SKEMA SERTIFIKASI BAJA PROFIL H NO FUNGSI PENILAIAN KESESUAIAN PERSYARATAN I. SELEKSI

dokumen-dokumen yang mirip
SKEMA SERTIFIKASI PIPA BAJA SALURAN AIR DENGAN ATAU TANPA LAPISAN SENG NO FUNGSI PENILAIAN KESESUAIAN PERSYARATAN I. SELEKSI

SKEMA SERTIFIKASI. BAJA PROFIL KANAL U PROSES CANAI PANAS (BjP Kanal U) NO FUNGSI PENILAIAN KESESUAIAN PERSYARATAN

SKEMA SERTIFIKASI BAJA PROFIL H NO FUNGSI PENILAIAN KESESUAIAN PERSYARATAN

SKEMA SERTIFIKASI BAJA TULANGAN BETON HASIL CANAI PANAS ULANG NO FUNGSI PENILAIAN KESESUAIAN PERSYARATAN

SKEMA SERTIFIKASI BAJA LEMBARAN DAN GULUNGAN LAPIS PADUAN ALUMINIUM-SENG NO FUNGSI PENILAIAN KESESUAIAN PERSYARATAN

SKEMA SERTIFIKASI PUPUK SP-36 SERTIFIKASI TIPE 5

SKEMA SERTIFIKASI KATUP TABUNG BAJA LPG NO FUNGSI PENILAIAN KESESUAIAN PERSYARATAN

SKEMA SERTIFIKASI REGULATOR TEKANAN TINGGI UNTUK TABUNG BAJA LPG NO FUNGSI PENILAIAN KESESUAIAN PERSYARATAN

SKEMA SERTIFIKASI BAJA LEMBARAN, PELAT DAN GULUNGAN CANAI PANAS NO FUNGSI PENILAIAN KESESUAIAN PERSYARATAN

BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK

BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK Jl. Sangkuriang No. 12 Bandung Telp. (022) Fax. (022)

BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK Jl. Sangkuriang No. 12 Bandung Telp. (022) Fax. (022)

BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK Jl. Sangkuriang No. 12 Bandung Telp. (022) Fax. (022)

BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK Jl. Sangkuriang No. 12 Bandung Telp. (022) Fax. (022)

BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK Jl. Sangkuriang No. 12 Bandung Telp. (022) Fax. (022)

BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK Jl. Sangkuriang No. 12 Bandung Telp. (022) Fax. (022)

BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK Jl. Sangkuriang No. 12 Bandung Telp. (022) Fax. (022)

BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK Jl. Sangkuriang No. 12 Bandung Telp. (022) Fax. (022)

BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK Jl. Sangkuriang No. 12 Bandung Telp. (022) Fax. (022)

BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK Jl. Sangkuriang No. 12 Bandung Telp. (022) Fax. (022)

BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK Jl. Sangkuriang No. 12 Bandung Telp. (022) Fax. (022)

BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK Jl. Sangkuriang No. 12 Bandung Telp. (022) Fax. (022)

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK BANJARBARU SERTIFIKASI PRODUK PENGGUNAAN TANDA SNI

BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK Jl. Sangkuriang No. 12 Bandung Telp. (022) Fax. (022)

BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK Jl. Sangkuriang No. 12 Bandung Telp. (022) Fax. (022)

BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK Jl. Sangkuriang No. 12 Bandung Telp. (022) Fax. (022)

BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK Jl. Sangkuriang No. 12 Bandung Telp. (022) Fax. (022)

BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK Jl. Sangkuriang No. 12 Bandung Telp. (022) Fax. (022)

BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK Jl. Sangkuriang No. 12 Bandung Telp. (022) Fax. (022)

SKEMA SERTIFIKASI AIR MINUM DALAM KEMASAN NO FUNGSI PENILAIAN KESESUAIAN PERSYARATAN

SKEMA SERTIFIKASI ALUMUNIUM SULFAT NO FUNGSI PENILAIAN KESESUAIAN PERSYARATAN

Penerapan Skema Sertifikasi Produk

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 4, Tambahan

Penerapan skema sertifikasi produk

Peran BARISTAND INDUSTRI SURABAYA LOGO. Dalam Pelaksanaan Standardisasi

Skema sertifikasi produk

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing The World Trade Organization (Persetujuan P

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK

Penerapan skema sertifikasi produk

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA PELUMAS SECARA WAJIB

"Copy Peraturan ini di buat untuk penayangan di website "

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI LOGAM MESIN TEKSTIL DAN ANEKA NOMOR : 01/ILMTA/PER/1/2008 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI LOGAM MESIN TEKSTIL DAN ANEKA NOMOR : 02/ILMTA/PER/1/2008 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PEINDUSTRIAN. SNI. Industri.

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK

SKEMA SERTIFIKASI PELEK KENDARAAN BERMOTOR KATEGORI L SNI 4658: 2008

PT Bhirawa Steel Surabaya adalah rolling mill modern di Indonesia, produsen baja tulangan dengan pengalaman lebih dari 4 DEKADE (mulai 1973 sekarang)

Penerapan skema sertifikasi produk

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) KAWAT BAN (BEAD WIRE/KB) SECARA WAJIB

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SKEMA SERTIFIKASI SEMEN PORTLAND PUTIH SNI

2015, No Perdagangan Dunia) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3564); 2

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 06/M-IND/PER/2/2008

2 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik I

Penerapan skema sertifikasi produk Garam Komsumsi Beryodium(13.10)

Penerapan Skema Sertifikasi Produk

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR :

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SKEMA SERTIFIKASI BAN TRUK RINGAN (LT) SNI /Amd1:2010

INSTRUKSI KERJA SKEMA SERTIFIKASI PRODUK MAINAN

2015, No Republik Indonesia Nomor 3612) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 (Lembaran Negara Republik Indonesia T

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG SERTIFIKASI PRODUK HASIL KELAUTAN DAN PERIKANAN

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing The World Trade Organization (Persetujuan P

SKEMA SERTIFIKASI PELEK KENDARAAN BERMOTOR KATEGORI M,N,O SNI 1896 : 2008

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing The World Trade Organization (Persetujuan Pembentukan Orga

2016, No terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013 tentang Perubahan Ketujuh Atas Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang

BAB I KETENTUAN UMUM Menteri adalah Menteri Perindustrian.

"Copy Peraturan ini di buat untuk penayangan di website "

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : TENTANG PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA GULA KRISTAL PUTIH SECARA WAJIB DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEDOMAN MUTU. RUANG LINGKUP SPPT SNI PADA LSPro SAMARINDA ETAM. Ruang Lingkup Nomor SNI Judul SNI Sistem Sertifikasi

2017, No b. bahwa berdasarkan hasil evaluasi sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu mengatur kembali penunjukan Lembaga Penilaian Kesesuaian

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK

SKEMA SERTIFIKASI BAJA LEMBARAN LAPIS SENG & BAJA LEMBARAN DAN GULUNGAN LAPIS PADUAN ALUMUNIUM SENG

Penerapan skema sertifikasi produk Kakao Bubuk (15.05)

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK

SKEMA SERTIFIKASI BAN MOBIL PENUMPANG (PC) SNI

Penerapan skema sertifikasi produk Sub kategori produk karet dan produk plastik (20.03)

2016, No Pengawasan Standar Nasional Indonesia Baterai Primer secara Wajib; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustr

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing The World Trade Organization (Persetujuan Pe

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR:

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: TENTANG

2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perindustrian tentang Perubahan

2014, No Indonesia Tahun 1994 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3564); 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Ke

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : TENTANG

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR 0027 TAHUN 2005 TENTANG

, No Undang-undang Nomor 20 Tahun 2014 tentang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 N

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 322); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL TENT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN. Baja Lembaran. Standar Nasional. Seng. Pemberlakuan.

Transkripsi:

Halaman : 1 dari 10 I. SELEKSI 1. Permohonan 1) Surat Aplikasi Permohonan 2) Surat Keterangan Konsultasi SPPT-SNI yang dikeluarkan oleh Direktorat Pembina. 3) Dokumen permohonan SPPT SNI disertai dengan melampirkan dokumen legal perusahaan, daftar informasi terdokumentasi, diagram alir proses produksi dalam bahasa Indonesia, serta merek dan tipe (kelas, symbol dan ukuran) yang diajukan. 4) Dokumen legal perusahaan antara lain: a. Akta pendirian perusahaan bagi produsen dalam negeri atau akte sejenis bagi produsen luar negeri yang sudah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh penterjemah tersumpah. b. Izin Usaha Industri (IUI) atau Tanda Daftar Industri (TDI) bagi produsen dalam negeri atau izin sejenis bagi produsen luar negeri yang sudah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh penterjemah tersumpah. c. Surat Pendaftaran atau Tanda Daftar Merek pelaku usaha yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, dan/atau perjanjian lisensi serta dilengkapi surat pernyataan bahwa produsen Baja Profil hanya menggunakan satu SPPT-SNI untuk satu jenis produk. d. Fotokopi NPWP e. Struktur Organisasi f. Angka Pengenal Importir Produsen (API-P) bagi produk impor g. Contract Agreement Manufacturer &

Halaman : 2 dari 10 Importer dan bukti serap h. Daftar Induk Dokumen / Daftar Informasi Terdokumentasi i. Ilustrasi Pembubuhan Tanda SNI j. Surat pernyataan dari pelaku usaha tentang kesesuaian penerapan Sistem Manajemen Mutu berdasar SNI ISO 9001 atau Sertifikat ISO 9001 5) Kelengkapan dokumen lainnya, seperti a. daftar peralatan utama produksi sebagai dasar untuk melakukan verifikasi fasilitas kemampuan produksi. b. daftar pengendalian mutu produk dari mulai bahan baku sampai produk akhir c. Laporan hasil uji produk di pabrik 6) Perusahaan menyediakan penerjemah independen pada saat audit kesesuaian di negara yang bahasanya tidak dikuasai oleh tim Auditor Keterangan : LSPro harus menjelaskan dan memastikan ketentuan penandaan SNI pada kemasan dan persyaratan lainnya yang terkait. 2. Tipe Sertifikasi Tipe 5 3. Sistem Manajemen Mutu yang diterapkan Menerapkan SNI ISO 9001:2015 atau versi sebelumnya (2008). Catatan : SNI ISO 9001:2008 diperkenankan hanya sampai dengan September 2018 4. Petugas Pengambil Contoh PetugasPengambil Contoh (PPC) yang terdaftar di LSPro bidang logam dan ditugaskan oleh LSPro Catatan:

Halaman : 3 dari 10 LSPro dapat memberikan kewenangan kepada Petugas Pengambil Contoh (PPC) untuk melakukan pengukuran panjang pada saat pengambilan contoh dengan alat yang terkalibrasi 5. Cara pengambilan contoh Produk yang diperiksa harus dikelompokan sedemikian rupa sehingga mudah diidentifikasi dan setiap kelompok sedapat mungkin terdiri dari satu macam kelas dan ukuran. Pengambilan contoh dilakukan secara acak. 6. Jumlah contoh Proses pengelasan (Bj PHL): o H 450 mm diambil 1 contoh (panjang 1 meter) dengan jumlah produk setiap 200 batang o H > 450 mm diambil 1 contoh (panjang 1 meter atau sesuai kebutuhan pengujian) dengan jumlah produk setiap 100 batang o Tempat pengambilan dari salah satu ujung profil Proses canai panas (Bj PHC): o Tiap nomor leburan minimal diambil 1 contoh uji untuk uji Tarik dan uji lengkung dengan panjang 1 meter. o Contoh uji dengan jumlah sampai dengan 50 ton diambil 1 contoh. Contoh yang diambil dibuat menjadi 2 paket. (1 untuk dikirim ke Lab Uji dan 1 lagi ditinggal diperusahaan sebagai arsip jika diperlukan). 7. Laboratorium Uji yang digunakan Laboratorium yang ditunjuk oleh Menteri Perindustrian dan/atau, 1. Audit Kecukupan/Tinjauan Laboratorium yang telah terakreditasi oleh KAN II. DETERMINASI

Halaman : 4 dari 10 Permohonan : Jika telah memilliki Sertifikat Sistem Manajemen Mutu Jika belum memilliki Sertifikat Sistem Manajemen Mutu 2. Audit Lapangan : Tim Auditor Area yang diaudit : Tinjauan permohonan dengan melakukan pemeriksaan kelengkapan dokumen permohonan, dokumen legal dan dokumen lainnya yang dipersyaratkan 1) Audit Kecukupan 2) Daftar Informasi Terdokumentasi (untuk pemohon dari luar negeri diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh penterjemah tersumpah) 3) Fasilitas Proses Produksi Fasilitas proses produksi meliputi peralatan produksi minimal dan quality control yang harus diverifikasi oleh auditor 1) Auditor harus menyiapkan rencana audit (audit plan) dan rencana pengambilan contoh (sampling plan) sesuai dengan yang disiapkan oleh PPC sesuai dengan merek dan tipe (kelas, simbol, dan ukuran) yang diajukan; 2) Minimal 1 orang dari tim auditor memiliki kompetensi bidang keahlian tehnologi logam. Jika Auditor tidak memiliki kompetensi tersebut maka harus menggunakan Tenaga Ahli, Auditor yang melakukan audit pada titik kritis harus yang memiliki kompetensi tersebut. 1) Audit SMM Dilakukan pada seluruh elemen. 2) Asesmen proses produksi : Konsistensi produk yang diajukan untuk sertifikasi harus diperiksa di lokasi produksi. Penilaian asesmen produksi dilakukan untuk memverifikasi: a. Pengendalian Proses Fasilitas, peralatan, personal dan

Halaman : 5 dari 10 Proses kritis yang harus diperhatikan Bahan baku prosedur yang digunakan pada proses produksi; b. Pengendalian Produk Kemampuan dan kompetensi untuk memantau, mengukur dan menguji produk sebelum dan setelah produksi; c. Quality Control Pengambilan contoh dan pengujian yang dilakukan oleh pabrik untuk memelihara konsistensi produk sehingga dapat menjamin kesesuaian persyaratan produk; d. Pengendalian Produk Tidak Sesuai Kemampuan pabrik untuk mengidentifikasi dan memisahkan produk yang tidak sesuai. Proses pengelasan dan proses canai panas Bahan Baku Bj PHL Baja lembaran, pelat dan gulungan canai panas (BjP). Atau baja canai panas untuk konstruksi umum Bahan Baku Bj PHC Beam blank, bloom, atau baja billet tuang kontinyu Peralatan produksi dan uji yang wajib dimiliki Proses pengelasan (Bj PHL): Mesin pembelah (slitting machine) dan mesin pemotong (cutting machine/flame), mesin las (welding machine), mesin pelurus (straightening machine), alat ukur dimensi, alat ukur berat dan alat uji tarik dan lengkung (tensile and bending machine), untuk pengujian sambungan las, uji tidak merusak (uji radiografi dan/atau uji ultrasonik) Proses canai panas (Bj PHC):

Halaman : 6 dari 10 Dapur pemanas (reheating furnace), mesin canai panas (rolling mill), meja pendingin (cooling bed), mesin pelurus (straightening machine), mesin potong (cutting machine), alat ukur dimensi, alat ukur berat dan alat uji tarik dan lengkung (tensile and bending machine) 3. Laporan audit Mencantumkan rencana audit, daftar periksa / pertanyaan, temuan,audit dan ringkasan hasil audit. 4. Pelaksanaan pengambilan contoh 1) PPC membuat Rencana Pengambilan Contoh yang disetujui oleh Ketua Tim Auditor. 2) Contoh uji dilengkapi dengan Berita Acara Pengambilan Contoh dan Label Contoh. Contoh diambil di aliran produksi dan atau di gudang produksi. 3) Contoh diambil secara acak dari kelompok produk yang memiliki kesamaan dalam kelas,simbol, dan ukuran sesuai dengan SNI yang dimohon untuk setiap kelas,simbol, dan ukuran. 4) Jumlah contoh yang disimpan sebagai arsip perusahaan sama dengan jumlah untuk pengujian, untuk setiap kelas, simbol, dan ukuran. 5. Pengujian Contoh Uji 1) Metoda, jumlah benda uji dan syarat lulus uji sesuai SNI SNI 2610-2011 atau revisinya 2) Jika ada parameter yang tidak memenuhi syarat, maka dilakukan uji ulang untuk parameter tersebut. Apabila sampai dengan 3 kali pengujian ulang masih belum memenuhi syarat, maka kelompok tersebut dinyatakan tidak lulus uji. 6. Laporan Hasil Uji Mencantumkan hasil uji dan syarat mutu dan dapat mencantumkan kesesuaian atau ketidaksesuaian dalam pemenuhan SNI SNI 2610-2011 atau revisinya.

Halaman : 7 dari 10 III. TINJAUAN DAN KEPUTUSAN 1. Tinjauan terhadap Laporan/ BA Pengambilan Contoh, Laporan Audit dan Laporan Hasil Uji dilakukan oleh Tim Teknis 1) Tim Teknis bersifat adhoc dan ditunjuk oleh Kepala Baristand Industri Surabaya atau pejabat struktural apabila Kepala Baristand Industri Surabaya berhalangan hadir. 2) Paling sedikit 1 orang dari tim Teknis memiliki kompetensi bidang teknologi logam. 3) Paling sedikit 1 orang dari tim Teknis memahami sistem manajemen Mutu (ISO 9001) 4) Rapat dipimpin oleh Ketua tim Teknis dan keputusan rapat diambil secara musyawarah. 5) Auditor diundang untuk dimintai penjelasannya berkaitan dengan kegiatan evaluasi yang dilakukannya, namun mereka tidak diperkenankan ikut dalam pengambilan keputusan rapat. 2. Keputusan Sertifikasi 1) Keputusan rapat tim Teknis merupakan dasar Kepala Baristand Baristand Industri Surabaya untuk memberikan Sertifikasi SPPT SNI. 2) Berdasar keputusan dari Tim Teknis, Kepala Baristand menandatangani Sertifikat. IV. LISENSI 1. Penerbitan SPPT-SNI 1) Sebelum dilakukan penerbitan SPPT-SNI, LSPro harus melakukan registrasi secara online ke Pusat Standardisasi Industri, BPPI, Kemenperin. 2) Masa berlaku SPPT-SNI adalah 4 (empat) tahun 3) SPPT-SNI diserahkan kepada klien setelah menandatangani Perjanjian Lisensi Pengguna Sertifikat Atau Tanda Kesesuaian. V. SURVAILEN

Halaman : 8 dari 10 1. Audit 1) Audit SMM Dilakukan pada elemen-elemen kritis. 2) Asesmen proses produksi: Konsistensi produk yang diajukan untuk sertifikasi harus diperiksa di lokasi produksi. Penilaian asesmen produksi dilakukan untuk memverifikasi: a. Pengendalian Proses Fasilitas, peralatan, personal dan prosedur yang digunakan pada proses produksi; b. Pengendalian Produk Kemampuan dan kompetensi untuk memantau, mengukur dan menguji produk sebelum dan setelah produksi; c. Quality Control Pengambilan contoh dan pengujian yang dilakukan oleh pabrik untuk memelihara konsistensi produk sehingga dapat menjamin kesesuaian persyaratan produk; d. Pengendalian Produk Tidak Sesuai Kemampuan pabrik untuk mengidentifikasi dan memisahkan produk yang tidak sesuai. 2. Pengambilan Contoh 1) PPC membuat Rencana Pengambilan Contoh yang disetujui oleh Ketua Tim Auditor. 2) Contoh uji dilengkapi dengan Berita Acara Pengambilan Contoh dan Label Contoh. Contoh diambil di aliran produksi dan atau di gudang produksi. 3) Contoh diambil secara acak dari kelompok produk yang memiliki kesamaan dalam kelas,simbol, dan ukuran sesuai dengan SNI

Halaman : 9 dari 10 yang dimohon untuk setiap kelas,simbol, dan ukuran. 4) Jumlah contoh yang disimpan sebagai arsip perusahaan sama dengan jumlah untuk pengujian, untuk setiap kelas, simbol, dan ukuran. 3. Pengujian Contoh 1) Metoda, jumlah benda uji dan syarat lulus uji sesuai SNI SNI 2610-2011 atau revisinya 1. Evaluasi terhadap Laporan/ BA Pengambilan Contoh, Laporan Audit dan Laporan Hasil Uji dilakukan oleh Tim Teknis 2) Jika ada parameter yang tidak memenuhi syarat, maka dilakukan uji ulang untuk parameter tersebut. Apabila sampai dengan 3 kali pengujian ulang masih belum memenuhi syarat, maka kelompok tersebut dinyatakan tidak lulus uji. VI. TINJAUAN DAN KEPUTUSAN SURVAILEN 1) Tim Teknis bersifat adhoc dan ditunjuk oleh Kepala Baristand Industri Surabaya atau pejabat struktural apabila Kepala Baristand Industri Surabaya berhalangan hadir. 2) Paling sedikit 1 orang dari tim Teknis memiliki kompetensi bidang teknologi logam. 3) Paling sedikit 1 orang dari tim Teknis memahami sistem manajemen Mutu (ISO 9001) 4) Rapat dipimpin oleh Ketua tim Teknis dan keputusan rapat diambil secara musyawarah. 5) Auditor diundang untuk dimintai penjelasannya berkaitan dengan kegiatan evaluasi yang dilakukannya, namun mereka tidak diperkenankan ikut dalam pengambilan keputusan rapat. 2. Keputusan Survailen 1) Keputusan rapat tim Teknis merupakan dasar Kepala Baristand Baristand Industri Surabaya untuk memberikan Perluasan / Pengurangan / Penundaan / Pencabutan Sertifikasi. 2) Berdasar keputusan dari Tim Teknis, Kepala

Halaman : 10 dari 10 Baristand menandatangani Keputusan Hasil Survailen.