Oleh : Ary Firman Sanjoto

dokumen-dokumen yang mirip
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB VI PEMBAHASAN. perawatan kesehatan, termasuk bagian dari bangunan gedung tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. monoksida, atau produk dan efek lainnya (Badan Standar Nasional, 2000).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. potensial dan derajat terkena pancaran api sejak dari awal terjadi kebakaran hingga

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Obyek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Bangunan gedung menurut UU RI No. 28 Tahun 2002 adalah wujud fisik hasil

BAB VIII PENUTUP. bahan bakar berasal dari gas berupa: LPG. generator, boiler dan peralatan masak di dapur.

EVALUASI SISTEM PENCEGAHAN KEBAKARAN DAN EVAKUASI PADA BANGUNAN ADMINISTRASI TINJAUAN TERHADAP BEBAN API

128 Universitas Indonesia

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 4 TAHUN TENTANG MANAJEMEN PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN

Penggunaan APAR dan Kedaruratan

IDENTIFIKASI FASILITAS SAFETY BUILDING SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KEBAKARAN DI GEDUNG INSTITUSI PERGURUAN TINGGI

DAFTAR PERTANYAAN AUDIT KESELAMATAN KEBAKARAN GEDUNG PT. X JAKARTA

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB V HASIL PENELITIAN Gambaran Umum Perusahaan dan Hasil Pembangunan Gedung

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit pada Pasal 1 ayat

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT JANTUNG HASNA MEDIKA NOMOR TENTANG PENANGGULANGAN KEBAKARAN DAN KEWASPADAAN BENCANA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. umumnya, hasil karya dan budaya menuju masyarakat adil dan makmur. Sedangkan secara

kondisi jalur di pusat perbelanjaan di jantung kota Yogyakarta ini kurang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V PEMBAHASAN. PT. INKA (Persero) yang terbagi atas dua divisi produksi telah

WALI KOTA BALIKPAPAN, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BAB 1 : PENDAHULUAN. sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian medik.

- Mengurangi dan mengendalikan bahaya dan resiko - Mencegah kecelakaan dan cidera, dan - Memelihara kondisi aman

BAB I PENDAHULUAN. Repository.Unimus.ac.id

EVALUASI SISTEM PENGAMANAN GEDUNG TERHADAP BAHAYA KEBAKARAN PADA PROYEK RUMAH SAKIT ST.BORROMEUS

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai risiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau

Pasal 9 ayat (3),mengatur kewajiban pengurus menyelenggarakan latihan penanggulangan kebakaran

BAB IV HASIL DAN ANALISIS Prosedur Perencanaan Sistem Proteksi Kebakaran

PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS PENGELOLAAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI RSUP H ADAM MALIK MEDAN. (Kepala keselamatan dan kesehatan kerja di rumah sakit)

Sistem Proteksi Kebakaran pada Gedung UKM Universitas Brawijaya Malang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemerintah telah menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan untuk

PENCEGAHAN KEBAKARAN. Pencegahan Kebakaran dilakukan melalui upaya dalam mendesain gedung dan upaya Desain untuk pencegahan Kebakaran.

DAFTAR STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) BIDANG BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini perkembangan industri di Indonesia

BAB IV METODE PENELITIAN. bersumber dari hasil observasi, wawancara dan data sekunder perusahaan.

Lampiran 1 DENAH INSTALASI ICU. Universitas Sumatera Utara

6 PEMBAHASAN. 6.1 Kelembagaan Penanggulangan Kebakaran di PPS Nizam Zachman Jakarta. Bagian Tata Usaha. Bidang Tata Operasional

BAB I PENDAHULUAN.

