan daripada

BAB I PENDAHULUAN. tuturanlisan adalah media elektronik, seperti televisi dan radio. Adapun, untuk

BAB I PENDAHULUAN. terutama untuk menjaga kesopanan dalam bertutur atau mengucapkan bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat adalah penerima informasi atau berita dari segala informasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial manusia memerlukan alat komunikasi antar

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat agar terjalin suatu kehidupan yang nyaman. komunitas selalu terlibat dalam pemakaian bahasa, baik dia bertindak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan mengkaji tentang proses penyampaian dan penerimaan. informasi. Melalui bahasa kita dapat menyampaikan pendapat atau

BAB I PENDAHULUAN. sekolah, sidang di pengadilan, seminar proposal dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. untuk berinteraksi antar sesama. Kridalaksana (dalam Chaer, 2003: 32)

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan manusia, karena melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting,

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Istilah dan teori tentang tindak tutur mula-mula diperkenalkan oleh J. L.

BAB I PENDAHULUAN. kesehariannya manusia saling membutuhkan interaksi dengan sesama untuk

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. gejala sosial, yang dinyatakan dalam istilah atau kata (Malo, 1985:46). Untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi untuk menyampaikan gagasan, konsep, dan

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. manusia bermasyarakat. Bahasa berfungsi sebagai alat untuk berinteraksi atau alat

ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, dunia perfilman telah mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. mereka. Dalam bertutur atau berkomunikasi sangat erat hubungannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. sikap terhadap apa yang dituturkannya. kegiatan di dalam masyarakat. Bahasa tidak hanya dipandang sebagai gejala

BAB I PENDAHULUAN. penyampaian informasi baik secara lisan maupun tertulis.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan. Keberadaan bahasa ditengah-tengah manusia sangatlah berperan

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi keinginannya sebagai mahluk sosial yang saling berhubungan untuk

BAB I PENDAHULUAN. mengekspresikan tulisanya baik lisan maupun tulisan dengan memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi manusia membutuhkan bahasa. Dalam Kamus Besar Bahasa. tepat bila antara penutur dan mitra tutur saling memahami.

BAB I PENDAHULUAN. akal dan pikiran yang sempurna diantara makhluk-makhluk ciptaannya.

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA DI KALANGAN MAHASISWA DALAM BERINTERAKSI DENGAN DOSEN DAN KARYAWAN

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antarpesona dan memelihara hubungan sosial. Tujuan percakapan bukan

BAB I PENDAHULUAN. selalu terlibat dalam komunikasi bahasa, baik dia bertindak sebagai. sebuah tuturan dengan maksud yang berbeda-beda pula.

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi dua sarana,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dalam sepanjang hidupnya tidak pernah terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya. Manusia berkomunikasi menggunakan bahasa. Bahasa merupakan

BAB I PENDAHULUAN. terdapat dalam semua aktivitas kehidupan masyarakat disana. Variasi bahasa ini

III. METODE PENELITIAN. mengandung implikatur dalam kegiatan belajar mengajar Bahasa Indonesia di

TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA WACANA OPERA VAN JAVA DI TRANS 7

ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF DAN EKSPRESIF PADA WACANA PIDATO PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SUSILO BAMBANG YUDHOYONO MASA JABATAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehidupan manusia tidak akan pernah lepas dari kegiatan berkomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

ANALISIS TINDAK TUTUR TIDAK LANGSUNG TIDAK LITERAL ANTARA PEMBELI DENGAN PENJUAL BUAH DI MOJOSONGO, SURAKARTA

PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA DALAM TALK SHOW EMPAT MATA DI TRANS 7

BAB I PENDAHULUAN. Pada taraf permulaan, bahasa pada anak-anak sebagian berkembang sebagai alat

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

JENIS-JENIS IMPLIKATUR PERCAKAPAN BERDASARKAN PELANGGARAN PRINSIP KERJASAMA DALAM TALK SHOW BUKAN EMPAT MATA DI TRANS 7

BAB I PENDAHULUAN. Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui bahasa. Chaer (2010:14)

BAB I PENDAHULUAN. dapat mempermudah kita untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Bahasa adalah

BAB I PENDAHULUAN. perlu diragukan lagi. Bahasa tidak hanya dipergunakan dalam kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi bisa terjadi apabila ada korelasi yang baik antara penutur dan

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan akal budi, tidak berdasarkan insting. dan sopan-santun non verbal. Sopan-santun verbal adalah sopan santun

BAB I PENDAHULUAN. sarana mengungkapkan ide, gagasan, pikiran realitas, dan sebagainya. dalam berkomunikasi. Penggunaan bahasa tulis dalam komunikasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa membutuhkan orang lain dalam menjalani kehidupan bermasyarakat. Manusia membutuhkan bantuan dari tetangga, misalkan untuk meminjam uang. Manusia membutuhkan bantuan dari pihak keluarga untuk mengajak membersihkan rumah. Manusia juga membutuhkan sahabat untuk mencurahkan perasaan. Oleh karena itu, di dalam berinteraksi dengan orang lain, manusia membutuhkan suatu sarana untuk saling mengetahui maksud yang diinginkan yaitu dengan cara berkomunikasi. Komunikasi memiliki beberapa alat yang biasa berperan dalam proses terjadinya, yaitu isyarat; angka; simbol; kode; maupun bunyi. Namun demikian, semua itu tidak akan bermakna jika belum diterjemahkan ke dalam bahasa, mengingat fungsi bahasa bagi manusia yaitu mampu mengomunikasikan maksud yang ingin disampaikan. Oleh sebab itu, Muhammad Rohmadi (2004:vi) menyatakan bahwa bahasa disebut sebagai alat komunikasi terpenting bagi manusia. Bahasa memiliki fungsi sebagai alat komunikasi. Menurut Leech (1993:63-66) fungsi bahasa yang paling penting adalah informasional (sebagai alat penyampai informasi). Suatu kesepahaman dalam komunikasi akan berlangsung baik antara pihak penutur dan lawan tutur apabila komunikasi berjalan dengan lancar. Namun demikian, dalam komunikasi kata dan kalimat saja tidak cukup melancarkan suatu komunikasi. Faktor-faktor nonlinguistik seperti pendidikan, tingkat ekonomi, situasi, siapakah pembicara, siapakah pendengar juga menjadi faktor penentu pemakai bahasa dalam komunikasi, sehingga komunikasi berlangsung dengan baik. Begitu juga Bennett (dalam Brown dan Yule, 1996:2) yang menyatakan bahwa komunikasi utama adalah perkara usaha pembicara untuk memberitahukan sesuatu kepada pendengar atau menyuruhnya melakukan sesuatu. Komunikasi yang disampaikan meliputi pengungkapan isi atau maksud penutur tanpa terlepas dari berbagai faktor pendukung yang tetap harus diperhatikan, sebagai contoh: kondisi lawan tutur. 1

2 Pendapat ini dipertegas dengan perumusan fungsi bahasa oleh Brown dan Yule (1996:1) Kiranya tidak mungkin bahwa, pada setiap kesempatan, suatu ujaran bahasa yang wajar akan dipakai hanya untuk memenuhi satu fungsi saja sehingga mengesampingkan fungsi lain. Fungsi bahasa untuk mengungkapkan isi kami deskripsikan sebagai transaksional dan fungsi bahasa yang terlibat dalam pengungkapan hubungan-hubungan sosial dan sikap-sikap pribadi akan kami deskripsikan sebagai interaksional. Tuturan dalam berbahasa mempunyai beberapa komponen yang berpengaruh, seperti pendapat Hymes (dalam Rahardi, 2003:29) membagi komponen tutur atau componen of speech yang pada intinya, meliputi: 1) tempat dan suasana tutur (setting) yang digunakan untuk menunjuk aspek tempat dan waktu terjadinya tuturan; 2) peserta tutur (partisipant) yang digunakan untuk menunjuk minimal dua pihak dalam bertutur; 3) tujuan tutur (ends) yang berasal dari peristiwa dalam suatu masyarakat diharapkan sejalan dengan tujuan warga masyarakat itu; 4) pokok tuturan (act sequences) merupakan bagian dari komponen tutur yang tidak pernah tetap atau selalu berubah dalam peristiwa tutur; 5) nada tutur (keys) menunjuk kepada nada, cara, dan motivasi di mana suatu tindakan dapat dilakukan dalam bertutur; 6) sarana tutur (instrumentalities) adalah alat di mana tuturan itu dapat dimunculkan oleh penutur kepada petutur; 7) norma tutur (norms) dibedakan menjadi interaksi dan interpretasi, interaksi menunjuk pada dapat atau tidaknya sesuatu dilakukan oleh seseorang dalam bertutur dengan mitra tutur, interpretasi memungkinkan adanya keterlibatan khusus mitra tutur dalam komunikasi dengan komunitas tutur yang berbeda; 8) jenis tutur (genres) senantiasa menunjuk kepada jenis kategori kebahasaan yang dituturkan. Pernyataan di atas didukung pula oleh Hasan Hamid Lubis (1994:5) yang menyatakan bahwa manusia berbicara tidak hanya dengan alat bicara, tetapi berkomunikasi dengan tubuh yang ditentukan oleh situasi dan kondisi di mana manusia tersebut berada. Lebih lanjut, Hasan Hamid Lubis menjelaskan bahwa dengan mengetahui faktor-faktor nonlinguistik dengan mudah pembicaraan itu dapat kita tafsirkan dengan pengalaman pada situasi dan kondisi sama seperti yang telah kita alami pada masa lalu.

3 Gino (1999:30) mengungkapkan bahwa bahasa adalah alat komunikasi yang sangat dibutuhkan dalam pembelajaran sebagai suatu cara (perbuatan) mengajar atau mengajarkan. Dalam pembelajaran terjadi kegiatan dua arah, yaitu kegiatan belajar (oleh siswa) dan mengajar (oleh guru atau media lain). Kegiatan belajar oleh siswa dapat dilakukan dimana pun dan kapan pun selama bisa menghasilkan suatu bentuk pemahaman, sedangkan kegiatan mengajar adalah yang dilakukan untuk memperoleh wawasan pengetahuan dari berbagai sumber ajar, yaitu melalui guru atau media lainnya seperti televisi, radio, dan sebagainya. Kegiatan belajar mengajar akan berhasil dengan baik jika didukung pula oleh situasi yang optimal. Gino (1999:30) menegaskan bahwa situasi kegiatan belajar yang optimal adalah situasi di mana siswa dapat berinteraksi dengan guru dan atau bahan pengajaran di tempat tertentu yang telah diatur dalam rangka tercapainya tujuan. Bertolak dari pendapat Gino tersebut dapat diketahui bahwa pembelajaran yang optimal tidak akan terlepas dari komunikasi antara guru dan siswa. Oleh sebab itu, pembelajaran yang optimal menuntut adanya sebuah komunikasi yang baik. Ada kalanya dalam komunikasi antara ujaran yang dituturkan dengan ujaran yang dimaksudkan tidak sama. Guru membuat tuturan yang terkadang tidak bisa langsung ditangkap maksud sebenarnya oleh siswa. Hal itulah yang disebut sebagai implikatur percakapan. Perbedaan tuturan dan maksud tersebut baik sengaja maupun tidak sengaja diciptakan dengan maksud tertentu. Pada komunikasi dalam pembelajaran hal semacam itu juga tidak dapat dielakkan akan terjadi. Tuturan seorang penutur akan dipahami dengan baik oleh lawan tutur dengan adanya kerja sama yang baik diantara keduanya. Dalam hal ini, Bambang Kaswanti Purwo (1984:20) mengemukakan bahwa jika ada dua orang bercakap-cakap, percakapan itu dapat berlangsung dengan lancar berkat adanya semacam kesepakatan bersama yang berupa kontrak tidak tertulis bahwa ihwal yang dibicarakan itu harus saling berhubungan atau berkaitan. Berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa interaksi dalam bentuk komunikasi pada pembelajaran di sekolah lebih banyak digunakan dan merupakan hal yang penting. Bahasa yang digunakan dalam percakapan saat berinteraksi akan memberikan makna yang sangat bervariasi pada penutur dan petutur (baik siswa

4 ataupun guru). Keanekaragaman tuturan akan menyebabkan implikatur yang terjadi lebih bervariatif dan abstrak dari pada masa usia sebelumnya. A : Dapatkah kau memberitahuku jam berapa nih? B : Begini, penjual susu sudah datang. Tuturan di atas, seperti yang dikemukakan Grice (dalam Levinson, 1983:180) mengandung ragam makna, yaitu B tidak hanya menyampaikan tentang kedatangan dari penjual susu, namun ada makna lain yang diharapkan. Makna tersebut adalah kebiasaan kedatangan dari penjual susu di jam tertentu. Hal ini menyebabkan pihak B menganggap pihak A sudah mengetahui makna dari tuturan ynag disampaikan. Berdasarkan uraian di atas, peneliti merasa tertarik untuk mengkaji lebih jauh tentang implikatur percakapan pada pembelajaran bahasa Indonesia siswa kelas II SMKN 5 Surakarta. Penelitian dilakukan dengan alasan banyaknya interaksi secara verbal, dengan kemungkinan terjadi lebih banyak terjadi implikatur percakapan secara abstrak. Selain itu, implikatur yang sering digunakan guru akan mudah berpengaruh pada bahasa siswa, sehingga tuturan siswa juga akan lebih banyak mengandung implikatur percakapan. Hal ini juga didukung dengan adanya persiapan-persiapan yang harus dilakukan sebelum mengajar. Seorang guru harus mengetahui kemampuan siswanya, dengan harapan sewaktu dalam proses belajar mengajar bisa menentukan bahasa yang akan digunakan demi memperoleh suatu bentuk pemahaman siswa tentang bagaimana menciptakan interaksi komunikasi efektif antara guru dan siswa. Fokus penelitian ini adalah ujaran-ujaran yang mempunyai maksud yang berbeda dengan makna maupun bentuk ujaran atau yang biasa disebut sebagai implikatur percakapan, meskipun tidak menutup kemungkinan adanya ujaran yang mempunyai maksud sama dengan makna atau bentuk ujaran yang dituturkan. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, peneliti merumuskan masalah, yaitu:

5 1. Apa sajakah jenis implikatur percakapan pada proses belajar mengajar bahasa Indonesia siswa kelas II SMKN 5 Surakarta? 2. Apakah fungsi implikatur percakapan pada proses belajar mengajar bahasa Indonesia siswa kelas II SMKN 5 Surakarta? 3. Bagaimanakah bentuk penerapan tuturan terhadap prinsip kerja sama dan kesopanan dalam implikatur percakapan pada proses belajar mengajar bahasa Indonesia siswa kelas II SMKN 5 Surakarta? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mendeskripsikan jenis implikatur percakapan pada proses belajar mengajar bahasa Indonesia siswa kelas II SMKN 5 Surakarta. 2. Mendeskripsikan fungsi implikatur percakapan pada proses belajar mengajar bahasa Indonesia siswa kelas II SMKN 5 Surakarta. 3. Mendeskripsikan bentuk penerapan tuturan terhadap prinsip kerja sama dan kesopanan dalam implikatur percakapan pada proses belajar mengajar bahasa Indonesia siswa kelas II SMKN 5 Surakarta. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi masyarakat luas, yaitu memperkaya khasanah ilmu pengetahuan, terutama mengenai implikatur percakapan, serta menambah khazanah kebahasaan, khususnya pragmatik bagi ahli bahasa. 2. Manfaat Praktis a. Guru: penelitian ini mampu memberikan metode pengajaran yang berbeda seorang guru dalam mengolah kata yang akan digunakan setiap kali berkomunikasi dengan siswa, supaya pesan yang ingin disampaikan dapat dengan mudah ditangkap oleh mereka.

6 b. Sekolah: penelitian ini mampu meningkatkan kualitas sekolah di mata masyarakat dengan keberhasilan sistem kegiatan belajar mengajar dalam penggunaan sarana komunikasi yang mudah dipahami, sehingga secara langsung bisa mencetak siswa yang unggul dalam prestasi. c. Ahli bahasa: penelitian ini dapat menambah khasanah keilmuan dalam menentukan makna ujaran yang tidak dapat diidentifikasi dari makna kata yang menyusunnya, serta mampu memahami ujaran-ujaran yang mengandung implikatur percakapan dalam berkomunikasi. d. Pemerintah: penelitian ini mampu membentuk pelajar berprestasi dengan pemahaman komunikasi yang baik sebagai generasi muda penerus bangsa, yaitu identik dengan bangsa Indonesia sebagai bangsa timur dan berpendidikan.