MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MOZAIK PADA ANAK KELOMPOK B DI TK PANTI DEWI BERBAH SLEMAN

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS MELALUI TEKNIK MOZAIK PADA ANAK KELOMPOK B1 TK PKK 51 TERONG

PENINGKATAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN KOLASE PADA ANAK KELOMPOK B DI TK PKK KARTINI PADOKAN KIDUL TIRTONIRMOLO KASIHAN BANTUL

KATMINI AR. KOESDYANTHO NIM:

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN KOLASE DARI BAHAN BEKAS DI TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH SIMPANG IV AGAM.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. anak-anak telah semakin meningkat dan menjadi lebih tepat dan pada usia 5 tahun

SKRIPSI. DiajukanUntukMemenuhi Sebagian Syarat Guna MemperolehGelarSarjanaPendidikan (S.Pd) PadaProgram Studi PG-PAUD

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN KOLASE DENGAN BERBAGAI MEDIA

PENINGKATAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MOSAIK PADA ANAK KELOMPOK B DI TK PAMARDISIWI MUJA-MUJU YOGYAKARTA

Peningkatan Keterampilan Motorik Halus Melalui Metode Demonstrasi dengan Corrugated Paper Peserta Didik Kelompok B RA Permata Hati Jebres Surakarta

Peningkatan Motorik Halus Melalui Kegiatan Paper Quilling Pada Anak Kelompok B3 Di TK. Darul Falah Cukir Diwek Jombang

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MOZAIK ANAK KELOMPOK B POS PAUD HARAPAN BUNDA GIRIWONDO

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan perilaku dari tidak matang menjadi matang. Gerakan yang menggunakan yaitu otot-otot halus atau sebagian anggota

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan untuk anak usia 0-6 tahun. Aspek yang dikembangkan dalam

Peningkatan Keterampilan Motorik Halus Melalui Metode Demonstrasi dengan Corrugated Paper Pada Anak Kelompok B RA Permata Hati Jebres Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat di zaman modren saat. Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 dinyatakan bahwa :

Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Melalui Kegiatan Menganyam Pada Anak Kelompok A di TK Dharma Bhakti Kepuhrejo Kudu Jombang

PENGARUH METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK KELOMPOK B2 DI TK SAMPOROA DHARMA WANITA PERSATUAN KOTA PALU. Ari Okta Pratiwi 1

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS MELALUI PEMBELAJARAN SENI MELIPAT ORIGAMI (Penelitian Tindakan Kelas di Kelompok B2 TK Sandhy Putra Telkom)

Peni Dwi Harsari Maryadi ABSTRAK

NASKAH PUBLIKASI MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN KOLASE PADA KELOMPOK B TK DAWUNGAN I MASARAN SRAGEN

HUBUNGAN KEGIATAN MONTASE DENGAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DI KELOMPOK B1 TK ALKHAIRAAT TONDO PALU

JURNAL. Oleh: MUIN DWI ASTUTI NPM P. Dibimbing oleh : 1. DEMA YULIANTO, M.Psi. 2. ANIK LESTARININGRUM, M.Pd.

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGANYAM DI KELOMPOK B TK ABA II PANTOLOAN

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu

Program Studi PG-PAUD, Universitas Sebelas Maret 2

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK B TK AISYIYAH PARIGI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MEREMAS KERTAS PADA ANAK USIA 3-4 TAHUN

Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini di TK Khasanah Islamic Entrepreneur Preschool

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan sangat cepat, hal ini terlihat dari sikap anak yang terlihat jarang

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PLAYDOUGH TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS PADA ANAK KELOMPOK A

PENINGKATAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN FINGER PAINTING PADA KELOMPOK B1 TK ABA GAMBRENGAN

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN ALAT PERAGA TEROPONG KELAS IV SD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan universal dalam kegiatan manusia.

