BAB III PROFIL BAZNAS KOTA SEMARANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. oleh seluruh bangsa di dunia, termasuk Indonesia. Salah satu problematika

PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR 4 TAHUN 2004

BAB III TINJAUAN UMUM KANTOR UPZ (UNIT PENGUMPUL ZAKAT) KECAMATAN TANGGEUNG CIANJUR

SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N

PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH

BAB I PENDAHULUAN. hal Didin Hafidhuddin, Zakat dalam Perekonomian Modern, Jakarta: Gema Insani, 2002,

BAB IV STRATEGI MANAJEMEN BAZ KOTA MOJOKERTO DALAM MENJAGA LOYALIYAS MUZAKKI< A. Urgensi Loyalitas Muzakki> Pada BAZ Kota Mojokerto

BAB IV EFEKTIVITAS PENDISTRIBUSIAN ZAKAT DI BAZ KOTA SEMARANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAK DAN SHADAQAH

BUPATI MERANGIN, Menimbang : a.

BAB V PEMBAHASAN. berpengaruh terhadap minat membayar zakat di Badan Amil. Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Gresik.

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2015

Lampiran D UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR : 13 TAHUN 2003 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA WALIKOTA SOLOK

BAB I PENDAHULUAN. Namun, pada kenyataannya, masih ada yang tidak mendapat bagian. Inilah yang

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

BAB I PENDAHULUAN. minallah atau dimensi vertikal dan hablum minannas atau dimensi horizontal.

KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 373 TAHUN 2003 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 38 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

BAB I PENDAHULUAN. Gema Insani Press, 1995, hlm. 92. Gema Insani Press, 2002, hlm Yusuf Qardhawi, Kiat Islam Mengentaskan Kemiskinan, Jakarta:

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 83 TAHUN : 2008 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 2 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG LAZISMU PEKANBARU. A. Sejarah Singkat Berdirinya Lazismu Pekanbaru

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SEMARANG,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

BAB I PENDAHULUAN. dijauhi. Diantara perintah-perintah tersebut adalah saling berbagi - bagi

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa melaksanakan pembangunan yang bersifat fisik materil dan mental

isempurnakan) PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUNINGAN,

PEMERINTAH KOTA PADANG

ABSTRAKSI PENGGUNAAN DANA ZAKAT OLEH BADAN AMIL (BAZ) SURAKARTA

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTEK PROGRAM MICROFINANCE SYARI AH BERBASIS MASYARAKAT (MISYKAT) DAN MANAJEMEN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data dari Badan Perencana Pembangunan (Bappenas) menyatakan bahwa jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per

WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : / 258 / /2010 TENTANG

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

BAB I PENDAHULUAN. membayar zakat pulalah baru diakui komitmen ke-islaman seseorang. Hal ini

ANGGARAN DASAR LEMBAGA RUMAH ZAKAT GERAKAN CINTA SHALAT (RUMAH ZAKAT GENTA) MUKADDIMAH Bismillahirrahmanirrahim

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam memahami zakat masih sedikit di bawah shalat dan puasa.

BAB II IDENTIFIKASI BADAN AMIL ZAKAT ( BAZ ) KABUPATEN SIAK

PERSETUJUAN PEMBIMBING

PELATIHAN PEYUSUNAN LAPORAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ & SEDEKAH AKUNTANSI ZAKAT (BERDASARKAN PSAK SYARIAH NO. 109)

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi oleh negara berkembang termasuk Indonesia. Masalah kemiskinan

BAB IV PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT DI BAZNAS KOTA SEMARANG UNTUK PENGEMBANGAN USAHA MIKRO. A. Program Pelaksanaan BAZNAS Kota Semarang dala Pendayagunaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Zakat merupakan salah satu rukun Islam, dan menjadi unsur pokok

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV PROFIL LEMBAGA, PEROLEHAN ZAKAT PENDISTRIBUSIANNYA PADA FAKIR MISKIN DAN ANALISA. Lembaga Amil Zakat (LAZ) Masjid Nurul Huda merupakan lembaga

BAB I PENDAHULUAN. yang berlawanan dengan semangat dan komitmen Islam terhadap. yang sejahtera dan baik yang menjadi tujuan utama mendirikan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, infaq, dan shadaqah merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO

Analisis Pengelolaan Zakat dalam Upaya Meningkatkan Kesejahteraan Mustahiq di Badan Amil Zakat Nasional Kota Cimahi

