PRESS RELEASE No. 13/KPPU-PR/V/2019. KPPU Putus Perkara No. 08/KPPU-L/2018

dokumen-dokumen yang mirip
SIARAN PERS Biro Hukum, Humas & Kerjasama Gd. KPPU, Lt. 1, Jl. Juanda 36, Jakpus, Telp /Fax

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 45 TAHUN 2015 TENTANG PERSYARATAN KEPEMILIKAN MODAL BADAN USAHA DI BIDANG TRANSPORTASI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN TENTANG TATA CARA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRASI BERUPA DENDA DI BIDANG CUKAI

PERATURAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG PRA-NOTIFIKASI PENGGABUNGAN, PELEBURAN, DAN PENGAMBILALIHAN

No Pembiayaan OJK selain bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara juga berasal dari Pungutan dari Pihak. Sebagai pelaksanaan dari

BAB I PENDAHULUAN. di luar perusahaan, antara lain melalui Penggabungan (merger), Pengambilalihan

Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA TENTANG

BAB V PENUTUP. kajian dalam penelitian ini dan telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 75 TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. Hukum persaingan usaha di Indonesia diatur dalam Undang-Undang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 40 / PMK.07 / 2007 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG

PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR A20110 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG LARANGAN PRAKTIK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT

BAB III ANALISIS PUTUSAN KPPU NOMOR 08/KPPU-M/2012 TERKAIT UNSUR-UNSUR DUGAAN TERHADAP PELANGGARAN PASAL 29 UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1999

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1999 TENTANG LARANGAN PRAKTEK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT

-1- RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1999 TENTANG LARANGAN PRAKTEK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT [LN 1999/33, TLN 3817]

UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA [LN 2009/140, TLN 5059]

BAB IV ANALISIS HUKUM. A. Penerapan Tanggal Efektif Yuridis dalam Pengambilalihan Saham. yang Dilakukan PT Bumi Kencana Eka Sejahtera atas PT Andalan

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53/M-DAG/PER/8/2012 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN WARALABA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan L

Tinjauan yuridis..., M.Salman Al-Faris, FHUI, 2009 Universitas Indonesia

2017, No lain ke dalam atau ke luar daerah pabean Indonesia dilakukan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai; c. bahwa sesuai dengan Undang-Un

P U T U S A N. Perkara Nomor: 12/KPPU-L/2008

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

Ethics in Market Competition. Mery Citra.S,SE.,MSi Business Ethics #7

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR A11711 DAN A11811

PERATURAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Draft DRAFT PEDOMAN PASAL 50 H TENTANG PENGECUALIAN USAHA KECIL UU NO. 5/1999 TENTANG LARANGAN PRAKTEK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENJELASAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PM 41 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG LARANGAN PRAKTIK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN TENTANG TATA CARA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRASI BERUPA DENDA DI BIDANG CUKAI

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (Lembaran Negara Republik

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG LARANGAN PRAKTIK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG LARANGAN PRAKTIK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

, No.2057 tentang Kurang Bayar dan Lebih Bayar Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam Tahun Anggaran 2013 dan Tahun Anggaran 2014 Menurut Provinsi/Ka

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 3. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2009 tentang Pos (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 11 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 59 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KOTA BALIKPAPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 9/KPPU/PDPT/IV/2013 TENTANG

UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TANGGAL 1 JULI 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 26 TAHUN 2012 TENTANG

- 1 - PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 199/PMK.010/2008 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN MENTERI KEUANGAN,

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 163/PMK.06/2011 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 128/PMK.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

1 of 6 18/12/ :54

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

2013, No.38 2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 38 TAHUN 2009 TENTANG POS. BAB I KETENTUAN UMUM Pa

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 1964 tentang Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang (Lembaran Negara Republik Indon

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH DAERAH PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 201/PMK.07/2013 TENTANG

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 70/PMK.04/2007 TENTANG KAWASAN PABEAN DAN TEMPAT PENIMBUNAN SEMENTARA

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2010 NOMOR 4 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG

B U P A T I B A L A N G A N

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PERKARA DI KPPU KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA

DRAFT 16 SEPT 2009 PERATURAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PERKARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2016 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PEMBERIAN IZIN PENYELENGGARAAN POS

538 KOMPILASI KETENTUAN PIDANA DI LUAR KUHP

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG

2014, No Otoritas Jasa Keuangan, yang selanjutnya disingkat OJK, adalah Otoritas Jasa Keuangan sebagaimana dimaksud dalam Undang- Undang Nomor

Perbuatan yang Dilarang dan Ketentuan Pidana UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK (ITE)

PENGHARMONISASIAN, PEMBULATAN, DAN PEMANTAPAN KONSEPSI ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG LARANGAN PRAKTIK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT

BAB 3 STUDI KASUS MASYARAKAT PERS DAN PENYIARAN INDONESIA (MPPI) VS PT MEDIA NUSANTARA CITRA TBK (MNC)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1999 TENTANG LARANGAN PRAKTEK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT

PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 15/KPPU/PDPT/VII/2013 TENTANG

BAB II IDENTIFIKASI DATA

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan L

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

PRESS RELEASE No. 13/KPPU-PR/V/2019 KPPU Putus Perkara No. 08/KPPU-L/2018 KPPU memutus perkara No.08/KPPU-L/2018 tentang Dugaan Pelanggaran Pasal 5 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat dalam Industri Jasa Freight Container (Uang Tambang) pada Rute Surabaya Menuju Ambon oleh 4 Perusahaan Pelayaran. KPPU melalui Majelis Komisi yang terdiri dari Harry Agustanto, S.H., M.H. sebagai Ketua Majelis Komisi; Ukay Karyadi, S.E., M.E. dan Dr. M. Afif Hasbullah, S.H., M. Hum. masing-masing sebagai Anggota Majelis, telah selesai melakukan pemeriksaan terhadap Perkara Nomor 08/KPPU-L/2018. Sekretariat Komisi telah melakukan penanganan perkara berdasarkan laporan dengan obyek perkara adalah Jasa Freight Container (Uang Tambang) pada Rute Surabaya Menuju Ambon oleh 4 Perusahaan Pelayaran, yang dilakukan oleh: 1. Terlapor I, PT Tanto Intim Line; 2. Terlapor II, PT Pelayaran Tempuran Emas, Tbk; 3. Terlapor III, PT Meratus Line; 4. Terlapor IV, PT Salam Pasific Indonesia Lines; I. Bahwa ketentuan Undang-Undang yang diduga dilanggar oleh para Terlapor adalah Dugaan Pelanggaran Pasal 5 ayat (1) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 Pasal 5 (1) Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha pesaingnya untuk menetapkan harga atas suatu. barang dan atau jasa yang harus dibayar oleh konsumen atau pelanggan pada pasar bersangkutan yang sama. (2) 1

II. Tentang Pasar Bersangkutan a. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 10 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 definisi mengenai pasar bersangkutan adalah sebagai berikut: pasar bersangkutan adalah pasar yang berkaitan dengan jangkauan atau daerah pemasaran tertentu oleh pelaku usaha atas barang dan atau jasa yang sama atau sejenis atau substitusi dari barang dan atau jasa tersebut. b. Bahwa atas dasar ketentuan tersebut maka dapat diketahui pasar bersangkutan dalam perkara a quo menekankan pada konteks horizontal yang menjelaskan kaitan antara pelaku usaha dengan pelaku usaha pesaingnya, sehingga cakupan pengertiannya dapat dikategorikan dalam 2 (dua) perspektif, yang meliputi: Pasar berdasarkan produk (relevant product market) terkait atas barang dan/atau jasa yang sama atau sejenis atau substitusi dari barang dan/atau jasa tersebut. --------------------------------------- Pasar berdasarkan wilayah/geografis (relevant geographic market) terkait dengan jangkauan atau daerah pemasaran. c. Bahwa mengacu pada pengertian pasar bersangkutan, pasar berdasarkan produk akan dikategorikan dalam pasar bersangkutan atau dapat digantikan satu sama lain suatu produk apabila menurut konsumen terdapat kesamaan dalam hal fungsi/peruntukan/penggunaan, karakter spesifik, serta perbandingan tingkat harga produk tersebut dengan harga barang lainnya. Dari sisi penawaran, barang substitusi merupakan produk yang potensial dihasilkan oleh pelaku usaha yang berpotensi masuk ke dalam pasar tersebut. d. Bahwa barang-barang yang ada di Kota Ambon, baik barang sembako ataupun barang kebutuhan lain untuk pembangunan semuanya didatangkan dari Surabaya menggunakan kontainer kapal laut. Bahwa jika dilihat dari sisi fungsi, konsumen yang akan mengirimkan barang ke atau keluar dari Ambon dapat memilih mengangkut kargo dengan menggunakan pesawat udara atau kontainer dengan menggunakan kapal laut atau jenis transportasi lain, tetapi pilihan tersebut tidak dapat dipisahkan dari pilihan konsumen, baik terhadap volume pengiriman maupun terhadap biaya yang dikeluarkan dari setiap pilihan penggunaan transportasi untuk pengangkutan. Bahwa perusahaan pelayaran yang dimaksud dalam perkara a quo adalah perusahaan pelayaran dengan rute Surabaya menuju Ambon yang perizinan dan spesifikasi kapal yang dimiliki hanya digunakan untuk jasa kontainer, sebagaimana dikuatkan dengan pendapat Ir. Tri Achmadi, Ph.D. selaku Ahli Perkapalan dari Program Studi Teknik Transportasi Laut, 2