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN BENDA KONKRET PADA ANAK KELOMPOK B

PENGARUH ALAT PERMAINAN EDUKATIF TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK DI KELOMPOK B3 TK AISYIYAH V PALU

IMPROVING FINE MOTOR SKILLS CHILDREN PLAYING THROUGH MOZAIK 5-6 YEAR IN TK PKBM MELATI MUKTIJAYA DISTRICT ROKAN DOWNSTREAM

NASKAH PUBLIKASI UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN KOLASE PADA KELOMPOK B TK PERTIWI 1

Artikel Publikasi Ilmiah, Diajukan Sebagai salah satu persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini

HUBUNGAN KEGIATAN MERONCE DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK JURNAL. Oleh

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE GLOBAL PADA SISWA KELAS I SD NEGERI KAPUKANDA ARTIKEL JURNAL

KARYA ILMIAH OLEH JUWITA OVITA SARI NPM A1I111014

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MENINGKATKAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI PERMAINAN KUBUK MANUK DI KELOMPOK A TK ABA NUR-HUDA BANTUL

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah aktivitas motorik yang melibatkan aktivitas otot-otot kecil yang

PERANAN KEGIATAN MENGGAMBAR DALAM MENINGKATKAN MOTORIK HALUS PADA ANAK DI KELOMPOK B TK BUNGAMPUTI DWP UNTAD PALU

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL WARNAA MELALUI METODE EKSPERIMEN PADA ANAK USIA 3-4 TAHUN ARTIKEL JURNAL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia dini (0 6 tahun) merupakan usia peka dimana pada usia ini anak memiliki

BAB II KAJIAN PUSTAKA. hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS DI KELOMPOK A TK HARAPAN BANGSA JONO OGE KECAMATAN SIGI BIROMARU

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. 31 ayat (1) menyebutkan bahwa Setiap warga Negara berhak mendapat

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS TK PERTIWI KACANGAN, TODANAN, BLORA

SKRIPSI Diajukan Untuk Sebagian Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.) Pada Jurusan PG-PAUD OLEH :

Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Melalui Kegiatan Melipat Kertas Asturo Pada Anak Kelompok A Tk Dewi Sartika

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN KOLASE BATIK PADA ANAK USIA DINI

PENERAPAN KEGIATAN MELIPAT TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK ST. ANTONIUS-2

MENINGKATKAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK B TK ALKHAIRAAT MAKU KEC. DOLO

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan untuk anak

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-kanak. pengorganisasian penggunaan sekelompok otot-otot kecil seperti jari-jemari

Meningkatkan Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan 1-10 Melalui Media biji-bijian Pada Kelompok A Di TK Darul Hikmah 2 Karangan Bareng Jombang

METODE PROYEK BERPENGARUH TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN LARI BOLAK BALIK MEMINDAHKAN BENDA PADA ANAK KELAS 1A SD NEGERI JARAKAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI BENDA REALIA

KEGIATAN MENEMPEL BULU AYAM PADA KELOMPOK BERMAIN BUNGA MULIA SLUMBUNG DESA SLUMBUNG KECAMATAN NGADILUWIH KABUPATEN KEDIRI SKRIPSI

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN SEDERHANA MELALUI MODEL KOOPERATIF PICTURE AND PICTURE KELAS III SD

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS DENGAN METODE PEMBERIAN TUGAS. Warjiatun

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI BERMAIN LOMPAT TALI KARET PADA ANAK KELOMPOK A

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS KEGIATAN FUN COOKING UNTUK ANAK USIA 3-4 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MEWARNAI DI KELOMPOK B TK KKLKMD SEDYO RUKUN BAMBANGLIPURO BANTUL SKRIPSI

PENINGKATAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MEMBENTUK DENGAN PLAYDOUGH ANAK USIA 4-5 TAHUN DI TK IBNUL QOYYIM SLEMAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MENJEPIT KERTAS KARTON PADA ANAK USIA 3-4 TAHUN DI KELOMPOK BERMAIN STAR KEDIRI

PENINGKATAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGGAMBAR DAN MEWARNAI DI KELOMPOK B TK RA MUSLIM T.P 2013/2014

Farin Kusanggraeni Fardilla 1, Chumdari 2, Karsono

I. PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu

MENINGKATKAN KETRAMPILAN MENGANYAM PADA ANAK MELALUI MEDIA DAUN-DAUNAN PADA KELOMPOK B RA NUR-SALAM JURON NGUTER SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2013/2014

ARTIKEL PENELITIAN. Disusun Oleh : INA SALAMAH NPM :

PENGARUH PENGGUNAAN MAZE ALUR TULIS TERHADAP KETERAMPILAN MOTORIK HALUS PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK ARTIKEL JURNAL SKRIPSI

2014 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MENGANYAM

NAMA : ELNI NIM : :

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini.

