Halaman : 1 dari 10 I. SELEKSI 1. Permohonan 1) Surat Aplikasi Permohonan 2) Surat Keterangan Konsultasi SPPT-SNI yang dikeluarkan oleh Direktorat Pembina. 3) Dokumen permohonan SPPT SNI disertai dengan melampirkan dokumen legal perusahaan, daftar informasi terdokumentasi, diagram alir proses produksi dalam bahasa Indonesia, serta merek dan tipe (kelas, symbol dan ukuran) yang diajukan. 4) Dokumen legal perusahaan antara lain: a. Akta pendirian perusahaan bagi produsen dalam negeri atau akte sejenis bagi produsen luar negeri yang sudah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh penterjemah tersumpah. b. Izin Usaha Industri (IUI) atau Tanda Daftar Industri (TDI) bagi produsen dalam negeri atau izin sejenis bagi produsen luar negeri yang sudah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh penterjemah tersumpah. c. Surat Pendaftaran atau Tanda Daftar Merek pelaku usaha yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, dan/atau perjanjian lisensi serta dilengkapi surat pernyataan bahwa produsen Baja Profil hanya menggunakan satu SPPT-SNI untuk satu jenis produk. d. Fotokopi NPWP e. Struktur Organisasi f. Angka Pengenal Importir Produsen (API-P) bagi produk impor g. Contract Agreement Manufacturer &
Halaman : 2 dari 10 Importer dan bukti serap h. Daftar Induk Dokumen / Daftar Informasi Terdokumentasi i. Ilustrasi Pembubuhan Tanda SNI j. Surat pernyataan dari pelaku usaha tentang kesesuaian penerapan Sistem Manajemen Mutu berdasar SNI ISO 9001 atau Sertifikat ISO 9001 5) Kelengkapan dokumen lainnya, seperti a. daftar peralatan utama produksi sebagai dasar untuk melakukan verifikasi fasilitas kemampuan produksi. b. daftar pengendalian mutu produk dari mulai bahan baku sampai produk akhir c. Laporan hasil uji produk di pabrik 6) Perusahaan menyediakan penerjemah independen pada saat audit kesesuaian di negara yang bahasanya tidak dikuasai oleh tim Auditor Keterangan : LSPro harus menjelaskan dan memastikan ketentuan penandaan SNI pada kemasan dan persyaratan lainnya yang terkait. 2. Tipe Sertifikasi Tipe 5 3. Sistem Manajemen Mutu yang diterapkan Menerapkan SNI ISO 9001:2015 atau versi sebelumnya (2008). Catatan : SNI ISO 9001:2008 diperkenankan hanya sampai dengan September 2018 4. Petugas Pengambil Contoh PetugasPengambil Contoh (PPC) yang terdaftar di LSPro bidang logam dan ditugaskan oleh LSPro Catatan:
Halaman : 3 dari 10 LSPro dapat memberikan kewenangan kepada Petugas Pengambil Contoh (PPC) untuk melakukan pengukuran panjang pada saat pengambilan contoh dengan alat yang terkalibrasi 5. Cara pengambilan contoh Produk yang diperiksa harus dikelompokan sedemikian rupa sehingga mudah diidentifikasi dan setiap kelompok sedapat mungkin terdiri dari satu macam kelas dan ukuran. Pengambilan contoh dilakukan secara acak. 6. Jumlah contoh Proses pengelasan (Bj PHL): o H 450 mm diambil 1 contoh (panjang 1 meter) dengan jumlah produk setiap 200 batang o H > 450 mm diambil 1 contoh (panjang 1 meter atau sesuai kebutuhan pengujian) dengan jumlah produk setiap 100 batang o Tempat pengambilan dari salah satu ujung profil Proses canai panas (Bj PHC): o Tiap nomor leburan minimal diambil 1 contoh uji untuk uji Tarik dan uji lengkung dengan panjang 1 meter. o Contoh uji dengan jumlah sampai dengan 50 ton diambil 1 contoh. Contoh yang diambil dibuat menjadi 2 paket. (1 untuk dikirim ke Lab Uji dan 1 lagi ditinggal diperusahaan sebagai arsip jika diperlukan). 7. Laboratorium Uji yang digunakan Laboratorium yang ditunjuk oleh Menteri Perindustrian dan/atau, 1. Audit Kecukupan/Tinjauan Laboratorium yang telah terakreditasi oleh KAN II. DETERMINASI
