BAB 3 METODE PENELITIAN. Varietas Sorgum (Sorghum bicolor (L) Moench) di Lahan Tadah Hujan yang

dokumen-dokumen yang mirip
III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE. beralamat di Jl. H.R. Soebrantas No. 155 Km 18 Kelurahan Simpang Baru Panam,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

III. MATERI DAN METODE

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Alat dan Bahan Metode Percobaan

BAB III MATERI DAN METODE. sampai panen okra pada Januari 2017 Mei 2017 di lahan percobaan dan

Ciparay Kabupaten Bandung. Ketinggian tempat ±600 m diatas permukaan laut. dengan jenis tanah Inceptisol (Lampiran 1) dan tipe curah hujan D 3 menurut

III. MATERI DAN METODE

I. MATERI DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

III. BAHAN DAN METODE

III. MATERI DAN METODE

BAHAN DAN METODE. Y ijk = μ + U i + V j + ε ij + D k + (VD) jk + ε ijk

III. BAHAN DAN METODE

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Bahan Alat Rancangan Percobaan Yijk ijk

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

BAHAN DAN METODE. Y ij = + i + j + ij

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

III. METODE PENELITIAN

I. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE

III. MATERI DAN METODE

I. MATERI DAN METODE

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

III. MATERI DAN WAKTU

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto,

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei 2013 sampai Maret 2014 di

PELAKSANAAN PENELITIAN. dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau.

III. MATERI DAN METODE

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

III. BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

MATERI DAN METODE Tempat dan Waktu

BAB III. METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: cangkul, parang, ajir,

BAB III METODE PENELITIAN. Ciparay, pada ketinggian sekitar 625 m, di atas permukaan laut dengan jenis tanah

III. MATERI DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

MATERI DAN METODE. Urea, TSP, KCl dan pestisida. Alat-alat yang digunakan adalah meteran, parang,

BAHAN DAN METODE. = Respon pengamatan µ = Rataan umum α i = Pengaruh perlakuan asal bibit ke-i (i = 1,2) β j δ ij

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Agrobioteknologi,

III. METODOLOGI. Penelitian ini dilaksanakan di jalan Depag, Komplek Perumahan. Wengga 1 Blok B Nomor 54 Kelurahan Kasongan Lama, Kecamatan Katingan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Dulomo Utara, Kecamatan Kota

Percobaan 4. Tumpangsari antara Jagung dengan Kacang Tanah

BAHAN DAN METODE. Faktor kedua adalah jumlah bibit per lubang yang terdiri atas 3 taraf yaitu : 1. 1 bibit (B 1 ) 2. 2 bibit (B 2 ) 3.

MATERI DAN METODE. A 2 : 120 g/tanaman. A 3 : 180 g/tanaman

III. MATERI DAN METODE

3. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

III. MATERI DAN METODE. Agrostologi, Industri Pakan dan Ilmu Tanah dan 2). Laboratorium Ilmu Nutrisi

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Mei 2017 di Lahan Fakultas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu

III. METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan Percut

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Sepang Jaya Kecamatan Labuhan Ratu Bandar

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Percobaan

I. MATERI DAN METODE. OT1 = Tanpa Olah Tanah OT2 =Olah Tanah Maksimum Faktor kedua :Mulsa (M)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. MATERI DAN METODE. Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, terletak dijalan

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

II. METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan milik petani di Desa Dolat Rakyat-

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Timur Kabupaten Semarang dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

I. BAHAN DAN METODE. Soebrantas KM. 15 Panam, Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan

II. Materi dan Metode. Pekanbaru. waktu penelitian ini dilaksanakan empat bulan yaitu dari bulan

III. BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juli - November 2016 di Desa Dresi

MATERI DAN METODE. Jl. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan pada

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Lapangan Terpadu Universitas Lampung

III. MATERI DAN METODE

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

III. MATERI DAN METODE

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

BAHAN DAN METODE. Pada musim tanam pertama penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai

III. MATERI DAN METODE. Laboratorium Agronomi. Waktu penelitian dilakaukan selama ± 4 bulan dimulai

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, pada

TATA CARA PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. (Completely Randomized Block Design) dengan dua faktor yang disusun secara

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE

Transkripsi:

BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi umum penelitian Penelitian ini merupaka penelitian lanjutan dari penelitian sebelumnya yang berjudul Kajian Pertumbuhan, Hasil dan Growing Degree Day (GDD) Beberapa Varietas Sorgum (Sorghum bicolor (L) Moench) di Lahan Tadah Hujan yang dilakukan oleh Nicky Nastiti Intan Pertiwi. Tanaman Sorgum merupakan salah satu tanaman serealia yang memiliki potensi dapat tumbuh kembali setelah panen (ratun). Melihat potensi tersebut, maka penulis melanjutkan penelitian tersebut dengan judul Kajian Pertumbuhan Beberapa Varietas Sorgum (Sorghum bicolor (L) Moench) Pada Tanam Baru dan Ratun I di Musim Penghujan. Penelitian ini dilakukan untuk melihat potensi pertumbuhan tanaman baru dan ratun 1 sorgum di musim penghujan. Hasil penelitian ini selanjutnya diharapkan dapat digunakan petani sebagai tambahan informasi membudidayakan dan mengembangkan tanaman sorgum, baik dengan tanam baru maupun tanam ratun di musim penghujan. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan sawah desa Medalem, Kecamatan Modo, kabupaten Lamongan. Penelitian dilaksanakan dari bulan Oktober sampai Desember 2017. Pengamatan ratun dilakukan sampai tanaman berumur 35 hari setelah pengeprasan (hsp) dan tanam baru dilakukan sampai berumur 35 hari setelah tanam 17

(hst). Desa Mendalem pada ketinggian 60 m dpl dengan jenis tanah vertisol. Jumlah curah hujan selama tahun 2017 sebesar 2280 mm. Jumlah hujan selama penelitian bulan Oktober Desember yaitu 668 mm (UPT Dinas Pertanian Modo, 2017). 3.3 Bahan dan Alat Bahan utama dari percobaan ini adalah benih sorgum lima varietas yaitu Varietas Super-1, Varietas Suri 3 Agritan, Varietas Suri 4 Agritan, Varietas Numbu dan Varietas Kawali, dalam bentuk benih dan tunasa. Bahan penunjang lainnya adalah: pupuk kandang. Adapun gambar benih dan tunas beberapa varietas sorgum dapat dilihat pada Gambar 3.1 3.5. 18

Benih Sorgum : (a) (b) (c) (d) (e) Gambar 3.1 Benih Sorgum varietas Numbu, varietas Suri 3 Agritan, varietas Super 1, varietas Kawali, varietas Suri 4 Agritan. Sumber : Dokumen pribadi, 2017 Tunas Sorgum : (a) (b) (c) (d) (e) Gambar 3.2 Tunas Sorgum varietas Numbu, varietas Suri 3 Agritan, varietas Super 1, varietas Kawali, varietas Suri 4 Agritan. Sumber : Dokumen pribadi, 2017 19

3.4 Metode Penelitian 3.4.1 Rancangan Percobaan Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok petak terbagi (Split plot), meliputi: Petak Utama (PU) : Tipe Tanam (T) meliputi dua taraf yaitu T 1 T 2 : Tanam baru : Ratun I Anak petak (AP) : Varietas (V) meliputi lima taraf yaitu V 1 V 2 : Varietas Numbu : Varietas Suri 3 Agritan V 3 : Varietas Super 1 V 4 V 5 : Varietas Kawali : Varietas Suri 4 Agritan Sehingga didapatkan 10 (sepuluh) kombinasi perlakuan sebagai berikut: T 1 V 1 : Tanam baru ; Varietas Numbu T 1 V 2 : Tanam baru ; Varietas Suri 3 Agritan T 1 V 3 : Tanam baru ; Varietas Super 1 T 1 V 4 : Tanam baru ; Varietas Kawali T 1 V 5 : Tanam baru ; Varietas Suri 4 Agritan T 2 V 1 : Ratun I ; Varietas Numbu T 2 V 2 : Ratun I ; Varietas Suri 3 Agritan T 2 V 3 : Ratun I ; Varietas Super 1 T 2 V 4 : Ratun I ; Varietas Kawali T 2 V 5 : Ratun I ; Varietas Suri 4 Agritan 20

Masing-masing kombinasi perlakuan diulang tiga kali, sehingga didapatkan 30 unit percobaan. Petak percobaan disajikan pada gambar 3.3 dan petak sampel percobaan disajikan pada gambar 3.4. 21

S T B U 6 m T 1 V 3 T 1 V 5 T 1 V 1 75 cm 1,5 T 2 V 3 T 2 V 5 T 2 V 1 3 m T 1 V 5 T 1 V 2 T 1 V 5 T 2 V 5 T 2 V 2 T 2 V 5 24 m T 1 V 2 T 1 V 1 T 1 V 3 T 2 V 2 T 2 V 1 T 2 V 3 T 1 V 4 T 1 V 3 T 1 V 4 T 1 V 4 T 2 V 3 T 2 V 4 T 1 V 1 T 1 V 4 T 1 V 2 T 2 V 1 T 2 V 4 T 2 V 2 ULANGAN I ULANGAN I1 ULANGAN III ULANGAN I ULANGAN I1 ULANGAN III PU : T 1 PU : T 2 Gambar 3.3 Denah Petak Percobaan Keterangan : Petak Utama (PU) : Tipe Tanam (T) T 1 : Tanam baru T 2 : Ratun I Anak petak (AP) : Varietas (V) V 1 : Varietas Numbu V 2 : Varietas Suri 3 Agritan V 3 : Varietas Super 1 V 4 : Varietas Kawali : Varietas Suri 4 Agritan V 5 22

1,5 m 3 m Gambar 3.4 Denah Pengambilan Sampel Tanaman Keterangan : Jarak Tanam Jumlah populasi perpetak : Tanaman Sampel : 25 x 60 cm : 30 Tanaman 23

Jumlah populasi tanaman sampel : 5 tanaman sampel 3.5 Pelaksanaan Penelitian 3.5.1 Perlakuan tipe tanam 3.5.1.1 Ratun I Tahapan pelaksanannya yaitu : a) Pemotongan Batang Pemotongan batang sorgum dilakukan ketika batang tanaman sorgum yang selesai dipanen pada musim pertama dilakukan pemotongan 5 cm 10 cm setelah ruas pertama diatas permukaan tanah. Batang sorgum yang telah dipotong dibiarkan sehingga tunas tanaman sorgum tumbuh dari pangkal batang. Tunas-tunas yang tumbuh disebut ratun. Gambar pemotongan batang/kepras dapat dilihat pada Gambar 3.5. Gambar 3.5 pengeprasan batang induk. Sumber : Dokumen pribadi, 2017 b) Pemupukan 24

Pertumbuhan tanaman sorgum membutuhkan pemupukan. Pupuk yang dibutuhkan tanaman sorgum dapat dilihat pada Tabel 3.1. 25

Tabel 3.1. Umur pemupukan dan dosis pemupukan kandang ayam pada tanaman sorgum Pemupukan Waktu aplikasi hari setelah pengeprasan (hsp) Jumlah dosis 1 Umur tanaman 7 4,5 ton/ha 2 Umur tanaman 21 4,5 ton/ha c) Penyiangan Penyiangan dilakukan untuk menghindari kompetisi antara tanaman sorgum dan gulma yang akan mengakibatkan tanaman sorgum minim mendapatkan nutrisi maka di perlu dilakukan penyiangan. Penyiangan pertama dilakukan umur 21 hsp dan penyiangan kedua dilakukan umur 31 hsp, bersamaan dengan pembumbunan. Penyiangan dilakukan menggunakan tangan (dicabut) dan cangkul. Penyiangan berikutnya disesuaikan dengan populasi gulma. Gulma yang sudah dicabut dibuang ke luar area sawah. Penyiangan dapat dilihat pada Gambar 3.6. Gambar 3.6 Penyiangan gulma. Sumber : Dokumen pribadi, 2017 d) Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman Perlindungan terhadap penyebaran Organisme Penganggu Tanaman (OPT) dilakukan pemantauan setiap hari. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan jika 26

tanaman meunjukkan gejal-gejala serangan. Cara dan waktu pengendalian bergantung pada jenis hama dan penyakit yang menyerang. Jika serangan masih diambang batas wajar pencegahan dilakukan dengan cara tradisional, saat serangan OPT mencapai ambang batas normal, maka pengendalian menggunakan pestisida kimia sesuai dengan anjuran. 3.5.1.2 Tanam Baru a) Persiapan Lahan Tahap persiapan meliputi pembersihan lahan dari tanaman sebelumnya dan gulma (Gambar 3.7), pengolahan tanah menggunakan cangkul. cangkul berfungsi membalik tanah dan menggemburkannya. Lahan dibersihkan dan dipetak sesuai dengan jumlah unit percobaan dengan ukuran 30 m x 15 m, ukuran petak 3 m x 1,5 m, Saluran drainase dibuat dengan kedalaman 60 cm dan lebar 60 cm mengelilingi seluruh petak. Jarak tanam 60 cm x 25 cm dengan kedalaman lubang tanam 5 cm. Gambar 3.7 pembersihan lahan. Sumber : Dokumen pribadi, 2017 b) Persiapan Benih 27

Benih yang digunakan diperoleh dari Balai Penelitian dan Pengembangan tanaman serelia Maros Sulawesi Selatan. Benih sorgum yang baik digunakan memiliki ciri-ciri sebagai berikut : bentuk bulat halus, warna seragam sesuai varietas, bentuk tanaman tegak, tahan rebah, tahan rontok, tahan terhadap hama dan penyakit dan tidak tercamput benih lain. Benih sorgum direndam terlebih dahulu dengan air hangat untuk mempercepat pemecahan vigor benih. Perendaman benih dapat dilihat pada Gambar 3.8. Gambar 3.8 treatment benih Sorgum. Sumber : Dokumen pribadi, 2017 c) Penanaman Penanaman sorgum dilakukan di lahan sawah tadah hujan musim tanam ke-4 dengan cara tanah yang ditelah diolah kemudian ditugal dengan kedalaman 5 cm dan jarak tanam 60 cm x 25 cm. Tiap lubang tanam di isi 5 benih sorgum. d) Pemupukan Pertumbuhan tanaman sorgum membutuhkan pemupukan. Pupuk yang dibutuhkan tanaman sorgum dapat dilihat pada Tabel 3.2. 28

Tabel 3.2. Umur pemupukan dan dosis pemupukan kandang ayam pada tanaman sorgum Pemupukan Waktu aplikasi hari setelah tanam (hst) Jumlah dosis 1 Umur tanaman 7 4,5 ton/ha 2 Umur tanaman 21 4,5 ton/ha e) Penjarangan Tanaman Penjarangan dilakukan pada saat 2 mst, yaitu dengan cara mengurangi (mencabut) jumlah tanaman menjadi 1 tanaman perlubang tanam. Gambar penjarangan dapat dilihat pada Gambar 3.9. Gambar 3.9 penjarangan tanaman Sorgum. Sumber : Dokumen pribadi, 2017 f) Pengendalian OPT Perlindungan terhadap penyebaran Organisme Penganggu Tanaman (OPT) dilakukan pemantauan setiap hari. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan jika tanaman meunjukkan gejal-gejala serangan. Cara dan waktu pengendalian bergantung pada jenis hama dan penyakit yang menyerang. Jika serangan masih diambang batas wajar pencegahan dilakukan dengan cara tradisional, saat serangan OPT mencapai 29

ambang batas normal, maka pengendalian menggunakan pestisida kimia sesuai dengan anjuran. g) Penyiangan Menghidari kompetisi antara tanaman sorgum dan gulma yang akan mengakibatkan tanaman sorgum minim mendapatkan nutrisi maka di perlu dilakukan penyiangan. Penyiangan pertama dilakukan umur 21 hst dan penyiangan kedua dilakukan umur 31 hst, bersamaan dengan pembumbunan. Penyiangan dilakukan menggunakan tangan (dicabut) dan cangkul. Penyiangan berikutnya disesuaikan dengan populasi gulma. Gulma yang sudah dicabut dibuang ke luar area sawah. Penyiangan dapat dilihat pada Gambar 3.10. Gambar 3.10 penyiangan tanaman Sorgum. Sumber : Dokumen pribadi, 2017 30

3.6 Pengamatan Variabel Pertumbuhan Tanaman Pengamatan dilakukan dengan cara non destruktif (tidak merusak tanaman). Variabel pengamatan pertumbuhan antara lain : 3.6.1 Tipe tanam : tanam baru Variabel pengamatan pertumbuhan non destruktif antara lain : 1. Persentase Perkecambahan (%) Pengamatan persentase perkecambahan dilakukan mulai saat munculnya koleoptil ke permukaan tanah. Pengamatan dilakukan setiap hari mulai umur 3 hst sampai 10 hst. Persentase Perkecambahan dihitung dengan rumus : Persentase tumbuh = Jumlah perkecambahan x 100 % Total tanaman per plot 2. Laju Perkecambahan (%) Pengamatan perkecambahan dilakukan mulai saat munculnya koleoptil ke permukaan tanah. Pengamatan dilakukan setiap hari mulai umur 3 hst sampai 10 hst. Laju perkecambahan dihitung dengan menggunakan rumus: Laju perkecambahan = N 1 T 1 + N 2 T 2 +... + N 10 T 10 total benih yang berkecambah Keterangan : N = jumlah benih yang berkecambah setiap hari T = jumlah waktu antara awal pengujian sampai dengan akhir akhir waktu pengamatan 31

3.6.2 Tipe tanam : ratun I Variabel pengamatan pertumbuhan non destruktif antara lain : 1 Persentase Tumbuh Tunas (%) Pengamatan persentase perkecambahan dilakukan mulai saat munculnya koleoptil pada batang ruas pertama. Pengamatan dilakukan setiap hari mulai umur 3 hsp sampai 10 hsp. Persentase tumbuh tunas dihitung dengan rumus : Persentase tumbuh = Jumlah tunas tumbuh x 100 % Total tanaman per plot 2 Laju Tumbuh Tunas (%) Pengamatan perkecambahan dilakukan mulai saat munculnya koleoptil pada batang ruas pertama. Pengamatan dilakukan setiap hari mulai umur 3 hst sampai 10 hst. Laju tumbuh tunas dihitung dengan menggunakan rumus: Laju perkecambahan = N 1 T 1 + N 2 T 2 +... + N 10 T 10 total tunas yang tumbuh Keterangan : N = jumlah benih yang berkecambah setiap hari T = jumlah waktu antara awal pengujian sampai dengan akhir akhir waktu pengamatan 3.6.3 Tipe tanam : tanam baru dan ratun I 1 Tinggi Tanaman (cm) Pengukuran tinggi tanaman dilakukan dengan cara mengukur tinggi tanaman sorgum dari permukaan tanah sampai ujung daun tertinggi dengan satuan cm. Alat 32

ukur yang digunakan adalah meteran roll 250 cm X 25 cm. Diukur pada saat tanaman berumur 15 hst, 25 hst dan 35 hst. 2 Jumlah Ruas (buah) Penghitungan jumlah ruas dilakukan dengan mneghitung ruas pada batang tanaman sorgum. Diukur pada saat tanaman berumur 15 hst, 25 hst dan 35 hst, 3 Diameter Batang (cm) Pengukuran dilakukan pada bagian tengah batang sorgum dengan satuan sentimeter menggunakan jangka sorong. Diukur pada saat tanaman berumur 15 hst, 25 hst dan 35 hst. 4 Jumlah Daun (helai) Jumlah daun diketahui dengan cara menghitung jumlah helai daun tanaman sorgum pada masing - masing sampel tanaman. Daun yang dihitung adalah daun yang telah membuka penuh dan berwarna hijau. Jumlah daun dihitung sejak muncul daun pertama sampai munculnya daun bendera. Penghitungan jumlah daun dilakukan pada saat tanaman berumur 15 hst, 25 hst dan 35 hst. 5 Luas Daun (cm 2 ) Pengukuran luas daun dilakukan satu minggu sekali. Alat ukur yang digunakan penggaris JOYKO stainless steel 100 cm. Pengukuran dilakukan saat tanaman berumur 15 hst, 25 hst dan 35 hst. Rumus perhitungan luas daun sebagai berikut : LD = P x L x K Keterangan : LD = luas daun (cm 2 ) P = panjang daun (cm) 33

L K = lebar daun (cm) = faktor koreksi Faktor koreksi luas daun ditentukan dengan cara mengambil secara acak daun tanaman pada tanaman sampel (Agustina dan Dewani, 2003). Daun digambar sesuai dengan bentuknya pada kertas putih ukuran folio yang sudah diketahui luas dan berat kertas tersebut, kemudian gambar daun pada kertas putih menggunakan bubuk pensil/arang lalu keras digunting dan timbang. Ukur panjang dan lebar maksimum dari setiap daun. Menghitung nilai faktor koreksi dengan rumus (Agustina, et al, 2003) : K = C/B x A p x l Luas daun taksiran: LD (cm 2 ) = (p x l x k) Keterangan: A = luas kertas folio (cm 2 ) B = berat kertas folio (g) C = berat gambar (g) l = lebar daun (cm) p = panjang daun (cm) K = faktor koreksi 3.7 Analisis Ragam (Anova) Analisis ragam dilakukan untuk mengetahui pengaruh nyata perlakuan melalui Uji F 5%. Perlakuan yang memperlihatkan pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan dan komponen hasil kemudian diuji lebih lanjut dengan Duncan s multiple range test dengan taraf signifikasi 5%, adapun formulasi uji Duncan adalah sebagai berikut :. 34

DMRTɑ = R (p, v, ɑ). KT Galat r Keterangan : R (ρ, v, α) : tabel nilai kritis uji perbandingan berganda Duncan ρ : jumlah perlakuan dikurangi 1 (sebanyak p -1) v : derajat bebas galat (db galat) α : taraf nyata yang digunakan KTG : kuadrat tengah galat r :jumlah ulangan pada tiap nilai tengah perlakuan yang dibandingkan 35

36