BAB V PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang dilakukan di PT. Asahimas Chemical mengenai

JUDUL : Managemen Tanggap Darurat

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

1 Universitas Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. maupun dunia industri, dapat menimbulkan kecelakaan bagi manusia dan

PerMen Ttg Syarat2 APAR

SISTEM PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN I

TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERENCANAAN SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN PADA GEDUNG KANTOR 5 LANTAI PT. RAKA UTAMA. Disusun oleh : PRILIAN YUSPITA

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

LEMBARAN DAERAH KOTA BANJARMASIN TAHUN 2008 NOMOR 13

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG MANAJEMEN PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN

5/9/2014 Created by PNK3 NAKERTRANS 1

Nama : Bekerja di bagian : Bagian di tim tanggap darurat :

KONDISI GEDUNG WET PAINT PRODUCTION

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per 04/MEN/1980 Tentang Syarat Syarat Pemasangan dan Pemeliharan Alat Pemadam Api Ringan


PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. No : PER.04/MEN/1980 TENTANG SYARAT-SYARAT PEMASANGAN DAN PEMELIHARAN ALAT PEMADAM API RINGAN.

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR ISI. SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR...i. SURAT KETERANGAN SELESAI TUGAS AKHIR...ii. ABSTRAK...iii. PRAKATA...iv. DAFTAR ISI...

KUISIONER PENELITIAN

Secara harfiah berarti keteraturan, kebersihan, keselamatan dan ketertiban

WALIKOTA BANDAR LAMPUNG PROVINSI LAMPUNG

TINJAUAN PELAKSANAAN PROGRAM TANGGAP DARURAT KEBAKARAN DI KANTOR SEKTOR DAN PUSAT LISTRIK PAYA PASIR PT PLN (PERSERO) SEKTOR PEMBANGKITAN MEDAN TAHUN

RENCANA INDUK MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN (MFK) DI RSU BINA KASIH

BAB V HASIL PENELITIAN. 1. Dalam melakukan wawancara terkadang proses wawancara terganggu dengan kondisi sekitar.

ANALISA SISTEM PENCEGAHAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI FASILITAS INTENSIVE CARE UNIT (ICU) RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2014 TESIS.

EMERGENCY PLANING AND EVACUATION LANGKAH-LANGKAH DALAM MENGHADAPI BAHAYA KEBAKARAN

189. Setiap kuantitas yang lebih besar dari 50 liter harus dihapus dari ruang ketika tidak digunakan dan disimpan di toko yang dirancang dengan baik

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 12 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2018 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN

Tips Mencegah LPG Meledak

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 16 TAHUN 2012 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PT. FORTUNA STARS DIAGRAM ALIR KEADAAN DARURAT BAHAYA KEBAKARAN DI KANTOR PUSAT

LEMBARAN DAERAH KOTA TARAKAN TAHUN 2011 NOMOR 6 PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PERKANTORAN

PENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN ALAT PEMADAM API RINGAN (APAR)

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN DI KABUPATEN KENDAL

BAB III LANDASAN TEORI. A. Evaluasi Sistem Proteksi Kebakaran Gedung

DESAIN KESELAMATAN TERHADAP RISIKO KEBAKARAN (FIRE SAFETY ENVIRONMENT AREA) PADA LINGKUNGAN PERUMAHAN & PERMUKIMAN DI DKI JAKARTA.

MITIGASI DAMPAK KEBAKARAN

BAB II TINJAUN PUSTAKA

ANGKET TENTANG PENGGUNAAN ALAT PEMADAM API RINGAN. 2. Jawablah setiap pertanyan dengan jujur, karena jawaban anda akan dijaga

PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PROBOLINGGO,

AUDIT KESELAMATAN KEBAKARAN DI GEDUNG PT. X JAKARTA TAHUN 2009 SKRIPSI

PROSEDUR PERLENGKAPAN PEMADAM KEBAKARAN. A. Perlengkapan Pemadam Kebakaran 1. Sifat api Bahan bakar, panas dan oksigen harus ada untuk menyalakan api.

ANALISIS UPAYA PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI GEDUNG BOUGENVILLE RUMAH SAKIT TELOGOREJO SEMARANG

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

WALIKOTA BANDAR LAMPUNG PROVINSI LAMPUNG

IDENTIFIKASI TINGKAT KEANDALAN ELEMEN-ELEMEN PENANGGULANGAN BENCANA KEBAKARAN GEDUNG PD PASAR JAYA DI DKI JAKARTA

KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG

BAB I PENDAHULUAN. pusat aktivitas dari penduduk, oleh karena itu kelangsungan dan kelestarian kota

PERSYARATAN UMUM DAN PERSYARATAN TEKNIS GUDANG TERTUTUP DALAM SISTEM RESI GUDANG

WALIKOTA BANDAR LAMPUNG PROVINSI LAMPUNG

Transkripsi:

ANALISA UPAYA PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN POTENSI BAHAYA KEBAKARAN STUDI KASUS DI RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI TAHUN 2016 Oleh : Ary Firman Sanjoto 14522265 Dibimbing Oleh : 1. Ir. Ana Komari, MT 2. Sri Rahayuningsih, ST., MT PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS KADIRI 2017 0

LEMBAR PENGESAHAN Jurnal Mahasiswa oleh Ary Firman Sanjoto (14522265) ini telah diperiksa dan disahkan dalam ujian : Kediri, 05 Agustus 2017 Dosen Pembimbing I, Dosen Pembimbing II, Ir.Ana Komari, MT. Sri Rahayuningsih, ST., MT. NIK. 198803002 NIK. 20021102 Mengetahui, Dekan Fakultas Teknik Ka.Prodi Teknik Industri Drs. Sigit Winarto, ST., MT. Imam Safi i, ST., MT. IPM NIK. 198212006 NIK. 201010017 1

Analisa Upaya Pencegahan Dan Penanggulangan Potensi Bahaya Kebakaran Studi Kasus Di Rsud Gambiran Kota Kediri Tahun 2016 Ary Firman Sanjoto (1), Ana Komari (2), Sri Rahayuningsih (3) 1, 2, 3 Jurusan Teknik Industri, Universitas Kadiri Email: ary.firman@gmail.com Abstrak Penelitian ini adalah penelitian semi-kuantitatif dengan desain observasional. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah upaya pencegahan dan penanggulangan terhadap bahaya kebakaran yang ada di RSUD Gambiran Kediri. Kebakaran merupakan sesuatu bencana yang disebabkan oleh api atau pembakaran tidak sesuai prosedur yang dapat membahayakan nyawa manusia, bangunan atau ekologi yang bisa terjadi secara sengaja ataupun tidak sengaja. Terjadinya api dapat disebabkan oleh adanya sumber panas yang berasal dari berbagai bentuk energi yang dapat mejadi sumber penyulutan. Variabel yang diteliti adalah sistem deteksi dan alarm kebakaran, sistem sprinkler, APAR, sistem hidran, sistem proteksi pasif, sarana penyelamatan jiwa, akses pemadam kebakaran, manajemen keselamatan dan kebakaran gedung. Cara ukur yang digunakan untuk semua variabel adalah dengan observasi, alat ukur yang digunakan adalah ceklist, dan hasil ukurnya adalah menunjukkan ada/tidak ada ataupun sesuai/tidak sesuai. Untuk variabel sistem deteksi dan alarm kebakaran 100% sesuai standar, variabel sistem sprinkler 60% sesuai standar, variabel APAR 87,5% sesuai standar, variabel sistem hidran 75% sesuai standar, variabel sistem proteksi pasif 80% sesuai standar, variabel sarana penyelamatan jiwa 100% sesuai standar, variabel akses pemadam kebakaran 50% sesuai standar, dan variabel MKKG 100% sesuai standar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata sebesar 84,4% sudah sesuai dengan standar dan 15,6% belum sesuai dengan standar. Standar yang digunakan adalah PerMen PU No.26/PRT/M/2008. Kata Kunci: APAR, kebakaran, Rumah Sakit Pendahuluan Berdasarkan undang-undang No. 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit, yang dimaksudkan dengan rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Kebakaran merupakan sesuatu bencana yang disebabkan oleh api atau pembakaran tidak sesuai prosedur yang dapat membahayakan nyawa manusia, bangunan atau ekologi yang bisa terjadi secara sengaja ataupun tidak sengaja. Kebakaran pada umumnya akan menyebabkan kerusakan lingkungan dan kematian kepada manusia. 2

Menurut Peraturan Menteri No.04/MEN/1980 kebakaran klasifikasikan menjadi 4, yaitu kategori A,B,C,D. Dimana katagori A adalah kebakaran benda padat kecuali logam, contohnya kayu, kertas dan plastik. Kategori B adalah kebakaran benda bahan bakar cair atau gas, contohnya kerosene, bensin, LPG dan minyak. Kategori C adalah kebakaran suatu instalasi listrik, contohnya breaker listrik, peralatan alat elektronik. Kategori D adalah kebakaran pada benda-benda logam, seperti magnesium, alumunium, natrium. Selain itu kebakaran diklasifikasikan menjadi 6, yaitu A,B,C,D,E dan K. Pengertian kebakaran A,B,C,D sama seperti pada PERMEN No.04/MEN/1980. Kategori E,yaitu kebakaran yang disebabkan oleh suatu bahan-bahan radioaktif. Kebakaran kategori K adalah kebakaran yang disebabkan bahan akibat konsentrasi lemak yang tinggi. Kebakaran ini banyak terjadi di dapur. Api yang timbul di dapur dapat dikategorikan pada api kelas B. Dalam prosedur penanggulangan bencana di rumah sakit, setiap pegawai diharapkan memiliki kemampuan dasar untuk dapat melakukan ketrampilan dasar yang meliputi penggunaan Alat Pemadan Api Ringan (APAR), evakuasi pasien/ korban, Bantuan Hidup Dasar, serta cuci tangan dalam pengendalian Infeksi. Simulasi kebakaran dilakukan secara berkala agar dapat melakukan tindakan pertolongan pada saat kejadian bencana. Metode Penelitian Metode pengolahan data pada penelitian ini dilakukan secara manual berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan pihak terkait. Langkah-langkah dalam pengolahan data adalah : a. Melakukan pemeriksaan kelengkapan data yang telah dikumpulkan. b. Memberi kode pada setiap variabel untuk memudahkan dalam pengolahan data lebih lanjut. c. Mengecek kembali data untuk memastikan data siap diolah dan dianalisis. Sedangkan analisis data yang dilakukan adalah analisa univariat yaitu dengan menggambarkan sistem proteksi kebakaran yang ada di RSUD Gambiran Kota Kediri kemudian dibandingkan dengan standar yang berlaku di Indonesia, yaitu Peraturan Menteri PU No.26/PRT/M/2008. Selain itu dilihat proporsi rata-rata dan modus kesesuaian sistem proteksi kebakaran. Hasil dan Pembahasan Alat pemadam api ringan yang digunakan di gedung RSUD Gambiran sebagian besar berjenis dry powder model stored pressure. Secara keseluruhan alat pemadam api ringan yang tersedia berjumlah 78 tabung siap pakai dengan rincian sebagai berikut: jenis dry chemical: jumlah 74 buah, ukuran 6 kg jenis CO: Jumlah 2 buah, ukuran 2,3 kg jenis CO2: jumlah 2 buah, ukuran 2,3 kg Sebagian besar APAR yang digunakan adalah jenis Dry Chemical Powder dengan model stored Pressure yang bisa digunakan untuk memadamkan api kelas A,B, C. Secara umum APAR ditempatkan pada dinding, ada yang berkabinet dengan posisi terkunci dan ada yang tidak mempunyai cabinet, jarak dari atas APAR ke lantai sekitar 1,5 meter. Jarak penempatan antar APAR sekitar 10-15 meter, penempatan APAR mudah dilihat dan mudah dijangkau karena tidak terhalang oleh benda lain, tetapi tidak disertai tanda atau symbol APAR yang berfungsi menunjukkan keberadaan APAR. Pengecekan APAR dilakukan secara berkala oleh petugas teknik dengan membuat laporan data pemeriksaan APAR yang meliputi lokasi penempatan APAR, berat, merk, dan masa berlaku APAR. Bahan bangunan gedung RSUD Gambiran secara keseluruhan adalah terbuat dari beton baik lantai maupun dindingnya, pada bagian jendela gedung menggunakan kaca dengan bingkai terbuat dari aluminium, sehingga dinilai sudah cukup kuat untuk menahan api dan mencegah meluasnya kebakaran. Konstruksi bangunan gedung RSUD Gambiran berpondasi beton bertulang, berdinding tembok, dan atap menggunakan dak beton. Berdasarkan hasil pengamatan, secara umum kondisi konstruksi gedung dalam keadaan baik, tidak ada keretakan dan kerusakan pada konstruksi bangunan gedung. Sehingga dapat disimpulan gedung ini mash layak dan aman untuk digunakan. Kompartemenisasi dan pemisahan yang diaplikasikan di RSUD Gambiran secara umum menggunakan dinding beton yang berfungsi sebagai pembatas antar ruangn yang memiliki fungsi yang 3

berbeda. Untuk ruangan yang tidaj terdapat bahan-bahan yang memerlukan perlindungan dan proteksi khusus, kompartemenisasi dan pemisahan menggunakan bahan tripleks atau gypsum dan ada juga yang menggunakan kaca berwarna gelap yang dilapisi kusen yang terbuat dari aluminium sehingga tahan terhadap panas dan tidak tembus asap. Gedung RSUD Gambiran tidak mempunyai lubang akses khusus yang diperuntukkan untuk tim pemadam kebakaran jika terjadi kebakaran di dalam gedung. Akses masuk tim pemadam kebakaran dapat melalui pintu masuk utama atau melalui pintu darurat yang terdapat pada gedung. Kesimpulan 1. Untuk variabel sistem deteksi dan alarm kebakaran 100% sesuai standar, variabel sistem sprinkler 60% sesuai standar, variabel APAR 87,5% sesuai standar, variabel sistem hidran 75% sesuai standar, variabel sistem proteksi pasif 80% sesuai standar, variabel sarana penyelamatan jiwa 100% sesuai standar, variabel akses pemadam kebakaran 50% sesuai standar, dan variabel MKKG 100% sesuai standar. 2. Berdasarkan hasil observasi dan perbandingan kesuaian sistem proteksi aktif terhadap kebakaran di RSUD Gambiran Kota Kediri secara keseluruhan memenuhi persyaratan, dari 45 (100%) elemen yang diteliti sebanyak 38 (84,4%) yang sudah sesuai dengan standard an 7 (15,6%) tidak sesuai dengan standar. Referensi [1] Anonymous. (2016), Definisi, Tugas Dan Fungsi Rumah Sakit Menurut WHO [Online]. Available : https://kedaiobatcocc.wordpress.com/2010/05/24/definisi-tugas-danfungsi-rumah-sakit-menurutwho/ [Accesed 27 Maret 2016]. [2]Anonymous. (2016), Kebakaran [Online]. Available: https://ms.wikipedia.org/wiki/kebakaran 2016 [Accesed 27 Maret 2016]. [3] Anonymous. (2016), Sistem Penanggulangan Bancana Kebakaran 2016 [Online]. Available : http://www.rumahsakitislam.com/news/102.html [Accesed 27 Maret 2016]. [4] Departemen Pekerjaan Umum. (2008). Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan. Direktorat Jenderal Cipta Karya. [5] Iswara, I. (2011), Analisis Risiko Kebakaran Di Rumah Sakit Metropolitan Medical Centre Tahun 2011. Universitas Indonesia. [6] Kementerian Kesehatan RI. (2012), Pedoman Teknis Prasarana Rumah Sakit Sistem Proteksi Kebakaran Aktif. Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan. [7] Kementerian Kesehatan RI. (2012), Pedoman Teknis Prasarana Rumah Sakit Sistem Proteksi Kebakaran Aktif, APAR. Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan. [8] Kementerian Kesehatan RI. (2012), Pedoman Teknis Prasarana Rumah Sakit Sistem Proteksi Kebakaran Aktif, Pengertian Api. Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan. [9] Kementerian Kesehatan RI. (2012), Pedoman Teknis Prasarana Rumah Sakit Sistem Proteksi Kebakaran Aktif, Pengertian Kebakaran. Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan. 4