ARTIKEL PENELITIHAN OLEH: PENI REJEKI NPM:

II. KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Teori Belajar Behaviorisme. melalui proses stimulus dan respon yang bersifat mekanis.

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERMULAAN MENGGUNAKAN BUKU HARIAN SISWA KELAS I A SD N PLEBENGAN SIDOMULYO BANTUL TAHUN 2015/2016

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS DI KELOMPOK B TK DHARMAWANITA LABUAN PANIMBA

MENINGKATKAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF PADA KELOMPOK B TK EL. ROY BALEURA KECAMATAN LORE TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. oleh pemerintah. Utamanya untuk Pendidikan anak Usia Dini. Menurut UU

PENDAHULUAN. Nur Wulan Rahmawati 1, Chumdari 2, Lies Lestari 2 1 Program Studi PG-PAUD, Universitas Sebelas Maret 2

DEMA YULIANTO, TITIS AWALIA

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI PERMAINAN LOMPAT KELINCI PADA ANAK KELOMPOK A DI TK ISLAM TERPADU CERIA MOJOAGUNG JOMBANG

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ADANYA PENGARUH MENEMPEL GAMBAR DENGAN TEKNIK MOZAIK TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MELIPAT DENGAN BERBAGAI MEDIA PADA ANAK KELOMPOK B3 DI TK ABA KARANGMALANG

KETERAMPILAN MENGANYAM PADA ANAK TK KELOMPOK B GUGUS II KECAMATAN PENGASIH KULON PROGO

MEWARNAI GAMBAR DAPAT MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS PADA ANAK KELOMPOK B TK PERTIWI BERGOLO KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN BLORA

BAB III METODE PENELITIAN

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Guru PAUD

Transkripsi:

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MOZAIK PADA ANAK KELOMPOK B DI TK PANTI DEWI BERBAH SLEMAN Amalia Ratna Sari Pendidikan Guru PAUD, Universitas Negeri Yogyakarta Email: amaliars3881221@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan motorik halus anak melalui kegiatan mozaik pada kelompok B di TK Panti Dewi Berbah Sleman. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas Kolaboratif dengan menggunakan model dari Kemmis dan Mc Taggart. Subjek dari penelitian semua anak dari kelompok B yang berjumlah 16 anak terdiri dari 8 anak perempuan dan 8 anak laki-laki. Objek dalam penelitian ini adalah keterampilan motorik halus anak melalui kegiatan mozaik. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan teknik deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan keterampilan motorik halus melalui kegiatan mozaik pada anak kelas B di TK Panti Dewi. Peningkatan tersebut dilihat pada saat pra tindakan keterampilan motorik halus sebesar 48%, pada siklus I meningkat sebesar 19% dari pra tindakan menjadi 67%, pada siklus II meningkat sebesar 18% dari siklus I menjadi 85%. Kata kunci: keterampilan motorik halus, kegiatan mozaik, anak kelompok B DEVELOPING FINE MOTOR SKILLS BY MOSAIC ACTIVITY IN B CLASS OF PANTI DEWI KINDERGARTEN BERBAH SLEMAN Abstarct This research aims to children s fine motor skills by mosaic activity in B class of Panti Dewi Kindergarten Berbah Sleman. This research is collaborative classroom action research using Kemmis and Taggart model. The subjects of this research are all 16 students of B class which consist of 8 female students and 8 male students. The object of this research is children s fine motor skills development by mosaic activity. Observation and documentation used as the data collecting technique. While descriptive qualitative and descriptive quantitative technique used as the data analysis technique. The result of this research shows developments in Panti Dewi Kindergarten B class students fine motor skills by mosaic activity. Those developments shown on pre action fine motor skills by 48%, on first cycle increase by 19% from pre action became 67%, on second cycle increase by 18% from first cycle became 85%. Keywords: fine motor skills, mosaic activity, B class students

PENDAHULUAN Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak usia sejak lahir hingga usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki jenjang pendidikan lebih lanjut. Saputra dan Rudyanto (2005: 3) mengungkapkan bahwa anak TK berada pada masa keemasan (The Golden Years) merupakkan masa emas perkembangan anak. Anak pada usia ini mempunyai potensi yang sangat besar untuk distimulasi dalam segala aspek perkembangannya. Aspek perkembangan anak meliputi nilai agama moral, sosial emosional, fisik motorik, kognitif, bahasa dan seni. Aspekaspek tersebut sangatlah penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak, salah satunya aspek fisik motorik khususnya motorik halus. Perkembangan fisik motorik terbagi menjadi dua yaitu motorik kasar dan motorik halus. Rahyubi (2012: 222) menyatakan berdasarkan jenisnya, aktivitas motorik dibedakan menjadi dua, yaitu aktivitas motorik kasar (gross motor activity) dan aktivitas motorik halus (fine motor activity). Pada masa anak-anak berkaitan dengan fisik motorik terutama motorik halus anak sangat penting dikembangkan, karena untuk melatih koordinasi otot-otot halus dan koordinasi mata dengan tangan. Rahyubi (2012: 222) mengukapkan bahwa aktivitas motorik halus sebagai keterampilan yang memerlukan kemampuan untuk mengkoordinasikan atau mengatur otototot kecil/halus. Contoh aktivitas motorik halus misalnya kemampuan memindahkan benda dari tangan, mencoret-coret, menyusun balok, menggunting, menulis, dan sebagainya. Sumantri (2005: 150) mengungkapkan beberapa kegiatan pengembangan keterampilan motorik halus anak usia dini yaitu dapat mengurus dirinnya sendiri antara lain makan, berpakaian, mandi, menyisir rambut, mencuci dan mengelap tangan; dapat mengikat tali sepatu sendiri dengan sedikit bantuan atau sama sekali tanpa bantuan; dapat membuat berbagai bentuk dengan menggunakan tanah liat, play dough seperti kue-kue liat; meniru membuat garis tegak, garis datar dan lingkaran; menirukan melipat kertas sederhana, dan menggambar orang yang terdiri dari dua bagian (badan dan kepala); belajar menggunting; dapat menyalin lingkaran dan bujur sangkar; dan menjahit sederhana. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada tanggal 28 September sampai 3 Oktober 2017 di kelas B TK Panti Dewi Berbah Sleman menunjukkan bahwa keterampilan motorik halus anak kelompok B di TK Panti Dewi Berbah Sleman belum berkembang dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan 5 anak yang belum dapat menggunting mengikuti garis. Ketika waktu istirahat ada 3 anak yang belum bisa membuka botol sendiri dan terkadang anak selalu minta dibantu ketika akan membuka botol. Saat akan memakai sepatu terdapat 3 anak yang masih kesulitan menalikan sepatu. 2 anak masih kesulitan mengancing kancing baju. Dalam kegiatan mewarnai, terdapat masih banyak anak yang mewarnainya keluar dari garis, dan 3 anak masih kesulitan dalam membuka ikatan pada bungkus makanan. Kurang berkembangnya motorik halus anak kelompok B di TK Panti Dewi Berbah Sleman disebabkan karena dalam menstimulasi keterampilan motorik halus anak, guru di TK Panti Dewi sering menggunakan kegiatan menggunting, menempel, mencocok, mewarnai dan menggambar secara berulang-ulang. Kegiatan pengembangan motorik halus belum disesuaikan dengan umur dan tahapan anak sehingga menyebabkan motorik halus anak belum berkembang dengan baik. Selain itu, penggunaan media pembelajaran di TK Panti Dewi belum optimal. Guru seringmenggunakan LKA dalam menstimulasi keterampilan motorik halus, akibatnya anak kurang tertarik dengan kegiatan yang dilaksanakan. Salah satu cara yang dapat diterapkan dalam meningkatkan keterampilan motorik halus anak adalah dengan kegiatan mozaik. Di TK Panti Dewi jarang menerapkan kegiatan mozaik sebagai pengembangan motorik halus anak. Mozaik menurut Sumanto (2005: 87) merupakkan cara untuk membuat suatu kreasi dengan menempelkan potongan-potongan bahan tertentu yang berukuran kecil. Kegiatan mozaik di TK dapat dilakukan dengan menempelkan potongan kertas kecil-kecil atau biji-bijian di atas pola dan direkatkan dengan lem. Kegiatan mozaik ini mudah dalam pelaksanaannya dikarenakan bahan-bahan yang mudah untuk didapatkan, seperti menyediakan potongan kertas berwarna kecil-kecil, macam-macam biji-

