III. BAHAN DAN METODE 3.1 Lokasi dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di perkebunan kelapa sawit PTPN VIII Cimulang Blok 26. Perkebunan sawit ini terletak di Kecamatan Rancabungur, Kabupaten Bogor. Penelitian dilakukan mulai bulan September 2009 sampai dengan bulan Juli 2010. Penelitian lapang meliputi pemberian perlakuan bahan humat dan zeolit yang dilakukan pada bulan November 2009 dan pengambilan contoh tanah dan tanaman yang dilakukan pada akhir bulan Februari 2010. Penelitian laboratorium dilaksanakan dari bulan Maret hingga Juli 2010 di Laboratorium Pengembangan Sumberdaya Fisik Lahan dan Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah, Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Institut Pertanian Bogor. Gambar 1. Lokasi penelitian di Kecamatan Rancabungur, Kabupaten Bogor 3.2 Bahan dan Alat Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bahan humat, zeolit, contoh tanah dan contoh daun kelapa sawit serta bahan-bahan kimia untuk analisis tanah dan analisis jaringan tanaman di laboratorium. Sedangkan alat yang
14 digunakan adalah peralatan lapang untuk pengambilan contoh tanah dan tanaman (cangkul, pisau lapang, gunting, karung, kantung plastik), serta peralatan laboratorium untuk analisis tanah dan tanaman. 3.3 Metode Penelitian 3.3.1. Rancangan Percobaan Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dua faktor. Faktor pertama adalah pemberian bahan humat dengan empat taraf pemberian yaitu 0 liter/ha (H0), 5 liter/ha (H1), 10 liter/ha (H2), 15 liter/ha (H3). Faktor kedua adalah pemberian zeolit dengan tiga taraf pemberian yaitu 0 kg/liter bahan humat (Z0), 10 kg/liter bahan humat (Z1), dan 20 kg/liter bahan humat (Z2). Kombinasi perlakuan pemberian bahan humat dan zeolit seluruhnya terdapat 12 perlakuan dan dilakukan dengan 3 ulangan sehingga terdapat 36 satuan percobaan. Tabel 5. Kombinasi dosis bahan humat dan zeolit yang digunakan Zeolit Z0 (0 kg/liter Z1 (10 Z2 (20 bahan humat) kg/liter kg/liter bahan Humat bahan humat) humat) H0 (0 liter/ha) H0Z0 H0Z1 H0Z2 H1 (5 liter/ha) H1Z0 H1Z1 H1Z2 H2 (10 liter/ha) H2Z0 H2Z1 H2Z2 H3 (15 liter/ha) H3Z0 H3Z1 H3Z2 Parameter sifat kimia tanah yang dianalisis untuk melihat pengaruh pemberian bahan humat dan zeolit ke dalam tanah meliputi ph, kapasitas tukar kation (KTK), C-organik, kandungan N-total tanah, P-tersedia, dan basa-basa (K, Na, Ca dan Mg). Adapun parameter kadar unsur pada tanaman yang dianalisis adalah N, P, K, Ca, Mg, Na, Fe, Mn, Cu dan Zn. Untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap sifat kimia tanah dan kadar unsur pada tanaman dilakukan analisis ragam ANOVA (program SPSS 16) dan apabila perlakuan berpengaruh nyata maka dilakukan analisis lanjutan dengan menggunakan Duncan s Multiple Range Test (DMRT).
15 Adapun model matematika rancangan percobaan ini adalah sebagai berikut: Y ijk = μ + α i + β j + (αβ) ij + ε ijk di mana: Y ijk αi β j (αβ) ij ε ijk = hasil pada faktor bahan humat ke-i dan zeolit ke-j = pengaruh bahan humat ke-i = pengaruh zeolit ke-j = interaksi faktor bahan humat ke-i dan zeolit ke-j = galat 3.3.2. Persiapan Penelitian Bahan humat yang digunakan pada penelitian ini merupakan bahan humat yang diekstrak dari bahan batubara muda yang berasal dari daerah Serang, Banten. Ekstraksi dilakukan dengan menggunakan KOH, kemudian dilakukan pemurnian hasil bahan humat. Sementara itu zeolit yang digunakan berasal dari Tasikmalaya dengan ukuran < 2 mm. Setelah bahan-bahan tersebut tersedia, dilakukan survei ke lapang untuk penentuan lokasi penelitian. Setelah mendapatkan izin, ditentukan lokasi penelitian yaitu di perkebunan kelapa sawit Cimulang PTPN VIII Blok 26. Lokasi penelitian tersebut memiliki relief yang relatif datar dengan jenis tanah yang termasuk dalam greatgroup Humitropept. Pada lokasi penelitian dengan luas sekitar satu hektar dipilih 108 tanaman kelapa sawit dengan kondisi pertumbuhan yang relatif sama, dan selanjutnya diberi nomor. Masing-masing jenis perlakuan dan ulangannya ditentukan secara random dengan cara dikocok terhadap nomor tanaman kelapa sawit. Perlakuan bahan humat dan zeolit dipersiapkan, yaitu masing-masing ditakar sesuai dengan dosis bahan humat dan zeolit yang telah ditentukan. Adapun jumlah yang diberikan terhadap masing-masing individu tanaman diperoleh dengan membagi masing-masing dosis perlakuan tersebut dengan 130, dengan asumsi jumlah tanaman kelapa sawit per hektar adalah 130 pohon, sesuai dengan rata-rata jumlah populasi tanaman kelapa sawit per hektar di lokasi penelitian.
16 Selanjutnya bahan humat dan zeolit yang telah ditakar sesuai dosis dan kombinasi perlakukannya tersebut dimasukkan ke dalam wadah dan diaduk secara merata. 3.3.3. Pelaksanaan Penelitian di Lapang Penelitian lapang dimulai dengan pemberian perlakuan bahan humat dan zeolit terhadap tanaman kelapa sawit. Pemberian perlakuan dilakukan pada bulan November 2009, yaitu pada saat musim hujan. Tanaman yang diberi perlakuan berjumlah 108 tanaman. Pemberian perlakuan bahan humat dan zeolit pada tanaman kelapa sawit dilakukan dengan cara ditaburkan di areal piringan kelapa sawit, sedangkan untuk perlakuan bahan humat tanpa zeolit dilakukan dengan cara disiramkan di piringan kelapa sawit setelah diencerkan dengan satu ember air terlebih dahulu. Gambar 2. Pemberian Bahan Humat dengan Carrier Zeolit pada Kelapa Sawit 3.3.4 Pengambilan contoh tanah dan tanaman Pengambilan sampel tanah dan tanaman dilakukan tiga bulan setelah perlakuan yaitu pada akhir bulan Februari 2010. Contoh tanah dan tanaman diambil secara acak dari tiap perlakuan diambil tiga contoh tanah dan tanaman,
17 sehingga terkumpul 36 contoh tanah dan 36 contoh daun. Pengambilan contoh tanah dilakukan secara komposit dari empat lubang pada piringan kelapa sawit pada kedalaman 0-20 cm. Adapun untuk contoh daun diambil pada pelepah ke-17 pada bagian ekor tikus yaitu di sekitar rongga yang terdapat pada tulang daun dengan cara mengambil tiga helai daun pada bagian kanan dan kiri. Bagian atas dan bawah daun dibuang sehingga yang digunakan sebagai sampel hanya bagian tengahnya saja. Untuk identifikasi pelepah 17 disajikan pada Gambar Lampiran 1. 3.4.5. Analisis Sifat Kimia Tanah Contoh tanah yang telah diambil dari lapang kemudian dikering udarakan selama dua hari kemudian ditumbuk dan diayak menggunakan saringan 2 mm, contoh tanah yang lolos saringan 2 mm disimpan dalam kantung plastik dan ditutup rapat. Analisis sifat-sifat kimia tanah yang dilakukan meliputi ph, unsur-unsur makro, unsur-unsur mikro, dan kapasitas tukar kation (KTK). Jenis dan metode analisis tanah akan disajikan pada tabel 6 berikut. Tabel 6. Jenis dan metode analisis tanah Sifat tanah Metode Alat/cara pengukuran ph H 2 O (1:1) Elektroda ph meter C-organik (%) Walkey dan Black Titrasi N-total (%) Kjeldahl Titrasi P-tersedia (ppm) Bray 1 Spectrophotometer Ca dd N NH 4 OAc ph Atomic Absorption Spectrophotometer Mg dd N NH 4 OAc ph Atomic Absorption Spectrophotometer K dd N NH 4 OAc ph Flame photometer Na dd N NH 4 OAc ph Flame photometer KTK (me/100g) N NH 4 OAc ph Titrasi 3.4.6. Analisis Kadar Unsur Tanaman Contoh daun dibersihkan terlebih dahulu dari kontaminan seperti debu dan tanah. Kemudian contoh daun dimasukkan ke dalam oven pada suhu 60 derajat Celsius yang bertujuan untuk menghentikan reaksi enzimatik yang terjadi dalam daun, menurunkan berat kering tanaman, dan menjaga berat konstan. Contoh daun
18 yang telah dikeringkan kemudian dihaluskan dengan mesin penggiling untuk mempercepat penghancuran pada saat analisis. Selanjutnya contoh daun disimpan sampai dilakukan analisis jaringan tanaman. Metode analisis kadar unsur tanaman dilakukan dengan metode pengabuan basah. Prosedur pengabuan basah dilakukan dengan cara menimbang 0,5 gram contoh daun yang telah digiling kemudian dimasukkan kedalam tabung destruksi. Langkah selanjutnya tambahkan asam perklorat (HClO 4 ) pekat dan asam nitrat (HNO 3 ) pekat dengan perbandingan 2:1. Proses destruksi dilakukan selama 90 menit, kemudian didinginkan dan ditera dengan menambahkan aquades pada labu takar 100 ml. Unsur-unsur yang diukur adalah N, P, K, Ca, Mg, Fe, Cu, Zn, dan Mn.