Halaman : 4 dari 10 Permohonan : Jika telah memilliki Sertifikat Sistem Manajemen Mutu Jika belum memilliki Sertifikat Sistem Manajemen Mutu 2. Audit Lapangan : Tim Auditor Area yang diaudit : Tinjauan permohonan dengan melakukan pemeriksaan kelengkapan dokumen permohonan, dokumen legal dan dokumen lainnya yang dipersyaratkan 1) Audit Kecukupan 2) Daftar Informasi Terdokumentasi (untuk pemohon dari luar negeri diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh penterjemah tersumpah) 3) Fasilitas Proses Produksi Fasilitas proses produksi meliputi peralatan produksi minimal dan quality control yang harus diverifikasi oleh auditor 1) Auditor harus menyiapkan rencana audit (audit plan) dan rencana pengambilan contoh (sampling plan) sesuai dengan yang disiapkan oleh PPC sesuai dengan merek dan tipe (kelas, simbol, dan ukuran) yang diajukan; 2) Minimal 1 orang dari tim auditor memiliki kompetensi bidang keahlian tehnologi logam. Jika Auditor tidak memiliki kompetensi tersebut maka harus menggunakan Tenaga Ahli, Auditor yang melakukan audit pada titik kritis harus yang memiliki kompetensi tersebut. 1) Audit SMM Dilakukan pada seluruh elemen. 2) Asesmen proses produksi : Konsistensi produk yang diajukan untuk sertifikasi harus diperiksa di lokasi produksi. Penilaian asesmen produksi dilakukan untuk memverifikasi: a. Pengendalian Proses Fasilitas, peralatan, personal dan
Halaman : 5 dari 10 Proses kritis yang harus diperhatikan Bahan baku prosedur yang digunakan pada proses produksi; b. Pengendalian Produk Kemampuan dan kompetensi untuk memantau, mengukur dan menguji produk sebelum dan setelah produksi; c. Quality Control Pengambilan contoh dan pengujian yang dilakukan oleh pabrik untuk memelihara konsistensi produk sehingga dapat menjamin kesesuaian persyaratan produk; d. Pengendalian Produk Tidak Sesuai Kemampuan pabrik untuk mengidentifikasi dan memisahkan produk yang tidak sesuai. Proses pengelasan dan proses canai panas Bahan Baku Bj PHL Baja lembaran, pelat dan gulungan canai panas (BjP). Atau baja canai panas untuk konstruksi umum Bahan Baku Bj PHC Beam blank, bloom, atau baja billet tuang kontinyu Peralatan produksi dan uji yang wajib dimiliki Proses pengelasan (Bj PHL): Mesin pembelah (slitting machine) dan mesin pemotong (cutting machine/flame), mesin las (welding machine), mesin pelurus (straightening machine), alat ukur dimensi, alat ukur berat dan alat uji tarik dan lengkung (tensile and bending machine), untuk pengujian sambungan las, uji tidak merusak (uji radiografi dan/atau uji ultrasonik) Proses canai panas (Bj PHC):
Halaman : 6 dari 10 Dapur pemanas (reheating furnace), mesin canai panas (rolling mill), meja pendingin (cooling bed), mesin pelurus (straightening machine), mesin potong (cutting machine), alat ukur dimensi, alat ukur berat dan alat uji tarik dan lengkung (tensile and bending machine) 3. Laporan audit Mencantumkan rencana audit, daftar periksa / pertanyaan, temuan,audit dan ringkasan hasil audit. 4. Pelaksanaan pengambilan contoh 1) PPC membuat Rencana Pengambilan Contoh yang disetujui oleh Ketua Tim Auditor. 2) Contoh uji dilengkapi dengan Berita Acara Pengambilan Contoh dan Label Contoh. Contoh diambil di aliran produksi dan atau di gudang produksi. 3) Contoh diambil secara acak dari kelompok produk yang memiliki kesamaan dalam kelas,simbol, dan ukuran sesuai dengan SNI yang dimohon untuk setiap kelas,simbol, dan ukuran. 4) Jumlah contoh yang disimpan sebagai arsip perusahaan sama dengan jumlah untuk pengujian, untuk setiap kelas, simbol, dan ukuran. 5. Pengujian Contoh Uji 1) Metoda, jumlah benda uji dan syarat lulus uji sesuai SNI SNI 2610-2011 atau revisinya 2) Jika ada parameter yang tidak memenuhi syarat, maka dilakukan uji ulang untuk parameter tersebut. Apabila sampai dengan 3 kali pengujian ulang masih belum memenuhi syarat, maka kelompok tersebut dinyatakan tidak lulus uji. 6. Laporan Hasil Uji Mencantumkan hasil uji dan syarat mutu dan dapat mencantumkan kesesuaian atau ketidaksesuaian dalam pemenuhan SNI SNI 2610-2011 atau revisinya.