bijian, lem dan pola yang akan dimozaik. Selain untuk meningkatkan keterampilan motorik halus anak, kegiatan mozaik ini dapat meningkatkan kesabaran anak. Dalam kegiatan mozaik ini diperlukan kesabaran dalam proses menempelkan objek pada pola dikarenakan objek yang ditempel ukurannya kecil. Berdasarkan hasil observasi yang telah dijelaskan diatas, peneliti akan melakukan kajian tentang kegiatan mozaik sebagai kegiatan untuk meningkatkan keterampilan motorik halus pada anak kelompok B di TK Panti Dewi Berbah Sleman. Oleh karena itu peneliti mengajukan judul penelitian Meningkatkan Keterampilan Motorik Halus Melalui Kegiatan Mozaik Pada Anak Kelompok B di TK Panti Dewi Berbah Sleman. METODE Dalam penelitian ini peneliti menggunakan penelitian tindakan kelas dengan pola kolaboratif. Model penelitian tindakan kelas yang digunakkan pada penelitian ini adalah model Kemmis & McTaggart. Dalam perencanaan model ini menggunakan siklus sistem spiral, yang masing-masing siklus terdiri dari 4 komponen, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Penelitian ini akan dilaksanakan di TK Panti Dewi. TK Panti Dewi merupakan salah satu lembaga PAUD yang ada di Kabupaten Sleman yang beralamat di Tanjungtirto, Berbah, Sleman. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2017/ 2018. Pengambilan data dilaksanakan pada bulan Februari hingga Maret 2018. Subjek penelitian ini adalah anak kelompok B di TK Panti Dewi Berbah Sleman.Jumlah subjek yaitu 16 anak, terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan. Penelitian ini menggunakan model Kemmis & McTaggart. Sujati (2000: 23) mengungkapkan bahwa dalam model ini, perencanaan menggunakan siklus sistem spiral yang masingmasing siklus terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data yang digunakkan peneliti saat melaksanakan penelitian adalah observasi dan dokumentasi. Observasi pada penelitian ini dilakukan dengan mengamati kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan mozaik. Dokumentasi dalam penelitian berupa foto hasil karya dan foto pelaksanaan kegiatan. Instrumen pada penelitian ini terdiri dari 4 indikator yaitu keterampilan jari-jemari, kecermatan, serta koordinasi tangan dan mata. Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik deskriptif kualitatif dan kuantitatif (Suharsimi, 2002: 209). HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Keterampilan motorik halus pada pra tindakan dalam kriteria MB (Mulai Berkembang) terdapat 5 anak dari 16 anak atau sebesar 31%. Pada kriteria BSH (Berkembang Sesuai Harapan) terdapat 11 anak dari 16 anak atau sebesar 69%. Rata-rata keterampilan motorik halus anak pada pra tindakan yaitu 48% berada pada kriteria MB (Mulai Berkembang). Keterampilan motorik halus pada siklus I mengalami peningkatan yaitu dalam kriteria BSH (Berkembang Sesuai Harapan) terdapat 12 anak dari 16 anak atau sebesar 75%.Pada kriteria BSB (Berkembang Sangat Baik) terdapat 4 anak dari 16 anak atau sebesar 25%. Rata-rata keterampilan motorik halus anak pada siklus I mengalami peningkatan sebesar 19% dari pra tindakan menjadi 67% berada pada kriteria BSH (Berkembang Sesuai Harapan). Pada pelaksanaan siklus I belum dapat dikatakan berhasil karena belum mencapai indikator keberhasilan yaitu sebesar 80%, dikarenakan saat siklus I masih terdapat kendala pada pelaksanaannya sehingga perlu dilakukannya siklus II guna mencapai indikator keberhasilan. Pada pelaksanaan siklus I peneliti dan guru kelas mengalami beberapa kendala seperti: anak masih kesulitan dalam mengambil bahan mozaik dengan dua jari, anak bosan dan belum dapat menyelesaikan kegiatan mozaik sampai selesai, anak masih belum dapat menempel bahan mozaik sampai memenuhi pola, dan masih banyak anak yang memerlukan bantuan guru saat kegiatan mozaik. Dari beberapa kendala yang ditemukan pada siklus I, peneliti dan guru kelas berdiskusi untuk mencari solusi agar kendala pada siklus I dapat teratasi sehingga dapat dilakukannya perbaikan pada siklus II. Perbaikan yang dilakukan antara lain: anak dibimbing ketika mengambil bahan mozaik dengan dua jari, anak diajarkan untuk menempel bahan mozaik hingga rapi dan menutupi objek yang akan dimozaik, memberikan variasi pada pola dan bahan yang akan dimozaik agar anak tidak bosan dengan kegiatan mozaik serta memberikan motivasi anak berupa pujian dan bintang agar anak lebih bersemangat dalam melaksanakan kegiatan mozaik. Peningkatan

