2015 PENGUATAN KARAKTER KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Dari ketiga hal tersebut terlihat jelas bahwa untuk mewujudkan negara yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dan tuntutan baru dalam masyarakat. Perubahan tersebut. terlebih jika dunia kerja tersebut bersifat global.

BAB I PENDAHULUAN. bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan dalam mewujudkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. didik. Tujuan yang diharapkan dalam pendidikan tertuang dalam Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) di Negaranegara maju membawa pengaruh dan manfaat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini masalah kenakalan remaja menjadi semakin

I. PENDAHULUAN. yang hidup di dalam masyarakat (Esten, 2013: 2). Sastra berkaitan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indri Cahyani

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan matematika dapat diartikan sebagai suatu proses yang

Prioritas pembangunan nasional sebagaimana yang dituangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan pada jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Pendidikan karakter menjadi fokus pendidikan diseluruh jenjang

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari semua pembahasan yang telah dipaparkan maka melahirkan sebuah. kesimpulan sebagai berikut:

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengubah perilaku

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mencakup seluruh proses hidup dan segenap bentuk interaksi individu dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. pada usia dini merupakan masa keemasan dimana pada masa ini setiap aspek

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. semangat dalam praksis pendidikan di Indonesia. Sejak awal kemerdekaan,

PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MEWUJUDKAN PEMBELAJARAN YANG BERKUALITAS

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan yaitu kegiatan belajar oleh pembelajar (Siswa) dan kegiatan mengajar

BAB I PENDAHULUAN. cinta kasih, dan penghargaan terhadap masing-masing anggotanya. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

BAB I PENDAHULUAN. demokratis senantiasa memberi perhatian terhadap pendidikan melalui regulasi yang mengatur

STRATEGI DOSEN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENANAMKAN KARAKTER ETIKA MAHASISWA DI STIKOM PGRI BANYUWANGI

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 3 Undang-undang RI nomor 20 tahun 2003 (Burhanuddin, 2007: 82), mengungkapkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting bagi manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

PELATIHAN PENGEMBANGAN SILABUS DAN RPP MATA PELAJARAN IPS TERINTEGRASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA GURU IPS SMP DI MGMP SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN. Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 Bab 2 Pasal

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Konsep Dasar Pendidikan Berkarakter

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Cindy Noor Indah putri, 2014

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan bukan sekedar memberikan pengetahuan, nilai-nilai atau

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut, pembangunan nasional dalam bidang pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemakaian seragam sekolah terhadap siswa di dalam suatu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Untuk memenuhi. penting. Hal ini sesuai dengan UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di sekolah dasar era globalisasi. menjadi agen pembaharuan. Pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter. Hal ini sejalan dengan Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah segala usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, sekolah,

2015 PENGUASAAN KOMPETENSI DASAR MENGHIAS KAIN PADA PESERTA DIDIK PROGRAM KERUMAHTANGGAAN KELAS VII DI SMP NEGERI 3 LEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah mempunyai tugas penting dalam menyiapkan siswa-siswi untuk

BAB I PENDAHULUAN. dengan peserta didik dalam situasi intruksional edukatif. Melalui proses belajar

BAB 1 PENDAHULUAN. keduanya. Sastra tumbuh dan berkembang karena eksistensi manusia dan sastra

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan pembentukan karakter peserta didik sehingga mampu bersaing,

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Berdasarkan pendapat diatas, menegaskan bahwa pendidikan sangat penting bagi setiap insan manusia. Pendidikan sangat erat kaitannya dengan guru dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

2015 MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY

BAB 1 PENDAHULUAN. sebelumnya. UU nomor 20 tahun 2003 pasal 3 menjelaskan bahwa fungsi

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari. Atas dasar pemikiran tersebut, pendidikan karakter. dengan metode serta pembelajaran yang aktif.

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. lawan jenis, menikmati hiburan di tempat-tempat spesial dan narkoba menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang No. 20 tahun 2003 menyebutkan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. maka dari itu perlu dilakukan peningkatan mutu pendidikan. Negara Kesatuan

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN Dalam pendahuluan ini, akan dikemukakan lebih lanjut hal-hal yang terkait dengan : (a) latar belakang penelitian, (b) identifikasi masalah dan rumusan masalah penelitian, (c) tujuan penelitian, (d) manfaat dan signifikansi penelitian, (e) struktur organisasi tesis. A. Latar Belakang Penelitian Salah satu program kementrian pendidikan nasional adalah pendidikan karakter. Seperti yang terkandung dalam undang-undang No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dengan tegas disebutkan bahwa Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Departemen Pendidikan Nasional, 2013, hlm. 6) Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional, dapat diketahui bahwa pendidikan di setiap jenjang termasuk di sekolah dasar harus diselenggarakan dengan sistematis guna tercapainya tujuan yang berkaitan dengan pembentukan karakter siswa sehingga kelak ia mampu bersaing, beretika, bermoral, dan mampu menunjukan sopan santun dalam berinteraksi dengan masyarakat dan lingkungan di sekitarnya. Pendidikan karakter memiliki peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia, baik sebagai mahluk individu maupun makhluk sosial sebab karakter mencerminkan berkualitas dan tidaknya suatu bangsa. Oleh karena itu, di SD anak didik tidak hanya menjadi cerdas tapi juga berkarakter. Terdapat beberapa aspek nilai pendidikan karakter yang dikembangkan dalam ruang lingkup pendidikan. Ruang lingkup tersebut yaitu sebagai berikut: religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu,

2 semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/ komunikatif dan cinta damai.( Pusat Kurikulum Kemendikbud, 2009, hlm. 9-10) Menurut Lickona (2012, hlm. 82), karakter berkaitan dengan konsep moral (moral knowing ), sikap moral ( moral feeling ), dan perilaku moral (moral behavior ). Berdasarkan ketiga komponen ini dapat dinyatakan bahwa karakter yang baikdidukung oleh pengetahuan tentang kebaikan, keinginan untuk berbuat baik, dan melakukan perbuatan kebaikan. Salah satu niali karakter yang perlu dikembangkan di sekolah dasar adalah karakter kemandirian belajar siswa yang meliputi rasa percaya diri, disiplin, toleransi dan tanggung jawab sehingga dengan dikembangkannya karakter kemandirian belajar diharapkan siswa akan berkembang sesuai dengan tugas perkembangannya, sehingga nilai-nilai kemandirian akan tertanam dalam dirinya dan menjadi bekal untuk kehidupannya di masa yang akan datang. Selain itu Hurlock (2007, hlm. 111) ia menyatakan bahwa awal masa kanak-kanak merupakan saat belajar terutama belajar keterampilan. Dengan demikian apabila anak tidak diberikan kesempatan untuk mempelajari keterampilan tertentu, maka ia tidak akan memiliki dasar dan keinginan untuk mandiri bahkan ia akan kurang memiliki motivasi untuk mempelajari berbagai keterampilan, terutama padasaat ia diberi kesempatan. Padahal anak-anak pada masa usia sekolah dasar sudah bisa mengamati peraturan dan bisa dipercaya saat diminta melakukan sesuatu. Bahkan ia sudah mampu bertanggung jawab dan bisa tampil percaya diri saat diminta melakukan sesuatu. Pada kenyataannya apa yang diharapkan masih belum sesuai dengan kondisi yang sebenarnya terjadi. Hal ini pun saya rasakan saat saya melaksanakan observasi awal tanggal 3 November 2014 sampai dengan 8 November 2014 di Sekolah Dasar Negeri Tugumukti Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat. Pada sekolah tersebut good character siswa ada yang sudah berkembang dan ada pula yang belum berkembang. Adapun good character yang telah berkembang, yaitu 1) dalam upaya menjaga kebersihan, baik siswa dan guru sudah terlihat kompak. Mereka saling mengingatkan satu sama lain dalam rangka menjaga

3 kebersihan. 2) budaya gemar membaca sudah mulai terbentuk. Hal ini terlihat dari perpustakan sekolah yang mulai ramai dikunjungi saat jam istirahat berlangsung. 3) saat membuka dan menutup pembelajaran siswa senantiasa berdoa. 4) perduli sosial juga sudah mulai terlihat. Hal ini terlihat saat ada teman yang jatuh, beberapa orang siswa memberitahukan pada guru dan meminta obat. 5) rasa cinta tanah air juga sudah terlihat. Hal ini dapat dirasakan saat siswa mampu menyanyikan lagu-lagu perjuangan. Adapun yang masih dirasakan kurang, yaitu 1) rasa percaya diri siswa masih terlihat kurang. Hal ini terlihat saaat siswa diminta kedepan kelas, siswa tampak malu-malu dan saling dorong satu sama lain, bahkan saat ada siswa yang tampil ke depan siswa tersebut pun masih kesulitan untuk berkomunikasi. 2) disiplin masih kurang. Hal ini terlihat masih ada guru dan siswa yang datang terlambat saat masuk sekolah dan siswa saat diminta untuk mengumpulkan tugas yang diberikan ada beberapa siswa yang tidak mengumpulkan tugas. 3) rasa toleransi masih terlihat kurang terutama sopan santun. Hal ini terlihat masih ada beberapa siswa yang mengejek bahkan berkata-kata kotor saat berinteraksi dengan sesama siswa. 4) tanggung jawabnya masih kurang. Hal ini terlihat saat guru kelas meminta siswa untuk mengumpulkan pekerjaan rumah yang diberikan, ada siswa yang belum mengerjakan. Dari uraian di atas terlihat jelas bahwa pendidikan karakter khususnya dalam upaya pembentukan, pembinaan dan pengembangan karakter kemandirian anak merupakan sesuatu yang sangat penting. Oleh karena itu, dalam proses pembelajarannya dibutuhkan pemahaman yang baik dari guru. Adapun yang harus dipahami, yaitu tentang tahap-tahap perkembangan siswa, karakteristik siswa, hakikat pembelajaran secara keseluruhan termasuk model pembelajaran yang cocok untuk mengembangkan karakter kemandirian siswa. Pembelajaran berbasis proyek merupakan pembelajaran yang cocok untuk memperkuat karakter kemandirian belajar siswa karen dengan pembelajaran berbasis proyek dapat memberikan kesempatan guru untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan memberikan kerja proyek. Tomas dkk (dalam Wena

4 2010, hlm. 144) mengemukakan bahwa, melalui pembelajaran dengan pembelajaran berbasis proyek kreativitas dan motifasi siswa akan meningkat. Karena metode ini dapat dipandang sebagai bentuk open ended contextual activity-bases learning dan merupakan bagian dari suatu proses pembelajaran yang memberi penekanan kuat pada pemecahan masalah sebagai suatu usaha kolaboratif. Dengan menggunakan proses kerja proyek, suatu pembelajaran akan semakin kontekstual dengan lingkungan anak. Selain itu tema-tema dalam pembelajaran tematik akan sangat menarik jika menguanakan pendekatan proyek. Berdasarkan penelitian di Harvad University Amerika Serikat Ali Ibrahim Akbar (dalam Muhamad Kadafi, 2014, hlm. 3), menyatakan bahwa kesuksesan seseorang tidak semata mata ditentukan oleh pengetahuan dan kemampuan teknis (hard skills) saja, tetapi lebih oleh kemampuan mengolah diri dan orang lain (soft skills). Dalam penelitiannya ia mengungkapkan bahwa kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20 % oleh hard skills dan sisanya 80% dari soft skills. Hal ini mengisyaratkan bahwa mutu pendidikan karakter sebagai soft skills siswa perlu ditingkatkan. Berdasarkan permasalahan yang berkembang di atas maka penelitian ini memfokuskan kajian pada apakah pembelajaran berbasis proyek dapat memberikan penguatan karakter kemandirian belajar siwa, khususnya untuk penguatan pendidikan karakter siswa sekolah dasar di kelas tinggi. Isu sentral dalam penelitian ini adalah penguatan karakter kemandirian belajar siswa melalui pembelajaran berbasis proyek. B. Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat diidentifikasikan berbagai permasalahan bersebagai berikut: 1. Model pembelajaran yang digunakan guru masih kurang tepat dalam menyampaikan materi pembelajaran, khususnya dalam pembinaan karakter. 2. Konsep-konsep pendidikan karakter belum dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari sehingga keterampilan sosial siswa rendah, misalnya

5 ketika berinteraksi dengan orang lain maupun dengan lingkungan di sekitarnya. 3. Ada beberapa karakter kemandirian belajar siswa yang harus diperkuat terutama karakter kemandirian siswa yang meliputi sikap percaya diri, toleransi, disiplin dan tanggung jawab. Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana penguatan karakter kemandirian belajar siswa melalui pembelajaran berbasis proyek. Sehingga dapat dirumuskan pertanyaan penelitian, sebagai berikut: 1. Bagaimana karakter kemandirian belajar siswa di kelas IV SDN Tugumukti Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat? 2. Bagaimana rancangan pembelajaran berbasis proyek untuk penguatan karakter kemandirian belajar siswa? 3. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek untuk penguatan karakter kemandirian belajar siswa? 4. Apakah penerapan pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan kemandirian belajar siswa SDN Tugumukti Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini dalah sebagai berikut: 1. Untuk memperoleh gambaran tentang bagaimana karakter kemandirian belajar siswa di kelas IV SDN Tugumukti Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat. 2. Untuk mendapatkan rancangan pembelajaran berbasis proyek bagi penguatan karakter kemandirian belajar siswa. 3. Untuk memperoleh gambaran tentang bagimana pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek bagi penguatan karakter kemandirian belajar siswa.

6 4. Untuk membuktikan tentang apakah penerapan pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan kemandirian belajar siswa SDN Tugumukti Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua pihak terutama yang berkaitan dengan pendidikan, adapun manfaat penelitian antara lain: 1. Manfaat Teoretis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pengembangan teori keilmuan tentang pengembangan karakter kemandirian siswa terutama melalui metode proyek agar karakter kemandirian siswa dapat terealisasi dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan ruamah, sekolah maupun di lingkungan masyarakat. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru Dapat dijadikan salah satu alternatif pendekatan pembelajaran yang inovatif yang dapat digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran sehingga diharapkan dapat menambah pengetahuan wawasan guru tentang pembelajaran berbasis proyek dalam upaya memperkuat pengembangan karakter kemandirian siswa. Dengan demikian guru mampu membuat perencanaan pembelajaran dengan baik sehingga hasilnya sesuai dengan tujuan yang diharapkan. b. Bagi Siswa Kemandirian siswa akan lebih meningkat, sehingga diharapkan dapat memotivasi siswa agar lebih giat dalam belajar, dan menjadi stimulus dalam upaya memperkuat pengembangan karakter kemandirian belajar siswa.

7 Dengan demikian diharapkan dapat menjadi kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari dan menjadi bekal di kehidupan selanjutnya. c. Bagi Pihak Sekolah Pihak sekolah dapat memberikan ruang dan fasilitas serta memberikan kesempatan dan mendorong pada guru agar lebih kreatif, inovatif dalam melaksankan proses pembelajaran. d. Bagi Peneliti Lain Memberikan wawasan dan pengetahuan tentang pengembangan karakter kemandirian belajar siswa melalui pembelajaran berbasis proyek. E. Struktur Organisasi Tesis Sistematka penelitian dalam tesis ini dimaksudkan untuk memudahkan dalam memahami permasalahan dan pembahasannya. Oleh karena itu tesis ini menggunakan sistematika sebagai berikut: Bab I Pendahuluan, pada bab ini dikemukakan latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, manfaat/signifikansi penelitiandan struktur organisasi tesis. Bab II memuat kajian pustaka, asumsi dan hipotesis penelitian. Bab III metode penelitian, diuraikan pendekatan penelitian yang di dalamnya mencakup desain penelitian, model penelitian, monitoring dan implementasi, partisipan dan lokasi penelitian, teknik pengumpulan data dan instrumen data, analisis data dan indikator kinerja. Bab IV hasil penelitian dan pembahasan, dalam bab ini terdiri dari: a) pengolahan atau analisis data dan b) pembahasn analisis temuan. Bab V simpulan dan rekomendasi, dalam bab ini kesimpulan dan rekomendasi menyajikan penapsiran dan psemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian.