BAB I PENDAHULUAN. mentransfer kebudayaan dari satu generasi kegenerasi berikutnya, tapi juga mampu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya.

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, dan sosial sesuai Undang-undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia individual dan

PENDAHULUAN. begitu pun keterkaitannya dengan Nabi-Nabi dan Rasul-Rasul-Nya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. maju mundurnya suatu bangsa terletak pada baik tidaknya karakter dan akhlak

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi, sosial budaya dan juga pendidikan. kepribadian yang bulat dan untuk membentuk manusia sebagai makhluk

BAB I PENDAHULUAN. anak menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa. Dalam konteks Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan, kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. sangat dianjurkan pelaksanaannya oleh Allah SWT. Islam juga memerintah

BAB I PENDAHULUAN. Taqwa, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 1. Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hlm. 7.

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. Islam yang akan menjadikan pendidikan berkualitas, individu-individu yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Masalah. perkembangan zaman yang berdasarkan Undang-undang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 2003), (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hlm Undang-undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) (UU RI No.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sedang berkembang, maka pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. proses optimalisasi yang memerlukan waktu serta tahapan-tahapan tertentu. yang memiliki ilmu pengetahuan yang luas dan berprestasi.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan luar biasa merupakan pendidikan bagi peserta didik yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi anak didik sehingga menjadi orang yang dewasa fisik,

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghadapi segala tantangan yang akan timbul, lebih-lebih dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. bergaul satu sama lain. Dalam pergaulan di masyarakat, interaksi sesama manusia

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pendidikan di Sekolah atau lembaga pendidikan formal. Pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pribadi maupun bagian dari masyarakat serta memiliki nilai-nilai moral

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia merupakan suatu kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi

BAB I PENDAHULUAN. potensi kreatif dan tanggung jawab kehidupan, termasuk tujuan pribadinya. 1

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

BAB I PENDAHULUAN. Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang

BAB I PENDAHULUAN. Sekretaris Jenderal MPR-RI, Undang-Undang Dasar 1945, Sekjen MPR-RI, Jakarta, hlm. 5 2

BAB I PENDAHULUAN. tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan. Untuk itu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Maha Esa dan berbudi pekerti luhur. Sebagaimana yang diamanatkan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. dan kontrol dalam kehidupan. Hal inilah yang membedakan manusia dengan

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda yang menjadi perhatian utama adalah masalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kemampuan anak melalui bimbingan, mendidik, dan latihan

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan yang berguna dalam menjalani hidup. terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

BAB I PENDAHULUAN. karena dari pendidikan menggambarkan betapa tingginya peradaban suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Dari ketiga hal tersebut terlihat jelas bahwa untuk mewujudkan negara yang

BAB I PENDAHULUAN. (aspek keterampilan motorik). Hal ini sejalan dengan UU No.20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. dicontohkan oleh Rasulullah SAW, karena dengan akhlak-nya yang mulia beliau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karakter siswa. Pendidikan agama merupakan sarana transformasi pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia yang sedang membangun sehingga dapat. bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. dikenang sepanjang masa, sejarah akan menulis dikemudian hari. Di sekolahsekolah. pelajaran umum maupun mata pelajaran khusus.

BAB I PENDAHULUAN. manusia baik dalam hubungan dengan Tuhannya maupun berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

BAB I PENDAHULUAN. interaksi positif antara anak didik dengan nilai-nilai yang akan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam kehidupan manusia baik individu, maupun sebagai anggota

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting karena itu merupakan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan

BAB I PENDAHULUAN. pikir seseorang untuk selalu melakukan inovasi dan perbaikan dalam segala aspek

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam pelaksanaannya

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. meneruskannya dari generasi ke generasi, akan tetapi diharapkan dapat mengubah

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan nasional tersirat dalam undang-undang sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diperlukan sebagai salah satu upaya untuk mencapai. keseimbangan jasmaniah dan rohani menuju kedewasaan, disinilah untuk

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kepribadian dan kemampuan belajar baik dari segi kognitif,

BAB I PENDAHULUAN. Islam memandang manusia sebagai makhluk yang termulia dan sempurna. Ia

BAB I PENDAHULUAN. filterisasi terhadap dampak negatif yang ditimbulkannya. Adapun langkah

BAB I PENDAHULUAN. diciptakan dalam bentuk yang paling sempurna. Disamping manusia. terjadi karena manusia dianugerahi akal oleh Allah Swt, sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. umat manusia merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi sepanjang hayat.

