METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Oktober 2012 sampai dengan Februari 2013.

dokumen-dokumen yang mirip
III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2012 Februari Penanaman

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian,

III. BAHAN DAN METODE. Penanaman dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian,

III. BAHAN DAN METODE. Penanaman dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapangan Terpadu Fakultas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Labolatorium Lapangan Terpadu Fakultas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dari Oktober 2013 sampai dengan Januari 2014.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu, Laboratorium Ilmu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian dan,

III. BAHAN DAN METODE

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Percobaan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang terpadu Universitas Lampung di

III. BAHAN DAN METODE

Lindiana 1*), Nyimas Sa diyah 1, Maimun Barmawi 1 ABSTRACT

I. PENDAHULUAN. Indonesia tinggi, akan tetapi produksinya sangat rendah (Badan Pusat Statistik,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

Percobaan 4. Tumpangsari antara Jagung dengan Kacang Tanah

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan salah satu komoditi pangan utama

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Banjarsari Bedeng 29, Kecamatan Metro

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang sebelumnya dilakukan oleh

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Sumatera Utara, Medan, dengan ketinggian tempat

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

3. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. fenotipe yang diamati menunjukkan kriteria keragaman yang luas hampir pada

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max L. Merrill) merupakan tanaman pangan yang sangat

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan dari bulan Januari sampai Mei. Baru Panam, Kecamatan Tampan, Kotamadya Pekanbaru.

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lahan percobaan Politeknik Negeri Lampung, Bandar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Lahan Percobaan Lapang Terpadu dan Laboratorium

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

I. PENDAHULUAN. Kedelai merupakan sumber protein penting di Indonesia. Kesadaran masyarakat

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Sepang Jaya Kecamatan Labuhan Ratu Bandar

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Politeknik Negeri Lampung yang berada pada

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan Kebun Percobaan BPTP Natar,

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill) merupakan salah satu tanaman sumber protein

I. PENDAHULUAN. padi karena banyak dibutuhkan untuk bahan pangan, pakan ternak, dan industri.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

METODE PELAKSANAAN. Percobaan ini dilaksanakan di lahan kering BPTP Sumatera Barat kebun

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan yang terletak di Desa Rejomulyo,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Hajimena, Lampung Selatan pada bulan September 2009 sampai bulan Januari

BAHAN DAN METODE. Y ij = + i + j + ij

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu dan Laboratorium Ilmu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca laboratorium Lapangan Terpadu

Kemajuan Genetik Dan Heritabilitas Karakter Agronomi Kedelai (Glycine max [L.] Merrill) Generasi F 2 Persilangan Wilis Dan Mlg 2521

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu, Universitas Lampung

III. BAHAN DAN METODE. Selatan yang diketahui memiliki jenis tanah Ultisol dan Laboratorium Ilmu Tanah

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro,

BAB III MATERI DAN METODE. sampai panen okra pada Januari 2017 Mei 2017 di lahan percobaan dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

III. BAHAN DAN METODE

MATERI DAN METODE. Urea, TSP, KCl dan pestisida. Alat-alat yang digunakan adalah meteran, parang,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

PELAKSANAAN PENELITIAN. dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di kebun Balai Benih Induk Hortikultura Provinsi

DAYA WARIS DAN HARAPAN KEMAJUAN SELEKSI KARAKTER AGRONOMI KEDELAI GENERASI F 2

III. MATERI DAN METODE

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Alat dan Bahan Metode Percobaan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Universitas

Laboratorium Teknologi Benih Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Jawa Barat, dengan ketinggian 725 m di atas permukaan laut.

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari sampai Maret B. Penyiapan Bahan Bio-slurry

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012.

m. BAHAN DAN METODE KO = Tanpa pupuk kalium (control) Kl = 50 kg KCl/ha = 30 kg KjO/ha (30 g KCl/plot)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Universitas Lampung (Unila),

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei 2013 sampai Maret 2014 di

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Lapangan Terpadu Universitas Lampung

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sinar Agung, Kecamatan Pulau Panggung,

BAHAN DAN METODE. Pada musim tanam pertama penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

III. BAHAN DAN MATODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2013 sampai Agustus 2013 di

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max L. Merrill) merupakan tanaman pangan yang sangat dibutuhkan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

METODE PERCOBAAN. Tempat dan Waktu. Alat dan Bahan

I. PENDAHULUAN. Kedelai ( Glycine max (L.) Merrill) merupakan salah satu tanaman penghasil

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

III. MATERI DAN WAKTU

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016

III. BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

III. BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. protein yang mencapai 35-38% (hampir setara protein susu sapi). Selain

KERAGAMAN KARAKTER TANAMAN

I. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Politeknik Negeri Lampung

Transkripsi:

III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari Oktober 2012 sampai dengan Februari 2013. Penanaman dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Setelah panen, pengamatan dilanjutkan di Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman Universitas Lampung. 3.2 Alat dan Bahan Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah sabit, cangkul, koret, meteran, gunting, tali rafia, patok, tugal, gembor,selang air, bambu, kantung panen, plastik, golok, paranet, mistar, knapsack sprayer, dan alat tulis. Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah benih kedelai yang terdiri atas benih tetua Wilis dan B3570, dan benih F 3 persilangan antara varietas Wilis dan B3570 (milik Dr. Ir. Maimun Barmawi, M.S.), Furadan yang berbahan aktif karbofuran, fungisida berbahan aktif Mancozeb 80%, insektisida berbahan aktif delhtametrin 25 g L -1, pupuk Urea 50 kg ha -1, TSP 100 kg ha -1, KCl 100 kg ha -1, dan pupuk organik 10 g per tanaman.

18 3.3 Metode Pada penelitian ini benih yang ditanam berasal dari benih F 3 dari hasil penelitian Lindiana pada tahun 2012 dengan nomor genotipe 142 dengan bobot biji per tanaman 75,52 g, dan bobot 100 butir 11,45 g. Penelitian dilakukan dengan menanam benih pada petak penelitian yang berukuran 9 m x 4 m. Pada petak tersebut terdapat 19 baris tanaman, setiap baris terdapat 20 lubang tanam. Petak tersebut terdiri atas 15 baris tanaman kedelai F 3, dua baris tanaman tetua Wilis dan dua baris tanaman tetua B3570. Penelitian ini dilakukan dengan rancangan percobaan tanpa ulangan karena benih yang digunakan adalah benih F 2 yang masih mengalami segregasi dan benih belum homozigot secara genetik. Pengamatan dilakukan pada tiap tanaman (Baihaki, 2000). 3.3.1 Analisis Data Ragam fenotipe ( σ p 2 ) ditentukan dengan rumus : σ 2 p = Keterangan : Xi = nilai pengamatan ke i µ = nilai tengah N = jumlah tanaman yang diamati (Suharsono dkk., 2006)

19 Suatu karakter populasi tanaman memiliki keragaman genetik dan keragaman fenotipe yang luas apabila ragam genetik dan ragam fenotipe lebih besar dua kali simpangan bakunya. Oleh karena itu, digunakan rumus penghitungan simpangan baku (σ 2 σ) berdasarkan Spiegel (2004) yang dikutip Sari (2008) : σ 2 σ = Keterangan: σ 2 g Xi = simpangan baku =nilai pengamatan ke i µ = nilai tengah populasi N = jumlah tanaman yang diamati Ragam lingkungan (σ 2 e) ditentukan dengan rumus : σ 2 e = Keterangan: σ p1 = simpangan baku tetua 1 σ p2 = simpangan baku tetua 2 n1+n2 =jumlah tanaman tetua (Suharsono dkk., 2006). Populasi tetua secara genetik adalah seragam sehingga ragam genotipenya nol. Oleh karena itu, ragam fenotipe yang diamati pada populasi tetua sama dengan ragam lingkungan. Karena tetua dan populasi keturunannya ditanam pada lingkungan yang sama maka ragam lingkungan tetua sama dengan ragam lingkungan populasi keturunan.

20 Dengan demikian ragam genetik (σ 2 g) dapat dihitung dengan rumus : Keterangan : σ 2 g = σ 2 p - σ 2 e σ 2 p σ 2 e = ragam fenotipe = ragam lingkungan (Suharsono dkk., 2006) Pendugaan heritabilitas (H) dengan menggunakan rumus : H = σ 2 g σ 2 p Keterangan : H = heritabilitas arti luas σ 2 g = ragam genotipe σ 2 p = ragam fenotipe (Suharsono dkk., 2006) Nilai heritabilitas berkisar 0 H 1. Kriteria heritabilitas tersebut sebagai berikut: 1. Heritabilitas tinggi apabila H > 0,5 2. Heritabilitas sedang apabila 0,2 H 0,5 3. Heritabilitas rendah apabila H < 0,2 Genotipe-genotipe yang ada akan diseleksi berdasarkan bobot biji per tanaman yang memiliki median lebih tinggi dibandingkan kedua tetuanya. Genotipe yang memiliki median lebih tinggi dari kedua tetuanya disebut F 3 terpilih. F 3 terpilih dijadikan sebagai nomor-nomor harapan yang memungkinkan untuk dilakukan penelitian selanjutnya.

21 Agar perbedaan hasil karakter bobot biji per tanaman, bobot 100 butir, jumlah polong per tanaman, jumlah cabang produktif, umur berbunga, umur panen dan tinggi tanaman pada tetua 1, tetua 2, famili F 3 dan F 3 terpilih digunakan analisis boxplot dari program Microsoft Office Excel. 3.4 Pelaksanaan Penelitian 3.4.1 Pengolahan Tanah dan Pembuatan Petak Percobaan Pengolahan tanah dilakukan dengan mencangkul tanah sedalam 20 30 cm kemudian diratakan dan dihaluskan menggunakan cangkul. Petak percobaan dibuat dengan ukuran 9 m x 4 m, terdapat 19 baris tanaman dengan 20 lubang tanam pada setiap barisnya. 3.4.2 Penanaman dan Pemberian Pupuk Dasar Penanaman dilakukan dengan cara menugal tanah sedalam 3 5 cm dan tiap lubang tanam berisi 1 butir benih. Penanaman dilakukan dengan jarak tanam 60 cm x 20 cm. Pupuk yang digunakan yaitu pupuk Urea 50 kg ha -1, TSP 100 kg ha - 1, KCL 100 kg ha -1, dan pupuk organik 10 g ha -1. Pemupukan dengan pupuk kandang dilakukan saat tanam dengan cara dimasukkan ke lubang tanam secukupnya. Pada lubang tanam juga dimasukkan Furadan ± 10 butir per lubang tanam agar benih yang ditanam tidak rusak oleh serangga atau hewan lain. Pemupukan Urea dilakukan dua kali yaitu 2 minggu setelah tanam, dan pada saat menjelang pembungaan (25 hari setelah tanam). Pupuk TSP dan KCl diberikan 1 kali yaitu 2 minggu setelah tanam.

22 3.4.3 Pelabelan Kedelai yang telah ditanam per barisnya diberi tanda dengan bambu yang telah diberi keterangan tentang benih yang ditanam. Setelah benih kedelai tumbuh, tiap tanaman diberi label. Label tersebut berisi nama kedelai hasil persilangan F 3 atau tetua beserta nomor tanaman. 3.4.4 Perawatan dan Pemeliharaan Tanaman Pemeliharaan tanaman meliputi penyiraman, penyiangan gulma, pengendalian hama penyakit, memperbaiki patok dan paranet yang rusak dan mengganti label yang rusak. Penyiraman dilakukan setiap sore hari sedangkan penyiangan gulma dilakukan setiap minggu menggunakan koret. Pengendalian hama dan penyakit tanaman dilakukan dengan menggunakan fungisida berbahan aktif Mancozeb 80%, insektisida berbahan aktif delhtametrin 25g L -1. 3.4.5 Pemanenan Pemanenan dilakukan dengan cara mengambil polong kedelai secara utuh menggunakan gunting atau pisau, kemudian memasukkannya ke dalam kantung panen yang berbeda untuk masing-masing tanaman, menuliskan label pada katung panen yang berisi nomor tanaman serta tanggal panen.

23 3.4.6 Peubah yang Diamati Pengamatan dilakukan pada peubah-peubah berikut ini : 1. Umur tanaman berbunga pertama kali Umur tanaman berbunga pertama kali dihitung berdasarkan jumlah hari sejak tanam sampai tanaman berbunga untuk yang pertama kali. 2. Umur panen Umur panen dihitung berdasarkan jumlah hari sejak tanam hingga tanaman siap panen. 3. Tinggi Tanaman Tinggi tanaman diukur dari pangkal batang hingga titik tumbuh tanaman. Pengukuran tinggi tanaman diukur setelah panen. 4. Jumlah cabang produktif Jumlah cabang produktif dihitung berdasarkan banyaknya cabang tanaman yang dapat menghasilkan polong. 5. Jumlah polong per tanaman Jumlah polong pertanaman berdasarkan jumlah polong yang muncul pada setiap tanaman. Penghitungan ini dilakukan setelah panen. 6. Bobot 100 biji Penghitungan bobot 100 biji berdasarkan rata-rata bobot 100 biji kering yang konstan dan diambil secara acak. 7. Bobot biji per tanaman Bobot biji per tanaman dihitung berdasarkan bobot biji tiap tanaman yang dilakukan setelah panen.