BAB I PENDAHULUAN. Matematika memiliki struktur dan keterkaitan yang kuat dan jelas antar konsepnya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. estafet perjuangan untuk mengisi pembangunan. Hal ini sesuai dengan rumusan

Pendidikan merupakan bentuk perkembangnya potensi menjadi. manusia yang peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia yang sedang membangun sehingga dapat. bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung sesuai dengan harapan. Untuk mengatasi keadaan tersebut guru harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam pelaksanaannya

BAB I PENDAHULUAN. dalam satu unit kerja tidak bisa terlepas dari kegiatan administrasi

BAB I PENDAHULUAN. Di negara kita Indonesia pendidikan formal seperti sekolah adalah salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta

BAB I PENDAHULUAN. dimilikinya, dan mampu berkompetensi dalam persaingan global. Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektual saja, akan

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin mengglobal dan kompetitif memunculkan tantangan-tantangan

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pengetahuan dan keterampilan menjadi tanggung jawab satuan

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting dalam usaha peningkatan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. manusia karena tujuan yang dicapai oleh pendidikan tersebut adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Maju mundur suatu bangsa sebagian besar ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan seseorang menuju kearah kemajuan dan peningkatan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak. negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. menyelenggarakan suatu kehidupan yang penuh kedamaian dan kebahagiaan

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. moralitas kehidupan pada potensi yang dimiliki oleh setiap manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. berkala agar tetap relevan dengan perkembangan jaman. pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa maka akan semakin tinggi derajat atau kedudukan bangsa tersebu. mampu berkompetensi dalam persaingan global.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. berkesimbungan pada setiap jenis dan jenjang pendidikan. 1 Karena dalam

BAB I. tujuan pendidikan nasional menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk. Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perlu dalam perkembangan zaman untuk menghadapi permasalahan-permasalah yang

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Maka yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan diharapkan dapat menaikkan harkat dan martabat manusia Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah peradaban manusia terlihat jelas bahwa kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. anak menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa. Dalam konteks Pendidikan

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II PADA POKOK BAHASAN SEGIEMPAT DITINJAU DARI POLA BELAJAR SISWA KELAS VII SEMESTER 2

BAB I PENDAHULUAN. mengalami proses pendidikan yang didapat dari orang tua, masyarakat maupun

BAB I PENDAHULUAN. mengembangakan kegiatan belajar siswa. Hal ini mengandung pengertian bahwa

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam segala bidang kehidupannya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting karena itu merupakan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi, kepribadian, kecerdasan dan keterampilan yang ada pada

BAB I PENDAHULUAN. dalam aspek fisik, intelektual, emosional, sosial dan spiritual, sesuai

BAB I PENDAHULUAN. merupakan ciri atau karakter dari dinamika di abad ke-21 yang merupakan abad

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Al-Qur an Allah menjelaskan bahwa Allah akan mengangkat. martabat orang yang berilmu. Oleh karena itu Allah berfirman :

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

I. PENDAHULUAN. kebutuhan yang paling mendasar. Dengan pendidikan manusia dapat mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan sebagai tempat penelitin sehingga perlu utuk diadakannya penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah melalui perundang-undangan dan pengelolaan pendidikan. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. memberikan hak cuti kepada guru yang akan melaksanakan kegiatan penelitian dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Pengesahan Judul. ini didasari oleh pandangan al-qur an dalam surah Al-Mujadalah, ayat 11:

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran matematika perlu mendapatkan perhatian yang khusus. Sehubungan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam kehidupan manusia baik individu, maupun sebagai anggota

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peningkatan sumber daya manusia diupayakan melalui pendidikan baik

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Prasyaratan Guna Mencapai Drajat Sarjana S-1. Jurusan Pendidikan Matematika. Disusun oleh:

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang nomor 20 tahun 2013 Bab II Pasal 3 disebutkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang paling dominan dilakukan adalah melalui pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat. Hal ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem. menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

BAB I PENDAHULUAN. semata-mata untuk hari ini melainkan untuk masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. melalui perundang-undangan dan pengelolaan pendidikan. Tujuan pendidikan sebagaimana termuat dalam Undang-undang tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia karena pendidikan merupakan sarana penunjang dalam tujuan ini.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bertaqwa, berbudi luhur, terampil, berpengetahuan dan bertanggungjawab.

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan.

BAB I PENDAHULUAN. sekolah yang bersangkutan di mana anak didik belajar. Di sekolah inilah anak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 1 Untuk mencapai tujuan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

BAB I PENDAHULUAN. penting karena dapat menentukan perkembangan dan kemajuan suatu kelompok

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa guna

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha orang dewasa secara sadar untuk membimbing dan

BAB I PENDAHULUAN. hampir disemua aspek kehidupan manusia, dimana berbagai permasalahan hanya

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sangat dianjurkan pelaksanaannya oleh Allah SWT. Islam juga memerintah

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika sebagai Ilmu pengetahuan merupakan pembuka awal ke arah berfikir kritis, sistematis, logis, kreatif, dan kemauan bekerjasama yang efektif. Matematika memiliki struktur dan keterkaitan yang kuat dan jelas antar konsepnya sehingga memungkinkan kita terampil berfikir rasional. Mengenai Matematika, Islam juga memberikan suatu penjelasan bahwa Matematika perlu untuk dipelajari dan untuk mengetahui segala hal yang diperlukan untuk membuktikan ayat Al-Qur an secara Ilmiah dan mendalam. Sebagaimana terdapat dalam firman Allah SWT. Pada Surah Al- An am ayat: 96 sebagai berikut: Ayat tersebut diatas menjelaskan bahwa pentingnya penggunaan rasio dalam perhitungan waktu, seperti halnya perhitungan tahun dalam 12 bulan, 7 hari dalam satu minggu, 24 jam sehari semalam, dan masih banyak lagi hal hal yang perlu diperhitungkan dengan menggunakan rasio. Untuk mengasah rasio agar berfikir lebih rasional digunakanlah ilmu matematika. Menurut Syaiful Bahri Djamarah dalam bukunya Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif mengatakan bahwa: 1

2 Guru adalah unsur manusiawi dalam pendidikan. Guru adalah figur manusia sumber yang menempati posisi dan memegang peranan penting dalam pendidikan. Ketika semua orang mempersoalkan masalah dunia pendidikan, figur guru mesti terlibat dalam agenda pembicaraan, terutama yang menyangkut persoalan pendidikan formal di sekolah. Hal itu tidak dapat disangkal, karena lembaga pendidikan formal adalah dunia kehidupan guru. Sebagian besar waktu guru ada di sekolah, sisanya ada di rumah dan di masyarakat. 1 Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas manusia sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam pelaksanaannya berada dalam suatu proses yang berkesinambungan dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan semuanya berkaitan dalam suatu sistem pendidikan yang integral. 2 Adapun tujuan pendidikan terdapat dalam Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 2003 yaitu : Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 3 Tujuan pendidikan nasional tersebut tentunya merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh setiap lembaga pendidikan yang berada di negara kita ini, dimana tujuan tersebut merupakan tujuan akhir. Karena itu untuk mencapainya diperlukan usaha yang sungguh sungguh dari semua personil personil yang bertanggung jawab terhadap berhasil tidaknya proses pendidikan. Dalam proses pendidikan harus ada tiga unsur yaitu pendidik, peserta didik dan tujuan pendidikan. Guru dalam proses pembelajaran mempunyai peran yang 1 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif (Jakarta : Rineka Cipta, 2005), Cet ke-2, h.1 2 Ibid, h. 22 3 Departemen Pendidikan Nasional, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Bandung : Citra Umbara, 2003), h.7

3 sangat penting. Bagaimanapun hebatnya kemajuan teknologi peran guru akan tetap diperlukan. Di tangan gurulah hasil pembelajaran yang merupakan salah satu indikator mutu pendidikan lebih banyak ditentukan, akan tetapi ada faktor lain yang ikut mempengaruhi keberhasilan belajar siswa, bagaimanapun baiknya bahan pelajaran yang diberikan, bagaimanapun sempurnanya metode yang digunakan namun jika hubungan siswa dan guru tidak harmonis maka hasil yang diinginkan dalam pembelajaran tidak akan tercapai. Selain itu guru banyak mengalami persoalan pembelajaran, baik itu yang berhubungan dengan pemahaman materi, penggunaan metode, media maupun alat evaluasi. Hal ini menyebabkan perlunya dicari alternatif yakni guru melakukan penelitian dengan berkolaborasi, untuk memecahkan permasalahan pembelajaran yang dihadapi di kelas melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Salah satunya yaitu yang terjadi di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Fata I Kota Banjarmasin. Berdasarkan pengalaman mengajar Matematika pada siswa kelas 4, 5, dan 6 dari Tahun 2006-2009. Sebagian besar siswa tersebut dalam mengerjakan soalsoal yang berhubungan dengan perkalian sering kurang tepat dalam mencari hasil pada materi perpangkatan, dan sering lambat pada materi operasi hitung bilangan perkalian yang menggunakan cara susun pendek dan susun panjang. Dikarenakan siswa tersebut tidak dapat menghafal perkalian dengan cepat dan lancar. Meskipun di kelas 2 pada semester genap sudah diajarkan materi perkalian, namun pada siswa tersebut tidak diharuskan menghafal perkalian, dikarenakan hanya diajarkan pemahaman dari arti perkalian yaitu penjumlahan yang berulang.

4 Demikian juga pengalaman mengajar Matematika pada siswa kelas 3 di Madrasah Ibtidaiyah tersebut dari tahun 2009 sampai sekarang. Selama ini sudah sering kali menghafal perkalian, akan tetapi hasilnya tidak memuaskan. Sebagian besar dari siswa tersebut tidak dapat menghafal dengan cepat dan lancar, sehingga dalam mengoperasikan perkalian sering kurang tepat dan lambat. Dikarenakan mereka cuma disuruh menghafal perkalian di rumah tanpa terlebih dahulu diajarkan cara menghafalnya kemudian pada saat di sekolah siswa tersebut tidak disuruh menghafal perkalian secara perorang di depan kelas dan tidak pernah di drill dalam menghafal perkalian dengan baik yang akhirnya mempengaruhi hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika. Demikian juga pada saat pembelajaran, sebagian siswa terlihat takut terhadap pelajaran Matematika, sehingga suasana belajar terasa tidak menyenangkan dan membosankan bagi siswa yang tidak menyukai pelajaran Matematika, mungkin dikarenakan kurangnya metode yang bervariasi dalam mengajar. Dalam upaya meningkatkan kemampuan menghafal perkalian dengan menggunakan metode drill pada siswa kelas 3 di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Fata I Kota Banjarmasin. Maka Penulis mengadakan penelitian terhadap siswa kelas 3 tersebut yang berjumlah 11 orang. Masalah ini dianggap perlu mengingat perkalian selalu diajarkan pada mata pelajaran Matematika dari kelas 2 sampai dengan kelas 6 dan apabila siswa sudah dapat menghafal perkalian maka akan memudahkan siswa tersebut dalam mengerjakan soal perkalian dengan cepat dan mudah.

5 Faktor-faktor yang menyebabkan kurangnya kemampuan anak dalam menghafal perkalian adalah : 1. Belum diterapkan metode drill yang tepat 2. Kurangnya dukungan dari guru (penulis) Dari beberapa faktor di atas bila tidak ada upaya untuk meningkatkan kemampuan menghafal perkalian, maka tidak menutup kemungkinan : 1. Anak tersebut tidak dapat menjawab soal perkalian dengan cepat dan benar. 2. Membuat anak tersebut tidak menyukai pelajaran matematika terutama yang berkaitan dengan perkalian. Penelitian tindakan kelas yang telah terbukti dapat meningkatkan kemampuan menghafal siswa ditemukan pada skripsi Ibu SAIDAH yang menggunakan metode drill, hasil dari Penelitian Tindakan Kelas yang telah dilakukannya terbukti berhasil yang dapat dilihat dari persentasi hasil observasi teman sejawat terhadap kegiatan pembelajaran pada siklus I 59,09 %, siklus II 79,55 % meningkat menjadi 91 % pada siklus III, dan dilihat dari persentasi hasil observasi terhadap aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar pada siklus I 42,5 %, siklus II 75 % meningkat menjadi 87,5 % pada siklus III, dilihat dari hasil rata-rata nilai menghafal siswa pada siklus I 4,4 pada siklus II 7,84 meningkat menjadi 8,38 pada siklus III, kemudian dilihat dari rata-rata nilai hasil belajar siswa pada siklus I 4,76 pada siklus II 7,32 dan meningkat menjadi 7,87 pada siklus III. Kemudian penelitian tindakan kelas yang telah terbukti meningkatkan kemampuan menghapal siswa juga ditemukan pada skripsi Ibu NENGSIH yang menggunakan metode drill, hasil dari Penelitian Tindakan Kelas yang telah

6 dilakukannya terbukti berhasil yang dapat dilihat dari persentasi hasil observasi teman sejawat terhadap kegiatan pembelajaran pada siklus I 80 %, meningkat menjadi 96 % pada siklus II, dan dilihat dari persentasi hasil observasi terhadap aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar pada siklus I 70 %, meningkat menjadi 88 % pada siklus II, kemudian dilihat dari kemampuan menghafal siswa pre test nilai rata-rata pada siklus I 5,9 % dan post test nilai rata-rata pada siklus I 6,4 %, meningkat pada siklus II pre test nilai rata-rata 6,5 % dan post test nilai rata-rata 8,4 %. Berdasarkan dua temuan pada kajian tersebut, yang telah melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dapat meningkatkan kemampuan menghafal siswa, telah terbukti bahwa dengan menggunakan metode drill dapat meningkatkan kemampuan menghafal siswa dan dapat meningkatkan aktivitas serta hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Matematika terutama dalam menghafal perkalian. Dengan demikian, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul: MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHAFAL PERKALIAN DENGAN METODE DRILL DAN MENGGUNAKANNYA DALAM OPERASI HITUNG PERKALIAN SISWA KELAS III MADRASAH IBTIDAIYAH NURUL FATA I TAHUN PELAJARAN 2010/2011 KOTA BANJARMASIN.

7 B. Identifikasi Masalah Memperhatikan situasi di atas, kondisi yang ada saat ini adalah: 1. Belum ditemukannya strategi yang tepat 2. Rendahnya prestasi siswa untuk mata pelajaran matematika terutama tentang perkalian. C. Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, permasalahan yang akan diteliti adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana respon siswa pada saat pembelajaran matematika dalam operasi hitung perkalian dengan metode drill? 2. Bagaimana aktivitas siswa pada saat pembelajaran matematika dalam operasi hitung perkalian dengan metode drill? 3. Apakah kemampuan menghafal perkalian dalam operasi hitung perkalian dengan menggunakan metode drill dapat meningkat? D. Cara Memecahkan Masalah Metode yang digunakan dalam memecahkan masalah dalam PTK ini adalah metode drill. Dengan model pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan menghafal perkalian dan menggunakannya dalam operasi hitung perkalian siswa kelas 3 Madrasah Ibtidaiyah Nurul Fata I Kota Banjarmasin.

8 E. Hipotesis Tindakan Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka hipotesis tindakan dalam PTK ini adalah sebagai berikut : 1. Respon siswa positif pada saat pembelajaran matematika dalam operasi hitung perkalian dengan metode drill 2. Aktivitas siswa meningkat pada saat pembelajaran matematika dalam operasi hitung perkalian dengan metode drill 3. Dengan metode drill dapat meningkatkan kemampuan menghafal perkalian dan menggunakannya dalam operasi hitung perkalian siswa kelas 3 Madrasah Ibtidaiyah Nurul Fata I Kota Banjarmasin F. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui respon siswa pada pembelajaran matematika dalam operasi hitung perkalian dengan metode drill. 2. Untuk mengetahui peningkatan aktivitas siswa pada saat pembelajaran matematika dalam operasi hitung perkalian dengan metode drill. 3. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan menghafal perkalian dalam operasi hitung perkalian dengan menggunakan metode drill.

9 G. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Secara umum hasil penelitian ini diharapkan secara teoritis bermanfaat sebagai kajian Matematika dalam meningkatkan kemampuan menghafal perkalian dengan metode drill dan menggunakannya dalam operasi hitung perkalian siswa kelas 3 Madrasah Ibtidaiyah Nurul Fata I Kota Banjarmasin. Mengingat seorang siswa perlu memiliki ketangkasan atau ketrampilan dalam sesuatu, maka salah satu teknik pengujian pelajaran untuk memenuhi tuntutan tersebut ialah teknik latihan/ drill. Selain itu penelitian ini memperkaya proses pembalajaran matematika melalui metode drill dengan Umpan Balik dengan setting kelas. Secara khusus, penelitian ini memberikan kontribusi kepada strategi pembelajaran matematika. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa, sebagai pelatihan yang variatif dalam menghafal perkalian melalui metode drill sehingga dapat menyelesaikan soal-soal perkalian dengan cepat dan benar. b. Bagi Guru, metode drill dengan umpan balik ini digunakan untuk menyelenggarakan pembalajaran yang aktif dan kreatif c. Bagi Sekolah, diharapkan hasil penelitian ini menjadi sumbangan pemikiran dalam merencanakan program pembelajaran.