BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Sifatnya mutlak

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Meningkatkan kemajuan di negara Indonesia, maka ada berbagai langkah

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan akhirat. Selain itu, menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap orang dan

BAB I PENDAHULUAN. ini. Kenyataan ini menunjukkan bahwa manusia memerlukan pendidikan. Akan

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt Berfirman. dalam surat Al-Mujadallah ayat 11.

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan mandiri.

BAB I PENDAHULUAN. Islam memandang manusia sebagai makhluk yang termulia dan sempurna. Ia

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional merupakan pelaksanaan pendidikan suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. derajat dan kedudukan suatu negara tersebut menjadi lebih tinggi. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Firman Allah SWT. Dalam Surat Al-Mujaadilah [58:11]:

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal

BAB I PENDAHULUAN. terbelakang. Pendidikan harus benar-benar diarahkan untuk menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi pendidikan di Indonesia telah dijabarkan dalam Undang-Undang. Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. Di antara berbagai program kegiatan pembangunan nasional, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. individu, pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Pendidikan adalah usaha sadar

BAB I PENDAHULUAN. kearah peningkatan yang lebih positif. Agar usaha-usaha tersebut dapat terwujud

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian dan kemampuan menuju kedewasaan serta pembentukan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha manusia untuk menumbuhkan dan. mengembangkan potensi dan kemampuan anak didik sesuai dengan nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk. khusus memudahkan pencapaian tujuan yang lebih tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup secara tepat dimasa akan datang atau dapat juga didefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. suatu kelompok manusia dapat berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita)

BAB I PENDAHULUAN. termasuk hal yang sangat diperhatikan di Indonesia disamping bidang yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. potensi anak didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. diantara ajaran tersebut adalah mewajibkan kepada umatnya untuk melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam arti luas adalah segala pengalaman yang dilalui manusia

BAB I PENDAHULUAN. UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. akan pentingnya pendidikan harus dilaksanakan sebaik-baiknya sehingga dapat

BAB I PENDAHULUAN. masa sekarang maupun di masa yang akan datang. Pendidikan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan Negara,

BAB I PENDAHULUAN. dasar. Di tingkat ini, dasar-dasar ilmu pengetahuan, watak, kepribadian, moral,

BAB I PENDAHULUAN. sektor pendidikan sebagai andalan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Maju mundur suatu bangsa sebagian besar ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia terlahir dengan mempunyai faktor bawaan naluri dalam

BAB I PENDAHULUAN. bidang perniagaan, teknologi, industri, pendidikan dan berbagai bidang lainnya, baik

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, dan lewat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pada zaman modern sekarang ini, tuntutan untuk mendapatkan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan kepada anak-anaknya dengan memberikan bimbingan, perintah,

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dasar untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan berupaya

BAB I PENDAHULUAN. yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh manusia tersebut maka

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat besar untuk menciptakan masa

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan dan keserasian antara aspek-aspek material dan spiritual. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia. Pemerintah selalu berupaya untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Atau dalam istilah lain yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur luar sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah sedang mengadakan berbagai usaha untuk membangun manusia

BAB I PENDAHULUAN. penting. Oleh karena itulah dilakukan penyelenggaraan pendidikan, sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal yang paling dasar. Di tingkat ini, dasar-dasar ilmu pengetahuan,

BAB 1 PENDAHULUAN. rumusan fungsi dan tujuan pendidikan nasional seperti yang tercantum dalam

BAB I PENDAHULUAN pasal 31 yang menyatakan bahwa (1) setiap warga negara berhak

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan itu Allah Swt berfirman dalam Alquran surah At-Tahrim

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan dalam masyarakat. Aspek perubahan meliputi: sosial, politik, ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. dan mendidik hingga pada akhirnya terjadi keseimbangan antara fisik dan mental.

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI). Dengan demikian, pembelajaran bahasa

BAB I PENDAHULUAN. maju. Dalam Al-qur an surah ar-ra du ayat 11 Allah SWT berfirman:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang fundamental dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di tingkat Madrasah Ibtidaiyah merupakan lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam ajaran agama Islam, umat Islam diperintahkan untuk semangat

BAB I PENDAHULUAN. secara sistematis dan terencana dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. sangat dianjurkan pelaksanaannya oleh Allah SWT. Islam juga memerintah

BAB I PENDAHULUAN. jati diri dan membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai dalam masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Pengesahan Judul. ini didasari oleh pandangan al-qur an dalam surah Al-Mujadalah, ayat 11:

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mengimbangi perkembangan tersebut dituntut adanya manusia-manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan, kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. dan Teknologi (IPTEK) merupakan salah satu faktor penunjang yang penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang selalu ingin maju dalam segala

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bagi individu agar berkembang dan tumbuh menjadi manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Maju tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. berperan dengan sebaik-baiknya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN. faktor utama keberhasilan Pembangunan Nasional. Semakin tinggi kualitas

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan bangsa. Pendidikan Agama Islam akan mengenalkan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. * Seluruh Teks dan terjemah Al-Qur`ān dalam skripsi ini dikutip dari Microsoft Word Menu Add-Ins

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghasilkan lulusan-lulusan yang dapat bersaing di zaman modern yang

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas akhlak seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi iman dalam

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Mujadilah ayat 11:

BAB I PENDAHULUAN. merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Jika dilihat

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Negara Indonesia sebagai negara yang berkembang, telah

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia yang sedang membangun sehingga dapat. bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik menjadi

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Selain berperan penting dalam kehidupan manusia secara individu,

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003 pasal 3, yang berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini yang dapat. membantu manusia untuk memecahkan permasalahan-permasalahan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dipandang sebagai salah satu aspek yang memiliki peranan. berkualitas dan mempunyai kelebihan dari makhluk lainnya.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Sifatnya mutlak dalam kehidupan seseorang, keluarga maupun bangsa dan negara. Maju mundurnya suatu bangsa ditentukan oleh maju mundurnya pendidikan bangsa itu sendiri. Sehubungan dengan hal itu pemerintahan Indonesia selalu berupaya untuk mewujudkan pembangunan Nasional di bidang pendidikan yakni dengan meningkatkan mutu pendidikan pada semua jenjang pendidikan baik pendidikan dasar, menengah maupun perguruan tinggi. Pendidikan merupakan salah satu upaya pembangunan yang menentukan tinggi rendahnya kualitas suatu bangsa, karena itu tujuan pendidikan diarahkan pada pembagunan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antar pemerintah, masyarakat dan keluarga. Ajaran Islam sangat mengutamakan pentingnya beriman, bahkan kedudukan orang yang beriman dan berilmu pengetahuan dimata Allah lebih tinggi derajatnya dibanding orang yang tidak berilmu pengetahuan, sebagaimana firman Allah dalam Q.S Al-Mujadilah/58:11 ي ا أ ي ه ا ال ذ ين آم ن وا إ ذ ا ق يل ل ك م ت ف س ح وا ف ال م ج ال س ف اف س ح وا ي ف س ح الل ه ل ك م و إ ذ ا ق يل انش ز وا ف انش ز وا ي ر ف ع الل ه ال ذ ين آم ن وا م نك م و ال ذ ين أ وت وا ال ع ل م د ر ج ات و الل ه ب ا ت ع م ل ون خ ب ري 1

2 Ayat tersebut di atas pada negara kita dikuatkan dengan undang-undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab II pasal 3 disebutkan bahwa: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga yang demokratis serta bertanggung jawab. 1 Keberhasilan pendidikan formal akan ditentukan oleh keberhasilan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yaitu keterpaduan antara kegiatan guru dengan kegiatan siswa. Kegiatan belajar mengajar tidak terlepas dari keseluruhan sistem pendidikan. Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas kegiatan belajar mengajar ini banyak upaya yang dapat dilakukan guru seperti pemahaman guru terhadap pola kegiatan belajar yang disarankan mulai dari kegiatan intrakurikuler, kokurikuler sampai ekstakurikuler. Ketiga macam kegiatan ini merupakan wahana terjadi interaksi guru dengan siswa dalam belajar mengajar ini diperlukan perencanaan program yang cukup mantap karena dengan sendirinya keberhasilan belajar siswa akan ditentukan pula oleh perencanaan yang dibuat oleh guru. Kurikulum merupakan suatu usaha yang dilakukan sekolah untuk mempengaruhi belajar anak, baik di dalam atau di luar kelas. 2 Kurikulum tahun 1975 yang disempurnakan menjelaskan bahwa pelaksanaan kegiatan belajar mengajar ditempuh melalui kegiatan intrakurikuler, kokurikuler dan ekstrakurikuler. Intrakurikuler adalah segala kegiatan proses belajar-mengajar 1 Undang-undang Sistem pendidikan Nasional (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), h. 8 2 Syaifuddin Nurdin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum (Jakarta: Quantum Teaching, 2005), h. 34

3 yang dilakukan di sekolah sesuai dengan struktur program kurikulum yang berlaku untuk mencapai tujuan minimal tiap mata pelajaran. Kemudian kegiatan kokurikuler adalah kegiatan yang dilakukan diluar jam pelajaran intrakurikuler dan pada dasarnya bertujuan agar siswa lebih mendalami dan menghayati materi yang dipelajari dalam kegiatan intrakurikuler, kegiatan kokurikuler dapat berupa antara lain: mempelajari buku-buku tertentu, melakukan percobaan sederhana, mengerjakan pekerjaan rumah dan sebagainya. Hasil kegiatan ini ikut diperhitungkan dalam pemberian nilai mata pelajaran yang bersangkutan. Sedangkan kegiatan ekstrakurikuler adalah suatu kegiatan pengembangan diri yang bertujuan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap siswa sesuai dengan kondisi sekolah dan dalam melakukan kegiatan ini di fasilitasi atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan. Biasanya, kegiatan ekstrakurikuler disusun bersamaan dengan membuat kisi-kisi kurikulum dan materi pelajaran, artinya kegiatan tersebut merupakan bagian dari pelajaran sekolah dan kelulusan siswapun dipengaruhi oleh aktifitasnya dalam kegiatan ekstrakurikuler tersebut. 3 Pelaksanaan kurikulum didasarkan kepada beberapa pola kegiatan, yaitu kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler. Ketiga kegiatan ini bertitik tolak dan mengarah kepada kemungkinan belajar siswa, baik secara kelompok maupun secara perorangan. Ketiga kegiatan tersebut saling menunjang dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan Nasional. 1996), h. 157-158 3 Subandijah, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum cet. II (Jakarta: PT Raja Grafindo,

4 Kurikulum Madrasah Aliyah yang telah disamakan dengan sekolah Menengah Atas (SMA/SMK) lainnya, sehingga isi kurikulum Madrasah Aliyah sama dengan isi kurikulum SMA/SMK, sebagaimana yang dinyatakan dalam Peraturan Pemerintah, yaitu: Isi Kurikulum pendidikan menengah wajib memuat bahan kajian dan mata pelajaran tentang: Pendidikan Pancasila, Pendidikan Agama, dan Pendidikan Kewarganegaraan. 4 Namun selanjutnya dinyatakan bahwa setiap sekolah menengah diperkenankan untuk menambah mata pelajaran sesuai kebutuhan sekolah setempat, dengan tidak mengurangi kurikulum Nasional. Seperti yang disebutkan bahwa : Sekolah menjabarkan dan menambah mata pelajaran sesuai dengan keadaan lingkungan dan ciri khas sekolah menengah yang bersangkutan dengan tidak mengurangi kurikulum yang berlaku secara Nasional. Selanjutnya dalam kurikulum madrasah disamakan dengan kurikulum sekolah umum biasanya, namun madrasah adalah sekolah umum yang bercirikan khas agama (Islam), sehingga mata pelajaran yang disajikan sama dengan isi kurikulum sekolah umum. Sedangkan pendidikan Dasar Agama (Islam), yang meliputi mata pelajaran Fikih, Alquran Hadis, Bahasa Arab, Akidah Akhlak, dan Sejarah Kebudayaan Islam, akan tetapi pada pola kegiatannya masih menggunakan tiga pola kegiatan di atas. Salah satu usaha yang dapat dilakukan guru agama adalah dengan memberikan kegiatan kokurikuler yaitu memberikan tugas ataupun kegiatan yang berhubungan dengan materi pelajaran akan tetapi dilaksanakan di luar jam pelajaran. Kegiatan kokurikuler bertujuan untuk menunjang pelaksanaan program 4 Depertemen Agama RI, Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam pada SMTP, Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Proyek Pendidikan Agama Islam pada Sekolah Umum, Jakarta, 1985/1986. hal 96

5 kegiatan intrakurikuler agar siswa dapat lebih menghayati bahan yang telah dipelajarinya di kelas. Menurut Winarno Hamiseno, kegiatan kokurikuler adalah kegiatan di luar jam pelajaran biasa (termasuk waktu libur), yang dilakukan di sekolah ataupun di luar sekolah dengan tujuan menunjang pelaksanaan program intrakurikuler agar siswa dapat lebih menghayati bahan yang telah dipelajarinya serta melatih siswa untuk melaksanakan tugas secara bertanggung jawab. 5 Adanya pola kegiatan belajar mengajar tersebut, maka pembelajaran pada setiap sekolah harus berusaha untuk melaksanakan ketiga kegiatan tersebut secara seimbang, sehingga ketiga kegiatan itu benar-benar saling menunjang 100%. Setidaknya dapat memenuhi identitasnya sebagai sekolah agama, karena pendidikan agama sangat luas, tidak hanya bersifat mengajar dalam arti menyampaikan ilmu pengetahuan tentang agama kepada siswa saja, melainkan juga melakukan pembinaan mental spiritual yang sesuai dengan ajaran agama Islam, bahkan dalam arti yang luas pendidikan agama merupakan pembinaan pribadi, yang dalam pelaksanaannya tidak hanya bisa melalui pembelajaran dengan sengaja melainkan menyangkut semua pengalaman anak, dari lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Berdasarkan penjajakan awal ke lokasi di MAN 2 Model Banjarmasin di sana sudah diterapkan kegiatan kokurikuler dalam mata pelajaran Fikih dalam bentuk jurnal keagamaan (Portofolio). Duta, 1990), h. 5 5 Winarno Hamiseno, petunjuk pelaksanaan proses belajar mengajar (Jakarta: Widya

6 Melihat latar belakang tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk mengangkat permasalahan ini sebagai karya ilmiah yang hasilnya akan dituangkan dalam sebuah skiripsi denagan judul Pelaksanaan Kegiatan Kokurikuler Pada Mata Pelajaran PAIS di MAN 2 Model Banjarmasin. B. Definisi Operasional Supaya tidak terjadi kemungkinan adanya salah pengertian terhadap maksud judul di atas, maka perlu diberikan penjelasan dan penegasan judul istilah-istilah yang terdapat dalam judul tersebut sebagai berikut: 1. Pelaksanaan berarti proses, cara, perbuatan, melaksanakan (rancangan, keputusan dan sebagainya). 6 Pelaksanaan yang peneliti maksudkan di sini adalah cara yang dilakukan atau kegiatan guru dalam melaksanakan kegiatan kokurikuler pada mata pelajaran PAIS di MAN 2 Model Banjarmasin. 2. Kegiatan berarti aktivitas, usaha dan pekerjaan. 7 Kegiatan yang dimaksud peneliti disini adalah kegiatan kokurikuler. 3. Kokurikuler adalah pengajaran yang diberikan di luar jam pelajaran tatap muka, sebagai tugas atau pekerjaan rumah untuk mengembangkan atau menunjang bahan pengajaran yang diberikan dalam tatap muka. 8 6 Pusat Bahasa Depertemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka 2005), hal. 627 7 Ibid., hal.362 8 Depertemen Agama RI, Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam pada SMTP,, Jakarta, 1985/1986. hal 106

7 4. PAIS (Pendidikan Agama Islam Sekolah) yang meliputi seluruh mata pelajaran Agama Islam seperti Fikih, Akidah Akhlak, Alquran Hadis, SKI (Sejarah Kebudayaan Islam) dan Bahasa Arab. Adapun yang dimaksud dengan judul skripsi ini adalah Meneliti atau menelaah secara ilmiah dan mendalam terhadap pelaksanaan kegiatan kokurikuler yaitu suatu pembelajaran yang diberikan di luar jam pelajaran tatap muka, sebagai tugas atau pekerjaan rumah, untuk mengembangkan dan menunjang bahan pengajaran yang telah diberikan dalam tatap muka. pada bidang pendidikan agama Islam, yang meliputi Alquran Hadis, Fikih, Akidah Akhlak, Bahasa Arab dan Sejarah kebudayaan Islam. C. Fokus Masalah Berdasarkan konsep serta pemikiran yang tertuang dalam latar belakang tersebut di atas, maka masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana pelaksanaan kegiatan kokurikuler Mata Pelajaran PAIS di MAN 2 Model Banjarmasin? 2. Hal-hal apa saja yang mempengaruhi pelaksanaan kegiatan kokurikuler Mata Pelajaran PAIS di MAN 2 Model Banjarmasin? D. Tujuan Penelitian Bertitik tolak dari perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

8 1. Untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan kokurikuler pada mata pelajaran PAIS diman 2 Model Banjarmasin. 2. Untuk mengetahui hal-hal yang mempengaruhi dalam pelaksanaan kegiatan kokurikuler mata pelajaran PAIS di MAN 2 Model Banjarmasin. E. Alasan Memilih Judul Ada beberapa alasan yang mendasari peneliti untuk mengetengahkan judul tersebut di atas, diantaranya adalah: 1. Mengingat pentingnya kegiatan kokurikuler dalam rangka peningkatan mutu pendidikan dan pencapaian tujuan pendidikan dan terdapat dalam kurikulum. 2. Bahwa prestasi belajar yang diwujudkan dalam bentuk angka yang menentukan kenaikan kelas atau kelulusan pada sekolah, meliputi hasil dari satu jam pelajaran tatap muka ditambah setengah jam pelajaran tatap kokurikuler setiap minggu dalam satu semester. Jadi ini merupakan suatu keharusan untuk dilaksanakannya kegiatan kokurikuler di dalam pelajaran. F. Kajian Pustaka Penelitian ilmiah yang berkenaan dengan kegiatan pelakanaan kokurikuler pada mata pelajaran PAIS belum terlalu banyak dibahas oleh Mahasiswa di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. Diantara beberapa penelitian yang membahas

9 mengenai kegiatan pelaksanaan kokurikuler pada mata pelajaran PAIS adalah penelitian yang dilakukan oleh: 1. Penelitian skripsi Hadijah tahun 2012, Jurusan Pendidikan Matematika yang berjudul "Pelaksanaan Kokurikuler Mental Aritmatika Sempoa di SDN Landasan Ulin Barat 1 Banjarbaru Tahun Pelajaran 2011/2012" penelitian ini membahas tentang pelaksanaan kokurikuler mental aritmatika sempoa di SDN Landasan Ulin barat 1 dengan metode penelitian kualitatif, berkesimpulan bahwa perencanaan kegiatan kokurikuler Mental Aritmatika Sempoa di SDN Landasan Ulin Barat 1 belum sepenuhnya dapat terealisasikan dalam pelaksanaan di lapangan, sehingga kegiatan kokurikuler mental Aritmatika Sempoa berlangsung hanya pada level kindergarten dan tidak ada lagi siswa yang berkeinginan melanjutkan ke level berikutnya. Perbedaan penelitian Hadijah dengan penelitian yang dilakukan peneliti yaitu: (1) penelitian dari Hadijah terfokus pada pelaksanaan kokurikuler Mental Aritmatika Sempoa, sedangkan penelitian dari peneliti terfokus pada pelaksanaan kegiatan kokurikuler pada mata pelajaran PAIS. (2) penelitian yang dilakukan Hadijah berkesimpulan bahwa secara umum dapat dikatakan bahwa kegiatan kokurikuler mental artimatika di SDN landasan Ulin Barat 1 tidak mendapat perhatian dan control yang bagus dari berbagai pihak secara serius, baik dari sekolah, UMC, Dewan guru, instruktur sempoa, maupun orang tua/wali siswa masing-masing. Sedangkan penjajakan awal ke lokasi di MAN 2 Model

10 Banjarmasin di sana sudah diterapkan kegiatan kokurikuler dalam mata pelajaran Fikih dalam bentuk jurnal keagamaan (Portofolio). 2. Penelitian skripsi Mariyamah tahun 2008, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) yang berjudul "Pelaksanaan Kegiatan Kokurikuler Mata Pelajaran Pendidikan Agama Pada Madrasah Tsanawiyah Negeri Anjir Muara Kecamatan Anjir Muara Kabupaten Barito Kuala" Penelitian ini membahas tentang bagaimana pelaksanaan kegiatan kokurikuler pada mata pelajaran pendidikan Agama di MTs Anjir Muara dengan metode penelitian kuantitatif, berkesimpulan bahwa kurangnya aktivitas kokurikuler, baik dari tuntutan tugas guru dirasakan membebani siswa, motivasi guru, terbatasnya waktu, dalam pencapaian kurikulum dalam satu semester dan metode yang digunakan dalam menyampaikan pelajaran. Perbedaan penelitian Mariyamah dengan penelitian yang dilakukan peneliti yaitu: (1) penelitian yang dilakukan Mariyamah berkesimpulan bahwa aktivitas kokurikuler, tuntutan tugas dari guru dirasakan membebani siswa, motivasi guru, terbatasnya waktu, dalam pencapaian kurikulum dalam satu semester dan metode yang digunakan dalam menyampaikan pelajaran sedangkan penjajakan awal peneliti ke sekolah MAN 2 Model Banjarmasin bahwa di sana sudah diterapkan kegiatan kokurikuler dalam mata pelajaran Fikih dalam bentuk jurnal keagamaan (Portofolio). G. Signifikasi Penelitian

11 Diharapkan penelitian ini dapat memberikan kegunaan antara lain adalah : 1. Sebagai bahan informasi dan sumbangan pokok bagi yang bertanggung jawab secara formal mengenai pelaksanaan pendidikan agama, untuk lebih meningkatkan pelaksanaannya pada masa yang akan datang. 2. Sebagai bahan informasi tentang berhasil tidaknya pelaksanaan kegiatan kokurikuler bidang pendidikan agama Islam. 3. Sebagai informasi kepada pihak yang berkepentingan, bahwa kegiatan kokurikuler dapat menunjang terhadap pencapaian kurikulum. 4. Sebagai informasi untuk penelitian selanjutnya dalam rangka penelitian yang lebih luas dan mendalam mengenai permasalahan yang serupa. 5. Untuk menambah khazanah perbendaharaan pengetahuan peneliti khususnya tentang pelaksanaan kokurikuler dan memperkaya khazanah perpustakaan UIN Antasari Banjarmasin. H. Sistematika Penelitian Untuk memudahkan isi pembahasan ini maka peneliti membagi skiripsi ini dalam ke beberapa bab sebagai berikut : BAB I Pendahuluan yang berisi mengenai latar belakang masalah penelitian dan penegasan judul, perumusan masalah, alasan memilih judul, tujuan penelitian, signifikansi penelitian, dan sistematika penelitian. BAB II Landasan teori mengenai pelaksanaan kegiatan kokurikuler yang berisi tentang pengertian kegiatan kokurikuler, beberapa pendekatan proses belajar mengajar untuk memaksimalkan kegiatan kokurikuler, usaha untuk

12 meningkatkan mutu pendidikan dengan kegiatan kokurikuler dan faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan kegiatan kokurikuler serta tujuan kokurikuler. BAB III Metode penelitian yang berisi jenis penelitian dan objek penelitian, jenis dan metode penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data dan metode analisis data serta prosedur penelitian. BAB IV Laporan hasil penelitian tentang pelaksanaan kegiatan kokurikuler mata pelajaran pendidikan agama, yang meliputi gambaran umum lokasi penelitian, penyajian data, dan analisis data. BAB V Penutup yang berisi simpulan dan saran-saran.