BAB I PENDAHULUAN. dan membukakan serta membentuk disiplin hidup. Bagaimanapun sederhananya. mengantarkan manusia pada tujuan hidupnya.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. di antara makluk-nya yang lain. Allah memberi banyak kelebihan kepada

BAB I PENDAHULUAN. dari segi intelektual maupun kemampuan dari segi spiritual. Dari segi

BAB I PENDAHULUAN. melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai. keterampilan-keterampilan pada siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan proses tranformasi budaya dan nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT mengisi dunia ini dengan berbagai macam ciptaannya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang keilmuan lainnya. Al-Qur an juga merupakan firman Allah

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik dan tujuan yang berbeda dari disiplin ilmu yang lain. Bahkan sangat

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan nasional tersirat dalam undang-undang sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi oleh manusia semakin kompleks dan bervariasi. Oleh sebab itu

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan,

BAB I. Sumber Daya Manusia (SDM) melalui kegiatan. Kegiatan tersebut. diselenggarakan pada semua satuan dan jenjang pendidikan yang meliputi wajib

BAB I PENDAHULUAN. menjamin kelangsungan hidup bangsa tersebut 2. Pendidikan pula yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional termasuk didalamnya bidang pendidikan, itulah sebabnya

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di masa ini Indonesia sedang dilanda berbagai masalah baik dalam

kognitif (intelektual), dan masyarakat sebagai psikomotorik.

BAB I PENDAHULUAN. tentang pendidikan akan selalu muncul dan orangpun tak akan berhenti untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Maka yang merupakan

DAFTAR PUSTAKA. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara 1991).

BAB I PENDAHULUAN. komponen, yaitu : pengajar (Dosen, Guru, Instruktur, dan Tutor) siswa yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia baik dalam hubungan dengan Tuhannya maupun berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. Sekretaris Jenderal MPR-RI, Undang-Undang Dasar 1945, Sekjen MPR-RI, Jakarta, hlm. 5 2

BAB I PENDAHULUAN. satu sektor penting dan dominan dalam menentukan maju mundurnya suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari hidup dan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kecakapan spiritual keagamaan, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. jauh lebih banyak dan lebih komplek dibandingkan pada masa-masa sebelumnya.

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana disebutkan dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancang dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses usaha manusia guna menimbulkan dan

BAB I PENDAHULUAN. pada masa Rasululah, hingga masa sekarang. memahami dan dapat mengamalkan isi dari Al Quran. Sebagaimana yang

BAB I PENDAHULUAN. secara konvensional maupun inovatif. Hal tersebut lebih terfokus lagi dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menentukan kualitas suatu bangsa. Karena proses pendidikan adalah

BAB I PENDAHULUAN. dididik, dilatih dan diarahkan agar menjadi manusia yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kalangan ilmuwan khususnya para ahli pendidikan. Hal ini karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan yang berkaitan dengan lainnya, yaitu belajar ( learning) dan. konsep pembelajaran berakar pada pihak pendidik 1.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan di madrasah, kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. kepada segenap kegiatan pendidikan. Sebagai suatu komponen pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa di kelas. Bahan pelajaran yang guru

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya.

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab pendidikan yang terpikul di pundak orang tua.

BAB I PENDAHULUAN. muda untuk memperoleh serta meningkatkan pengetahuannya. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB V PEMBAHASAN. Asmaul Husna Dan Surat Yasin di MTsN Tunggangri. yang menjadi sifat dan watak seseorang, baik menyangkut fisik maupun psikis,

BAB I PENDAHULUAN. evaluasi untuk mengukur kualitas keberhasilan dari proses pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. tugasnya melalui manajemen pendidikan yang diterapkan. Sebagai pelaksana

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang berkepribadian baik dan mempunyai kecerdaan yang unggul

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting karena itu merupakan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. ini, dipersiapkan sumber daya manusia dengan kualitas yang unggul dan. mampu memanfaatkan pengetahuan dengan baik.

BAB I PENDAHULUAN. Allah, iman kepada kitab-kitab Allah, iman kepada Rasul-rasul

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses esensial untuk mencapai tujuan dan cita-cita pribadi

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, meningkatkan kualitas manusia dalam membentuk watak bangsa menjadi

BAB I PENDAHULUAN. M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm

BAB I PENDAHULUAN. konstitusi serta sarana dalam membangun watak bangsa (Nation character

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan

BAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al-

BAB I PENDAHULUAN. Dalam ajaran Islam penanaman nilai aqidah akhlak bagi manusia

DAFTAR PUSTAKA. Abdul Kadir Munsyi, dkk., Pedoman Mengajar (Bimbingan Praktis untuk Calon Guru), Surabaya: Al-ikhlas, 1991.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN. didik untuk menjadi manusia yang berakhlak mulia (bermoral). Sebab bangsa

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan maupun teori belajar dan merupakan penentu utama keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. Ulil Amri Syafri, Pendidikan Karakter Berbasis Al-Qur an, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2012, hlm. 57.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan harkat dan martabatnya. Seiring dengan perputaran waktu. normatif yang lebih baik dan mampu menjawab tantangan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha pendidik untuk memimpin anak didik secara

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pribadi maupun bagian dari masyarakat serta memiliki nilai-nilai moral

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana yang efektif dalam pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia individual dan

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak kalah pentingnya, termasuk di dalamnya belajar Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional dalam pasal 3 telah ditegaskan fungsi dan tujuan

Gambar 4.1 : Struktur Kepemimpinan wilayah RT 23 RW 2.80

BAB I PENDAHULUAN. utama memiliki peranan yang penting dan sangat berpengaruh atas pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya, sebab pendidikan merupakan salah satu sarana untuk membuat. daya perasaan (emosional), menuju ke arah tabiat manusia.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pembeda dengan makhluk lainnya. Oleh karena itulah manusia

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Sebagai faktor penentu

BAB I PENDAHULUAN. taat dan juga pikirannya dibina dan dikembangkan. 1. merupakan salah satu konsep pendidikan yang menekankan betapa penting dan

BAB I PENDAHULUAN. yang berbudaya dan berakal sehat, yakni manusia yang sekaligus sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dengan eksistensi pendidikan. Jika pendidikan memiliki kualitas tinggi, maka

BAB I PENDAHULUAN. sosial, sistem hukum yang tidak tebang pilih, pengayoman dan perlindungan keamanan, dan hak

BAB 1 PENDAHULUAN. mampu membantu dan membentuk karakter dan keyakinan yang kuat pada setiap

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah seluruh aktivitas atau upaya secara sadar yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas dan berpotensi dalam arti yang seluas-luasnya, melalui

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sejak PAUD sampai ke Perguruan Tinggi. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia Indonesia. Pemerintah sebagai pemegang kebijakan

Rajawali Pers, 2009), hlm Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner, (Jakarta:

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang saling mempengaruhi, misalnya persoalan administrasi,

BAB I PENDAHULUAN. sebuah model, dan metode pembelajaran inovatif di sekolah yang mana tertuju

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan memiliki peran penting pada era sekarang ini. Karena tanpa

BAB I PENDAHULUAN. untuk memimpin jasmani dan rohani ke arah kedewasaan. Dalam artian,

BAB I PENDAHULUAN. cara yang dipilih untuk meraih kemajuan (made of getting forward).

BAB I PENDAHULUAN. pancasila yang bertujuan untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan YME,

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kemampuan anak melalui bimbingan, mendidik, dan latihan

BAB I PENDAHULUAN. atau tidaknya suatu negara di pengaruhi oleh faktor pendidikan. Begitu. sulit dibayangkan bagaimana dapat mencapai kemajuan.

BAB I PENDAHULUAN. manusia) dengan tingkat perkembangan bangsa-bangsa tersebut yang ditunjukkan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah segala usaha yang dilakukan orang dewasa dalam pergaulannya dengan anak-anak untuk membimbing/ memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan sehingga berguna bagi dirinya sendiri dan masyarakat di sekitarnya. 1 Pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Pendidikan sebagai salah satu kebutuhan, fungsi sosial, pencerahan, bimbingan, sarana pertumbuhan yang mempersiapkan dan membukakan serta membentuk disiplin hidup. Bagaimanapun sederhananya suatu komunitas manusia, ia akan memerlukan adanya pendidikan. Kehidupan dalam suatu komunitas manusia akan ditentukan oleh aktivitas pendidikan di dalamnya. 2 Pendidikan memiliki peran penting dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas baik sehingga pendidikan menjadi suatu jalan atau cara mengantarkan manusia pada tujuan hidupnya. Dalam Islam, pendidikan adalah sebuah dasar utama seseorang diutamakan dan dimuliakan, karena seseorang yang mempunyai ilmu derajatnya ditinggikan oleh Allah. Hal tersebut sebagaimana firman Allah SWT yang berbunyi: 1 Aat Syafaat, dkk, Peranan Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2008), 12. 2 Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), 8-9. 1

2 Artinya: Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orangorang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS.Al Mujaadilah (58):11) 3 Adapun pengertian pendidikan agama Islam perspektif Sahilun A.Nasir adalah suatu usaha yang sistematis dan pragmatis dalam membimbing anak didik dengan cara sedemikian rupa sehingga ajaran-ajaran Islam benar-benar dapat menjiwai, menjadi bagian yang integral dalam dirinya. Yakni ajaran Islam dapat benar-benar dipahami, diyakini kebenarannya, diamalkan menjadi pedoman hidupnya serta menjadi pengontrol terhadap perbuatan, pemikiran dan sikap mentalnya. 4 Melalui pendidikan agama Islam, diharapkan anak dapat lebih memahami agama Islam tidak hanya secara teoritis namun juga secara praktis. Dalam proses pembelajarannya, pada dasarnya pendidikan agama Islam merupakan kerangka pembinaan keagamaan anak yang menimbulkan sikap 3 Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemahnya, (Bandung: CV Penerbit Diponegoro, 2010), 543. 4 Aat Syafaat, dkk, Peranan, 15.

3 religius dan dapat dipahami sebagai tindakan yang disadari atas dasar keimanannya. Pendidikan dapat memberikan sebuah informasi baru pada siswa dengan menggunakan metode dan strategi yang tepat dalam sebuah proses belajar mengajar. Pembelajaran itu sendiri merupakan suatu upaya mengarahkan aktivitas siswa ke arah aktivitas belajar. Dalam proses pembelajaran terkandung dua aktivitas, yaitu aktivitas mengajar (guru) dan aktivitas belajar (siswa) serta terdapat proses interaksi antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa. 5 Dengan adanya interaksi tersebut siswa dapat memperoleh informasi baru dan pemahaman baru mengenai materi pembelajaran sehingga tercapendidikan agama Islamlah tujuan dari pembelajaran tersebut. Tujuan dari proses pembelajaran pendidikan agama Islam menurut Quraish Shihab ialah membina manusia secara pribadi atau kelompok sehingga mampu menjalankan fungsinya sebagai hamba dan khalifah-nya, guna membangun dunia ini sesuai konsep yang ditetapkan Allah. 6 Pendidikan agama Islam di sekolah bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pengumpulan pengetahuan, penghayatan, pengalaman, serta pengamalan peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan 5 Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2005), 8. 6 Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2005), 104.

4 dan ketaqwaannya kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, masyarakat, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada pendidikan yang lebih tinggi. 7 Pendidikan agama Islam hendaknya ditanamkan dalam pribadi anak sejak ia lahir bahkan sejak dalam kandungan, dalam hal ini berarti usaha pendidikan sudah dimulai sejak manusia itu lahir dari kandungan ibunya sampendidikan agama Islam ia tutup usia, sepanjang ia mampu untuk menerima pengaruh dan dapat mengembangkan dirinya. Pendidikan pada masa kanak-kanak merupakan dasar yang menentukan untuk pendidikan selanjutnya. Perkembangan agama pada seseorang sangatlah ditentukan oleh pendidikan dan pengalaman hidup sejak kecil, baik dalam keluarga, sekolah, maupun dalam lingkungan masyarakat terutama pada masa pertumbuhan perkembangannya. 8 Siswa atau anak didik adalah salah satu komponen manusiawi yang menempati posisi sentral dalam proses belajar-mengajar. Sebab relevan dengan uraian di atas bahwa siswa atau anak didiklah yang menjadi pokok persoalan dan sebagai tumpuan perhatian. Di dalam proses belajar-mengajar, siswa sebagai 7 Asmaun Sahlan, Mewujudkan Budaya Religius di Sekolah, (Malang: UIN Maliki Press, 2010), 17. 8 Burhanuddin Salam, Pengantar Pedagogik, (Jakarta : Rineka Cipta, 1997), 4.

5 pihak yang ingin meraih cita-cita, memiliki tujuan dan kemudian ingin mencapendidikan agama Islamnya secara optimal. 9 Pendidikan agama Islam mengandung nilai-nilai keagamaan yang berkaitan dengan spiritualitas seseorang yang lebih mengarah pada kualitas penghayatan dan sikap hidup seseorang terhadap keyakinannya. Fitrah agama bagi seseorang menunjukkan bahwa seseorang tidak dapat melepaskan diri dari agama, karena agama merupakan kebutuhan hidupnya. Perilaku keagamaan adalah sebagai bentuk dari tindakan perbuatan, sikap atau ucapan yang dilakukan seseorang yang ada kaitannya dengan agama yang semuanya dilakukan karena adanya kepercayaan kepada Tuhan, rasa bakti terhadap Tuhan, dalam menjalankan kewajiban-kewajibannya. Dengan demikian, pendidikan agama Islam sebagai mata pelajaran di sekolah umum mepunyai peran penting dalam menanamkan rasa taqwa kepada Allah SWT yang pada akhirnya dapat menimbulkan rasa keagamaan yang kuat dan melahirkan perbuatan yang baik sesuai dengan ajaran agama yang diyakininya. Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan di atas, peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Pembelajaran Pendidikan Agama Islam terhadap Perilaku Keagamaan Siswa Kelas XII 2011), 111. 9 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,

6 SMK Bhakti Indonesia Medika di Pondok Pesantren Mamba ul Ulum Mojosari Mojokerto. Yang mana penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pembelajaran pendidikan agama Islam terhadap perilaku keagamaan siswa kelas XII SMK Bhakti Indonesia Medika PPMU. Terlebih lagi lokasi SMK ini berada di lingkungan pondok pesantren Mamba ul Ulum Mojosari Mojokerto. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, adapun rumusan masalah tersebut sebagai berikut: 1. Bagaimana implementasi pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMK Bhakti Indonesia Medika Pondok Pesantren Mamba ul Ulum? 2. Bagaimana perilaku keagamaan siswa kelas XII SMK Bhakti Indonesia Medika di pondok pesantren Mamba ul Ulum Mojosari Mojokerto? 3. Apakah ada pengaruh pembelajaran pendidikan agama Islam terhadap perilaku keagamaan siswa kelas XII SMK Bhakti Indonesia Medika di pondok pesantren Mamba ul Ulum Mojosari Mojokerto? C. Tujuan Penelitian Dari rumusan masalah di atas, maka peneliti mempunyai beberapa tujuan dari penelitian. Antara lain adalah:

7 1. Untuk mengetahui implementasi pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMK Bhakti Indonesia Medika Pondok Pesantren Mamba ul Ulum 2. Untuk mengetahui perilaku keagamaan siswa kelas XII SMK Bhakti Indonesia Medika di pondok pesantren Mamba ul Ulum Mojosari Mojokerto. 3. Untuk mengetahui adakah pengaruh yang signifikan dari pembelajaran pendidikan agama Islam terhadap perilaku keagamaan siswa di kelas XII SMK Bhakti Indonesia Medika di pondok pesantren Mamba ul Ulum Mojosari Mojokerto. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi : 1. Secara teoritis a. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai karya ilmiah dalam upaya mengembangkan kompetensi penulis serta untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan studi program sarjana srata satu (S1) prodi Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi atau sumbangan bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang pendidikan. 2. Sosial Praktis

8 a. Bagi guru. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk hasil evaluasi dan dapat digunakan untuk meningkatkan proses pembelajaran di kelas. b. Bagi siswa. Dapat membantu siswa dalam meningkatkan pengetahuan dan pengamalan perilaku keagamaan pada pelajaran pendidikan agama Islam. c. Bagi peneliti. Merupakan bahan informasi guna meningkatkan dan menambah pengetahuan serta keahlian dalam mengembangkan ilmu pendidikan di masyarakat. E. Batasan Masalah Adapun ruang lingkup dalam penelitian ini adalah pembelajaran pendidikan agama Islam dan perilaku keagamaan siswa. Peneliti menjadikan masalah di atas sebagai sasaran penelitian dan lokasi yang diambil peneliti adalah di SMK Bhakti Indonesia Medika yang berada dalam lingkungan Pondok Pesantren Mamba ul Ulum. Untuk itu peneliti memberikan batasan masalah sebagai berikut: 1. Implementasi dan pengembangan pembelajaran pendidikan agama Islam di SMK Bhakti Indonesia Medika Pondok Pesantren Mamba ul Ulum. 2. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII. 3. Perilaku keagamaan siswa kelas XII SMK Bhakti Indonesia Medika Pondok Pesantren Mamba ul Ulum.

9 F. Definisi Operasional Pada bagian ini diberikan definisi-definisi istilah untuk menghindari salah penafsiran dan agar tidak menimbulkan adanya perbedaan dalam pengertiannya, maka penulis menjelaskan istilah-istilah sebagai berikut : 1. Pengaruh Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan. 10 2. Pembelajaran Pembelajaran merupakan terjemahan dari learning yang berasal dari kata belajar atau to learn. Secara umum pembelajaran merupakan suatu proses perubahan, yaitu perubahan perilaku seseorang sebagai hasil interaksi dengan lingkungan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. 11 3. Pendidikan Agama Islam (PAI) Pendidikan Agama Islam adalah bimbingan jasmani dan rohani, berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam. 12 4. Perilaku Perilaku berarti tindakan; perbuatan; sikap. 13 Perilaku dapat juga diartikan sebagai akhlak. Akhlak dalam penelitian ini adalah suatu 10 Anton M. Moeliono, dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdiknas, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), 849 11 Abdul Hasim, Psikologi Guru Konsep dan Aplikasi, (Bandung: Alfabeta, 2014), 111. 12 Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: PT. Al-Ma arif, 1980), Cet. 4, 23.

10 tindakan yang telah tertanam dalam jiwa seseorang dan menjadi kebiasaan. 5. Keagamaan Menurut Djamaluddin Ancok adalah pengalaman atau konsekuensi yang mengacu kepada identifikasi akibat-akibat keyakinan keagamaan, praktek, pengalaman dan pengetahuan seseorang dari hari kehari. 14 6. SMK Bhakti Indonesia Medika Pondok Pesantren Mamba ul Ulum (SMK Kesehatan BIM PPMU) SMK Bhakti Indonesia Medika Pondok Pesantren Mamba ul Ulum atau lebih dikenal dengan nama SMK BIM PPMU adalah lokasi cabang Sekolah Menengah Kejuruan Bhakti Indonesia Medika dalam naungan Pondok Pesantren Mamba ul Ulum yang berada di Jalan A.Yani. Desa Awang-Awang Kecamatan Mojosari Kabupaten Mojokerto. G. Hipotesis Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampendidikan agama Islam terbukti melalui data yang terkumpul. 15 Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 13 Pius A Partanto, dkk, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arkola), 587. 14 Djamaluddin Ancok, Psikologi Islami, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1994), 78. 15 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), 110.

11 1. Hipotesis kerja atau disebut dengan hipotesis alternatif, disingkat Ha. Hipotesis kerja menyatakan adanya hubungan antara variabel X dan Y, atau adanya perbedaan antara dua kelompok. 16 Ha: Terdapat pengaruh pembelajaran pendidikan agama Islam terhadap perilaku keagamaan siswa. 2. Hipotesis nol (null hypotheses), disingkat Ho. Hipotesis nol sering juga disebut hipotesis statistik, karena biasanya dipakai dalam penelitian yang bersifat statistik, yaitu diuji dengan perhitungan statistik. 17 Ho: Tidak terdapat pengaruh pembelajaran pendidikan agama Islam terhadap perilaku keagamaan siswa. H. Sistematika Pembahasan Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang tata urutan penelitian ini, maka peneliti mencantumkan sistematika laporan penulisan sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Bab pertama berisi tentang pendahuluan, yang meliputi: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penelitian terdahulu, batasan masalah, hipotesis, definisi operasional, sistematika pembahasan. 16 Suharsimi Arikunto, Prosedur, 112. 17 Ibid, 113.

12 BAB II : LANDASAN TEORI Bab ini menjelaskan tentang tinjauan tentang tinjauan tentang pembelajaran pendidikan agama Islam yang meliputi: pengertian pembelajaran, pengertian pendidikan agama Islam, dasar dan tujuan pendidikan agama Islam. Dan tinjauan tentang perilaku keagamaan siswa yang meliputi: pengertian perilaku keagamaan siswa dan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku keagamaan siswa. Dilanjutkan membahas kajian inti yaitu tentang pengaruh pembelajaran pendidikan agama Islam terhadap perilaku keagamaan siswa. BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini berisi tentang: jenis dan rancangan penelitian, variabel, indikator, instrumen penelitian, teknik penentuan subyek dan obyek penelitian (populasi dan sampel), teknik pengumpulan data dan analisis data. BAB IV : LAPORAN HASIL PENELITIAN Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek penelitian yang meliputi: letak geografis, sejarah sigkat, visi dan misi, struktur organisasi, keadaan guru dan karyawan, keadaan siswa, sarana dan prasana SMK Bhakti Indonesia Medika PPMU. Juga dipaparkan hasil penelitian dan pembahasan dari keseluruhan bab.

13 BAB V : PENUTUP Akhirnya bab kelima penutup hasil simpulan dari semua bab dan saransaran dari peneliti untuk perbaikan-perbaikan yang mungkin dapat dilakukan oleh pihak pihak yang terkait.