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan sangat erat, yaitu bahwa setiap harta yang sudah dikeluarkan

Undang Undang. Nomor 23 Tahun Republik Indonesia ZAKAT PENGELOLAAN. Tentang

BAB I PENDAHULUAN. yang mampu serta menjadi unsur dari Rukun Islam, sedangkan Infaq dan Shodaqoh

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penerimaan dan penyaluran dana zakat, infak, sedekah yang telah dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari dua hal, yaitu pertama, kemiskinan itu sebagai akibat dari kemalasan

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT

PEMERINTAH KOTA KEDIRI

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI)

BAB II GAMBARAN UMUM. A. Sejarah dan Perkembangan LAZISMU Pekanbaru. tidak bisa bangkit dalam hidupnya padahal jika kita mau sungguh-sungguh

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka kemiskinan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan masalah global, sering dihubungkan dengan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

PEDOMAN PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH TENTANG LAZISMU

BAB III PENYAJIAN DATA. A.Sistem Pengelolaan Zakat pada Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan Riau

BAB I PENDAHULUAN. salah satu ibadah wajib. Selain zakat fitrah yang menjadi kewajiban setiap

PENGARUH PINJAMAN MODAL TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA KECIL DI KOTA SEMARANG (Kasus Unit Usaha yang Memperoleh Pinjaman Modal dari BAZNAS Kota Semarang)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum BAZNAS Kabupaten Malang dan Kantor Pelayanan

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQOH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA SAMARINDA

BUPATI KEPULAUAN MERANTI PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan syariat Islam. Menurut Aziz

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu kewajiban yang bersifat dogmatis dan hanya mengandung

BAB III GAMBARAN UMUM BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL (BAZNAS) KABUPATEN TEMANGGUNG. 1. Sejarah Berdirinya BAZNAS Kabupaten Temanggung

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN KOMISI B-1 IJTIMA ULAMA KOMISI FATWA MUI SE INDONESIA III tentang MASAIL FIQHIYYAH MU'ASHIRAH (MASALAH FIKIH KONTEMPORER)

BAB III GAMBARAN UMUM BADAN AMIL ZAKAT. 3.1 Sejarah Singkat Organisasi Pengelolaan Zakat di Indonesia

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

Di dalam al-quran telah disebutkan bahwa zakat diperuntukkan kepada 8 as{na>f, sebagaimana surah al- Taubah ayat 60 berikut;

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB II GAMBARAN UMUM BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL KECAMATAN KOTO GASIB. A. Gambaran Umum Badan Amil Zakat Nasional Kecamatan Koto Gasib

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 05 TAHUN 2007 T E N T A N G PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ, SHODAQOH DAN WAKAF

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG WALIKOTA SERANG,

I. PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan sebuah fenomena umum yang terjadi pada negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang begitu pesat membuat perusahaan harus mampu mengelola sumber. politik, lingkungan sekitar dan kondisi ekonomi makro.

BAB I PENDAHULUAN. membayar zakat pulalah baru diakui komitmen ke-islaman seseorang. Hal ini

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN. Permasalahan kemiskinan senantiasa menarik dikaji karena merupakan masalah serius

BAB I PENDAHULUAN. posisi sangat penting, strategis dan menentukan bagi pembangunan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENINGKATAN KUALITAS SDM BAZNAS MENUJU PROFFESIONALISME PENGELOLAAN ZAKAT

HAK ZAKAT BAGI PENGUNGSI

Transkripsi:

BAB III PROFIL BAZNAS KOTA SEMARANG A. Sejarah Perkembangan dan Landasan Yuridis BAZNAS Kota Semarang 1. Sejarah Perkembangan BAZNAS Kota Semarang Pembayaran zakat di Indonesia selama ini mengalami banyak sekali perubahan. Pembayaran zakat pertama kali dilakukan oleh masyarakat yang diserahkan langsung kepada mustahiq, kemudian pada selanjutnya sudah mulai timbul amil zakat yang berbentuk pengurus, yang berfungsi dalam jangka waktu tertentu dan kemudian dibubarkan. Meskipun demikian, pembayaran zakat secara individual dan oleh amil pada saat sekarang ini masih tetap berlangsung. Kemudian pada tahap selanjutnya pemerintah mulai turun tangan dalam pembentukan suatu badan amil zakat. Pada awal pembentukannya badan amil zakat disambut oleh berbagai kalangan, karena di dalamnya duduk juga tokoh-tokoh masyarakat dan agama. Dan untuk memfasilitasi pembayaran zakat di wilayah Kota Semarang, dalam hal ini Pemerintah Kota Semarang melalui Keputusan Walikota tanggal 19 Maret 1999 Nomor : 451.1/191 membentuk Bazis (Badan Amil Zakat, Infaq dan Shodaqoh) yang bertugas mengelola dana zakat, infaq dan shodaqoh. Kemudian pada tahap selanjutnya Bazis tidak dapat berjalan dengan maksimal. Sehubungan dengan itu untuk lebih bisa memaksimalkan dana zakat yang dikeluarkan oleh masyarakat, maka dalam hal ini pemerintah kota Semarang melalui keputusan Wali Kota Semarang Nomor : 451.1.05/159 tertanggal 13 Juni 2003 membentuk Badan Amil Zakat (BAZ) Kota Semarang yang diikuti dengan pembentukan Badan Amil Zakat (BAZ) ditingkat Kecamatan di Kota Semarang. Hal ini dimaksudkan untuk menggali potensi swadaya, guna menanggulangi kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan yang masih menghinggapi masyarakat yang pada gilirannya dapat menjembatani kesenjangan sosial, peningkatan sumber daya manusia dan untuk 29

30 pemberdayaan ekonomi umat. 1 Dengan adanya BAZ ini diharapkan dapat ikut serta meringankan beban masyarakat yang semakin terhimpit oleh persoalan ekonomi. Namun, belum terwujudnya harapan tersebut didasarkan pada kenyataan, bahwa di dalam ajaran agama Islam terdapat kewajiban untuk melaksanakan zakat, infaq dan sadaqah, tetapi belum semua muslim mengamalkannya. Baik disebabkan kurangnya kesadaran maupun kurangnya pengetahuan agama. Disamping itu juga penyaluran zakat masih bersifat pribadi, konsumtif sehingga manfaatnya bagi kesejahteraan masyarakat masih terbatas. Dengan adanya BAZ diharapkan dapat dijadikan sebagai lembaga yang dapat menampung dana zakat tersebut yang nantinya dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan umat. 2. Landasan Yuridis BAZNAS Kota Semarang Dalam menjalankan tugasnya, Badan Amil Zakat (BAZ) Kota Semarang mempunyai landasan yuridis yang dijadikan pedoman dalam pengelolaan dana zakat. Berikut adalah landasan yuridis BAZNAS Kota Semarang: a. Al-Qur an Dalil yang paling jelas tentang tanggung jawab negara dengan petugas dan departemen khususnya adalah firman Allah yang menyebutkan orang-orang yang bertugas mengumpulkan dan menyalurkan zakat, yaitu para petugas zakat. Selain itu, Allah juga memberikan hak, tanpa harus mengambil dari yang lain untuk menjamin kebutuhan hidupnya. Artinya: Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan 2016 1 Wawancara dengan pak Ashar Manajemen BAZNAS Kota Semarang,,tgl 4 november

31 mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui (At-Taubah: 103) Dalam surat yang sama (At-Taubah: 60) Allah SWT juga menjelaskan tentang orang-orang yang berhak menerima zakat, Artinya: Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, Para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana b. Al-Hadits c. Undang-Undang Dasar 1945 pasal 29 d. Undang-Undang no. 38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat e. Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia No. 373 Tahun 2003 tentang Pelaksanaan Undang-Undang No. 38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat 2 B. Visi dan Misi BAZNAS Kota Semarang BAZNAS Kota Semarang mempunyai visi Mewujudkan pengelolaan zakat, infaq dan shodaqoh (ZIS), yang berdaya guna dan berhasil guna berdasarkan asas keadilan dan keterbukaan.. Sedangkan misi dari Badan Amil Zakat (BAZ) Kota Semarang yaitu: 1. Menumbuhkan kepercayaan masyarakat muslim akan arti pentingnya ZIS. 2. Mengelola dana ZIS secara profesional, berbasis manajemen modern dan syari ah. 2 Dokumentasi BAZNAS 2016

