Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang saat ini sedang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan

diantaranya telah meninggal dunia dengan Case Fatality Rate (CFR) 26,8%. Penyakit

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. prevalensi penyakit infeksi (penyakit menular), sedangkan penyakit non infeksi

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. dari orang per tahun. 1 dari setiap 18 kematian disebabkan oleh stroke. Rata-rata, setiap

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular yang lebih dikenal dengan sebutan transisi epidemiologi. 1

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular (noncommunicable diseases)seperti penyakit jantung,

BAB I PENDAHULUAN. ditularkan dari orang ke orang. Mereka memiliki durasi panjang dan umumnya

BAB 1 PENDAHULUAN. cerebrovascular disease (CVD) yang membutuhkan pertolongan dan penanganan

BAB I PENDAHULUAN. mencakup dua aspek, yakni kuratif dan rehabilitatif. Sedangkan peningkatan

BAB 1 PENDAHULUAN. negara agraris yang sedang berkembang menjadi negara industri membawa

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Indonesia saat ini juga

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat PTM mengalami peningkatan dari 42% menjadi 60%. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. yang merajarela dan banyak menelan korban. Namun demikian, perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi dan malnutrisi, pada saat ini didominasi oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolik. dari metabolisme karbohidrat dimana glukosa overproduksi dan kurang

Stroke merupakan penyebab kematian ketiga terbanyak di Amerika Serikat. Pada 2002, stroke membunuh sekitar orang. Jumlah tersebut setara

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular atau NCD (Non-Communicable Disease) yang ditakuti karena

BAB I PENDAHULUAN UKDW. penyakit yang sering dijumpai dalam praktek kedokteran. Data epidemiologis

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan perseorangan dan upaya kesehatan masyarakat. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam masyarakat, termasuk di Indonesia. Bangsa Indonesia yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. bervariasi. Insidensi stroke hampir mencapai 17 juta kasus per tahun di seluruh dunia. 1 Di

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan

BAB I PENDAHULUAN. degeneratif seperti jantung koroner dan stroke sekarang ini banyak terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia. Prevalensi stroke meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. jantung sebagai pemompa, kelainan dinding pembuluh darah dan komposisi

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit jantung dan pembuluh darah (PJPD) merupakan penyebab utama

BAB 1 PENDAHULUAN. Premier Jatinegara, Sukono Djojoatmodjo menyatakan masalah stroke

BAB I. Pendahuluan. A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran/polusi lingkungan. Perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke dapat menyerang kapan saja, mendadak, siapa saja, baik laki-laki atau

BAB 1 PENDAHULUAN. karena semakin meningkatnya frekuensi kejadiannya di masyarakat. 1 Peningkatan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat serius saat ini adalah hipertensi yang disebut sebagai the silent killer.

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut WHO (2001) stroke adalah tanda tanda klinis mengenai gangguan

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan bangsa yang signifikan tidak terlepas dari Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Asia, khususnya di Indonesia, setiap tahun diperkirakan 500 ribu orang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan 63% penyebab kematian di seluruh dunia dengan membunuh 36 juta jiwa

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya.

BAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang. Stroke adalah sindroma yang ditandai oleh onset. akut defisit neurologis/ gangguan fungsi otak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. American Heart Association, 2014; Stroke forum, 2015). Secara global, 15 juta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan terpotongnya suplai oksigen dan nutrisi yang mengakibatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi dan peningkatan perekonomian ke

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit

BAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab

BAB 1 PENDAHULUAN. ke bagian otak sehingga mengakibatkan hilangnya fungsi otak (Smeltzer &

BAB I PENDAHULUAN. Sindroma akibat Gangguan Peredaran Darah Otak (GPDO) atau yang

BAB 1 PENDAHULUAN. otak yang terganggu ( World Health Organization, 2005). Penyakit stroke

BAB I PENDAHULUAN. Kardiovaskuler (PKV) (Kemenkes RI, 2012). World Health Organization. yang berpenghasilan menengah ke bawah (WHO, 2003).

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun terus meningkat, data terakhir dari World Health Organization (WHO)

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit tidak menular banyak ditemukan pada usia lanjut (Bustan, 1997).

BAB I PENDAHULUAN. dan kapan saja (Muttaqin, 2008). Corwin (2009) menyatakan dalam Buku Saku

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk. Menurut Kemenkes RI (2012), pada tahun 2008 di Indonesia terdapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit tidak menular (PTM) merupakan masalah kesehatan utama di

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam otak yang mengakibatkan kematian sel otak. dan ada riwayat keluarga yang menderita stroke (Lewis, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar belakang. Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker,

BAB I PENDAHULUAN. meningkat menjadi tahun. Dalam hal ini secara demografi struktur umur

BAB 1 PENDAHULUAN. terhentinya suplai darah ke otak karena sumbatan (stroke iskemik) atau

BAB I PENDAHULUAN. 2009). Penyakit hipertensi sering disebut sebagai the silent disease atau penderita tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. karena terjadinya gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi pada siapa saja

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan gangguan neurologis fokal maupun global yang terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. pembuluh darah dalam mengalirkan darah ke otak. Ini bisa disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Stroke merupakan masalah kesehatan yang utama bagi masyarakat modern

BAB I PENDAHULUAN. maksud untuk mengetahui dan memperbaiki kerusakan otak (Brown CV, Weng J,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. menular yang banyak menyebabkan kematian. Masalah tersebut menjadi

BAB I PENDAHULUAN. dengan menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk. negara-negara dunia diprediksikan akan mengalami peningkatan.

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Stroke atau cedera serebrovaskular adalah berhentinya suplai darah ke

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang

BAB I PENDAHULUAN. kematian nomor dua di dunia setelah penyakit jantung. Di tahun 2008, stroke dan

BAB 1 PENDAHULUAN. kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. 1

BAB I PENDAHULUAN. Menurut American Heart Association (2015), Penyakit Jantung Bawaan

BAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Stroke merupakan suatu gangguan fungsional otak yang ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit saat ini telah mengalami perubahan yaitu adanya transisi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyakit kardiovaskuler dan kanker. Di pusat-pusat pelayanan neurologi di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Status sehat sakit para anggota keluarga dan keluarga saling

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke merupakan masalah bagi negara-negara berkembang. Di dunia

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Lima belas juta orang di dunia setiap tahunnya terkena serangan

BAB 1 : PENDAHULUAN. utama masalah kesehatan bagi umat manusia dewasa ini. Data Organisasi Kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. dan psikologis. Gejala fisik paling khas adalah paralisis, kelemahan, hilangnya

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang saat ini sedang mengalami masa peralihan dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Hasil pembangunan ini membawa dampak perubahan salah satunya di bidang kesehatan. Salah satu tantangan yang harus dihadapi dalam pembangunan kesehatan tersebut adalah transisi demografi, dimana terjadinya peningkatan usia harapan hidup sehingga jumlah lansia bertambah setiap tahunnya, peningkatan usia harapan hidup tersebut sering diikuti dengan meningkatnya penyakit degeneratif dan masalah kesehatan lain pada kelompok ini, sehingga terjadi pergeseran pola penyakit dari penyakit menular ke penyakit tidak menular, yang dikenal dengan istilah transisi epidemiologi. Hal ini sering terjadi seiring dengan berubahnya gaya hidup, sosial ekonomi dan meningkatnya pola risiko timbulnya penyakit seperti stroke, penyakit jantung koroner, diabetes melitus, hipertensi, dan lain sebagainya (Noor, N., 2008). Stroke merupakan salah satu penyakit tidak menular yang belakangan ini menjadi kekhawatiran banyak orang. Stroke tergolong dalam cerebro vascular disease (CVD) yang merupakan penyakit gawat darurat dan membutuhkan pertolongan secepat mungkin. Stroke disebabkan oleh gangguan pembuluh darah dan timbul secara mendadak (dalam beberapa detik) atau cepat (dalam beberapa jam) dengan gejala-gejala dan tanda-tanda yang sesuai dengan daerah fokal otak yang terganggu. Serangan stroke terjadi tanpa peringatan dan dapat sembuh secara sempurna, sembuh dengan cacat atau bahkan kematian, akibat gangguan aliran 1

2 darah ke otak karena sumbatan pembuluh darah otak dan pecahnya pembuluh darah otak (Bustan, M.N., 2007). Pasien pasca stroke biasanya mengalami berbagai macam disfungsi neurologik tergantung daerah kerusakan otak yang dialaminya. Disfungsi ini akan menimbulkan dampak psikologis maupun sosial bagi pasien itu sendiri dan juga pada keluarganya. Gangguan saraf tersebut menimbulkan gejala antara lain: kelumpuhan wajah atau anggota badan, bicara tidak lancar, bicara tidak jelas (pelo), mungkin perubahan kesadaran, gangguan penglihatan dan lain-lain (Bustan, M.N., 2007). Data World Health Organization (WHO) tahun 2008 menunjukkan bahwa stroke merupakan penyebab kematian nomor dua di dunia setelah penyakit jantung. Stroke merupakan penyakit keenam yang menjadi kematian di negara berpenghasilan rendah dan penyakit kedua penyebab kematian di negara berpenghasilan sedang dan tinggi. Stroke dan penyakit cerebrovascular lainnya menyebabkan 6,2 juta orang di dunia meninggal. Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa stroke merupakan masalah utama kesehatan baik di negara maju maupun di negara berkembang serta penyebab utama kecacatan pada orang dewasa. Stroke juga menimbulkan dampak yang besar dari segi sosial ekonomi, karena biaya pengobatan yang relatif mahal dan akibat kecacatan yang ditimbulkan pada pasien pasca stroke sehingga berkurangnya kemampuan untuk bekerja seperti semula dan menjadi beban sosial di masyarakat (Depkes, 2008). Jumlah penderita stroke di seluruh dunia yang berumur di bawah 45 tahun terus meningkat. Pada konferensi ahli saraf internasional di Inggris dilaporkan bahwa terdapat lebih dari 1.000 penderita stroke berumur kurang dari 30 tahun.

3 Badan kesehatan dunia (WHO) memprediksi bahwa kematian akibat stroke akan meningkat seiring dengan kematian akibat penyakit jantung dan kanker kurang lebih 6 juta pada tahun 2010 menjadi 8 juta di tahun 2030 (American Heart Association, 2010). Stroke merupakan penyebab kematian ketiga terbanyak di Amerika Serikat setelah penyakit kardiovaskuler dan kanker. Berdasarkan data statistik terjadi 795.000 orang mengalami stroke setiap tahunnya, sebanyak 610.000 mengalami serangan stroke yang pertama dan 185.000 merupakan stroke yang berulang. Stroke juga merupakan penyebab 134.000 kematian pertahun. Saat ini ada 4 juta orang di Amerika Serikat yang hidup dalam keterbatasan fisik akibat stroke, dan 15-30% di antaranya menderita cacat menetap (American Heart Association, 2013). Pada Konferensi Stroke Internasional yang diadakan di Wina, Austria tahun 2008 mengungkapkan bahwa jumlah kasus stroke terus meningkat di kawasan Asia, dan salah satunya negara Indonesia. Di Indonesia setiap tahun terjadi 500.000 penduduk terkena serangan stroke, sekitar 2,5% atau 125.000 orang meninggal, dan sisanya cacat ringan maupun berat. Proyeksi hingga tahun 2020 nanti menunjukkan bahwa setiap tahun sekitar 61 juta orang akan mengalami kecacatan akibat stroke. Masalah stroke di Indonesia menjadi semakin penting dan mendesak, karena kini jumlah penderita stroke di Indonesia terbanyak di Asia. Jumlah penderita stroke dengan rata-rata berumur 60 tahun ke atas berada di urutan kedua terbanyak di Asia, sedangkan umur 15-59 tahun berada di urutan ke lima terbanyak di Asia (Yastroki, 2012).

4 Data di Indonesia menunjukkan kecenderungan peningkatan kasus stroke baik dalam hal kematian, kejadian maupun kecacatan. Angka kematian berdasarkan umur adalah sebesar 15,9% (umur 45-55 tahun), 26,8% (umur 55-64 tahun) dan 23,5% (umur 65 tahun). Penderita laki-laki lebih banyak daripada perempuan dan profil umur dibawah 45 tahun sebesar 11,8%, 45-64 tahun sebesar 54,2% dan umur di atas 65 tahun sebesar 33,5%. Stroke menyerang umur produktif dan umur lanjut yang berpotensi menimbulkan masalah baru dalam pembangunan kesehatan secara nasional di kemudian hari (Perdossi, 2011). Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, prevalensi stroke di Indonesia ditemukan sebesar 8,3 per 1.000 penduduk, dan berdasarkan Riskesdas tahun 2013 prevalensi stroke meningkat menjadi 12,1 per 1.000 penduduk dan yang telah didiagnosis oleh tenaga kesehatan adalah 7,0 per 1.000 penduduk dan yang berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan atau gejala sebesar 12,1 per 1.000 penduduk. Jadi, sebanyak 57,9% penyakit stroke telah terdiagnosis oleh tenaga kesehatan. Data Nasional yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyatakan bahwa stroke menempati urutan pertama sebagai penyebab kematian terbanyak (15,4%) (Kemenkes RI, 2014). Jumlah penderita stroke di provinsi Sumatera Utara pada tahun 2007 berdasarkan diagnosis oleh tenaga kesehatan sebanyak 5,0 per 1.000 penduduk, sedangkan berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan/ gejala sebanyak 6,8 per 1.000 penduduk. Terjadi peningkatan pada tahun 2013 yaitu sebanyak 92.078 orang (10,3%), sedangkan berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan/ gejala sebanyak 151.080 orang (16,9%) (Kemenkes RI, 2014).

5 Berdasarkan data dari Departeman Neurologi FK USU/RSUP H. Adam Malik Medan pada tahun 2011, dari seluruh penderita yang dirawat di bangsal rawat inap bagian Neurologi sebanyak 661 orang dimana s 281 orang (43%) diantaranya adalah stroke iskemik. Penelitian Napitupulu di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan dengan desain Case Series tahun 2004-2008, menunjukkan bahwa CFR penderita stroke hemoragik yang dirawat inap sebesar 27,7% dan terbanyak pada kelompok umur 45-60 tahun sebesar 46,4%, kemudian diikuti kelompok umur >60 tahun sebesar 42,9% dan terendah pada kelompok umur <45 tahun sebesar 10,7%. Proporsi kematian penderita stroke hemoragik ini paling banyak disebabkan oleh perdarahan intraserebral sebesar 71,4% (Napitupulu, R., 2007). Kabupaten Padang Lawas adalah salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera Utara, hasil dari pemekaran kabupaten Tapanuli Selatan yang resmi berdiri sejak tahun 2007. Sebagai kabupaten yang sedang membangun membawa banyak perubahan dalam masyarakat, salah satu contohnya adalah peralihan fungsi lahan pertanian menjadi lokasi perkantoran, rumah sakit, perumahan dan restoran. Hal ini mengakibatkan terjadinya perubahan dalam gaya hidup masyarakat, sosial ekonomi, menjamurnya makanan siap saji dan kurang aktivitas fisik, maka timbullah penyakit sebagai imbas dari perubahan gaya hidup tersebut, salah satunya adalah stroke. Hal ini didukung oleh data dari RSUD. Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas dimana terjadi peningkatan jumlah kasus stroke setiap tahunnya. Hasil survei pendahuluan di RSUD. Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas menyatakan bahwa rumah sakit ini merupakan satu-satunya rumah sakit umum di

6 Padang Lawas, sebagai rumah sakit tipe C masih banyak terdapat kekurangan, baik dalam hal fasilitas pelayanan maupun kurangnya sumber daya (SDM) yang dibutuhkan, misalnya dokter spesialis saraf dan CT Scan, akan tetapi banyak masyarakat yang mengalami serangan stroke yang berobat ke rumah sakit ini untuk mendapatkan pengobatan sedini mungkin. Hal ini disebabkan oleh waktu yang dibutuhkan cukup lama untuk menempuh ke rumah sakit lain. Berdasarkan laporan data dari bagian rekam medik RSUD. Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas pada tahun 2014 jumlah kasus stroke sebanyak 42 kasus, tahun 2015 meningkat menjadi 63 kasus, dari data tersebut dapat dilihat bahwa setiap tahun terjadi peningkatan jumlah kasus stroke. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian tentang karakteristik penderita stroke yang dirawat inap di RSUD. Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas Tahun 2014-2015. 1.2 Rumusan Masalah Belum diketahui karakteristik penderita stroke rawat inap di RSUD. Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas Tahun 2014-2015. 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Mengetahui karakteristik penderita stroke yang dirawat inap di RSUD. Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas Tahun 2014-2015. 1.3.2 Tujuan Khusus a. Mengetahui distribusi proporsi penderita stroke rawat inap berdasarkan sosiodemografi yaitu: umur, jenis kelamin, suku, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan status perkawinan.

7 b. Mengetahui distribusi proporsi penderita stroke rawat inap berdasarkan faktor risiko. c. Mengetahui distribusi proporsi penderita stroke rawat inap berdasarkan onset serangan. d. Mengetahui distribusi proporsi penderita stroke rawat inap berdasarkan jenis serangan stroke. e. Mengetahui distribusi proporsi penderita stroke rawat inap yang melakukan pemeriksaan CT Scan di rumah sakit lain. f. Mengetahui distribusi proporsi penderita stroke rawat inap berdasarkan tipe stroke. g. Mengetahui distribusi proporsi penderita stroke rawat inap berdasarkan letak kelumpuhan. h. Mengetahui distribusi proporsi penderita stroke rawat inap berdasarkan lama rawatan. i. Mengetahui distribusi proporsi penderita stroke rawat inap berdasarkan sumber biaya. j. Mengetahui distribusi proporsi penderita stroke rawat inap berdasarkan keadaan sewaktu pulang. k. Mengetahui distribusi proporsi umur berdasarkan faktor risiko. l. Mengetahui distribusi proporsi jenis kelamin berdasarkan faktor risiko. m. Mengetahui distribusi proporsi pemeriksaan CT Scan berdasarkan jenis serangan stroke. n. Mengetahui distribusi proporsi faktor risiko berdasarkan tipe stroke. o. Mengetahui distribusi proporsi onset serangan berdasarkan tipe stroke.

8 p. Mengetahui distribusi proporsi onset serangan berdasarkan letak kelumpuhan. q. Mengetahui distribusi proporsi tipe stroke berdasarkan letak kelumpuhan. r. Mengetahui distribusi proporsi lama rawatan berdasarkan tipe stroke. s. Mengetahui distribusi proporsi onset serangan berdasarkan keadaan sewaktu pulang. t. Mengetahui distribusi proporsi tipe stroke berdasarkan keadaan sewaktu pulang. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Sebagai bahan masukan dan informasi mengenai karakteristik penderita stroke rawat inap sehingga dapat membantu dalam upaya program pencegahan dan tata laksana pasien stroke dalam penyediaan fasilitas perawatan dan pengobatan yang memadai untuk pasien stroke. 1.4.2 Sebagai sarana untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam mengaplikasikan ilmu yang telah dipelajari selama masa perkuliahan khususnya dalam peminatan epidemiologi di FKM USU. 1.4.3 Dapat memberikan informasi mengenai karakteristik penderita stroke rawat inap dan menjadi bahan masukan dan referensi bagi pihak lain untuk penelitian selanjutnya dan sebagai referensi juga bagi perpustakaan FKM USU. 1.4.4 Sebagai informasi dan pengetahuan bagi masyarakat terutama kelompok yang berisiko tinggi agar dapat melakukan pencegahan sedini mungkin untuk menghindari faktor-faktor risiko terjadinya serangan stroke.