Institut Teknologi Sepuluh Nopember dalam persidangan yang pada pokoknya menyatakan secara teknis, kapal yang mengangkut kontainer harus memiliki spesifikasi khusus sehingga tidak bisa menggunakan sembarang kapal, dimana ada design tersendiri untuk menjamin safetydan untuk memastikan kontainer tidak terlepas dari kapal. Bahwa dengan demikian pasar geografis perkara a quo adalah perusahaan pelayaran dengan rute Surabaya menuju Ambon yang perizinan dan spesifikasi kapal yang dimiliki hanya digunakan untuk jasa container. Oleh karena itu, pasar bersangkutan dalam perkara a quo adalah jasa freight container rute Surabaya menuju Ambon yang dilakukan oleh 4 perusahaan pelayaran yaitu PT Tanto Intim Line, PT Pelayaran Tempuran Emas Tbk, PT Meratus Line, dan PT Salam Pasific Indonesia Lines III. Tentang Struktur Pasar Bahwa struktur pasar dapat diberikan pengertian sebagai kondisi lingkungan dimana perusahaan melakukan aktifitas produksinya. Struktur pasar dibedakan menjadi 6 (enam) bentuk diantaranya adalah sebagai berikut: 1) Pasar Persaingan Sempurna; 2) Pasar Persaingan Monopolistik; 3) Pasar Oligopoli; 4) Pasar Monopoli; 5) Pasar Monopsoni;dan 6) Pasar Oligopsoni. Bahwa untuk pasar oligopoli, produk dan/atau jasa yang ditawarkan biasanya bersifat homogen atau derajat terdifferensiasinya sangat rendah. Dengan sifat produk tersebut, maka penjual tidak dapat memberikan pilihan produk yang berbeda secara signifikan terhadap konsumen. Sehingga konsumen akan sangat sensitif dengan perbedaan atau perubahan harga. Oleh karena itu, dalam menetapkan harga, produsen/penjual pada pasar oligopoli sangat terindependensi antara satu dengan yang lain dan akan saling memantau harga antara satu dengan yang lain serta tidak dapat secara bebas menentukan harga jual produk/jasa yang dijualnya IV. Tentang Perilaku Pasar 1. Tentang surat penyesuaian tarif freight container rute Surabaya- Ambon Terlapor I mengeluarkan surat penyesuaian tarif tertanggal 24 Agustus 2017, yang tarifnya disesuaikan menjadi Rp. 9.000.000,00 (20 ) dan Rp. 18.000.000,00 (40 ); 3

Terlapor II mengeluarkan surat penyesuaian tarif tertanggal 23 Agustus 2017, yang tarifnya disesuaikan menjadi Rp. 9.000.000,00 (20 ) dan Rp. 18.000.000,00 (40 ); Terlapor III mengeluarkan surat penyesuaian tarif tertanggal 23 Agustus 2017, yang tarifnya disesuaikan menjadi Rp. 9.200.000,00 (20 ) dan Rp. 18.400.000,00 (40 ); Terlapor IV mengeluarkan surat penyesuaian tarif tertanggal 23 Agustus 2017, yang tarifnya disesuaikan menjadi Rp. 9.000.000,00 (20 ) dan Rp. 18.000.000,00 (40 ); 2. Tentang komponen tarif freight container 3. Tentang tanggapan perusahaan EMKL dan/atau konsumen akhir terhadap surat penyesuaian tarif 4. Tentang adanya pergerakan harga freight container sebelum dan setelah dikeluarkan surat penyesuaian tarif Majelis Komisi menilai sebagai berikut: Bahwa diterbitkannya Surat Penyesuaian Tarif Freight Container Rute Surabaya menuju Ambon oleh keempat perusahaan pelayaran tidak didasari adanya kondisi merugi atau adanya perang tarif yang terjadi di pasar sebagaimana disampaikan para Terlapor, melainkan dalam rangka mengikuti penyesuaian harga perusahaan pesaing untuk rute pelayaran yang sama dimana adanya pemain baru yang masuk, menandakan pasar tersebut masih berpotensi untuk mendapatkan profit. Bahwa adanya surat penyesuaian harga dari masing-masing Terlapor dalam waktu yang berdekatan membuktikan adanya bentuk kesepakatan untuk menetapkan besaran tarif freight container, meskipun dalam prakteknya kesepakatan tersebut tidak berjalan secara efektif. Seharusnya harga yang terbentuk berdasarkan interaksi antara permintaan dan penawaran, serta mempertimbangkan faktor produksi masing-masing. V. Tentang Pemenuhan Unsur 1. Unsur Pelaku Usaha. 2. Unsur Perjanjian 3. Unsur Pelaku Usaha Pesaing 4. Unsur Menetapkan Harga 5. Unsur Jasa 6. Unsur Konsumen 7. Unsur Pasar Bersangkutan *Seluruh unsur terpenuhi 4

VI. Tentang Pertimbangan Majelis Komisi Menimbang bahwa sebelum memutus, Majelis Komisi mempertimbangkan hal-hal yang memberatkan dan meringankan bagi para Terlapor sebagai berikut: a. Bahwa Terlapor I, Terlapor II, dan Terlapor III pernah dinyatakan bersalah melanggar Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999; b. Bahwa Terlapor I, Terlapor II, Terlapor III, dan Terlapor IV telah bersikap baik dan kooperatif dalam proses persidangan. c. Bahwa Terlapor I, Terlapor II, Terlapor III, dan Terlapor IV merupakan pelaku usaha di sektor industri strategis bagi pengembangan perekonomian wilayah d. Bahwa Terlapor IV belum pernah dinyatakan bersalah karena melanggar UU No. 5 Tahun 1999. VII. Tentang Rekomendasi Majelis Komisi. 1. Bahwa Majelis Komisi merekomendasikan kepada Kementerian Perhubungan cq Direktorat Jenderal Perhubungan Laut agar melakukan penataan terhadap industri pelayaran agar terjadi persaingan usaha yang sehat. 2. Bahwa apabila pelaku usaha dalam industri pelayaran tersebut dalam menjalankan usahanya tidak menerapkan prinsip persaingan usaha yang sehat maka pihak Pemerintah diharapkan untuk meninjau ulang ijin usaha perusahaan pelayaran tersebut. VIII. Menimbang bahwa berdasarkan fakta-fakta, penilaian, analisa dan kesimpulan yang telah diuraikan di atas, maka Majelis Komisi: MEMUTUSKAN 1. Menyatakan bahwa Terlapor I (PT Tanto Intim Line), Terlapor II (PT Pelayaran Tempuran Emas, Tbk.), Terlapor III (PT Meratus Line), dan Terlapor IV (PT Salam Pasific Indonesia Lines) terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar Pasal 5 ayat (1) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999. 2. Menghukum Terlapor I (PT Tanto Intim Line), membayar denda sebesar Rp7.154.000.000,00 (Tujuh Miliar Seratus Lima Puluh Empat Juta Rupiah) yang harus disetor ke Kas Negara sebagai setoran pendapatan denda pelanggaran di bidang persaingan usaha Satuan Kerja Komisi Pengawas Persaingan Usaha melalui bank Pemerintah dengan kode penerimaan 425812 (Pendapatan Denda Pelanggaran di Bidang Persaingan Usaha). 5

3. Menghukum Terlapor II (PT Pelayaran Tempuran Emas, Tbk.), membayar denda sebesar Rp5.642.000.000,00 (Lima Miliar Enam Ratus Empat Puluh Dua Juta Rupiah) yang harus disetor ke Kas Negara sebagai setoran pendapatan denda pelanggaran di bidang persaingan usaha Satuan Kerja Komisi Pengawas Persaingan Usaha melalui bank Pemerintah dengan kode penerimaan 425812 (Pendapatan Denda Pelanggaran di Bidang Persaingan Usaha). 4. Menghukum Terlapor III (PT Meratus Line), membayar denda sebesar Rp6.580.000.000,00 (Enam Miliar Lima Ratus Delapan Puluh Juta Rupiah) yang harus disetor ke Kas Negara sebagai setoran pendapatan denda pelanggaran di bidang persaingan usaha Satuan Kerja Komisi Pengawas Persaingan Usaha melalui bank Pemerintah dengan kode penerimaan 425812 (Pendapatan Denda Pelanggaran di Bidang Persaingan Usaha). 5. Menghukum Terlapor IV (PT Salam Pasific Indonesia Lines), membayar denda sebesar Rp1.415.000.000,00 (Satu Miliar Empat Ratus Lima Belas Juta Rupiah) yang harus disetor ke Kas Negara sebagai setoran pendapatan denda pelanggaran di bidang persaingan usaha Satuan Kerja Komisi Pengawas Persaingan Usaha melalui bank Pemerintah dengan kode penerimaan 425812 (Pendapatan Denda Pelanggaran di Bidang Persaingan Usaha). 6. Memerintahkan Terlapor I (PT Tanto Intim Line), Terlapor II (PT Pelayaran Tempuran Emas, Tbk), Terlapor III (PT Meratus Line), dan Terlapor IV (PT Salam Pasific Indonesia Lines) untuk menghentikan perilaku penyesuaian tarif freight container sebagaimana dimaksud Pasal 47 ayat (2) huruf c Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999. 7. Memerintahkan para Terlapor untuk melaporkan dan menyerahkan salinan bukti pembayaran denda ke KPPU. Surabaya, 23 Mei 2019 Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia 6