BAB 1 PENDAHULUAN. Cemerlang, 2001), Cet. 2. hlm 1. 2 Muhaimin, et all, Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2001),

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2

BAB I PENDAHULUAN. berujung pada pencapaian suatu kualitas manusia tertentu yang dianggap dan

BAB I PENDAHULUAN. seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia; ajaran itu dirumuskan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. akan ditentukan oleh keadaan pendidikan yang dijalani bangsa itu. 1. Pendidikan sebagai identitas mutlak dalam rangka pelaksanaan

DAFTAR PUSTAKA. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara 1991).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. di antara makluk-nya yang lain. Allah memberi banyak kelebihan kepada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan mengkondisikan kelas atau mengelola kelas, agar pelaksanaan. pembelajaran dapat berjalan dengan efektif.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan intelektual dan moralitas yang tinggi. manusia yang berkualitas dalam menghadapi era globalisasi.

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian dan kemampuan menuju kedewasaan serta pembentukan manusia

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin mengglobal dan kompetitif memunculkan tantangan-tantangan

BAB I PENDAHULUAN. b. Aspek Aqidah: Menjelaskan pengertian Malaikat, Menyebutkan namanama Malaikat, Menyebutkan tugas-tugas malaikat

DAFTAR PUSTAKA. A. M, Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Raja

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN. merealisir hal tersebut Menteri Agama dan Menteri P dan K. mengeluarkan keputusan bersama untuk melaksanakan pendidikan agama

BAB I PENDAHULUAN. belum lagi ditemukan pada saat arus globalisasi dan Era pasar bebas terus

BAB I PENDAHULUAN. sekolah, masyarakat dan pemerintah melalui bimbingan pengajaran dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi saat ini ditandai dengan ilmu teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. kalangan ilmuwan khususnya para ahli pendidikan. Hal ini karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik dengan segala lingkungan dan sepanjang hayat. 1 Pendidikan pada

BAB I PENDAHULUAN. M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia ini, sebagian adalah berisi pelaksanaan

DAFTAR PUSTAKA. Achmadi, Islam Paradigma Ilmu Pendidikan, Yogyakarta: Aditya Media, 2005.

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya dan

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi pendidikan bukan sesuatu yang ada dengan sendirinya, pendidikan harus di

BAB I PENDAHULUAN. secara menyeluruh bagi seseorang. Tidak terkecuali bagi seorang siswa dalam

BAB I PENDAHULUAN. berikutnya. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu mata. mulai dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum tujuan pendidikan dapat dikatakan membawa anak ke arah

BAB I PENDAHULUAN. pengertian. Tesis ini berjudul Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam. Peserta Didik Kelas VII Di SMP Negeri 2 Adiluwih yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam pelaksanaannya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah dan kelas merupakan tempat menghimpun siswa dan secara

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional termasuk didalamnya bidang pendidikan, itulah sebabnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Agama Islam sangat penting bagi siswa di mana pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. maksud bahwa manusia bagaimanapun juga tidak bisa terlepas dari individu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pembelajaran di sekolah tidak lepas dari permasalahan, di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek yang mempunyai peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. tertentu termasuk pendidikan yang ada di Indonesia. Tujuan pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. 1 Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sedang berkembang, maka pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1, pasal 1, butir 1 yang menyatakan bahwa : belajar dan proses pembelajaran agar paeserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. dan menciptakan suasana kondusif yang mendorong siswa untuk melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia maka perlu dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia individual dan

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk membina budi pekerti luhur seperti kebenaran, keikhlasan, kejujuran,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. Sekretaris Jenderal MPR-RI, Undang-Undang Dasar 1945, Sekjen MPR-RI, Jakarta, hlm. 5 2

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi yang dimiliki demi kemajuan suatu bangsa. Salah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. demikian, PAI memiliki peran strategis untuk menciptakan peserta didik yang

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi anak didik sehingga menjadi orang yang dewasa fisik,

BAB I PENDAHULUAN. feeling attituted, personal ideals, aktivitas kepercayaan. 1. (mendidik). Namun menurut al-attas (1980) dalam Hasan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh pendidikan dan yang ditegaskan dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2003), hlm Jalaluddin, Teologi Pendidikan,(Jakarta: PT. Raja Grafindo

BAB 1 PENDAHULUAN. mampu membantu dan membentuk karakter dan keyakinan yang kuat pada setiap

BAB I PENDAHULUAN. dengan usaha dan kerja keras melalui jalur pendidikan, sekolah, keluarga dan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan yang tidak dapat dilihat oleh mata lahir. Sabda Nabi Muhammad

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2007), hlm E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 173.

BAB I PENDAHULUAN. menentukan tinggi rendahnya kualitas dan nilai suatu negara, karena itu tujuan

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting dalam kesuksesan kegiatan pembelajaran. Guru adalah pendidik

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Oleh karena itu, pendidikan menjadi kebutuhan manusia. 1

BAB I PENDAHULUAN. (Semarang: Aneka Ilmu, 1992), hlm

BAB I PENDAHULUAN. tentang pendidikan akan selalu muncul dan orangpun tak akan berhenti untuk

BAB I PENDAHULUAN. ditegaskan dalam Undang-Undang RI No 20 tahun 2003 tentang system

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana disebutkan dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke

BAB I PENDAHULUAN. karena maju dan mundurnya bangsa di tentukan oleh keadaan pendidikan yang di

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan maupun teori belajar dan merupakan penentu utama keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. pemahaman yang mereka miliki dan mereka butuhkan.

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1 Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. evaluasi untuk mengukur kualitas keberhasilan dari proses pembelajaran yang

kognitif (intelektual), dan masyarakat sebagai psikomotorik.

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dalam menjalankan tugasnya dapat mencapai hasil dan tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang berkepribadian baik dan mempunyai kecerdaan yang unggul

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional, Bab I Pasal 1 ayat (1) dikemukakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu bangsa. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun Negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Pendidikan di mulai dari kandungan, hingga dewasa yang didapatkan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Dalam Undang-Undang tentang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Departemen Pendidikan Nasional RI, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamis dalam diri (inner drive) yang mendorong seseorang. arti tidak memerlukan rangsangan (stimulus) dari luar dirinya,

BAB I PENDAHULUAN. sempurna sehingga ia dapat melaksanakan tugas sebagai manusia. Pendidikan

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Pendidikan Strata-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. berarti menghasilkan, mencipta, sekalipun tidak banyak, sekalipun suatu

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang berkembang pesat sekarang ini. Sejalan dengan kemajuan tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan sistem dan cara meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. di dunia maupun di akhirat. Pendidikan jugalah yang akan menentukan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan memiliki peranan sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup.

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengertian pendidikan secara umum adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. 1 Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/ atau pelatihan bagi peranannya di masa yang akan datang. 2 Dalam menghadapi era globalisasi pendidikan memiliki tugas yang tidak ringan, disamping mempersiapkan peserta didik untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) diharapkan juga mampu meningkatkan keimanan dan ketaqwan (IMTAQ) terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Peningkatan IMTAQ dilakukan untuk mengantisipasi dampak perkembangan IPTEK. 3 Oleh karena itu sebagaimana ketentuan dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dalam rangka memperkuat keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan YME Pendidikan Agama dinyatakan sebagai kurikulum wajib pada semua jalur, jenis dan jenjang pendidikan. 4 Hal ini dikarenakan kehidupan beragama merupakan salah satu dimensi kehidupan yang diharapkan dapat terwujud secara terpadu dengan dimensi kehidupan lain pada setiap individu warga negara. 5 Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia yang beriman bertaqwa kepada Allah SWT serta 1 Imam Hasani, terj. Pedoman Mendidik Anak menjadi Shaleh dan Shaliha (Yogya : Bintang Cemerlang, 2001), Cet. 2. hlm 1. 2 Muhaimin, et all, Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2001), Cet. 1, hlm. 37. 3 Abdul Rahman Shaleh, Pendidikan Agama dan Keagamaan Visi, Misi dan Aksi, (Jakarta : Gemawindu Panca Perkasa, 2000), hlm. 32. 4 UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Bandung : Citra Umbara, 2003), hlm. 25. 5 Ibnu Hadjar, Pendekatan Keberagamaan dalam Pemilihan Metode Pengajaran PAI, dalam Chabib Thoha, dkk, Metodologi Pengajaran Agama, (Yogyakarta : Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo bekerjasama dengan Pustaka Pelajar, 1999), Cet. 1, hlm. 1. 1

2 berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 6 Dengan demikian maka Pendidikan Agama sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah memiliki peranan yang sangat strategis dan signifikan dalam pembentukan moral, akhlak dan etika peserta didik. 7 Oleh karena itu dibutuhkan usaha-usaha agar dapat meraih hasil belajar yang optimal mengingat betapa pentingnya peran PAI dalam kehidupan seharihari. Hasil belajar dapat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, diantaranya adalah motivasi Motivasi merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam setiap aspek kehidupan manusia, demikian juga para siswa mau melakukan sesuatu bilamana berguna bagi mereka untuk melakukan tugas-tugas pekerjaan sekolah. 8 Anak yang mempunyai intelegensi tinggi mungkin gagal dalam pelajaran karena kekurangan motivasi. Hasil yang baik tercapai dengan motivasi yang kuat. 9 Akan tetapi, tidak semua anak mempunyai motivasi dalam belajar karena sebagian dari mereka tidak mengetahui bahwa semua mata kuliah (mata pelajaran) dan pengetahuan yang mereka dapatkan dari studi pasti membantu kesuksesan mereka pada masa depan. Untuk itulah seorang guru memegang posisi penting dalam memberikan dorongan dan harapan, seorang guru dituntut mampu mengelola poses belajar mengajar yang memberikan rangsangan kepada siswa sehingga mau belajar, sebab keterlibatan anak secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar sangat diperlukan agar belajar menjadi efektif dan dapat mencapai hasil yang diinginkan. 10 Dengan demikian peran motivasi dalam kegiatan belajar mengajar sangat penting sekali, karena motivasi dapat mendorong terjadinya aktivitas dan inisiatif, 6 Muhaimin, op. cit., hal. 78. 7 Tim Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam/Direktorat Pembinaan PAI pada Sekolah Umum Negeri Berdasarkan Kurikulum / GBPP tahun 1994, Kendali Mutu Pendidikan Agama Islam, 2001, Cet. 1, hlm. 1. 8 Marasudin Siregar, dkk, Metodologi Pengajaran Agama, (Semarang, Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 1998), hlm. 19. 9 S. Nasution, Didaktik Asas-Asas Mengajar, (Jakarta : Bumi Aksara, 2000), Cet. 2. hlm 73. 10 Moh Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2000), Cet. 11, hlm. 21.

3 mengarahkan tujuan, memelihara ketekunan dan keuletan dalam belajar sehingga siswa dapat mencapai hasil belajar yang optimal. Selain motivasi salah satu upaya untuk meningkatkan mutu kegiatan belajar mengajar, khususnya mutu proses belajar dan hasil belajar adalah peningkatan mutu guru sehingga memiliki tingkat kemampuan profesional yang memadai. Mutu profesional guru harus terlihat pada kemampuannya mengelola kelas dan mengajar secara efektif. Artinya guru mampu membelajarkan para siswa menguasai bahan pelajaran yang diberikannya sesuai dengan tuntutan kurikulum. Guru dengan sadar merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya guna kepentingan pengajaran. 11 Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar. Suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika guru mampu mengatur siswa dan sarana pengajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pengajaran. Juga hubungan interpersonal yang baik antara guru dan siswa dan siswa dengan siswa merupakan syarat keberhasilan pengelolaan kelas. Pengelolaan kelas yang efektif merupakan prasyarat mutlak bagi terjadinya proses belajar mengajar yang efektif. 12 Kemampuan pengelolaan kelas sangat menentukan keberhasilan pembelajaran. Tanpa kemampuan pengelolaan kelas yang efektif, segala kemampuan guru yang lain dapat menjadi netral dalam arti kurang memberikan pengaruh atau dampak positif terhadap pembelajaran siswa. Tiada gunanya seorang guru menguasai bahan pelajaran, tidak bermanfaat kemampuannya menciptakan kegiatan-kegiatan belajar yang menarik sesuai dengan pokok bahasan, tiada banyak gunanya dia mengetahui jenis pertanyaan yang perlu ditanyakan atau kemampuannya menjelaskan pelajaran secara gamblang, jika segala yang diupayakan guru itu tidak diperhatikan atau didengarkan oleh murid-muridnya. 13 11 Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2002), Cet. 2, hlm. 1. 12 Moh Uzer Usman, op. cit. hlm. 97. 13 EC. Wragg, Pengelolaan Kelas, Terj. Anwar Jasin, ( Jakarta : PT Grasindo, 1996), hlm.1.

4 Berangkat dari uraian latar belakang masalah diatas, maka penulis tertarik untuk mengkaji bagaimana PENGARUH KETERAMPILAN PENGELOLAAN KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PAI DI SMP N 1 KENDAL. B. Pembatasan Masalah Untuk menghindari segala bentuk penafsiran dan memperjelas posisi penulis dalam penelitian ini, perlu penulis jelaskan dan tegaskan istilah-istilah yang terdapat dalam judul berikut batasan-batasannya. 1. Pengaruh Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang. 14 2. Keterampilan Pengelolaan Kelas Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar. 15 Kegiatan pengelolaan kelas adalah berbagai jenis kegiatan yang sengaja dilakukan guru untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi bagi terjadinya kegiatan belajar mengajar yang efektif. 16 Tentang pengelolaan kelas disini penulis memberi batasan hanya pada pengelolaan kelas yang menyangkut siswa saja. Jadi keterampilan pengelolaan kelas disini dapat diartikan sebagai kemampuan / keterampilan guru dalam menciptakan berbagai jenis kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi belajar yang efektif. Yang dibahas oleh penulis dalam skripsi ini meliputi : Menarik minat ( penampilan, suara, dan humor ), menegur, hukuman, dan kedisilinan guru. 3. Motivasi Belajar 14 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1997), hlm.. 747. 15 Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, op. cit. hlm. 194. 16 Abdul Rahman Shaleh, op. cit. hlm. 49.

5 Motivasi berasal dari kata motif yang berarti Segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu. 17 Sedangkan belajar diartikan sebagai perubahan kelakuan berkat pengalaman dan latihan. 18 Jadi secara sederhana motivasi belajar adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu perubahan kelakuan melalui pengalaman dan latihan. 4. Mata Pelajaran PAI Mata pelajaran adalah pelajaran yang harus diajarkan (dipelajari) untuk sekolah dasar atau sekolah lanjutan. 19 Sedangkan Pendidikan Agama Islam merupakan sebutan yang diberikan pada salah satu subyek pelajaran yang harus dipelajari oleh siswa muslim dalam menyelesaikan pendidikannya pada tingkat tertentu. 20 Jadi kajian dalam penelitian ini difokuskan hanya pada mata pelajaran PAI yang merupakan salah satu subyek pelajaran yang harus dipelajari oleh siswa muslim di sekolah. C. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah tersebut diatas, maka ada beberapa pokok permasalahan yang penulis ajukan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut : 1. Bagaimanakah keterampilan pengelolaan kelas pada mata pelajaran PAI di SMPN 1 Kendal? 2. Bagaimanakah motivasi belajar PAI yang dimiliki siswa SMPN 1 Kendal? 3. Adakah pengaruh keterampilan pengelolaan kelas terhadap motivasi belajar pada mata pelajaran PAI di SMPN 1 Kendal? D. Manfaat Penelitian Beberapa manfaat dari penelitian ini adalah : 17 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung : Remaja Rosda Karya, 1996), hlm.60. 18 S. Nasution, Didaktik Asas-asas Mengajar, (Jakarta : Bumi Aksara, 2000), Cet. 2, hlm. 34. 19 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa, op. cit., hlm 636. 20 Muhaimin, op. cit., hal. 78.

6 1. Bagi peneliti, penelitian ini adalah sebagai penyusunan skripsi dalam rangka mengakhiri studi pada Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo Semarang 2. Bagi guru atau pendidik, memberikan informasi tentang pentingnya keterampilan mengelola kelas, sehingga dengan adanya informasi tersebut seorang pendidik dapat menggunakan teknik-teknik pengelolaan kelas yang efektif dalam kegiatan belajar mengajar 3. Bagi siswa, memberikan wawasan kepada mereka tentang pentingnya motivasi dalam belajar, sehingga para siswa dapat menumbuhkan motivasi dalam dirinya untuk belajar agar dapat membawa pengaruh yang baik bagi prestasi belajarnya. E. Sistematika Penulisan Skripsi Skripsi ini peneliti susun dengan sistematika penulisan sebagai berikut : bagian sebelum tubuh kerangka terdiri dari halaman sampul, halaman judul, halaman nota pembimbing, halaman pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, halaman kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, dan daftar lampiran. Adapun tubuh kerangka dibagi dalam beberapa bab dan sub bab sebagai berikut : Bab I : Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah B. Identifikasi Masalah C. Perumusan Masalah D. Manfaat Penelitian E. Sistematika Penulisan Skripsi Bab II : Keterampilan Pengelolaan Kelas dan Motivasi Belajar pada Mata Pelajaran PAI A. Keterampilan Pengelolaan Kelas 1. Pengertian Pengelolaan Kelas 2. Tujuan Pengelolaan Kelas 3. Komponen Pengelolaan Kelas

7 Bab III Bab IV Bab V 4. Beberapa Masalah Pengelolaan Kelas 5. Pengelolaan Kelas yang Efektif B. Motivasi Belajar 1. Pengertian Motivasi belajar 2. Macam dan Fungsi Motivasi Belajar 3. Bentuk-bentuk Motivasi Dalam Belajar 4. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar C. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam D. Pengaruh Keterampilan Pengelolaan Kelas tehadap Motivasi Belajar PAI E. Kajian Penelitian yang Relevan F. Pengajuan Hipotesis : Metodologi Penelitian A. Tujuan Penelitian B. Waktu dan Tempat Penelitian C. Variabel Penelitian D. Metode Penelitian E. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel F. Teknik Pengumpulan Data G. Teknik Analisis Data : Hasil Penelitian dan Pembahasan A. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Data tentang Keterampilan Pengelolaan Kelas 2. Data tentang Motivasi Belajar Siswa B. Pengujian Hipotesis C. Pembahasan Hasil Penelitian D. Keterbatasan Penelitian : Penutup A. Kesimpulan B. Saran-saran C. Penutup

8 Daftar Pustaka Lampiran-lampiran Daftar Riwayat Pendidikan

9 PENGARUH KETERAMPILAN PENGELOLAAN KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PAI DI SMPN 1 KENDAL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I Dalam Ilmu Tarbiyah Oleh : ZUKHRIFATUL JANNAH NIM : 3100029 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2005

10