32 3. Memberdayakan dan meningkatkan kesejahteraan hidup kaum ekonomi lemah (dhuafa ). Pengelola zakat, selain memiliki visi dan misi juga mempunyai moto. Moto dari Badan Amil Zakat (BAZ) Kota Semarang adalah Meneguhkan hati, mengikhlaskan amal, berbagi sesama 3 C. Fungsi dan Tugas BAZNAS Kota Semarang Dengan adanya BAZ diharapkan potensi zakat yang ada di wilayah Kota Semarang dapat dimaksimalkan dan didayagunakan sesuai dengan ketentuan yang ada di UU No. 38 yang menjelaskan tentang pengelolaan zakat. Yang nantinya harta zakat tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat yang ada di Kota Semarang, khususnya umat Islam. Adapun fungsi dan tugas BAZ Kota Semarang sebagaimana terdapat dalam diktum pertama keputusan walikota Semarang tentang pembentukan BAZ Kota Semarang adalah sebagai berikut: 1. Menyelenggarakan tugas administrasi dan teknis pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan zakat. 2. Mengumpulkan dan mengolah data yang diperlukan untuk penyusunan rencana pengelolaan zakat. 3. Menyelenggarakan dalam program bimbingan dibidang pengelolaan, pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan zakat. 4. Melaksanakan pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan zakat, menyusun rencana dan program pelaksanaan pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan zakat, serta penelitian dan pengembangan pengelolaan zakat. Dan untuk bisa merealisasikan fungsi dan tugas dari BAZ itu sendiri maka dibentuklah struktur kepengurusan yang teratur dalam mengadakan pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab secara merata. Struktur organisasi BAZ Kota Semarang meliputi: 3 http://www.baznaskotasemarang.com diakses pada 6 mei 2016

33 1. Dewan Pertimbangan, meliputi: Penasehat, Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Wakil Sekretaris, dan Anggota 2. Komisi Pengawas, meliputi : Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Wakil Sekretaris, dan Anggota 3. Badan Pelaksana, meliputi : Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Wakil Sekretaris, Bendahara, Wakil Bendahara, Seksi-seksi : (1) Pengumpulan, (2) Pendistribusian, (3) Pendayagunaan, dan (4) Pengembangan Adapun personalia dan susunan pengurus BAZ Kota Semarang berdasarkan surat edaran dari Walikota Semarang Nomor: 451.05/159, dan mempunyai masa tugas selama 3 tahun. Adapun bagan struktur organisasi BAZNAS Kota Semarang sebagai berikut:

34 Gambar 3.1 Bagan Struktur Organisasi BAZNAS Kota Semarang periode 2016-2019 Dewan Pertimbangan Dewan Pelaksana Dewan Pengawas Ketua Wakil ketua Ketua Wakil ketua Penganggung Jawab Sekretaris Sekretaris Bendahara Ketua Wakil ketua Anggota 3 orang Sekretaris Anggota 3 orang Ketua Seksi Pengumpul Ketua Seksi Pendistribusian Ketua Seksi Pendayagunaan Ketua Seksi Pengembangan Anggota 3 orang Anggota 3 orang Anggota 3 orang Anggota 3 orang Muzakki Mustahik Mustahik Motivator Sumber: Dokumentasi BAZNAS Kota Semarang

35 Adapun tugas dan wewenang pengurus BAZNAS Kota Semarang adalah sebagai berikut: 1. Dewan pertimbangan Berfungsi memberikan pertimbangan, saran, fatwa dan rekomendasi kepada Badan Pelaksana dan Komisi Pengawasan dalam pengelolaan Badan Amil Zakat, meliputi: aspek syari ah dan aspek manajerial. Tugas pokok yaitu: a. Memberikan garis-garis kebijakan umum Badan Amil Zakat b. Mengesahkan rencana kerja dari Badan Pelaksana dan Komisi Pengawas c. Mengeluarkan fatwa syari ah baik diminta maupun tidak berkaitan dengan hukum zakat yang wajib diikuti oleh pengurus BAZNAS d. Memberikan pertimbangan saran dan rekomendasi kepada Badan Pelaksana dan Komisi Pengawas baik diminta maupun tidak e. Memberikan persetujuan atas laporan tahunan hasil kerja Badan Pelaksana dan Komisi Pengawas 2. Dewan pengawas Syariah Berfungsi sebagai pengawas internal lembaga atas operasional kegiatan yang dilaksanakan Badan Pelaksana. Tugas pokok yaitu: a. Mengawasi pelaksanaan rencana kerja yang telah disahkan b. Mengawasi pelaksanaan kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan Dewan Pertimbangan c. Mengawasi operasional kegiatan yang dilaksanakan Badan Pelaksana, yang mencakup: pengumpulan, pendistribusian, pendayagunaan dan pengembangan d. Melakukan pemeriksaan operasional dan pemeriksaan syari ah 3. Dewan Pelaksana Berfungsi sebagai pelaksana dalam pengelolaan Badan Amil Zakat. Tugas pokok yaitu: a. Membuat rencana kerja

36 b. Melaksanakan operasional pengelolaan zakat sesuai rencana kerja yang telah disahkan dan sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan c. Menyusun laporan tahunan d. Menyampaikan laporan pertanggung-jawaban kepada pemerintah e. Melakukan sosialisasi tentang zakat kepada masyarakat secara terusmenerus dan berkesinambungan 4 D. Program BAZNAS Kota Semarang 1. Semarang Makmur a. Bina Mitra Mandiri Merupakan program pemberdayaan ekonomi produktif yang dikelola secara sistematis, intensif dan berkesinambungan. Disini peserta (mustahik) diberikan dana bergulir, keterampilan, wawasan berusaha dan pendampingan usaha, pendidikan menabung, penggalian potensi, pembinaan akhlak dan karakter menjadi berdaya dan didorong untuk lebih mandiri. b. Sentra Ternak Merupakan program pemberdayaan ekonomi produktif kepada masyarakat miskin yang dikelola secara bergulir, intensif dan berkesinambungan. Disini peserta (mustahik) diberikan bantuan berupa hewan ternak untuk di budidayakan dan diberikan pendampingan, pembinaan yang berkesinambungan untuk didorong lebih mandiri. 2. Semarang Pintar a. Beasiswa Mahasiswa Produktif Merupakan program pemberdayaan dan pemberian beasiswa bagi mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Kota Semarang dengan bekal pemahaman agama yang utuh. Peserta ikut berpartisipasi dan berperan aktif dalam program-program BAZ Kota Semarang. b. Beasiswa Pelajar Aliyah & Santri Berdayaguna Merupakan program beasiswa, pelatihan dan pemberdayaan bagi generasi muda yang bertujuan membentuk generasi yang mandiri, 4 Dokumentasi BAZNAS 2016

37 memiliki kamampuan motivasi, bermental leadership dan enterpreneurship. Diharapkan mereka tidak hanya cerdas tetapi juga memiliki kemampuan berusaha secara mandiri. c. Beasiswa Dhuafa untuk Pelajar MI dan MTs Merupakan program beasiswa kepada pelajar kurang mampu yang bertujuan membantu meringankan beban biaya pendidikan dalam membentuk generasi yang cerdas dan mandiri. d. Bantuan Pendidikan Merupakan program bantuan pendidikan kepada pelajar kurang mampu yang bertujuan membantu meringankan beban biaya pendidikan dalam membentuk generasi yang cerdas, mandiri, memiliki kamampuan motivasi, bermental leadership dan enterpreneurship. 3. Semarang Sehat a. Layanan Kesehatan untuk Kaum Dhuafa Merupakan program layanan kesehatan kepada mustahik di Kota Semarang seperti pengobatan gratis, khitanan massal, jambanisasi WC umum, subsidi pengobatan di Rumah Sakit dll. 4. Semarang Peduli a. Merupakan program pemberian bantuan sosial kepada mustahik di Kota Semarang yang sifatnya tanggap darurat seperti bantuan kepada masyarakat yang terkena musibah/bencana baik banjir, rob dan tanah longsor, bedah rumah warga miskin, dan orang terlantar (Ibnu Sabil). 5. Semarang Taqwa a. Tebar Qur an Merupakan program layanan memakmurkan masjid dan atau musholla di Kota Semarang dengan memberikan bantuan Al Qur an b. Stimulus Pengembangan Masjid/ Musholla Merupakan pemberian bantuan dana untuk masjid dan musholla di Kota Semarang yang sifatnya stimulus sehingga bisa membantu memakmurkan masjid/musholla

38 E. Sistem Pengawasan dan Implementasi Pengawasan Pengelolaan Zakat BAZNAS Kota Semarang 1. Pelaksanaan Pengawasan Pengelolaan Zakat BAZNAS Kota Semarang Pengawasan terhadap pengelolaan zakat merupakan keharusan, sehingga dengan adanya pengawasan diharapkan zakat di BAZNAS kota Semarang berjalan sesuai dengan tujuan dari pengelolaan zakat. Proses jalannya pengawasan pengelolaan zakat adalah sebagai berikut: Kepala BAZNAS Kota Semarang membentuk tim pengawas yang melibatkan pegawai di Kementerian Agama Kota Semarang dan tokoh masyarakat atau ulama setempat, kemudian pengawas memanggil para pengelola zakat untuk dimintai pertanggung jawabannya yang berupa laporan hasil pengelolaan zakat. Selain itu pengawas terjun langsung untuk memantau para pengelola zakat untuk mengetahui apakah sudah berjalan secara benar dalam mengelola harta zakat. Pengawasan yang dilakukan oleh beberapa lembaga pengelola zakat yang ada di Indonesia secara umum melalui pembentukan badan pengawas yang masuk dalam struktur organisasi. Hal ini diatur dalam pasal 6 ayat (5) Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat yang mengharuskan dalam setiap Badan Amil Zakat memiliki Badan Pengawas yang setiap saat bisa melakukan audit terhadap suatu lembaga pengelola zakat. Langkah-langkah pengawasan yang dilakukan di BAZNAS Kota Semarang, meliputi: 5 a. Penetapan Standar Langkah pertama dalam proses pengawasan adalah menetapkan standar atau alat ukur,dengan alat pengukur itu barulah dapat dikatakan apakah tugas pengelola zakat sudah berjalan dengan baik. Standar ini diperoleh dari rencana tersendiri yang telah dijabarkan dalam targettarget yang dapat diukur, baik kualitasnya maupun kuantitasnya. november 2016 5 Wawancara dengan pak Ashar Manajemen BAZNAS Kota Semarang pada tangga 4

39 b. Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan Langkah kedua dari pengawasan adalah mengukur pelaksanaan kegiatan terhadap pelaksanaan tugas-tugas pengelola zakat yang telah ditetapkan. Dalam fase ini diadakan pemeriksaan dan penelitian bagaimana dan sejauhmana rencana yang telah ditetapkan itu berhasil dapat dilaksanakan. Hal ini dilakukan dengan berbagai macam cara, yaitu: 6 1) Peninjauan Pribadi Yaitu mengawasi dengan jalan meninjau secara pribadi, sehingga dapat dilihat sendiri pelaksanaan pekerjaan. Dalam BAZNAS Kota Semarang peninjauan pribadi terhadap pelaksanaan pengelola zakat tidak pernah dilakukan oleh komisi pengawas, dikarenakan kesibukannya dalam urusan ketatadaerahan dan bisa jadi pengawasan dengan meninjau secara pribadi itu dirasa memberi kesan kepada bawahan bahwa mereka diamati secara keras dan kuat, jadi bisa menimbulkan ketidaknyamanan dalam melaksanakan pengelolaan zakat. 2) Pengawasan Melalui Laporan Lisan Dengan cara ini pengawasan dilakukan dengan mengumpulkan fakta-fakta melalui laporan lisan yang diberikan bawahan. Dalam hal ini dari pengelola zakat melaporkan hasil dari apa yang telah dilaksanakan kepada ketua secara lisan setiap kali ada rapat, namun sering kali dari komisi pengawas tidak bisa menghadiri rapat ini padahal dari sinilah salah satu bentuk dari pengawasan yang harusnya dilakukan oleh komisi pengawas. 3) Pengawasan Melalui Laporan Tertulis Laporan tertulis merupakan suatu pertanggungjawaban kepada atasannya mengenai pekerjaan yang dilaksanakan, sesuai dengan instruksi dan tugas-tugas yang diberikan atasan kepadanya. 2016 6 Wawancara dengan pak Ashar Manajemen BAZNAS Kota Semarang,,tgl 4 november

40 Biasanya di BAZNAS Kota Semarang laporan tertulis itu berupa laporan pertanggungjawaban pengurus setiap satu tahun sekali. 4) Pengawasan Laporan Khusus Pengawasan yang berdasarkan pengecualian (control by exception) adalah suatu sistem pengawasan dimana pengawasan itu ditujukan kepada soal-soal pengecualian. Jadi pengawasan hanya dilakukan bila diterima laporan yang menunjukkan adanya peristiwa-peristiwa yang istimewa. c. Koreksi Terhadap Kemungkinan yang Terjadi Dari hasil penilaian yang telak dilakukan dapatlah diketahui dengan pasti, apakah pelaksanaan tugas pengelola zakat dan hasinya sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Ataukah sebaliknya terjadi penyimpangan, maka pimpinan BAZNAS Kora Semarang haruslah segera mengambil tindakan perbaikan. Sehingga pelaksanaan tugas pengelola zakat dapat berjalan sesuai rencana dan berhasil dapat mencapai target yang telah ditetapkan. Begitu juga yang dilakukan dalam BAZNAS Kota Semarang, apabila ada pegawai yang melanggar peraturan yang telah ditetapkan maka pegawai tersebut diberi sanksi. Sebagaimana yang telah ditetapkan di BAZNAS Kota Semarang. Menurut ketentuan Undang-Undang Zakat tersebut, pengawasan terhadap pengelolaan zakat harus dilakukan oleh unsur pengawas yang dipilih oleh anggota lembaga. Unsur pengawas ini seharusnya ada setiap lembaga amil pada setiap tingkatan Badan Amil Zakat mulai dari pusat hingga daerah bahkan kecamatan. Keberadaan Badan Pengawas memang tidak mutlak adanya sebagai sebuah lembaga yang mengawasi kinerja lembaga. Dalam Undang-Undang Zakat, pemerintah juga tidak hanya mempercayakan kepada pengawas struktural yang ada, namun masyarakat juga memiliki hak untuk menjadi pengawas terhadap kinerja lembaga amil sebagaimana yang dijelaskan pada pasal 20 UU Nomor 38 Tahun 1999, bahwa

41 masyarakat dapat berperan serta dalam pengawasan Badan Amil Zakat dan Lembaga Amil Zakat. Dalam hal pengawasan ini, selanjutnya dijelaskan bahwa peran serta masyarakat diwujudkan memiliki implikasi sebagai berikut: 1) Memperoleh informasi tentang pengelolaan zakat yang dikelola oleh Badan Amil Zakat dan Lembaga Amil Zakat. 2) Menyampaikan saran dan pendapat kepada badan atau lembaga amil zakat. 3) Memberikan laporan atas terjadinya penyimpangan pengelolaan zakat (Pasal 20 penjelasan atas UU No. 38 Tahun 1999). Dalam sistem pengawasan BAZ tergolong ada dua yakni pengawasan internal dan pengawasan eksternal. 2. Pengawasan BASNAS Kota Semarang Persoalan pengawasan merupakan persoalan yang sangat rumit, seperti pengawasan pengelolaan zakat. Misanya kita mengetahui dan menyadari bahwa apabila ditinjau dari ketentuan syari at Islam, maka persoalan pengawasan pengelolaan zakat adalah sangat sederhana, sebab hanya didasari atas dasar saling percaya antara pihak yang terlibat dalam pengelolaan zakat. Di suatu segi memang hal ini kelihatan mudah. Artinya, tidak ada tata cara yang mengatur tentang pengawasan pengelolaan zakat secara mendetail. Dan jika dari sisi lain akibatnya adalah tidak adanya usaha administrasi yang baik. Kebanyakan orang yang mengawasi pengelolaan zakat hanya sekedar menjalankan tugas sebagai pengawas, tidak secara berkesinambungan, sehingga sering kali masalah yang muncul akan membahayakan harta zakat tersebut. a. Cara pelaksanaan pengawasan pengelolaan zakat yang dilakukan BAZNAS Kota Semarang 7 november 2016 7 Wawancara dengan pak Ashar Manajemen BAZNAS Kota Semarang pada tangga 4

42 1) BAZNAS Kota Semarang bersama-sama dengan jajarannya mengadakan pengawasan 2) Dari pihak BAZNAS Kota Semarang mengecek bentuk laporan hasil pengelolaan zakat 3) Mengadakan sosialisasi kepada pengelola zakat 4) Memantau para pengelola zakat, apakah sudah bekerja dengan baik atau benar b. Fungsi pengawasan pengelolaan zakat yang dilakukan BAZNAS Kota Semarang 1) Agar pengelola zakat bekerja dengan baik dan sungguh-sungguh 2) Agar harta zakat benar-benar dimanfaatkan dan dikelola dengan baik 3) Agar harta zakat tidak hilang