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak dapat berkembang dengan baik. Pendidikan dapat diartikan

BAB I PENDAHULUAN. terutama generasi muda sebagai pemegang estafet perjuangan untuk mengisi

BAB I PENDAHULUAN. Atau dalam istilah lain yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur luar sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. generasi mendatang. Dengan pendidikan diharapkan dapat menghasilkan. pendidikan itu merupakan suatu tuntutan dan keharusan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah amanat dari Allah SWT dan sudah seharusnya orang tua. mendampingi dan mengawali perkembangan anak, sehingga anak dapat

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis

BAB I PENDAHULUAN. di antara makluk-nya yang lain. Allah memberi banyak kelebihan kepada

BAB I PENDAHULUAN. Sosiologi pada dasarnya mempunyai dua pengertian dasar yaitu sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN. tertentu termasuk pendidikan yang ada di Indonesia. Tujuan pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian dan kemampuan menuju kedewasaan serta pembentukan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. potensi tumbuh dan berkembang serta kecenderungan bersifat ingin tahu

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia ini, sebagian adalah berisi pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. membangun banyak ditentukan oleh kemajuan pendidikan. secara alamiah melalui pemaknaan individu terhadap pengalaman-pengalamannya

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional, dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003, pasal 37

BAB I PENDAHULUAN. ditegaskan dalam Undang-Undang RI No 20 tahun 2003 tentang system

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt. kepada Nabi Muhammad saw. sebagai salah satu rahmat yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai kehidupan guna membekali siswa menuju kedewasaan dan. kematangan pribadinya. (Solichin, 2001:1) Menurut UU No.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peran pendidikan dalam kehidupan itu sangat besar, baik dalam kehidupan individu, keluarga, sosial, suku dan bangsa. Pendidikan tidak hanya bertujuan mentransfer kebudayaan dari satu generasi kegenerasi berikutnya, tapi juga mampu membenuk watak dan kepribadian manusia seutuhnya baik jasmani maupun rohani, sehingga nantinya dapat membawa masyarakat, bangsa dan negara ke arah yang lebih maju. Hal ini selaras dengan tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Negara Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 yang berbunyi: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat serta mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk mewujudkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkahlak mulia, sehat dan berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan warga negara yang bertanggung jawab. 1 Berdasarkan adanya pemikiran bahwa tujuan pendidikan agama ditentukan dengan adanya perubahan tingkah laku, maka pendidikan harus berusaha agar proses itu berlangsung sarta berdaya guna. Menurut Bloom dan kawan-kawan bahwa pendidikan yang berhasil harus mampu mengubah tingkah laku yang meliputi kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. 1 Departeman pendidikan dan Kebudayaan.Kamus Besar Bahasa Indonesia.(Jakarta: Balai Pustaka,1999) Hal. 469

2 Melihat betapa pentingnya ketiga aspek tersebut, maka guru diharapkan berperan aktif untuk selalu menerapkan ketiga aspek tersebut dalam proses belajar mengajar agar anak benar-benar mempunyai ilmu pengetahuan yang bermutu, terampil dan dapat diterapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Banyak faktor yang ikut serta menentukan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), di antara strategi yang paling efektif dalam menentukan kualitas tersebut adalah melalui pendidikan. 2 Sampai saat ini pendidikan dipercayai sebagai wahana utama untuk mengembangkan SDM, yang dilakukan secara sistematis, pragmatis dan berjenjang. Dalam konteks inilah pendidikan akan semakin dituntut peranannya dalam pembangunan bangsa, untuk menghasilkan manusia Indonesia yang berkualitas. Keberadaan lembaga pendidikan terutama yang mengajarkan Pendidikan Agama Islam tidaklah mencari keuntungan duniawi semata. Tetapi mengutamakan customer value (tampilan nilai) demi keuntungan jangka panjang. Artinya kepuasan yang diciptakan akan menghasilkan loyalitas konsumen. Hal inilah yang terjadi pada lembaga pendidikan favorit. Mereka bisa menanamkan nilai tertentu dalam menciptakan loyalitas masyarakat. Menurut Syekh Musthofa Al Gholayani pendidikan adalah menanamkan akhlak yang baik dalam jiwa angkatan/generasi muda dan memberikan siraman air 2 Mansur dan Mahfud Junaedi, Rekonstruksi Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta: Dirjen Kelembangaan Agama Islam), th., Hal. 163.