yang dilakukan yaitu mengganti bahan mozaik pada siklus I yaitu kertas berwarna, daun rambutan kering, daun mangga kering, biji kedelai, kacang hijau, kacang tanah, dan jagung pada siklus II akan diganti menggunakan pita jepang, daun pisang kering, dan beras. Pada siklus II dalam kriteria BSH (Berkembang Sesuai Harapan) terdapat 1 anak dari 16 anak atau sebesar 6%. Pada kriteria BSB (Berkembang Sangat Baik) terdapat 15 anak dari 16 anak atau sebesar 94%. Rata-rata keterampilan motorik halus anak pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 18% dari siklus I menjadi 85% berada pada kriteria BSB (Berkembang Sangat Baik). Pada siklus II ratarata keterampilan motorik halus anak telah melebihi indikator keberhasilan yaitu 85%. Sehingga penelitian ini dihentikan pada siklus II. Dari penjelasan di atas dapat dilihat pada Tabel 1 berikut: Tabel 1. Rekapitulasi Keterampilan Motorik Halus Anak Pra Siklus I Siklus II No Kriteria Tindakan Σ (%) Σ (%) Σ (%) 1 BB - - - - - - 2 MB 5 31 - - - - 3 BSH 11 69 12 75 1 6 4 BSB - - 4 25 15 94 Pembahasan Berdasarkan hasil observasi pada siklus II terjadi peningkatan yang signifikan pada keterampilan motorik halus anak melalui kegiatan mozaik. Peningkatan tersebut terjadi dikarenakan pada siklus II anak sudah hafal dengan langkah-langkah dalam kegiatan mozaik dan bahan yang digunakkan berbeda dari bahan yang digunakkan pada siklus I. Bahan yang digunakkan pada siklus II yaitu pita jepang, daun pisang kering dan beras. Pada saat menggunakan bahan mozaik pita jepang, anak sudah dapat memenuhi pola dan menempel dengan cermat. Anak-anak juga dapat menyelesaikan kegiatan mozaik sampai selesai tanpa bantuan guru. Walaupun tekstur pita jepang licin namun anak-anak dapat menjumput dengan menggunakan dua jari. Pada saat menggunakan bahan mozaik daun pisang kering, ketika mengambil bahan mozaik anak sudah mampu menggunakan dua jari walaupun terdapat anak yang kurang cermat saat menempel di atas pola sehingga terdapat daun pisang kering yang ditempelkan diluar garis pola. Pada saat menggunakan bahan mozaik beras, anak kesulitan dalam memenuhi pola dikarenakan ketika anak mengoleskan lem, beras yang telah ditempel ikut menempel pada tangan anak sehingga dalam menyelesaikan kegiatan mozaik dibantu oleh guru. Namun terdapat anak sudah mampu memenuhi pola dikarenakan anak berhati-hati saat mengoleskan lem agar beras tidak menempel kembali ke tangan. Pada siklus II hasil observasi sudah melebihi indikator keberhasilan sehingga penelitian ini dihentikan pada siklus II dikarenakan telah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditentukan yaitu 80%. Salah satu faktor yang menyebabkan penelitian ini mencapai indikator keberhasilan yaitu karena pada setiap pertemuan, pola dan bahan mozaik selalu berbeda sehingga membangkitkan rasa ingin tahu pada anak. Pada setiap pertemuan anak-anak sangat antusias dan tertantang untuk dapat menyelesaikan agar anak dapat melihat hasil mozaik setelah selesai. Hal tersebut sesuai dengan salah satu prinsip-prinsip perkembangan keterampilan motorik halus yang dikemukakan oleh Sumantri (2005: 147) ya itu kreatif dan inovatif. Aktivitas kreatif dan inovatif dapat dilakukan oleh pendidik melalui kegiatan-kegiatan yang menarik, membangkitkan rasa ingin tahu, memotivasi anak untuk berfikir kritis dan menemukan halhal baru. Pada penelitian ini keterampilan motorik halus anak ditingkatkan melalui kegiatan mozaik. Kegiatan mozaik pada penelitian ini yaitu dengan menempelkan bahan mozaik yang berupa potongan bahan yang berukuran kecil pada pola di atas kertas HVS hingga memenuhi pola tersebut. Hal ini sependapat dengan Sumanto (2005: 87) yang mendefinisikan mozaik yaitu suatu cara membuat kreasi gambar atau lukisan dengan cara menempelkan/merekatkan potonganpotongan bahan tertentu yang ukurannya kecilkecil, pada saat pengerjaan setiap teserae yang ditempelkan harus menutup rapat permukaan bidang dasarn. Bahan mozaik yang digunakan dalam kegiatan mozaik ini yaitu kertas berwarna, pita jepang, daun kering, dan bijibijian seperti kacang hijau, kacang kedelai, kacang tanah, dan jagung. Menurut Sumanto (2005: 88) bahan dalam kegiatan mozaik dapat berupa bahan alam yaitu biji-bijian seperti kacang hijau, kulit kacang, padi dan bahan buatan berupa aneka kertas berwarna, manikmanik, dan monte. Kegiatan mozaik dapat melatih keterampilan motorik halus anak antara lain:

