Perancangan Kursi Kerja Untuk Mengurangi Kelelahan Pada Proses Penimbangan Bagian Quality Control Di PT. Novell Pharm Lab

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ERGONOMI DESAIN MEJA DAN KURSI SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Unit kerja menengah CV. Raya Sport merupakan usaha yang. memproduksi pakaian (konveksi). Pada kegiatan proses produksi ditemukan

USULAN PERBAIKAN FASILITAS KERJA PADA STASIUN PEMOTONGAN UNTUK MENGURANGI KELUHAN MUSCULOSKELETAL DI CV. XYZ

DAFTAR ISI. vii. Unisba.Repository.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam beraktifitas membutuhkan suatu alat yang dirancang atau

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

ANALISIS KELUHAN RASA SAKIT PEKERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE REBA DI STASIUN PENJEMURAN

PERANCANGAN DESAIN KURSI DAN MEJA KOMPUTER YANG SESUAI UNTUK KENYAMANAN KARYAWAN DI PT. BUMI FLORA MEDAN

PERBAIKAN POSTUR KERJA PADA PROSES PENGIKIRAN WAJAN DI SP ALUMINIUM YOGYAKARTA

B A B III METODOLOGI PENELITIAN

Ergonomic and Work System Usulan Fasilitas Kerja yang Ergonomis Pada Stasiun Perebusan Tahu di UD. Geubrina

Rancangan Fasilitas Kerja Yang Ergonomis Di Stasiun Penguapan Untuk Meningkatkan Produktivitas (Studi Kasus Pada CV. Arba Jaya) Chandra S.

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... ABSTRAK..

ANALISA POSTUR KERJA TERHADAP AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING MENGGUNAKAN METODE OWAS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Postur kerja kurang ergonomis saat bekerja bersumber pada posisi kerja operator

PERANCANGAN GERGAJI LOGAM DAN PETA KERJA UNTUK PENGURANGAN KELUHAN FISIK DI BENGKEL LAS SEJATI MULIA JAKARTA SELATAN

Gambar 3. 1 Flowchart Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ASPEK ERGONOMI DALAM PERBAIKAN RANCANGAN FASILITAS PEMBUAT CETAKAN PASIR DI PT X.

PERANCANGAN GERGAJI LOGAM UNTUK PENGURANGAN KELUHAN FISIK DI BENGKEL LAS SEJATI MULIA JAKARTA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

Analisis Sistem Kerja Sortasi Biji Kopi Dengan Menggunakan Pendekatan Ergonomi Di CV. Kopi Tunah Kolak Jaya

ANALISIS POSTUR KERJA PADA TENAGA KERJA DENGAN METODE REBA AREA WORKSHOP PT X JAKARTA TIMUR

PERANCANGAN STASIUN KERJA PEMBUATAN KULIT MOCHI DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PERANCANGAN KURSI KERJA BERDASARKAN PRINSIP-PRINSIP ERGONOMI PADA BAGIAN PENGEMASAN DI PT. PROPAN RAYA ICC TANGERANG

Novena Ayu Parasti, Chandra Dewi K., DM. Ratna Tungga Dewa

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS POSTUR KERJA DAN KELUHAN PEKERJA PADA AKTIVITAS PEMOTONGAN BAHAN BAKU PEMBUATAN KERIPIK

RANCANGAN PERBAIKAN MEJA KERJA DENGAN METODE (QEC) DAN ANTROPOMETRI DI PABRIK TAHU SUMEDANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap produktivitas kerja manusia. Perancangan atau redesain

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

ANALISIS RANCANGAN KERJA YANG ERGONOMIS UNTUK MENGURANGI KELELAHAN OTOT DENGAN MENGGUNAKAN METODE REBA PADA CV. SINAR PERSADA KARYATAMA

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan setelah perang dunia kedua, tepatnya tanggal 12 Juli 1949 di Inggris

BAB III MOTODE PENELITIAN

Rancangan Fasilitas Kerja Ergonomis Pada Stasiun Pemarutan Tepung Tapioka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

EFISIENSI LINTASAN PRODUKSI PADA STASIUN KERJA PENYABLONAN

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor ISSN

PERANCANGAN MEJA DAN KURSI TAMAN UNTUK MAHASISWA (STUDI KASUS : MAHASISWA UNIVERSITAS KADIRI)

BAB I PENDAHULUAN. Stasiun Kerja Bawahan. Stasiun Kerja Finishing. Gambar 1.1 Stasiun Kerja Pembuatan Sepatu

PERANCANGAN TEMPAT PENCELUP UNTUK PROSES PEWARNAAN BENANG TENUN (STUDI KASUS : Di IKM Tenun Ikat MEDALI MAS )

PERANCANGAN STASIUN KERJA OPERATOR PADA LINI PACKING PT. X SURABAYA

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

Hubungan Antara Keergonomisan Meja dan Kursi dengan Kinerja Petugas di Tempat Pendaftaran Pasien RS PKU Aisyiyah Boyolali

PERANCANGAN SISTEM KERJA PADA PROSES PENGEMASAN EMPING MELINJO DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

IMPLEMENTASI KONSEP ERGONOMI PADA PEMBUATAN ALAT TENUN TRADISIONAL MENGGUNAKAN PRINSIP PERANCANGAN YANG DAPAT DISESUAIKAN

repository.unisba.ac.id

Analisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe

RANCANGAN ERGONOMIS FASILITAS KERJA DI STASIUN PENGEMASAN PADA PT. FLORINDO MAKMUR UNTUK MEREDUKSI MUSCULOSKELTAL DISORDERS (MSDs)

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN

1 Pendahuluan. 2 Tinjauan Literatur

Perubahan Postur/Sikap Tubuh Pada Aktivitas Pewarnaan Batik (Colet) Setelah Dilakukan Perancangan Meja Batik Secara Ergonomi Untuk Mengurangi Keluhan

USULAN RANCANGAN FASILITAS KERJA PADA STASIUN PEMOTONGAN DAUN PANDAN UNTUK MENGURANGI RESIKO MUSCULOSKELETAL DISORDERS DI CV XYZ

BAB I PENDAHULUAN. disokong oleh beberapa kaki dan ada yang memiliki laci, sedangkan kursi adalah

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

DAFTAR ISI. 2.2 Teori Domino Penyebab Langsung Kecelakaan Penyebab Dasar... 16

BAB V PEMBAHASAN. A. Analisis Postur Kerja Berdasarkan Metode REBA. area Die Casting dapat dijelaskan sebagai berikut:

DAMPAK MEJA KURSI SEKOLAH YANG TIDAK ERGONOMIS TERHADAP KESEHATAN ANAK SEKOLAH DASAR Oleh: Suhardiono, SKM, M.Kes

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Indonesia

Disusun Oleh: Roni Kurniawan ( ) Pembimbing: Dr. Ina Siti Hasanah, ST., MT.

ANALISIS ERGONOMI PADA PRAKTIK MEMELIHARA RODA DAN BAN MENGGUNAKAN METODE REBA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. tulang belakang (Benjamin W. Niebel, 2003). Serge Simoneau, dkk (1996)

ANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA HOME INDUSTRY JKS SNACK & CATERING DI SERANG-BANTEN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pekerja merupakan salah satu komponen yang perlu mendapatkan

PERANCANGAN ULANG KURSI ANTROPOMETRI UNTUK MEMENUHI STANDAR PENGUKURAN

BAB I PENDAHULUAN. kerja, modal, mesin dan peralatan dalam suatu lingkungan untuk menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HALAMAN JUDULN ABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN DOSEN PEMULA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Perancangan Alat Bantu Pemasangan Stiker Gitar untuk Mengurangi Keluhan dan Memperbaiki Postur Kerja di Tarjo Guitar Sukoharjo

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI PENGUKURAN DIMENSI TUBUH MANUSIA (ANTROPOMETRI)

RANCANG ULANG KURSI TAMAN DENGAN EVALUASI ERGONOMI - ANTROPOMETRI DAN BIOMEKANIK

HUBUNGAN TINGKAT ERGONOMI KURSI DENGAN TINGKAT KONSENTRASI BELAJAR SISWA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 LENDAH KABUPATEN KULON PROGO YOGYAKARTA

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Hasil Perhitungan Seluruh Tahapan Menggunakan Metode REBA, REBA, OWAS & QEC

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI PENGUKURAN DIMENSI TUBUH MANUSIA (ANTROPOMETRI)

BAB III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

USULAN PERBAIKAN RANCANGAN MEJA-KURSI SEKOLAH DASAR BERDASARKAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA SISWA/I DI SDN MERUYUNG

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

ANALISIS ASPEK ERGONOMI SORTASI AKHIR PADA PENGOLAHAN KOPI ROBUSTA DI PT. J. A. WATTIE PERKEBUNAN DURJO JEMBER

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 - Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. repository.unisba.ac.id

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan pada sistem otot rangka/musculoskeletal disorders (MSDs)

Transkripsi:

SUBMISSION 97 Perancangan Kursi Kerja Untuk Mengurangi Kelelahan Pada Proses Penimbangan Bagian Quality Control Di PT. Novell Pharm Lab Rini Prasetyani 1, Dian Rahayu Nuryana 2 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Pancasila Abstrak. Perkembangan perusahaan di Indonesia khususnya dalam sektor farmasi dan obat - obatan menciptakan sebuah persaingan yang semakin ketat. Banyak pekerja dituntut untuk bekerja lebih ekstra demi memenuhi kebutuhan pasar, Sehingga banyak mengalami kelelahan bekerja. Kelelahan yang dirasakan oleh pekerja antara lain kelelahan fisik sebesar 69,64%; kelelahan dalam hal motivasi kerja 60,72%; dan kelelahan dalam hal kegiatan sebesar 71,43% hal tersebut dipengaruhi oleh posisi kerja yang tidak ergonomis.rapid Entire Body Assessment(REBA) adalah sebuah metode dalam bidang ergonomi yang digunakan secara cepat untuk menilai postur leher, punggung, lengan, pergelangan tangan, dan kaki seorang pekerja. Setelah dilakukan observasi pekerjaan pada pekerja kemudian diukur dengan menggunakan metode REBA dari masing - masing postur tubuh. Pengolahan data antropometri meliputi nilai rata - rata, nilai standar deviasi, nilai maksimum dan minimum, uji keseragaman data, uji kenormalan data, nilai persetil. Efek dari kelelahan tersebut antara lain sebanyak 71.43% mengalami kesulitan dalam berkonsentrasi, 85,71% mengalami sakit pada seluruh badan, dan 85,71% mengalami sakit pada punggung. Selain itu nilai analisa REBA juga menunjukan bahwa risiko ketidakergonomisan kursi dan bangku tinggi dan sedang, sehingga perlu adanya perbaikan terhadap alat penunjang kerja tersebut. Kata kunci : Ergonomi, Kelelahan, Kursi kerja, REBA, Perancangan, antropometri 1. PENDAHULUAN Perkembangan perusahaan di Indonesia khususnya dalam sektor farmasi dan obat - obatan menciptakan sebuah persaingan yang semakin ketat, dimana pada saat ini dalam dunia kesehatan masyarakat, perusahaan farmasi dan obat - obatan adalah perusahaan bisnis komersil yang fokus dalam meneliti, mengembangkan dan mendistribusikan obat, terutama dalam hal kesehatan. Banyak perusahan farmasi berlomba - lomba dalam pemenuhan kebutuhan akan dalam hal obat. Sehingga para pekerja dituntut untuk bekerja lebih ekstra demi memenuhi kebutuhan pasar. Sehingga banyak pekerja yang mengalami kelelahan bekerja. Kelelahan kerja menurut Suma'mur (1996) merupakan proses menurunnya efisiensi, performance kerja dan berkurangnya kekuatan / ketahanan fisik tubuh untuk terus melanjutkan kegiatan yang harus dilakukan. Kelelahan yang sering terjadi oleh para pekerja biasanya terjadi karena adanya posisi kerja yang tidak ergonomis, seperti membungkuk, berdiri bahkan sikap - sikap lainnya seperti penjangkauan tangan untuk mengerjakan sesuatu yang terlalu jauh. Alat penunjang kerja seperti bangku dan meja kerja yang perancangannya tidak ergonomis dapat menyebabkan para pekerja cepat lelah dalam melakukan pekerjaan. Hal tersebut yang menimbulkan permasalahan Kelelahan dan rasa nyeri pada punggung akibat posisi atau sikap - sikap kerja yang tidak ergonomis. Selain itu risiko yang harus diterima oleh para pekerja antara lain nyeri bahu dan kaki akibat ketidak sesuaian antara pekerja dan lingkungan kerjanya. Keadaan yang tidak ergonomis yang terjadi diruang timbang merupakan permasalahan yang selama ini terjadi di PT Novell Pharm Lab. Adapun beberapa permasalahan dari latar belakang tersebut adalah : a. Berapa besar pengaruh ketidak ergonomisan alat penunjang kerja kursi dan meja kerja terhadap kelelahan para pekerja? b. Bagaimana cara mengurangi risiko kelelahan yang ditimbulkan akibat tidak ergonomisnya alat Penunjang kerja yang ada di dalam ruang penimbangan sampel? Corresponding author : rini.prasetyani@univpancasila.ac.id 614

Tujuan dari penelitian ini antara lain : Mengetahui besarnya risiko yang ditimbulkan akibat ketidak ergonomisan penunjang kerja kursi dan meja kerja yang terdapat pada ruang timbang. Merancang sistem kerja seperti kursi dan meja kerja yang tidak ergonomis untuk mengurangi kelelahan para pekerja. 2. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian dilakukan bersifat deskriptif, penelitian diarahkan untuk menguraikan suatu keadaan dalam suatu komunitas yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran kelelahan kerja pada bagian Quality Control PT Novell Pharm Lab. Variabel penenlitian yang akan dilakukan meliputi, antara lain : a. Variable Kelelahan Kerja, Pengukuran kelelahan kerja dilakukan dengan metode observasi dan wawancara kepada karyawan tentang proses kerja ( aktifitas kerja) dan posisi saat bekerja. Kelelahan kerja yang akan diukur diklasifikasikan menjadi kelelahan fisik, penurunan motifasi kerja, dan pelemahan kegiatan. Alat yang akan digunakan adalah kuisioner. b. Variabel Risiko Ergonomi, Setelah dilakukan observasi pekerjaan pada pekerja kemudian diukur dengan menggunakan metode REBA dari masing - masing postur tubuh. c. perhitungan antropometri yang diambil harus diuji secara statistik untuk menunjukan bahwa data antropometri tersebut adalah seragam. Dimensi tubuh ini digunakan untuk merancang fasilitas kerja. Untuk bisa menggunakan data dimensi tersebut kedalam perancangan terlebih dahulu dibuat perhitungan rata - rata, standar deviasi. d. Penerapan data antropometri akah dapat dilakukan jika tersedia nilai rata - rata, standar deviasi dari suatu distribusi normal. Adapun distribusi normal ditandai dengan adanya nialai rata - rata dan standar deviasi. Sedangkan persentil adalah nilai yang menyatakan bahwa persentase tertentu dari sekelompok orang yang dimensinya sama degan atau lebih rendah dari nilai tersebut, misalnya 95% populasi adalah sama dengan atau lebih rendah dari 95 persentil, 5% dari populasi berada sama dengan atau lebih rendah dari 5 pesentil. 615

Berikut Flowchart penelitian yang akan dilakukan : Mulai Observasi Lapangan Pengamatan di Lab QC Studi Literatur Perumusan Masalah Pengamatan Kerja dan Pengukuran Antropometri Analisa Dengan REBA No Pengolahan Data REBA Perbaikan Sistem Kerja yes Perhitungan Persentil, rata- rata, dan kecukupan data Perancangan Kursi dan meja Kerja selesai 1. 3. PENGUMPULAN DATA a. Pengukuran dengan REBA Pengukran dengan menggnakan REBA bertujuan untuk mengetahui kelayakan sikap kerja yang terjadi didalam Laboratorium PT Novell pharm Lab. Untuk menilai postur kerja para pekerja berdasarkan REBA dilakukan dengan cara pengambilan gambar. Pengambilan gambar bisa dalam foto ataupun dengan membuat video. Dalam pengambilan data dengan menggunakan REBA dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok 616

A yang meliputi Punggung, leher, dan kaki. Pengambilan data untuk kelompok B terdiri dari bagian tubuh lengan atas, pergelangan, dan lengan bawah. Berikut data yang didapatkan : Tabel 3.1 Skor Penilaian Kelompok A Pekerja posisi tubuh Skor beban total skor Megaria Batang Tubuh : 20 0 2 Leher : 20 0 1 <5 kg = 0 3 Yuni Batang Tubuh : 20 0 2 Leher : 20 0 1 <5 kg = 0 3 Lita Batang Tubuh : 20 0 2 Leher : 20 0 1 <5 kg = 0 4 Kaki 1+2 (ditekuk >600) Ellis Batang Tubuh : 20 0 2 Leher : 20 0 1 <5 kg = 0 3 yuanita Batang Tubuh : 20 0 2+1 (posisi miring) Leher : 20 0 1+1 (posisi miring) <5 kg = 0 6 Kaki 1+2 (ditekuk >600) Widi Batang Tubuh : 20 0 2+1 (posisi memutar) Leher : 20 0 1+1 (posisi miring) <5 kg = 0 6 Kaki 1+2 (ditekuk >600) Danti Batang Tubuh : 20 0 2 Leher : 20 0 1 <5 kg = 0 3 Indah Batang Tubuh tegak 1 Leher : 20 0 1 <5 kg = 0 2 Wulan Batang Tubuh :400 3 Leher : 200 1 <5 kg = 0 4 Dewi Batang Tubuh : 200 1 Leher : 200 1 <5 kg = 0 2 Riska Batang Tubuh :tegak 1 Leher : 200 1 <5 kg = 0 2 Riska A Batang Tubuh :350 3+1 (posisi miring)) Leher : 200 2 <5 kg = 0 7 Kaki 1+2 (ditekuk >600) Ayudia Batang Tubuh :tegak 1+1 (posisi miring) Leher : 200 1+1 (posisi miring) <5 kg = 0 4 Rafi Batang Tubuh : 200 1 Leher : 200 1 <5 kg = 0 2 617

Tabel 3.2 Skor Penilaian Kelompok B Pekerja posisi tubuh Skor coupling total skor Megaria Lengan atas :20-45 0 2 Pergelangan :>15 0 2 Good = 0 6 Yuni Lengan atas :45-90 0 3 pergelangan :>15 0 2 Good = 0 5 Lita Lengan atas :20-45 0 2 pergelangan :0-15 0 1 Good = 0 2 Ellis Lengan atas :20-45 0 2 pergelangan :0-15 0 1 Good = 0 2 yuanita Lengan atas :45-90 0 3 Pergelangan :>15 0 2 Good = 0 5 Widi Lengan atas :20-45 0 2 pergelangan :>15 0 2 Good = 0 3 Lengan Bawah :0-60 0 2 Danti Lengan atas :45-90 0 3 pergelangan :>15 0 2 Good = 0 4 Lengan Bawah :60-100 0 1 Indah Lengan atas :90 0 4 pergelangan :>15 0 2 Good = 0 6 Wulan Lengan atas :45-90 0 3 Pergelangan :>15 0 2 Good = 0 5 Dewi Lengan atas :45-90 0 3 pergelangan :>15 0 2 Good = 0 5 Riska Lengan atas :90 0 4 pergelangan :>15 0 2 Good = 0 6 Riska A Lengan atas :20-45 0 2 pergelangan :>15 0 2 Good = 0 3 Ayudia Lengan atas :45-90 0 3 pergelangan :>15 0 2 Good = 0 5 Rafi Lengan atas 45-90 0 3 pergelangan :>15 0 2 Good = 0 5 618

b. Pengumpulan Data Antropometri Pengumpulan data Antopometri dilakukan dengan menggunakan alat bantu berupa meteran jahit. Pengukuran dilakukan kepeda 14 orang analis yang sering berada di stasiun kerja ( Ruang Timbang). Pengukuran dilakukan dengan cara mengukur tinggi kursi yang digunakan oleh para setiap analis sebagai posisi yang nyaman dalam melakukan penimbangan. Untuk lengkapnya berikut data yang telah diperoleh : Tabel 3.2 Data Antropometri pada Pekerja Analis tinggi popliteal (tpo) (cm) pantat popliteal (pp) (cm) Tinggi Pinggang (tpg) (cm) Lebar Pinggul (lp) (cm) Lebar Sandaran Duduk (lsd)(cm) Megaria 68 38 23 25 25 Yuni 65 35 24 24 25 Lita 61 43 24 28 31 Ellise 60 33 23 24 23 Yuanita 59 32 25 22 24 Widi 58 40 26 26 27 Danti 62 37 23 27 28 Indah 66 35 22 25 23 Wulan 65 33 22 23 23 Dewi 62 32 23 22 23 Riska 63 35 24 23 25 Riska A 64 33 23 24 24 Ayudia 68 33 22 24 24 Raffi 62 35 24 25 26 1. PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA a. Data REBA Untuk menganalisa postur tubuh dilakukan dengan cara pengambilan gambar pada objek (pekerja) pada saat berada di stasiun kerja saat sedang melakukan pekerjaan dengan menggunakan kamera. Posisi tubuh yang akan diukur dengan metode REBA meliputi bagian leher, batang tubuh, kaki, pergelangan tangan, lengan atas, dan juga lengan bawah ketika dalam posisi sedang melakukan pekerjaan. Sikap duduk yang tidak nyaman bagi pekerja dapat menimbulkan kelelahan pada saat melakukan penimbangan atau setelah melakukan penimbangan. Selain itu sikap yang tidak nyaman pula menimbulkan kelelahan fisik seperti sakit pinggang dan punggung, sakit pada bagian kepala, ataupun hilangnya konsentrasi saat bekerja. Berikut hasil analisa REBA pada masing - masing pekerja di PT Novell Pharm Lab. Tabel 4.1 Data Analisis Berdasarkan REBA Pekerja Skor Total Skor (skor C + Skor Aktivitas) Level Risiko Tindakan Perbaikan A B C Aktivitas Megaria 3 6 3 2 5 Sedang Perlu Yuni 3 5 4 2 6 Sedang Perlu Lita 4 2 3 2 5 Sedang Perlu Ellise 3 2 2 2 4 Sedang Perlu Yuanita 6 5 7 2 9 Tinggi Perlu Segera Widi 6 3 5 2 7 Sedang Perlu Danti 3 4 4 2 6 Sedang Perlu Indah 2 6 6 2 8 Tinggi Perlu Segera Wulan 4 5 5 2 7 Sedang Perlu 619

Dewi 2 5 4 2 6 Sedang Perlu Riska 2 6 6 2 8 Tinggi Perlu Segera Riska A 7 3 6 2 8 Tinggi Perlu Segera Ayudia 4 5 5 2 7 Sedang Perlu Rafi 2 5 4 2 6 Sedang Perlu Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa semua analis mengalami level risiko dari sikap duduk tersebut sedang dan tinggi, namun perlu adanya perbaikan dari sistem kerja tersebut. Maka dari itu untuk mengurangi ketidaknyamanan para pekerja maka dilakukan perbaikan fasilitas pendukung saat bekerja seperti kursi dan meja yang digunakan pada saat pekerja melakukan penimbangan sampel. b. Data Keluhan Pekerja Keluhan fisik pekerja merupakan keluhan yang sering dirasakan oleh pada setiap pekerja. Keluhan fisik yang biasanya terjadi pada pekerja yaitu sakit kepala, nyeri bahu, nyeri punggung, dan pusing. Selain itu Pelemahan motivasi juga risiko yang diakibatkan karena lelah yang telah dirasakan oleh para pekerja. Pelemahan motivasi dapat berupa sulitnya berkonsentrasi saat bekerja ataupun saat menimbang, cenderung lupa, banyak mengalami kesalahan dalam bekerja, dan sudah tidak berenergi lagi saat melakukan pekerjaan setelah melakukan penimbanga sampel, dan keluhan pekerja yang lainnya yaitu Pelemahan kegiatan yang merupakan efek yang dirasakan karena rasa lelah para pekerja. Pelemahan kegiatan yang dirasakan dapat berupa berat pada bagian kaki, mengantuk, sempoyongan, dan sakit pada seluruh badan. Biasanya pelemahan kegiatan ini dirasakan oleh para pekerja setelah melakukan penimbangan. Berikut hasil dari kuisioner keluhan pekerja : Tabel 4.2 Persentasi Keluhan Fisik Pekerja Pelemahan fisik Ya (%) Tidak (%) Sakit Kepala 78.57 21.43 Nyeri Bahu 64.29 35.71 Nyeri Punggung 85.71 14.29 Pusing 50.00 50.00 Dari hasil pengolahan data kuesioner diatas dapat dilihat bahwa jumlah keluhan terbesar terjadi pada bagian punggung yaitu sebesar 85.71 %, kemudian pada bagian kepala yaitu sebesar 78.57%, sedangkan pada bagian bahu sebesar 64.29%. Sedangkan 50% para pekerja sering mengalami pusing setelah melakukan penimbangan sampel. Tabel 4.5 Tabel 5.3 Persentasi Data Pelemahan Motivasi Pelemahan Motivasi Ya (%) Tidak (%) Sulit konsentrasi 71.43 28.57 Cenderung lupa 50.00 50.00 Kesalahan dalam bekerja 57.14 42.86 tidak berenergi 64.29 35.71 Berdasarkan hasil tersebut bisa dikatakan bahwa sebanyak 71.43% para pekerja mengalami kesulitan dalam berkonsentrasi setelah melakukan penimbangan sampel, sebanyak 64,29% para pekerja kurang berenergi setalah mmelakukan penimbangan, dan sebanyak 57.14% para pekerja mengalami kesalahan dalam bekerja. 620

Tabel 4.4 Persentase Data pelemahan Kegiatan Pelemahan Kegiatan Ya tidak Berat pada Kaki 64.29 35.71 Mengantuk 64.29 35.71 Sempoyongan 71.43 28.57 Sakit seluruh badan 85.71 14.29 Berdasarkan dari hasil pengolahan kuesioner dapat dilihat bahwa sebanyak 85,71 % para pekerja mengami sakit pada seluruh badan, dan sebanyak 71,43 % para pekerja mengalami sempoyongan yang diakibatkan terlalu lelah menimbang dengan sikap seperti itu. Sebanyak 64,29 % para pekerja mengalami berat pada kaki dan mengantuk. Posisi kaki yang terlalu menggantung mengakibatkan kaki sering terasa kesemutan dan pegal. c. Data Antropometri Pengumpulan data antropometri dilakukan dengan menggunakan alat bantu berupa meteran jahit. Pengukuran dilakukan kepada seluruh pekerja yang bekerja menggunakan ruang timbang tersebut. Sebanyak 14 orang menjadi objek pengukuran. Pengukuran ini bertujuan untuk mendesain bangku yang ergonomis untuk ruang timbang, karena bangku sebelumnya tidak terlalu nyaman digunakan oleh para pekerja. Untuk bisa menggunakan data dimensi tersebut kedalam perancangan terlebih dahulu dibuat perhitungan rata - rata dan standar deviasinya. Berikut hasil perhitungan yang didapatkan 4.5 Data Hasil Pengukuran Rata - rata, SD, Xmaks, Xmin, BKA, BKB, persentil Dimensi Tubuh rata - rata SD Xmaks Xmin BKA BKB P5 P95 TPO 63.07 3.21 68 58 72.70 53.44 57.78 68.35 PP 35.28 3.22 43 32 44.94 25.62 29.98 40.57 TPG 23.43 1.16 26 22 26.91 19.95 21.52 25.33 LP 24.43 1.74 28 22 29.65 19.21 2.56 27.29 LSD 25.07 2.30 31 23 31.97 18.17 21.28 28.85 Dari hasil perhitungan antropometri tersebut dihasilkan desain bangku seperti berikut 2. KESIMPULAN Gambar 4.1 Perancangan Meja dan Kursi Pada Ruang Timbang Ergonomis Berdasarkan hasil yang didapatkan bahwa sistem kerja yang ada di laboratorium PT Novell Pharm Lab khususnya diruang timbang dengan keadaan yang tidak ergonomis pada kursi dan meja sebagai alat penunjang kerja menimbulkan risiko keluhan pada para pekerja, seperti keluhan fisik yaitu sakit kepala 78.57%; nyeri bahu 64.29%; nyeri punggung 85.71%; dan pusing 50%. Pada risiko menurunya motivasi dalam bekerja seperti sulitnya berkonsentrasi 71.43%; cenderung lupa 50%; kesalahan bekerja 57.14%; dan tidak berenergi dalam bekerja 64.29%. Sedangkan keluhan lainnya seperti berat pada kaki 64.20%; mengantuk 64.29%; sempoyongan 71.43%; dan sakit pada seluruh badan 85.71%. 621

Berdasarkan besarnya risiko keluhan yang ditimbulkan karena tidak ergonomisnya alat penunjang kerja kursi dan meja kerja pada ruang penimbangan maka dilakukan perancangan. Berdasarkan perhitungan data antropometri didapatkan perancangan meja dan kursi yang ergonomis pada gambar 4.1. Daftar Pustaka Suma'mur et al. Ergonomi Untuk Produktivitas Kerja. Jakarta : CV Haji Masagung. 1999 Stanton, Neville et al. Handbook of Human Factors and Ergonomic Methods. London: CRC Press. 2005 Tarwaka et al. Ergonomi Untuk Kessehatan, Keselamatan Kerja, dan Produktivitas. Edisi ke1, Eko Nurmianto,Ergonomi Konsep dasar dan Aplikasinya, Guna Widya Surabaya Indonesia 2008 Surakarta : UNIBA Press. 2004 622