SALINAN BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 75 TAHUN 2018 TENTANG PENGHASILAN TETAP DAN TUNJANGAN LAINNYA BAGI KEPALA DESA DAN PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUMAJANG, Menimbang : bahwa guna melaksanakan ketentuan Pasal 81 ayat (5) dan Pasal 82 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undangundang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015, maka perlu menetapkan Penghasilan Tetap dan Tunjangan Lainnya bagi Kepala Desa dan Perangkat Desa, dengan Peraturan Bupati. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten di Lingkungan Propinsi Jawa Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 9), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2730); 2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Tahun 2011 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389); 3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
2 5. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 717); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 168, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5558) sebagaimana telah diubah kedua kalinya dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2016 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5864); 7. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 199); 8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 111 Tahun 2014 tentang Pedoman Teknis Peraturan di Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2091); 9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 2094); 10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 2036); 11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 82 Tahun 2015 tentang Pengangkatan Dan Pemberhentian Kepala Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 4) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 66 Tahun 2017 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1222); 12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 83 Tahun 2015 tentang Pengangkatan Dan Pemberhentian Perangkat Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 5) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 67 Tahun 2017 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1223); 13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 84 Tahun 2015 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 6); 14. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pedoman Kewenangan Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 158);
3 15. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 2 Tahun 2015 tentang Pedoman Tata Tertib dan Mekanisme Pengambilan Keputusan Musyawarah Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 159); 16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 44 Tahun 2016 tentang Kewenangan Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1037); 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 49/PMK.07/2016 tentang Tatacara Pengalokasian, Penyaluran, Penggunaan, Pemantauan dan Evaluasi Dana Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 478); 18. Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Lumajang Tahun 2016 Nomor 7); 19. Peraturan Bupati Nomor 35 Tahun 2016 tentang Pedoman Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Lumajang Tahun 2016 Nomor 35); 20. Peraturan Bupati Nomor 36 Tahun 2016 tentang Perangkat Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Lumajang Tahun 2016 Nomor 36). MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PENGHASILAN TETAP DAN TUNJANGAN LAINNYA BAGI KEPALA DESA DAN PERANGKAT DESA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Kabupaten adalah Kabupaten Lumajang; 2. Pemerintah Kabupaten adalah Pemerintah Kabupaten Lumajang; 3. Bupati adalah Bupati Lumajang; 4. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 5. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 6. Kepala Desa adalah Pemimpin Penyelenggaraan Pemerintah Desa berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama Badan Permusyawaratan Desa.
4 7. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disingkat BPD adalah lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan Desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan Desa. 8. Peraturan Desa adalah Peraturan Perundangundangan yang ditetapkan oleh Kepala Desa setelah dibahas dan disepakati bersama BPD. 9. Perangkat Desa adalah pejabat Pemerintah Desa yang membantu Kepala Desa dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya yang terdiri dari Sekretaris Desa dan Perangkat Desa Lainnya. 10. Penjabat Kepala Desa adalah seorang Pejabat yang diangkat oleh Pejabat yang berwenang, untuk melaksanakan hak, wewenang dan kewajiban Kepala Desa dalam kurun waktu tertentu. 11. Penghasilan Tetap Kepala Desa dan Perangkat Desa yang selanjutnya disebut penghasilan tetap adalah penerimaan dan penghasilan yang sah dan diberikan secara teratur oleh Pemerintah Desa kepada Kepala Desa dan Perangkat Desa yang sumber dananya berasal dari Alokasi Dana Desa. 12. Penghasilan lain yang sah yang selanjutnya disebut penghasilan lainnya adalah penerimaan dan penghasilan yang sah dan diberikan secara teratur oleh Pemerintah Desa kepada Kepala Desa dan Perangkat Desa yang sumber dananya berasal dari kekayaan Desa atau tanah kas Desa. 13. Badan Permusyawaratan Desa adalah lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari penduduk Desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis. 14. Alokasi Dana Desa adalah dana yang dialokasikan oleh Pemerintah Kabupaten untuk Desa, yang bersumber dari bagian Dana Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah yang diterima oleh Kabupaten. BAB II MAKSUD, TUJUAN DAN RUANG LINGKUP Pasal 2 Maksud dan tujuan ditetapkannya peraturan ini adalah : a. sebagai dasar hukum bagi pemerintah Desa dalam memberikan penghasilan tetap; dan b. untuk memberikan pedoman kepada pemerintah Desa dalam pengelolaan dana untuk penghasilan tetap dan tunjangan lainnya agar terlaksana secara lebih berdaya guna dan berhasil guna, transparan, akuntabel dan tertib administrasi.
5 Pasal 3 Ruang lingkup peraturan ini meliputi : a. penerima penghasilan tetap; b. pengalokasian dan pemberian penghasilan tetap; c. jaminan kesehatan dan tenaga kerja; dan d. tambahan tunjangan lainnya. BAB III PENERIMA PENGHASILAN TETAP Pasal 4 (1) Penerima penghasilan tetap adalah : a. Kepala Desa; b. Sekretaris Desa; c. Kepala Urusan; d. Kepala Seksi; dan e. Kepala Dusun. (2) Penerima penghasilan tetap harus memenuhi syarat sebagai berikut : a. Kepala Desa dan Perangkat Desa diangkat sesuai dengan ketentuan yang berlaku, ditandai dengan penerbitan surat keputusan pengangkatan oleh pejabat yang berwenang; b. pengangkatan Kepala Desa dan Perangkat Desa berasal dari proses pemberhentian Kepala Desa atau Perangkat Desa yang normatif, sesuai dengan ketentuan yang berlaku; c. Kepala Desa dan Perangkat Desa aktif menjalankan tugas, ditandai dengan kehadiran yang dituangkan dalam daftar absensi; dan d. Kepala Desa dan Perangkat Desa tersebut tidak berstatus sebagai pegawai negeri. (3) Pelaksana tugas Kepala Desa dan Perangkat Desa tidak diberikan penghasilan tetap dan tunjangan lainnya atas jabatan pelaksana tugas tersebut. (4) Penjabat Kepala Desa yang berasal dari unsur Pegawai Negeri, tidak menerima penghasilan tetap dari APBDesa, namun mendapatkan tunjangan lainnya yang sah. (5) Bagi Kepala Desa dan Perangkat Desa yang berasal dari unsur Pegawai Negeri berhak mendapatkan tambahan tunjangan sebesar yang diterima oleh Kepala Desa dan Perangkat Desa yang bukan berasal dari unsur Aparatur Sipil Negara yang bersumber dari APBDesa. (6) Penetapan besaran dan tata cara pemberian penghasilan lainnya ditetapkan lebih lanjut dalam Peraturan Desa.
6 Pasal 5 (1) Selain menerima penghasilan tetap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1), Kepala Desa dan Perangkat Desa menerima tambahan tunjangan yang bersumber dari pengelolaan tanah kas Desa/bengkok secara keseluruhan. (2) Selain menerima Tunjangan yang bersumber dari tanah kas Desa/bengkok, Kepala Desa dan Perangkat Desa dapat menerima tunjangan lain yang bersumber dari pendapatan Desa yang sah. (3) Penetapan besaran dan tata cara pemberian tambahan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan lebih lanjut dengan Peraturan Desa. (4) Penetapan besaran dan tata cara pemberian tambahan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dibebankan pada APBDesa sesuai dengan kemampuan keuangan Desa. BAB IV PENGALOKASIAN DAN PEMBERIAN PENGHASILAN TETAP Pasal 6 (1) Kepala Desa dan Perangkat Desa diberikan penghasilan tetap setiap bulan. (2) Penghasilan tetap Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dibebankan pada APBDesa yang bersumber dari dana ADD yang diterima masing-masing Desa. Pasal 7 Pengalokasian ADD untuk penghasilan tetap Kepala Desa dan Perangkat Desa adalah sebagai berikut: a. Kepala Desa : Rp. 3.000.000,- (tiga juta rupiah) per bulan; b. Sekretaris Desa : Rp. 2.100.000,- (dua juta seratus ribu rupiah) per bulan; c. Kaur,Kasi dan Kasun : Rp. 1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah) per bulan. Pasal 8 Gaji dan penghasilan lainnya bagi Kepala Desa atau Perangkat Desa yang berasal dari Pegawai Negeri dibayar oleh instansi induknya sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
7 Pasal 9 (1) Pemberian hak Penghasilan Tetap Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagaimana pada Pasal 6 ayat (1), diperhitungkan setiap bulannya apabila : a. dimasa tugasnya tidak terjadi alpa/tidak hadir tanpa keterangan untuk hitungan tidak lebih dari 3 (tiga) hari kerja disetiap bulannya; b. dibulan awal pelaksanaan tugasnya tercatat mulai aktif dinas tidak lebih dari tanggal 15 (lima belas). c. dibulan akhir pelaksanaan tugasnya tercatat mulai berhenti dinas setelah tanggal 15 (lima belas), terkecuali bagi Kepala Desa dan Perangkat Desa yang meninggal dunia (meninggal tanggal berapapun tetap diberikan untuk hitungan 1 (satu) bulan); d. ditahan oleh aparat penegak hukum tetapi belum mempunyai kekuatan hukum tetap, maka yang bersangkutan tetap berhak menerima penghasilan tetap sebesar 50% (lima puluh perseratus); e. ditahan oleh aparat penegak hukum dan telah mempunyai kekuatan hukum tetap, maka yang bersangkutan tetap berhak menerima penghasilan tetap sebesar 50 % (lima puluh perseratus) sepanjang masih belum diberhentikan dari jabatannya; f. ditahan oleh aparat penegak hukum dan telah mempunyai kekuatan hukum tetap, maka yang bersangkutan tetap berhak menerima penghasilan tetap sebesar 50 % (lima puluh perseratus) sampai dengan akhir masa jabatan; g. diberhentikan sementara karena tersangkut masalah hukum, maka yang bersangkutan masih berhak menerima 25 % (dua puluh lima perseratus) dari penghasilan tetap; h. dinyatakan tidak bersalah oleh putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap, terhitung sejak diterimanya Siltap 100% (seratus perseratus) pada bulan terakhir, sampai dengan bulan putusan berkenaan, dalam hal pada saat putusan dikeluarkan masa jabatannya belum berakhir; i. dinyatakan tidak bersalah oleh putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap, terhitung sejak diterimanya Siltap 100% (seratus pertseratus) pada bulan terakhir sampai dengan bulan akhir masa jabatan, dalam hal pada saat putusan dikeluarkan masa jabatannya sudah berakhir; j. mengajukan cuti bersalin dengan catatan total cuti tidak lebih dari 3 (tiga) bulan; k. sakit berkelanjutan atau permanen yang menyebabkan tidak dapat melaksanakan tugas secara berturut-turut selama 6 (enam) bulan dan diterangkan oleh dokter pemerintah.
8 (2) Kepala Desa dan Perangkat Desa yang menjalankan cuti besar dalam rangka menjalankan ibadah keagamaan, tetap menerima tunjangan dan/atau tambahan penghasilan lainnya, kecuali penghasilan tetap. BAB V JAMINAN KESEHATAN DAN TENAGA KERJA Pasal 10 (1) Kepala Desa dan Perangkat Desa berhak mendapatkan Jaminan kesehatan. (2) Kepala Desa dan Perangkat Desa berhak mendapatkan jaminan tenaga kerja. Pasal 11 (1) Jaminan sebagaimana dalam Pasal 10 ayat (1), berupa Pemeliharaan kesehatan diberikan dalam bentuk pemeliharaan kesehatan yang dijamin oleh pemerintah. (2) Pemeliharaan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat dilakukan dengan melakukan kerja sama dengan instansi atau pihak ketiga yang menangani jasa pembiayaan kesehatan yang dilindungi dengan Undang-Undang. (3) Ketentuan lebih lanjut tentang pelaksanaan pemeliharaan kesehatan berpedoman pada peraturan penyedia jasa layanan pemeliharaan kesehatan sebagaimana dimaksud. Pasal 12 (1) Jaminan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2), berupa Jaminan ketenagakerjaan bagi Kepala Desa dan Perangkat Desa diberikan dalam bentuk program jaminan kecelakan kerja dan program jaminan kematian. (2) Jaminan ketanagakerjaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat dilakukan dengan melakukan kerja sama dengan instansi atau pihak ketiga yang menangani jasa pembiayaan ketenagakerjaan yang dilindungi dengan undang-undang. (3) Ketentuan lebih lanjut tentang pelaksanaan jaminan ketenagakerjaan berpedoman pada peraturan penyedia jasa layanan jaminan ketenagakerjaan.
9 Pasal 13 (1) Untuk memperlancar dan akuntabilitas pengeluaran, setiap penerima wajib memiliki rekening atas nama yang bersangkutan pada bank yang ditunjuk. (2) Mekanisme pencairan dana penghasilan tetap dan tunjangan lainnya dilaksanakan oleh bendahara Desa sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB VI TAMBAHAN TUNJANGAN LAINNYA Pasal 14 Tambahan tunjangan lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (5), diatur lebih lanjut dengan Peraturan Desa. BAB VII PERTANGGUNGJAWABAN Pasal 15 Pertanggungjawaban terhadap pengelolaan dan penyaluran tunjangan penghasilan tetap, tunjangan dan tambahan tunjangan lainnya dilakukan oleh Kepala Desa yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari pertanggungjawaban APBDesa Tahun Anggaran berkenaan. BAB VIII PENGAWASAN Pasal 16 (1) Pengawasan terhadap pelaksanaan pencairan, pengelolaan dan pertanggungjawaban dilakukan oleh masyarakat dan aparat pengawasan internal pemerintah. (2) Pengawasan oleh masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan sesuai mekanisme pengawasan BPD. (3) Pengawasan oleh aparat internal pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku. (4) Pihak-pihak yang terbukti melakukan pelanggaran, penyimpangan dan/atau penyelewengan dalam pencairan, pengelolaan dan pertanggungjawaban berdasarkan hasil pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dikenai sanksi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
10 BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 17 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Lumajang. Ditetapkan di Lumajang pada tanggal 4 Desember 2018 BUPATI LUMAJANG, ttd. H. THORIQUL HAQ, M.ML. Diundangkan di Lumajang Pada tanggal 4 Desember 2018 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN LUMAJANG, ttd. Drs. GAWAT SUDARMANTO Pembina Utama Madya NIP. 19651217 199003 1 007 PARAF KOORDINASI Jabatan Paraf Tanggal Sekda Asisten Ka. DPMD Plt. Kabag. Hukum LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2018 NOMOR 73