keterampilan jari-jemari anak, ketika anak menjumput bahan mozaik secara berulang-ulang dapat melatih jari-jemari anak menjadi lebih lentur. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Jamaris (2006: 7) perkembangan motorik halus ditekankan pada koordinasi gerakan motorik halus yang berkaitan dengan kegiatan meletakkan atau memegang suatu objek dengan jari-jari tangan. Dengan kegiatan mozaik anak dilatih dalam mengkoordinasikan tangan dan mata, sesuai pendapat Saputra dan Rudyanto (2005: 115) yang menyebutkan bahwa tujuan keterampilan motorik halus yaitu mampu mengkoordinasikan tangan dan mata, seperti saat anak menempelkan satu persatu bahan mozaik hingga menutupi pola. Selain itu dengan kegiatan mozaik dapat meningkatkan kecermatan anak karena saat menempelkan bahan mozaik anak harus cermat agar dapat menempel dengan rapi dan tidak keluar dari pola. Selain untuk meningkatkan keterampilan motorik halus, kegiatan mozaik dapat digunakan untuk mengendalikan emosi anak. Ketika melakukan kegiatan mozaik anak harus sabar agar dapat menyelesaikan kegiatan sampai selesai. Dengan berbagai macam warna, bahan seperti menggunakan biji-bijian, kertas berwarna serta daun kering dan berbagai bentuk pada bahan mozaik dapat mengenalkan pada macammacam warna dan bentuk. Hal ini sependapat dengan Yenni (2012) yang mengungkapkan tentang manfaat mozaik yaitu melatih motorik halus anak, mengendalikan emosi, serta pengenalan bentuk dan warna bagi anak. Dalam melaksanakan kegiatan mozaik telah melakukan langkah-langkah dalam kegiatan mozaik sesuai dengan teori Sumanto (2005: 90). Pada pelaksanaan kegiatan mozaik, guru terlebih dahulu menyiapkan pola gambar, alat, dan bahan. Selanjutnya guru mencontohkan cara menempel bahan mozaik ke atas pola hingga memenuhi pola. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian maka dapat ditarik kesimpulan bahwa keterampilan motorik halus anak kelas B di TK Panti Dewi dapat ditingkatkan melalui kegiatan mozaik. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari hasil observasi yang diperoleh pada pra tindakan dan setelah siklus II. Pada pra tindakan rata-rata keterampilan motorik halus anak sebesar 48%, meningkat pada siklus I sebesar 19% menjadi 67%. Kemudian pada siklus II meningkat sebesar 18% menjadi 85%. Adanya peningkatan antara siklus I dan siklus II dikarenakan peneliti menggunakan berbagai macam pola dan bahan mozaik. Pada siklus I peneliti dan guru kelas menggunakan bahan mozaik seperti kertas berwarna, biji-bijian (kacang hijau, kacang kedelai, kacang tanah, dan jagung), serta daun rambutan dan daun mangga kering. Pada siklus II peneliti dan guru kelas menggunakan pita jepang, daun pisang kering, dan beras. Kegiatan mozaik menggunakan berbagai variasi bahan mozaik seperti pita jepang, kertas berwarna, berbagai macam daun kering dan biji-bijian lebih menarik bagi anak. Tidak hanya bahan mozaik, tetapi pola yang menarik akan membuat anak merasa tertantang untuk dapat menyelasaikan agar anak dapat melihat hasil mozaik setelah selesai. Anak-anak terlihat antusias pelaksanaan kegiatan mozaik ini. Anak sudah dapat menjumput benda kecil dengan dua jari serta cermat dalam menempel bahan mozaik didalam pola. Koordinasi mata dan tangan anak juga mengalami peningkatan, dapat dilihat dari anak mampu menempelkan bahan mozaik sampai memenuhi atau menutupi pola. Dengan kegiatan mozaik, anak belajar mengendalikan emosi karena dibutuhkan kesabaran untuk dapat menyelesaikan kegiatan mozaik. Selain itu, pola dan bahan mozaik pada setiap pertemuan berbeda sehingga anak tidak cepat bosan. DAFTAR PUSTAKA Depdikbud. (2003). Undang-Undang Republik Indonesia No 20, Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jamaris, M. (2006). Perkembangan dan pengembangan anak usia dini taman kanak-kanak. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia. Rahyubi, H. (2012). Teori-teori belajar dan aplikasi pembelajaran motorik. Bandung: Nusa Media. Saputra, Y. M. & Rudyanto. (2005). Pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan keterampilan anak taman kanak-kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Suharsimi. (2002). Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Sujati. (2000). Penelitian tindakan kelas.yogyakarta: FIP UNY. Sumanto. (2005). Pengembangan kreativitas senirupa anak TK. Yogykarta: Depdiknas RI. Sumantri. (2005). Model pengembangan keterampilan motorik halus anak usia dini. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Yenni, A. (2012). Mozaik. Diakses tanggal 21 Januari 2018 dari http://alexanderyenni.blogspot.co.id/201 2/12/mozaik.html. BIODATA PENULIS Penulis bernama Amalia Ratna Sari, lahir di Sleman pada tanggal 11 Mei 1996. Penulis pernah bersekolah di SD Muhammadiyah Miliran dan lulus pada tahun 2008, SMP Negeri 4 Yogyakarta lulus tahun 2011, serta MAN Yogyakarta 1 lulus tahun 2014. Pada tahun 2014 penulis diterima di Universitas Negeri Yogyakarta pada Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini.