BAB III GOLONGAN MANUSIA YANG DICINTAI ALLAH DALAM PERSPEKTIF ALQURAN

dokumen-dokumen yang mirip
Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 284

Bulan Penuh Rahmat itu Telah Meninggalkan Kita. Written by Mudjia Rahardjo Friday, 15 November :41 -

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 285

BAB V PENUTUP. menyelasaikan seluruh masalah yang ada dalam penelitian: 1. Apakah dalam teks lagu Iwan Fals mengandung nilai dakwah?

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 286

Oleh: Drs. Abas Asyafah, M.Pd.

Bab 4 Belajar Mendirikan Shalat Berlatih Akhlak Mulia Membangun Kesejahteraan Umat

Pendidikan Agama Islam

??????????????????????????????????:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

KISI KISI SOAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS UTS GENAP KELAS VII (TUJUH) (untuk memperkaya wawasan WAJIB BACA BUKU PAKET)

Urgensi Berakhlaq Islami Dalam Bisnis

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PEMBIAYAAN MUDHARABAH DENGAN SISTEM KELOMPOK DI BMT KUBE SEJAHTERA KRIAN SIDOARJO

SABAR ITU MAHAL. Oleh: Dr. Marzuki, M.Ag.

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT, yang disebut hablum minallah dan yang kedua bersifat horizontal,

Bagi YANG BERHUTANG. Publication: 1434 H_2013 M. Download > 600 ebook Islam di PETUNJUK RASULULLAH

Kesadaran Akan Keberadaan. Ahmad Munir

Solution Rungkut Pesantren Surabaya Perspektif Hukum Islam

ISBN:

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KLAIM ASURANSI DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH

Kelompok Azizatul Mar ati ( ) 2. Nur Ihsani Rahmawati ( ) 3. Nurul Fitria Febrianti ( )

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengamalkan dan menjadikan Islam sebagai pandangan hidup. 1

MERAIH KESUKSESAN DAN KEBAHAGIAAN HIDUP DENGAN MENELADANI RASULULLAH

Standar Kompetensi : 3. Membiasakan perilaku terpuji.

Nawaqidhul Islam: Matan dan Terjemah Pustakasyabab.blogspot.com

Berkompetisi mencintai Allah adalah terbuka untuk semua dan tidak terbatas kepada Nabi.

Cece Abdulwaly. Diterbitkan oleh: melalui:

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

"Bersegeralah berhaji yakni haji yang wajib, sebab sesungguhnya seseorang tidak mengetahui apa yang akan menimpa kepadanya." (HR Ahmad dan lainnya)

TEMA KAJIAN. 7. Penduduk surga dan neraka akan mendapatkan balasannya masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. terutama generasi muda sebagai pemegang estafet perjuangan untuk mengisi

5 Oktober 2011 AAEI ITB K-07

Ingatlah, hanya dengan berdzikir kepada Allah sajalah hati akan menjadi tenteram (QS Ar Ra d : 28).

Konsisten dalam kebaikan

Pendidikan Agama Islam

TAWASSUL. Penulis: Al-Ustadz Muhammad As-Sewed

Islam adalah satu-satunya agama yang haq dan diridhoi Alloh SWT yang. disampaikan melalui nabi Muhammad SAW kepada seluruh umat manusia agar

Motivasi Agar Istiqomah

Pendidikan Agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. berupa uang atau barang yang akan dibayarkan diwaktu lain sesuai dengan

REVIEW. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK. Dr. Dede Abdul Fatah, M.Si. Modul ke: Fakultas EKONOMI. Program Studi AKUNTANSI

IMAM / BILAL BERTUGAS USTAZ MUHAMMAD FAUZEE BIN MOHAMED USTAZ HASNIZATUL AZRI BIN ZAINUDIN MUAZZIN/BILAL KHATIB /IMAM

BAB I PENDAHULUAN. bagi kaum muslimin untuk menapaki kehidupan fana di dunia ini dalam rangka

Menzhalimi Rakyat Termasuk DOSA BESAR

Berpegang Teguh dengan Alquran dan Sunnah

Adab makan berkaitan dengan apa yang dilakukan sebelum makan, sedang makan dan sesudah makan.