3 petunjuk dan nasehat, sehingga menjadi suatu sifat dalam jiwa yang kemudian membuahkan sifat utama dan baik serta cinta bekerja untuk berbakti kepada tanah air. Sedangkan menurut Husein al Makhrazi dan Jurij Jarin mengartikan pendidikan itu adalah suatu usaha untuk memberikan bimbingan terhadap persiapan-persiapan pada masa depannya. Namun demikian pendidikan itu dilaksanakan oleh kita semua dan dilaksanakan dalam arena lembaga sekolah dan rumah tangga untuk kehidupan anakanak baik laki-laki maupun perempuan. 3 Suatu fenomena yang sering timbul dalam masyarakat dan dalam pendidikan dewasa ini yaitu adanya siswa yang mempunyai perilaku yang kurang baik dan melakukan hal-hal yang kurang wajar seperti mencuri, mabuk-mabukan, tauran dan lain-lain. Hal ini apabila dicermati maka penyebabnya adalah di antaranya faktor guru yang tidak mampu menerapkan ketiga aspek pengajaran yakni kognitif, afektif dan psikomotorik dalam proses belajar mengajar di sekolah di samping faktor lain. Namun dari ketiga aspek tersebut yang paling sulit untuk dinilai adalah aspek afektif, karena aspek ini merupakan sesuatu yang berhubungan dengan perasaan siswa yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu seorang guru harus memperhatikan tugasnya yaitu tidak hanya sebagai pengajar tapi juga sebagai pendidik yang mampu mentransfer ilmu pengetahuan dan juga mampu memberikan suritauladan dan mampu memberikan keterampilan dalam kehidupan sehari-hari. 3 Hafiz Anshari, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1983), Hal. 27-28.

4 Semua hal di atas sesuai dengan apa yang dikehendaki setiap orang dan apa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW, yang mana beliau mengajarkan contoh suritauladan kepada umatnya melalui diri beliau sendiri yang telah ditegaskan oleh Allah Swt di dalam Al-Quran surah al-kalam ayat 4 yang berbunyi: Berangkat dari ayat di atas jelaslah bahwa contoh dan tauladan atau adab merupakan modal utama untuk mencapai kedamaian di dunia dan di akhirat. Sesuatu yang lebih penting yang mendasari dari kepribadian kita adalah berdasarkan pada agama. Karena pada satu sisi agamalah yang menjadi tirai penghalang bagi manusia untuk berbuat kejahatan dan terhindar dari kesenangan dunia dan kesesatan. Orang yang beragama akan menemukan sikap dan perilaku yang baik, sehingga dapat dinilai sebagai pribadi yang berakhlak mulia dan baramal shaleh. Di sisi lain agama adalah suatu fenomena yang selalau hadir dalam sejarah umat Islam. Karena agama yang mendasari akal fikiran manusia, baik sebagai makhluk individu maupun sebagai makhluk sosial. Kita diharuskan berperilaku dan berakhlak yang sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam baik kepada orang lain dan lingkungan sekitar. Di Madarasah Tsanawiyah Negeri 2 Gambut dapat dilihat penerapan aspek afektif seperti jujur, disiplin shalat, beriman kepada Allah Swt, beriman kepada malaikat dan ramah-tamah.

5 Pendidikan Akidah Akhlak merupakan salah satu bagian dari Pendidikan Agama Islam dan merupakan hal penting bagi kehidupan individu dan sosial. Dalam pendidikan Islam di sekolah Akidah Akhlak merupakan satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan. pelajaran Akidah dan Akhlak memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempraktikkan nilai-nilai keyakinan keagamaan (tauhid) dan Akhlakqul Karimah dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan Akidah Akhlak adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati dan mengimani Allah SWT, dan merealisasikannya dalam perilaku akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman, keteladanan dan pembiasaan. Dalam kehidupan masyarakat yang majemuk dalam bidang keagamaan, pendidikan itu juga diarahkan pada peneguhan akidah di satu sisi dan peningkatan toleransi serta saling menghormati dengan penganut agama lain dalam rangka mewujudkan kesatuan dan persatuan bangsa. Penulis di sini lebih menekankan pada sifat yang selalu kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Seperti sifat jujur yang merupakan sifat tauladan Rasulullah Saw, jujur dalam kehidupan kita merupakan kunci keberhasilan yang akan kita dapatkan dari buah jujur tersebut. Lalu mengenai disiplin shalat, karena shalat merupakan tiang agama dan ibadah yang mencerminkan takwa seorang hamba kepada Tuhannya. Juga mengenai beriman kepada Allah Swt, itu merupakan sikap orang muslim. Beriman kepada malaikat juga merupakan hal yang sangat penting karena diwajibkan dalam Rukun Islam. Terakhir adalah sikap ramah-tamah, sikap ini

6 adalah sikap yang sangat diperlukan dalam kehidupan manusia. Manusia tentu saja memerlukan orang lain dalam kehidupannya. Yakni dalam hal bergaul sikap ramahtamah sangat diperlukan, baik itu terhadap orang tua, saudara, teman dan lain-lain. Namun, menurut hemat penulis di sini hanyalah mengenai pengucapan salam dan tegur sapa saat bertemu. Bermula dari penjajakan awal penulis, pada tahun 2009-2010 pada saat PPL2 di lokasi penelitian masih terdapat beberapa masalah yang berhubungan dengan akhlak. Seperti misalnya perkelahian sesama pelajar Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Gambut, melanggar peraturan yang telah ditetapkan seperti cara berpakaian dan membawa alat komunikasi (handphone). Padahal para siswa telah mengetahui apa yang mereka lakukan adalah sikap yang melanggar peraturan, tapi mengapa masih saja siswa tersebut melanggarnya. Saat ditanya kadang ada siswa yang berbohong untuk melindungi dirinya. Melihat hal diatas, maka penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian yang hasilnya akan dituangkan dalam sebuah skripsi yang berjudul PENERAPAN ASPEK AFEKTIF SISWA PADA MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 2 GAMBUT. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka masalah dalam penelitian ini dirumusakan sebagai berikut: 1. Bagaimana penerapan aspek afektif siswa pada mata pelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Gambut?

7 2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penerapan aspek afektif siswa pada mata pelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Gambut? C. Alasan Memilih Judul Ada beberapa hal yang mendasar bagi penulis untuk meneliti dan mangangkat judul skripsi ini, yaitu: 1. Mengingat aspek afektif pada mata pelajaran Akidah Akhlak merupakan salah satu aspek yang perlu diaplikasikan dalam pembelajaran Akidah Akhlak sangat menentukan dalam mencapai tujuan pembelajaran mata pelajaran Akidah Akhlak itu sendiri. 2. Kenakalan siswa disekolah disebabkan kurangnya perhatian terhadap penerapan aspek afektif mengenai jujur, disiplin shalat, beriman kepada Allah Swt, beriman kepada Malaikat dan ramah tamah. 3. Dengan penerapan aspek afektif yang maksimal dapat membentuk hubungan baik antara siswa dengan siswa lainnya, dengan guru, dengan keluarga, lingkungan sekitar dan juga dengan Allah swt. 4. Akidah Akhlak dapat membentuk pribadi muslim yang sesuai dengan norma-norma agama dan dapat menjadikan manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan Yang Maha Esa dan membentuk hati nurani manusia yang cenderung kepada kebaikan dan ketulusan hati.

8 D. Tujuan Penelitian Bertitik tolak dari rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui penerapan aspek afektif siswa pada mata pelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Gambut. 2. Untuk mengetahui apa saja yang mempengaruhi penerapan aspek afektif siswa pada mata pelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Gambut. E. Signifikansi Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk: 1. Menambah khazanah pemikiran untuk setiap penyelenggara pendidikan agar lebih memperhatikan aspek afektif siswa. 2. Menyumbangkan ilmu yang sederhana kepada semua pihak, baik itu bagi guru, pengamat pendidikan, maupun yang lainnya. 3. Untuk memperdalam pengetahuan yang penulis miliki selama berkuliah di Fakultas Tarbiyah dan mencoba menuangkannya dalam sebuah penelitian. 4. Sebagai bahan masukan dan bahan informasi bagi lembaga pendidikan khususnya Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Gambut, bahwa pentingnya penerapan aspek afektif khususnya pada mata pelajaran akidah akhlak dan peningkatan mutu pelajaran Akidah Akhlak agar kemampuan aspek afektif benar-benar tercipta.

9 5. Sebagai bahan menambah kepustakaan IAIN Antasari khususnya Fakultas Tarbiyah. F. Tinjauan Pustaka Sepanjang pengetahuan penulis terdapat individu yang telah melakukan kajian tentang aspek afektif. Dari sejumlah tulisan yang ada penulis banyak mendapatkan informasi yang secara umum membahas tentang aspek afektif dan penerapannya. Di sini posisi penulis hanyalah merangkum dan mengkaji ulang penerapan aspek afektif. Namun dari sejumlah tulisan tersebut membahas tentang Penerapan Aspek Afektif Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam. Adapun beberapa di antara mereka yang telah menelaah penelitian mengenai aspek afektif adalah SUWAIBATUL ISLAMIYAH (NIM: 0401216407) JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM yang telah menyelesaikan studinya pada tahun2009. Dalam skripsinya yang berjudul Penerapan Aspek Afektif Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Dasar Islam Terpadu Ukhuwah Banjarmasin. Ia telah membahas secara mandalam tentang penerapan aspek afektif pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, Hanya saja hasil penelitiannya mengenai perasaan dan minat terhadap pelajaran PAI dan bagaimana cara merealisasikan pengetahuan PAI dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian penelitian yang dilakukan oleh ANDRY WAHYUDI, JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM, yang telah menyelesaikan studinya tahun 2006. Dalam skripsinya yang berjudul Aspek Afektif Pendidikan Agama

10 Islam di SMAN 7 Plus Banjarmasin. Juga membahas tentang aspek afektif pembelajaran PAI mengenai perasaan dan minat siswa terhadap pembelajaran PAI juga tentang realisasi pengetahuan PAI dalam kehidupan sehari-hari. Di lihat dari dua skripsi di atas sama-sama membahas tentang pembelajaran PAI, karena PAI sudah mencakup pelajaran Quran Hadits, Akidah Akhlak, Fiqih, dan Sejarah Kebudayaan Islam. Sedangkan penelitian yang berusaha penulis angkat adalah Penerapan Asfek Afektif Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak Di Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Gambut, di sini penulis berusaha mengkhususkan isi dari pelajaran Pendidikan Agama Islam yakni pelajaran Akidah Akhlak yang tentu saja berbeda dari penelitian sebelumnya. Penulis berusaha mengemukakan Akhlak dan Akidah para siswa dan merealisasikaknnya dalam kehidupan sehari-hari. Yang penulis teliti mengenai sifat dan sikap yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari seperti jujur, disiplin shalat, beriman kepada Allah Swt, beriman kepada Malaikat dan ramah tamah. G. Sistematika Penulisan Sistematika penelitian skripsi ini terdiri dari: Bab I Pendahuluan, berisi; latar belakang masalah, rumusan masalah, alasan memilih judul, tujuan penelitian, signifikansi penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan. Bab II Tinjauan teoritis tentang penerapan aspek afektif siswa pada mata pelajaran akidah akhlak yang berisikan pengertian penerapan, aspek afektif,

11 pengertian Akidah Akhlak, ruang lingkup aspek afektif, faktor-faktor yang mempengaruhi dan cara pengukuran aspek afektif Akidah Akhlak. Bab III Metode penelitian, berisi; jenis dan pendekatan penelitian, desain penelitian, populasi dan sampel, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, kerangka dasar penelitian, teknik pengolahan dan analisis data, serta prosedur penelitian. Bab IV Laporan hasil penelitian, terdiri dari gambaran lokasi penelitian, penyajian data, hasil wawancara, hasil observasi, analisis data dan faktor-faktor yang mempengaruhi. Bab V Penutup, yang berisi kesimpulan, dan saran-saran.