BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam tipe ringan memiliki ciri ciri sebagai berikut: yaitu mempunyai bentuk

dokumen-dokumen yang mirip
Sarno, dkk Sistem Pengadaan.., SISTEM PENGADAAN PAKAN AYAM PETELUR DI PERUSAHAAN POPULER FARM DESA KUNCEN KEC. MIJEN KAB. SEMARANG

Ditulis oleh Mukarom Salasa Minggu, 19 September :41 - Update Terakhir Minggu, 19 September :39

Ditulis oleh Mukarom Salasa Minggu, 19 September :41 - Update Terakhir Minggu, 19 September :39

BAB III METODE PENELITIAN. Ayam Pedaging dan Konversi Pakan ini merupakan penelitian penelitian. ransum yang digunakan yaitu 0%, 10%, 15% dan 20%.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Campuran Onggok dan Molase

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh pemberian kombinasi tepung keong mas (Pomacea

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Limbah Ikan Bandeng (Chanos

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kendala pada peternak disebabkan mahalnya harga bahan baku, sehingga

MANAJEMEN PENGOLAHAN PAKAN RINGKASAN

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan perkembangan ayam broiler sangat dipengaruhi oleh

I. TINJAUAN PUSTAKA. A. Puyuh

I. PENDAHULUAN. Minat masyarakat yang tinggi terhadap produk hewani terutama, daging kambing,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap dalam ransum

TINJAUAN PUSTAKA. telur sehingga produktivitas telurnya melebihi dari produktivitas ayam lainnya.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian tepung keong mas (Pomacea

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

MATERI DAN METODE. Materi

Budidaya dan Pakan Ayam Buras. Oleh : Supriadi Loka Pengkajian Teknologi Pertanian Kepulauan Riau.

Kompos Cacing Tanah (CASTING)

Lampiran 1. Diagram pembuatan tepung paku air (Azolla pinnata) terfermentasi. Paku air. Diletakkan dalam bak. Diberi air. Dibersihkan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi potong merupakan sumber utama sapi bakalan bagi usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. unggul dari tetuanya. Ayam pembibit terbagi atas 4 yaitu ayam pembibit Pure

I. PENDAHULUAN. membuat kita perlu mencari bahan ransum alternatif yang tersedia secara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan

METODE Lokasi dan Waktu Materi Bahan Pakan Zat Penghambat Kerusakan Peralatan Bahan Kimia Tempat Penyimpanan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April s/d Mei Bertempat di

BAB III METODE PENELITIAN. energi metabolis dilakukan pada bulan Juli Agustus 2012 di Laboratorium Ilmu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. yang menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat. Populasi ayam pedaging meningkat dari 1,24 milyar ekor pada

HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ayam ras petelur adalah ayam yang dipelihara dengan tujuan untuk menghasilkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam petelur merupakan ayam yang dipelihara khusus untuk diambil

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pakan Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur an surat Al-Mu minun ayat 21 yang

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT menciptakan alam semesta dengan sebaik-baik ciptaan. Langit

I. PENDAHULUAN. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012) menunjukkan bahwa konsumsi telur burung

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap sebagai subsitusi

STUDI TEKNOLOGI PAKAN PADA USAHA TERNAK PUYUH PETELUR

TINJAUAN PUSTAKA. Broiler adalah istilah yang biasa dipakai untuk menyebut ayam hasil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sifat mengeram lagi (Sudarmono, 2003). Ayam tipe petelur memiliki karakteristik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PROSES PEMBUATAN PAKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari strain-strain hasil produk dari perusahaan pembibitan. Ayam ras

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat. Saat ini, perunggasan merupakan subsektor peternakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler tidak dibedakan jenis kelamin jantan atau betina, umumnya dipanen

I. PENDAHULUAN. juga meningkat, berdasarkan data dari BPS (2017), dari tahun terjadi

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 minggu dari 02 April--23 April 2014, di

TINJAUAN PUSTAKA. perkembangan di Inggris dan Amerika Serikat, itik ini menjadi popular. Itik peking

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nutrisi yang sesuai sehingga dapat dikonsumsi dan dapat dicerna oleh ternak yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 minggu dari 12 September 2014 sampai

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. merupakan problema sampai saat ini. Di musim kemarau hijauan makanan ternak

BAB III METODE PENELITIAN. konversi pakan ayam arab (Gallus turcicus) ini bersifat eksperimental dengan

I. PENDAHULUAN. Protein hewani memegang peran penting bagi pemenuhan gizi masyarakat. Untuk

Cara pengeringan. Cara pengeringan akan menentukan kualitas hay dan biaya yang diperlukan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan untuk menjaga konsistensi mutu produk yang akan dihasilkan pada

I. PENDAHULUAN. pemenuhan kebutuhan protein hewani masyarakat dan meningkatkan. kesejahteraan peternak. Masalah yang sering dihadapi dewasa ini adalah

I. PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan dalam kegiatan budidaya ikan. Kebutuhan pakan ikan

KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN MAGELANG JURUSAN PENYULUHAN PETERNAKAN 2013

I. PENDAHULUAN. Peningkatan keberhasilan suatu usaha peternakan akan di pengaruhi oleh

Pakan ternak. Dibutuhkan oleh ternak untuk : 1. Hidup pokok 2. Pertumbuhan 3. Produksi 4. Mengganti sel yang rusak pada jaringan

I. PENDAHULUAN. karena kondisi alamnya yang sangat mendukung. Tingkat produksi telur di

II. TINJAUAN PUSTAKA. ayam yang umumnya dikenal dikalangan peternak, yaitu ayam tipe ringan

TINJAUAN PUSTAKA. keberhasilan usaha pengembangan peternakan disamping faktor bibit dan

I. PENDAHULUAN. pengetahuan dan tingkat kesadaran masyarakat tentang kebutuhan gizi

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. kelompok perlakuan dan setiap kelompok diulang sebanyak 5 kali sehingga setiap

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perusahaan penetasan final stock ayam petelur selalu mendapatkan hasil samping

I. PENDAHULUAN. luas. Salah satu faktor yang mempengaruhi produksi ayam broiler adalah pakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki genetik yang dapat menghasilkan produksi baik. Menurut (Rasyaf,

PENDAHULUAN. sebagai penghasil telur dan daging sehingga banyak dibudidayakan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler merupakan ayam yang berasal dari hasil genetik yang

PENDAHULUAN. yaitu ekor menjadi ekor (BPS, 2016). Peningkatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. unggul dari tetuanya (Sudaryani dan Santosa, 2000). Menurut Suharno (2012)

I. PENDAHULUAN. atau sampai kesulitan mendapatkan hijauan makanan ternak (HMT) segar sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pakan pelengkap (Hartadi dkk., 1991). Konsentrat terdiri dari campuran jagung,

I. PENDAHULUAN. Dalam menjalankan usaha peternakan pakan selalu menjadi permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan perekonomian rakyat Indonesia, namun dilain pihak dampak

I. PENDAHULUAN. Permintaan masyarakat terhadap sumber protein hewani seperti daging, susu, dan

1. PENDAHULUAN. pengetahuan dan tingkat kesadaran masyarakat tentang kebutuhan gizi

BAB I PENDAHULUAN. Telur merupakan salah satu bahan pangan asal hewani yang mengandung

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Penggunaan Tepung Daun Mengkudu (Morinda

PETUNJUK PRAKTIKUM MATA KULIAH ILMU NUTRISI TERNAK NON RUMINANSIA. Materi 1 : Formulasi Pakan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan yaitu Domba Garut betina umur 9-10 bulan sebanyak

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. peternakan ayam petelur dipengaruhi oleh faktor bibit dan pakan. Pakan

MANFAAT PENAMBAHAN PUTIH TELUR AYAM KAMPUNG PADA PELET TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KADAR PROTEIN IKAN MAS (Cyprinus carpio Linne) Trianik Widyaningrum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam pembibit merupakan ayam penghasil bibit final stock pada ayam

PENGARUH BINDER MOLASES DALAM COMPLETE CALF STARTER BENTUK PELLET TERHADAP KONSENTRASI VOLATILE FATTY ACID DARAH DAN GLUKOSA DARAH PEDET PRASAPIH

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan masalah yang mendasar dalam suatu usaha peternakan. Minat

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian adalah ayam kampung jenis sentul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam lokal persilangan merupakan ayam lokal yang telah mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Kesadaran masyarakat akan pentingnya pemenuhan gizi hewani membuat

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan banyak tumbuh di Indonesia, diantaranya di Pulau Jawa, Madura, Sulawesi,

MATERI DAN METODE. Materi

PETUNJUK PRAKTIKUM MATA KULIAH ILMU NUTRISI TERNAK NON RUMINANSIA. Materi: Formulasi Pakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. telur sehingga produktivitas telurnya melebihi dari produktivitas ayam lainnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Puyuh mengkonsumsi ransum guna memenuhi kebutuhan zat-zat untuk

I. PENDAHULUAN. Usaha peternakan merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk

Transkripsi:

3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Petelur Ayam petelur mempunyai dua tipe yaitu tipe ringan dan tipe medium. Ayam tipe ringan memiliki ciri ciri sebagai berikut: yaitu mempunyai bentuk tubuh yang kecil dan ramping, cenggernya yang berwarna merah serta mata yang bersinar. Ayam tipe ringan dikembangbiakkan untuk produksi telur. Ayam tipe medium mempunyai bentuk tubuh yang lebih besar dibandingkan dengan ayam tipe ringan dan dikembangbiakkan untuk produksi telur dan daging (Rasyaf, 1994). Strain ayam petelur diantaranya adalah strain Hy-line dan ISA Brown. Ayam petelur dengan jenis strain Hy-line berasal dari Amerika Serikat. Keunggulan yang dimiliki oleh ayam petelur dengan strain Hy-line adalah mempunyai kerabang telur yang kuat, peningkatan produktivitas rata rata bertelur serta memiliki feed convertion ratio (FCR) yang rendah. Strain Isa Brown mempunyai keunggulan yang tidak dimiliki ayam dengan strain Hy-line adalah kemampuan produksinya hingga umur 76 minggu dan memproduksi telur 339 butir (Poultry Indonesia, 2006). Berdasarkan fase pemeliharaannya, ayam petelur mempunyai 3 fase yaitu fase starter, grower dan fase layer. Fase starter ayam berumur 0-6 minggu, fase grower umur 7-17 minggu dan fase layer umur 17-80 minggu. Produksi ayam petelur sangat dipengaruhi oleh pemberian pakan, tatalaksana pemeliharaan, bibit

4 ayam dan pakan yang terdiri dari manajemen pemeliharaan, manajemen kesehatan dan pakan 2.2. Pakan Ayam petelur membutuhkan asupan nutrisi untuk pertumbuhannya yang harus dicukupi oleh peternak. Pencampuran pakan tidak sempurna atau ada jenis pakan yang belum dimasukkan akan menyebabkan kerugian pada produksi telur serta pertumbuhan ayam petelurnya (Sudaryani dan Santosa, 2003). Pakan berperan penting pada pertumbuhan dan produktivitas ternak. Ternak juga membutuhkan senyawa kimia essensial pada pakan, karena jika senyawa essensialnya tidak tercukupi maka akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi ternaknya (Anggrodi, 1985). Pakan merupakan campuran dari bahan organik dan bahan anorganik yang akan dimakan oleh ternak untuk mencukupi kebutuhan zat - zat yang mempengaruhi pertumbuhannya, reproduksi serta perkembangannya. Kandungan yang terdapat di dalam pakan ternak adalah karbohidrat, lemak, protein, mineral, vitamin dan air (Suprijatna dkk., 2005). Kandungan nutrisi yang terdapat pada pakan diproleh dari campuran bahan baku misalnya jagung, katul, tepung ikan, bungkil kedelai, serta bahan tambahan vitamin. Campuran dari mineral dan vitamin sebagai bahan tambahan pada pakan (Hardjosworo dkk., 2000). Satu hal yang sangat berpengaruh pada pakan adalah kandungan dalam pakan tersebut. Industri pakan sangat disiplin mencapai

5 kualitas tinggi. Kualitas yang dihasilkan adalah refleksi dari program pakan yang diberikan oleh industri pakan (Patrick dkk., 1980). 2.3. Pengelolaan Pakan Pengelolaan pakan merupakan proses penanganan bahan baku mulai dari penerimaan bahan baku, penyimpanan, pengolahan bahan baku (penggilingan, pencampuran), pengemasan produk, penyimpanan dan distribusi pakan. Proses pengolahan pakan adalah tahap yang paling penting dan sangat mempengaruhi mutu ransum pakan jadi. Faktor yang sangat mempengaruhi proses pengelolaan pakan adalah bahan baku, bahan tambahan serta perhitungan. Tahap pengelolaan pakan sangat berperan penting terhadap kesuksesan suatu peternakan. Rata - rata biaya pakan yang harus dikeluarkan 70% dari biaya produksi sehingga harus ada ketelitian dalam pengelolaan pakan (Ketaren, 2002). Penerimaan bahan baku adalah tahap yang sangat mempengaruhi tahap selanjutnya. Tahap penerimaan bahan baku sering disebut dengan tahap critical karena tahap ini sangat berkaitan dengan mutu bahan pakan yang kemudian diolah. Beberapa langkah yang harus dilakukan pada uji mutu bahan pakan adalah pengamatan fisik bahan, konsistensi mutu bahan, hasil pengujian mutu barang\ uji proksimat, kontinuitas pengiriman dan kredibilitas supplier (Alamsyah, 2005). Bahan baku yang diterima harus memenuhi beberapa syarat yaitu bahan baku ternak tidak bersaing dengan bahan baku manusia, ketersediaan bahan baku harus continue, ketersediaan bahan baku harus dapat terjamin kontiniutasnya, harga

6 bahan baku yang murah serta memiliki nutrisi yang baik untuk pakan ayam petelur (Rasyaf, 1990). Penyimpanan pakan yang sudah dikemas sebaiknya ditumpuk dan disesuaikan dengan tanggal masuknya supaya mempermudah saat pengambilan pakan. Tempat penyimpanan pakan jangan di tempat yang gelap untuk mencegah timbulnya proses enzimatis yang akan mengakibatkan penurunan mutu (Alamsyah, 2005). Penyimpanan harus terlebih dahulu memperhatikan kadar air pakan yang tidak lebih dari 14% supaya bahan baku dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama serta tidak mudah rusak, pengemasan pada pakan menggunakan karung plastik agar tidak ada kontak langsung dengan udara, tumpukan karung pakan jangan terlalu tinggi serta diberikan alas yaitu pallet yang berasal dari kayu, tempat penyimpanan pakan tidak lembab, kering serta memiliki ruangan yang sejuk dan tidak terkena cahaya matahari secara langsung (Ichwan, 2003). Penggilingan berfungsi untuk memperkecil ukuran bahan baku, menghancurkan, menghaluskan dan dilakukan pengayakan supaya menghasilkan gilingan bahan baku yang sangat halus. Tahap pengilingan bahan baku mempunyai 3 tahapan seperti penggilingan kasar, penggilingan halus dan dilanjutkan ke tahap pengayakan (Alamsyah, 2005). Alat yang digunakan pada tahap penggilingan yaitu disk mill dan hammer mill. Mesin hammer mill digunakan pada tahap penggilingan kasar sedangkan disk mill digunakan pada tahap penggilingan halus. Saat proses penggilingan bahan baku berlangsung diharapkan adanya orang yang menjaga agar tidak ada bahan baku berhamburaan (Ichwan, 2003).

7 Pencampuran dilakukan untuk mencampur bahan pakan supaya dapat tercampur dengan merata dan semua bahan pakan yang sudah diformulasikan dapat tercampur secara seimbang dengan persen jumlah bahan baku yaitu 50%:35%:15%. Pencampuran bahan pakan dilakukan mulai dari pencampuran bahan pakan dengan jumlah yang besar (bahan makro) lalu bahan pakan dicampurkan lagi dengan bahan pakan dengan jumlah kecil (bahan mikro) (Alamsyah, 2005). Mesin pencampuran bahan pakan ada beberapa tipe yaitu vertikal, horizontal, drum mixer dan mixer. Pencampuran secara manual adalah dengan cangkul atau menggunakan sekop dan sebagai alasnya yaitu papan. Pencampuran bahan pakan dilakukan terlebih dahulu pencampuran bahan pakan dengan jumlah kecil kemudian bahan pakan dicampurkan lagi dengan bahan pakan yang berjumlah besar (Ichwan, 2003). Pengemasan dilakukan supaya mempermudah pengangkutan serta mencegah terjadinya penurunan mutu pakan. Bahan yang digunakan untuk pengemasan pakan terbuat dari karung pakan (Alamsyah, 2005). Pengemasaan pakan harus dilakukan dengan ketentuan berat dan umumnya 50 kg/karung. Pakan akan dimasukkan karung plastik kemudian dijahit serta pada karung tersebut dibuat label tanggal produksinya (Ichwan, 2003). Penyimpanan harus terlebih dahulu memperhatikan kadar air pakan yang tidak lebih dari 14%, pengemasan pada pakan menggunakan karung plastik agar tidak ada kontak langsung dengan udara, tumpukan karung pakan jangan terlalu tinggi serta diberikan alas yaitu pallet yang berasal dari kayu, tempat penyimpanan pakan tidak lembab, kering serta memiliki ruangan yang sejuk dan

8 tidak terkena cahaya matahari secara langsung (Ichwan, 2003). Temperatur pada tempat penyimpanan pakan tidak lembab, kering supaya tidak tumbuhnya jamur yang akan mengurangi mutu pakan tersebut. Pakan harus disimpan pada tempat yang tertutup, tahan air dan harus adanya ventilasi udara (Rasyaf,1994). 2.4. Penyimpanan dan Distribusi Pakan PT. Rehobat dapat menampung 800 ton per minggunya. Tumpukkan pakan pada gudang sekitar 2-3 tumpukkan. Ketinggian permukaan pada gudang lebih tinggi dibandingkan permukaan dasar tanah untuk menjaga lantai tidak lembab atau tetap kering (Syafriadi dkk., 2006). Ukuran kantor dan gudang dimulai dari kantor 444 m 2, ruang produksi 1.050 m 2, gudang bahan baku 1.086 m 2, gudang pakan jadi 954 m 2, pos satpam 18 m 2 dan ruang genset 80 m 2. Bangunan yang baik untuk digunakan sebagai gudang pakan adalah kerangka besi, mempunyai ventilasi udara, dinding semen dan ruangan tidak lembab untuk mencegah tumbuhnya bakteri yang dapat menurunkan kualitas pakan Kartadisastra (1997). Distribusi merupakan suatu struktur yang dapat menghubungkan antara perusahaan dengan agen agen lainnya dan distribusi menjadi perantara yang akan memasarkan produk yang berupa pakan ternak atau produk lain (Bowersox dkk., 2012).

9 2.5. Pengawasan Mutu Pengawasan mutu pakan dilakukan pengujian mutu pakan secara fisik, kimiawi dan biologis. Penilaian fisik dilakukan dengan memperhatikan jumlah kerusakan pada pakan, mencium baunya, merasakan rasa pakan, sera meraba pakan. Penilaian secara kimiawi dilakukan di laboratorium untuk mengerahui kandungan nutrisinya. Penilaian secara biologis dengan cara uji coba pakan ke ternak secara langsung untuk mengetahui tingkat kecernaan pakan tersebut (Alamsyah, 2005). Secara fisik, kadar air pada bahan baku seperti jagung dengan cara digigit. Jika saat digigit mengeluarkan suara dapat diartikan bahwa jagung tersebut kering. Menguji kadar air jagung dapat dilakukan dengan analisa kadar air di laboratorium perusahaan (Rasyaf, 1997).