Golongan yang Dicintai Allah di Dalam Al-Qur an Oleh: Ahmad Pranggono

lalui, tapi semua itu sama sekali tidak memberikan bekas apa pun pada diri kita.

Hadits-hadits Shohih Tentang

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah. Sekaligus memegang tugas-tugas dan fungsi ganda,

Surat Untuk Kaum Muslimin

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang ditopang oleh empat

"SABAR ANUGERAH TERINDAH"

Hakikat Hidup Sukses: Tafsir QS. Ali Imran 185

Ceramah Ramadhan 1433 H/2012 M Keutamaan Puasa

Tiga Yang Diridhai Allah dan Tiga Yang Dia Benci

BAB I PENDAHULUAN. berpedoman penuh pada Al-Qur an dan As-Sunnah. Hukum-hukum yang melandasi

MAKNA DUA KALIMAT SYAHADAT DAN KONSEKUENSINYA

BAB I PENDAHULUAN. bergaul satu sama lain. Dalam pergaulan di masyarakat, interaksi sesama manusia

UNTUK KALANGAN SENDIRI

Lesson Sheet Kelas : Mars

Menerangkan pengertian akhlak mahmudah. Menjelaskan skop-skop akhlak mahmudah. Mengklasifikasikan akhlak mahmudah dalam Islam

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan dan berhubungan dengan manusia. 1 Sebagai makhluk pribadi, ia

BAB IV TINJAUAN HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PUTUSAN HAKIM NOMOR :191/PID.B/2016/PN.PDG

Diantara rahasia dan hakekat shiyam Ramadhan dapat disimpulkan menjadi tujuh perkara yang dapat dirasakan kenikmatannya dalam ibadah Ramadhan:

Rikza Maulan Lc., M.Ag

7 Sikap Agar Mudah Memaafkan

1223/2 SULIT BAHAGIAN PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN PENDIDIKAN MALAYSIA PENDIDIKAN ISLAM SET 5 KERTAS 2 SATU JAM EMPAT PULUH MINIT

BAB I PENDAHULUAN. diatur dalam Islam dengan prinsip-prinsip illahiyah. Harta yang ada pada kita,

31. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMP/MTs

IDDAH DALAM PERKARA CERAI TALAK

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP GANTI RUGI DALAM JUAL BELI ANAK BURUNG

BAB I PENDAHULUAN. secara sistematis dan terencana dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan.

Menjadi Pribadi Yang Siddiq

Kewajiban Menunaikan Amanah

Beribadah Kepada Allah Dengan Mentauhidkannya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proses pemenuhan kebutuhan manusia tidak terlepas dari adanya

BAB I PENDAHULUAN. dengan kemampuan. Rukun Islam dimaksud mencakup syahadat, shalat, puasa, zakat

BAB IV NASAB DAN PERWALIAN ANAK HASIL HUBUNGAN SEKSUAL SEDARAH (INCEST) DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV\ ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME PENGUPAHAN PEMOLONG CABE DI DESA BENGKAK KECAMATAN WONGSOREJO KABUPATEN BANYUWANGI

Khutbah Jum'at. Memaafkan Sesama Sebelum Ramadhan Tiba. Bersama Dakwah 1

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH/SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/MA/SMK/MAK)

BAB IV KONSEP SAKIT. A. Ayat-ayat al-qur`an. 1. QS. Al-Baqarah [2]:

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana sempurnanya Islam. Islam adalah agama yang lengkap dan sempurna,

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP TINDAKAN ASUSILA DAN PENGANIAYAAN OLEH OKNUM TNI

BAB I PENDAHULUAN. berpasang-pasangan termasuk di dalamnya mengenai kehidupan manusia, yaitu telah

BAB I PENDAHULUAN. satu sama lain agar mereka tolong-menolong dalam semua kepentingan hidup

Yang berhak disembah hanya Allah SWT semata, dan ibadah digunakan atas dua hal;

Marhaban Yaa Ramadhan 1434 H

BAB II LANDASAN TEORI

Al-Wadud Yang Maha Mencintai Hamba-Hamba-Nya Yang Shaleh

TUGAS MATA KULIAH AL QUR AN AL-QURAN SEBAGAI PEDOMAN HIDUP. Dosen pengampu : Masyhudi Riaman, S.Pd. Disusun Oleh : Sahri Ramadani

PERSATUAN DAN KERUKUNAN

SIKAP MUSLIM MENGHADAPI MUSIBAH. Ust. H. Ahmad Yani, MA. Kondisi Manusia Menghadapi Musibah

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN UPAH DENGAN KULIT HEWAN KURBAN DI DESA JREBENG KIDUL KECAMATAN WONOASIH KABUPATEN PROBOLINGGO

Qawaid Fiqhiyyah. Niat Lebih Utama Daripada Amalan. Publication : 1436 H_2015 M

Mempersembahkan... SEQ. Training Kewirausahaan. Menjadi Pebisnis Amanah & Tawadhu

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghadapi segala tantangan yang akan timbul, lebih-lebih dalam

BAB IV ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TERHADAP PENGAMBILAN KEUNTUNGAN PADA PENJUALAN ONDERDIL DI BENGKEL PAKIS SURABAYA

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Renungan Pergantian Tahun

Transkripsi:

ر) 38 BAB III GOLONGAN MANUSIA YANG DICINTAI ALLAH DALAM PERSPEKTIF ALQURAN ه ع ن ي ع ع عى ب ع ن Banyaknya ayat-ayat yang telah penulis uraikan pada bab terdahulu ع ن ه ال ل ه ع ر ى ب ع tentang golongan manusia yang dicintai oleh Allah, kini penulis akan menguraikan bagaimana kriteria, kiat memperoleh derajat, dan balasan Allah terhadap mereka. Dalam sebuah hadis, Rasulullah Saw. mengungkapkan: ع ر ه ن ها ع عا ع عا: ال ل ع ع ي ع ر ع ع ع ل ع ل : ى ب ل ع ل ع ن ى ب ال ل ه ع صل لى ال ل ى ب ن ع : ى ب ل ى ب ى ب ن ه ى ب ى ب ن ه ى ب ى ب ع ع ل ع ن د ن ع ع دى ن ال ل ع ع ند ع ع ل ف هال عن ف عأ ع ف ع ي ه ن ه ل ي ه ع ن ى ب ل ه ى ب ب ه ى ب دى ى ب ن ى ب ا : ى ب ل ا لل ع ا خ رى( ا لل ع ى با ع ي ع ن ع ه ا ع ه ا ن ع ه ي ن ها ى ب ن ع ن ى ب ب ي ن ه. ى ب ب ه ى ب ال ل ع ع ند ع ع ل ف هال عن ف عأ ع ف ع ي ه ع ن ه ع ع ي ع ع ع ل ى بذ ع ن ع ن ر ى ب. A. Kriteria Golongan Manusia yang dicintai Allah 1. Al-Muhsinīn Ayat-ayat al-muhsinīn yang telah penulis uraikan penafsirannya pada bab terdahulu, mempunyai penjelasan yang banyak mengarah kepada bagaimana manusia sebagai hamba meningkatkan secara terus menerus keimanan dan ketaatan kepada-nya. 1 Salim Bahreisy, Terjemah Al-Lu lu wal Marjan: Himpunan Hadis Shahih yang disepakati oleh Bukhari dan Muslim, (Surabaya: Bina Ilmu, 1996), h. 1003.

39 Allah Swt. berfirman pada (QS. An-Nur [24]: 51) Golongan al-muhsinīn merupakan golongan yang paling tinggi derajatnya menurut beberapa pendapat mufassir, karena pada ayat-ayat tersebut sangat dituntut penerapannya secara kuat dan konsisten dalam kehidupan. Allah berfirman (QS. Al-Baqarah [02]: 195 Kriteria golongan tersebut meliputi: a) Membelanjakan harta di jalan Allah (QS. Al-Hadid [57]: 11) Harta yang dibelanjakan untuk jalan menuju Allah tidak akan berkurang atau hilang, justru harta itu akan berkembang karena ia berada di jalan yang sangat terjaga, Dia akan melipatgandakan setiap nafkah pada jalan-nya. Ayat ini berpesan kepada orang-orang yang mampu agar tidak merasa berat membantu, karena apa yang dinafkahkan akan tumbuh berkembang dengan berlipat ganda. b) Tidak mencampakkan diri dalam kebinasaan.

40 Kebinasaan yang dimaksud adalah tidak menyimpang pada jalan Allah yakni, jika seseorang terdorong melakukan pembalasan dalam suatu pertikaian dan menyiapkan perlengkapan untuk melawan musuh tanpa ada perhitungan yang teliti, karena jika hal itu terjadi, maka seseorang akan menjerumuskan dirinya kedalam kebinasaan. c) Berbuat baik. Dalam ayat-ayat al-muhsinīn terdapat keterangan bahwa Allah membimbing manusia agar menahan amarah disertai dengan memaafkan kesalahan orang yang berbuat salah kepada kita. Hal ini bertujuan untuk memperbaiki mutu amal dan ibadah kepada-nya. Menerima, membenarkan, mengamalkan, mempertahankan keimanan dan ketaqwaan serta beramal saleh harus dilaksanakan secara berkesinambungan. Kemudian bersungguh-sungguh dalam berusaha meningkatkan ketaatan dengan berbuat kebaikan, dan berjihad serta selalu berdoa kepada Allah Swt. d) Selalu memohon ampun kepada Allah (QS. Ali Imran [03]: 135) Mereka yang dengan sengaja atau tidak sadar bahwa apa yang dilakukannya adalah dosa atau perbuatan yang dilarang oleh hukum syara, yaitu dosa besar, seperti berzina, mencuri, membunuh, dan menganiaya diri sendiri dengan dosa

41 atau pelanggaran apapun, mereka ingat akan Allah yang selalu mengintainya disetiap saat sehingga mereka malu atau takut lalu mereka menyesali perbuatan mereka. 2. Al-Muttaqīn Takwa adalah memelihara diri dari pelanggaran atas segala perintah dan larangan Allah dan Rasul-Nya sehingga tercapai kebahagiaan lahir dan batin, baik di dunia maupun di akhirat. 2 Adapun criteria orang yang bertakwa adalah: a) Menepati janji (QS. Al-Ahzab [33]: 23-24). Siapapun yang menepati janji antara lain dengan menunaikan amanah secara sempurna dan bertakwa, yakni menjalankan perintah-nya dan menjauhi segala apa-apa yang dilarangan-nya, Allah akan menyukainya dan ditambah lagi apabila ia mengerjakan amalan-amalan yang apabila ia mengamalkannya, Allah akan menyukai-nya. Sebaliknya Allah tidak 2 Juhaya S. Praja, Tafsir Hikmah, Seputar Ibadah, Muamalah, Jin dan Manusia, Cet. Ke- 2, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), h. 119.

42 menyukai kebohongan, khianat, dan tidak menepati janji maka dikatakan oleh hadis Nabi Saw. bahwa ia adalah orang-orang yang munafik. b) Pemakaian janji (QS. At-Taubah [09]: 04) pemakaian janji disini, yakni memelihara janji dengan menghormati orang yang membuat janji, tidak melalaikannya serta menjaga perjanjian itu dengan baik, akan tetapi jika ia sendiri yang menciderai janji dengan sendirinya perjanjian itu akan menjadi batal. Dan orang yang menepatinya tidak ada dosa baginya karena ia tidak membuat janji, sebaliknya si pembuat janji yang berdosa apabila tidak menepatinya. Kecuali apabila kedua belah pihak yang berjanji memberitahu terlebih dahulu perihal janjinya karena ada halangan atau udzur yang tidak bisa ditinggalkan kemudian sama-sama sepakat membatalkan janji, maka tidak ada dosa antara keduanya. c) Sifat berlaku lurus terhadap janji (QS. At-Taubah [09]: 07)

43 Hendaknya seseorang selalu jujur dalam melakukan perjanjian, karena janji adalah suatu kewajiban yang harus ditepati. Di dalam golongan ayat-ayat al-muttaqīn, dijelaskan secara tegas bagaimana manusia yang bertakwa sebagai hamba harus menepati janjinya, baik janji kepada Allah Swt., maupun kepada manusia. Pemakaian perjanjian antar sesame manusia juga dijelaskan agar berhati-hati terhadap tidak hanya terbatas pada penganut agama yang sama, tetapi juga kepada manusia yang berbeda agama. Oleh karena itu, orang yang menjadikan Alquran sebagai petunjuk dan pedoman hidup. Mereka mempercayai Allah, mengerjakan sembahyang, menafkahkan sebagian rezeki yang diberikan Allah, mempercayai wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad dan Rasul-rasul sebelumnya serta meyakini adanya akhirat, dan mempercayai adanya hari pembalasan. 3 3. Al-Muqsithīn. Keadilan adalah syarat bagi terciptanya kesempurnaan pribadi, standar kesejahteraan masyarakat, dan sekaligus jalan terdekat menuju kebahagiaan ukhrawi. 4 3 Fachruddin HS., Pembinaan Mental, Bimbingan Alquran, (Jakarta: Rineka Cipta, 1992), Cet. Ke-2, h. 29 4 M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Quran: tafsir maudhu i atas berbagai persoalan umat, Cet. Ke- XI, (Bandung: Mizan, 2000), h. 113.

44 Salah satu bukti yang paling nyata bagi adanya keadilan di tengah orang banyak adalah jika keadilan itu sudah menjadi akhlak bagi seseorang, menjadi hiasan dirinya, dan dia mewarnai orang lain dengan akhlaknya, dan masyarakat pun mengikutinya, dimana setiap orang bertindak obyektif terhadap musuhnya. 5 Kriteria golongan al-muqsithīn pada Alquran menegaskan, dalam menegakkan hukum agama tidak boleh memandang kepada golongan apakah ia dari yang berbeda agama ataupun sama, tetapi lebih berpegang teguh pada syariat yang telah ditentukan oleh Allah Swt., yakni: a. Mendamaikan orang yang berselisih paham, hal ini terdapat pada QS. Al- Hujurat [49]: 9, dan Allah memperingatkan pada QS. Al-Maidah [05]: 08) Maka kita sebagai hamba dituntut untuk jangan segan memberi bantuan kepada siapapun yang membutuhkan, bukankah Allah membantu semua makhluk-nya dalam hidup di dunia ini tanpa membedakan ras, suku, dan agama. 6 154. 5 Musa Subaiti, Akhlak Keluarga Muhammad Saw., Cet. Ke-2, (Jakarta: Lentera, 1996), h. 6 M. Quraish Shihab, Berbisnis dengan Allah: tips jitu jadi pebisnis sukses dunia akhirat, (Tangerang: lentera Hati, 2008), h. 109.

45 b. Memutuskan perkara dengan adil (QS. Al-Maidah [05]: 42) Karena itu, seseorang yang dipercaya mengurus urusan orang banyak, harus selalu waspada dan tidak mengabaikan urusan orang-orang yang dipercayakan kepadanya, 7 dan selalu memegang prinsip-prinsip keadilan menurut Alquran. Tidak berat sebelah dalam memutuskan suatu perkara. Kemudian dalam hal keadilan pada seseorang atau banyak orang yang melanggar perjanjian yang telah disepakati, tetap dituntut untuk berlaku adil serta tidak memihak kepada salah satu diantaranya, dan tetap berpegang pada prinsip kedamaian, karena Alquran menetapkan bahwa salah satu sendi kehidupan bermasyarakat adalah keadilan. Islam menginginkan suatu keharmonisan dapat terjadi diantara dua pihak yang berbeda keyakinan dengan prinsip saling menjaga kehormatan, berbuat jujur dan adil. 7 Ibid, h. 155.

46 Berbuat baik melebihi keadilan, seperti memaafkan yang bersalah atau memberi bantuan kepada yang lemah, hal ini akan dapat melestarikan sendi-sendi kehidupan bermasyarakat. 8 B. Kiat Mencapai Derajat Al-Muhsinīn, Al-Muttaqīn dan Al-Muqsithīn Mengetahui apa saja yang dicintai oleh Allah untuk hamba-nya, sudah tercantum dalam Alquran dengan jelas dan tegas. Termasuk di dalamnya keterangan tentang bagaimana seorang hamba mencapai derajat yang lebih baik. Untuk mencapai derajat al-muhsinīn, Allah memberikan arahan: 1. Berinfak harta ke jalan kebaikan sehingga dapat mendekatkan diri kepada Allah dalam meningkatkan ketaatan. 2. Sebagai Hamba Allah yang mentaati ajaran-nya, dianjurkan agar menghindarkan diri dari segala hal yang merugikan iman, menahan amarah disertai dengan memaafkan kesalahan, dan menolong yang kesusahan, meskipun ia pernah melakukan keburukan pada kita. Rasulullah Saw. menjelaskan tentang orang yang menahan amarahnya, beliau bersabda: ع ن عى ب ه ع ن ي ع ع ع ر ى ب ع س ع ع ع عا : ا ع ن ى ب صل لى ال ل ه ع ل ع ن ع ع ى ب ل ل ع ر ه ن ها ال ل ع ال ل ه ع ن ه ع ل ا لش ى بد ن هد بى ب ا بص ع ع ى ب ة ى ب ل ن ع ا لش ى بد ن هد ا ل ى ب ى ع نل ى ب ه ن ي ع ن ع ل ه ى ب ن عد ال ع ع ى ب. )ر ا خ رى( 8 M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Quran: tafsir maudhu i atas berbagai persoalan umat, op., cit, h. 124. 9 Salim Bahreisy, op. cit., h. 995

47 3. Meningkatkan amal kebaikan dan memohon ampun kepada Allah, hal ini terdapat pada (Al-Imran [03]: 135). 4. Selalu berdoa dan memohon pertolongan Allah dengan sungguh-sungguh. Tidak mudah menyerah dan melaksanakan semua kewajiban yang telah ditentukan oleh Allah Swt. (Al-A raf [07]: 55) 5. selalu optimis dengan pengampunan Allah terhadap hamba-nya yang mau bebuat baik melaksanakan syariat Islam dengan tekun dan berkesinambungan. Pelaksanaan berbagai ibadah juga memberikan pelajaran bagi golongan al- Muhsinīn ini untuk selalu taat kepada Allah, melaksanakan perintah-perintah-nya, selalu menghadap kepada-nya dengan sepenuh hati, mengajari untuk bersabar dan tahan menanggung derita, mengendalikan hawa nafsu, mencintai orang lain yang mana semua itu akan membuatnya meraih hal-hal terpuji yang merupakan bekal kehidupan nantinya diakhirat. Kiat seorang hamba untuk mencapai derajat al-muttaqīn, yaitu pada QS. Ali-Imran [05]: 76, dan QS. At-Taubah [09]: 4 dan 7, yang penulis uraikan penafsirannya pada bab terdahulu mengandung:

48 1. Bersungguh-sungguh dalam memelihara janji agar dapat ditepati serta meningkatkan hubungan dengan Allah dan Rasul-Nya, dan hubungan sesama manusia, baik yang sama agama maupun yang berbeda agama. 2. Teliti dan berhati-hati dalam menjalankan suatu perjanjian yang telah dibuat, harus dihormati dan dijalankan dengan baik, apalagi janji untuk beriman dan janji-janji lainnya kepada Allah Swt. Untuk melaksanakan dengan sebaikbaiknya amanah yang telah diberikan kepada hamba-nya. 3. Mempunyai sifat berlaku jujur dan tidak megingkarinya, memelihara perjanjian yang telah disepakati, serta teliti dalam suatu tindakan apabila perjanjian tersebut telah dibatalkan, sesungguhnya Allah dalam hal ini tetap menuntut kita agar tetap dalam ketakwaan, dengan tidak berbuat sesuatu yang dapat merusak citra Islam sebagai agama yang menjunjung tinggi akhlak mulia. Kemudian, kiat mencapai derajat al-muqsithīn adalah: 1. Memberikan jalan keluar yang baik dan adil bagi orang-orang yang berselisih paham serta pertimbangan dan ketelitian dalam menetapkan suatu hukum harus ada dan sesuai dengan syariat yang Allah tentukan. Kita juga dituntut untuk menunjukkan keadilan dan keteladanan kepada orang-orang yang menganut agama yang sama, dan juga pada bukan penganut agama yang sama. 2. Memberikan rasa keadilan, hal ini sangat penting karena bertujuan meluruskan permasalahan dan kedua pihak yang bertikai. Islam sangat menuntut umatnya agar memegang teguh keadilan sehingga tercapai keharmonisan dalam bermasyarakat.

49 Dengan demikian, maka jelaslah bahwa bagaimana Allah sangat menuntun dan membimbing hamba-nya agar selalu berbuat kebaikan, meningkatkan ketakwaan dan berbuat adil kepada sesama. C. Balasan Allah Terhadap Al-Muhsinīn, Al-Muttaqīn dan Al-Muqsithīn Secara umum, Allah akan membalas semua perbuatan yang dilakukan manusia, baik di dunia maupun di akhirat. Apabila perbuatan itu buruk akan dibalas dengan keburukan atau kesengsaraan, dan apabila perbuatan itu baik akan dibalas dengan kebaikan pula. Allah Swt. Mempertegas ganjarannya kepada orang-orang yang berbuat baik, yaitu pada (QS. as-shaff [61]: 11-13).. Sesuai dengan nama-nama golongannya, tentu saja balasan bagi golongan al- Muhsinīn, al-muttaqīn, dan al-muqsithīn adalah dengan kebaikan. Berdasarkan informasi Alquran yang telah penulis kutip pada pembahasan terdahulu, dapatlah diketahui bahwa:

50 Pertama, golongan al-muhsinīn mendapatkan balasan dari Allah berupa kebaikan, terdapat pada QS. al-muzammil [73]: 20... Balasan Allah kepada mereka juga berupa perhatian Allah dengan penyebutan nama bagi mereka sebagai orang-orang yang dicintai-nya, diantaranya ialah orang-orang yang menginfakkan hartanya dijalan kebaikan, tidak mencampakkan diri dalam kebinasaan terdapat pada QS. Al-Baqarah [02]: 195 dan QS. Al-Imran [03]: 134, Allah menerangkan balasan-nya pada QS. Al-Imran [03]: 133, berupa surga yang luasnya seluas langit dan bumi. Kemudian bagi orang-orang yang berbuat baik akan mendapatkan pahala disisi-nya. Hal ini juga didapatkan oleh orang-orang yang mampu menahan amarah, memaafkan kesalahan orang lain bahkan membantu mereka ketika mereka dalam kesusahan. Firman Allah (QS.. Al-Imran [03]: 148)

51 Terhadap orang yang bersungguh-sungguh dalam berdoa dan melakukan pekerjaan, bertindak adil dan benar Allh membalas mereka dengan mengabulkan permohonan yang mereka inginkan berupa kebaikan dan kebahagiaan dunia dan akhirat. Allah juga membalas mereka dengan pahala, mendapatkan pujian, dan menyebut mereka sebagai orang-orang yang berbuat baik. Allah memberikan balasan berupa pengampunan terhadap orang-orang yang pernah berbuat salah di kehidupan yang telah lalu, apabila mereka telah melaksanakan perintah-nya di kemudian hari, siang malam mempertinggi iman, amal dan takwa. Secara keseluruhan, Allah akan memberikan balasan berupa pahala dan surga bagi mereka yang melaksanakan perintah-nya dan meninggalkan apa-apa yang tidak disukai-nya, baik itu sesuatu yang berhubungan dengan sesama manusai apalagi berhubungan dengan ibadah terhadap-nya. Kedua, Allah dan rasul-nya banyak sekali memberikan arahan kepada manusia agar melaksanakan perintah-nya dan menjauhi larangan-nya atas dasar pengetahuannya terhadap tuntunan-tuntunan Allah dalam Alquran. Balasan Allah terhadap orang-orang yang bertakwa tercantum pada (QS. Az- Zumar [39]: 73-74).

52 Dan pada QS. Al-Anfaal [08]: 29 Golongan al-muttaqīn, mereka adalah orang-orang yang menepati janji, memelihara perjanjian dan menghormatinya, mempunyai sifat berlaku lurus terhadap janji, memberikan keteladanan yang baik, menjaga pergaulan, dan memelihara hubungan baik dengan Allah. Ketiga, balasan terhadap golongan al-muqsithīn, Allah menerangkannya pada QS. Al-Maidah [5]: 8-9.. Balasan Allah berupa pahala yang besar juga bagi orang-orang yang mendamaikan orang yang berselisih paham dan memutuskan perkara dengan adil,

53 serta melakukan pertimbangan dan ketelitian dalam menetapkan suatu hukum, menunjukkan keteladanan, budi pekerti yang baik dan jujur. Dengan demikian, maka jelaslah bahwa semua hal yang berkaitan dengan kebaikan, ketakwaan dan keadilan akan membawa seseorang memperoleh kebahagian dan keberuntungan, yaitu mendapatkan surga sebagai balasan dari Allah Swt.