Halaman : 7 dari 10 III. TINJAUAN DAN KEPUTUSAN 1. Tinjauan terhadap Laporan/ BA Pengambilan Contoh, Laporan Audit dan Laporan Hasil Uji dilakukan oleh Tim Teknis 1) Tim Teknis bersifat adhoc dan ditunjuk oleh Kepala Baristand Industri Surabaya atau pejabat struktural apabila Kepala Baristand Industri Surabaya berhalangan hadir. 2) Paling sedikit 1 orang dari tim Teknis memiliki kompetensi bidang teknologi logam. 3) Paling sedikit 1 orang dari tim Teknis memahami sistem manajemen Mutu (ISO 9001) 4) Rapat dipimpin oleh Ketua tim Teknis dan keputusan rapat diambil secara musyawarah. 5) Auditor diundang untuk dimintai penjelasannya berkaitan dengan kegiatan evaluasi yang dilakukannya, namun mereka tidak diperkenankan ikut dalam pengambilan keputusan rapat. 2. Keputusan Sertifikasi 1) Keputusan rapat tim Teknis merupakan dasar Kepala Baristand Baristand Industri Surabaya untuk memberikan Sertifikasi SPPT SNI. 2) Berdasar keputusan dari Tim Teknis, Kepala Baristand menandatangani Sertifikat. IV. LISENSI 1. Penerbitan SPPT-SNI 1) Sebelum dilakukan penerbitan SPPT-SNI, LSPro harus melakukan registrasi secara online ke Pusat Standardisasi Industri, BPPI, Kemenperin. 2) Masa berlaku SPPT-SNI adalah 4 (empat) tahun 3) SPPT-SNI diserahkan kepada klien setelah menandatangani Perjanjian Lisensi Pengguna Sertifikat Atau Tanda Kesesuaian. V. SURVAILEN
Halaman : 8 dari 10 1. Audit 1) Audit SMM Dilakukan pada elemen-elemen kritis. 2) Asesmen proses produksi: Konsistensi produk yang diajukan untuk sertifikasi harus diperiksa di lokasi produksi. Penilaian asesmen produksi dilakukan untuk memverifikasi: a. Pengendalian Proses Fasilitas, peralatan, personal dan prosedur yang digunakan pada proses produksi; b. Pengendalian Produk Kemampuan dan kompetensi untuk memantau, mengukur dan menguji produk sebelum dan setelah produksi; c. Quality Control Pengambilan contoh dan pengujian yang dilakukan oleh pabrik untuk memelihara konsistensi produk sehingga dapat menjamin kesesuaian persyaratan produk; d. Pengendalian Produk Tidak Sesuai Kemampuan pabrik untuk mengidentifikasi dan memisahkan produk yang tidak sesuai. 2. Pengambilan Contoh 1) PPC membuat Rencana Pengambilan Contoh yang disetujui oleh Ketua Tim Auditor. 2) Contoh uji dilengkapi dengan Berita Acara Pengambilan Contoh dan Label Contoh. Contoh diambil di aliran produksi dan atau di gudang produksi. 3) Contoh diambil secara acak dari kelompok produk yang memiliki kesamaan dalam kelas,simbol, dan ukuran sesuai dengan SNI
Halaman : 9 dari 10 yang dimohon untuk setiap kelas,simbol, dan ukuran. 4) Jumlah contoh yang disimpan sebagai arsip perusahaan sama dengan jumlah untuk pengujian, untuk setiap kelas, simbol, dan ukuran. 3. Pengujian Contoh 1) Metoda, jumlah benda uji dan syarat lulus uji sesuai SNI SNI 2610-2011 atau revisinya 1. Evaluasi terhadap Laporan/ BA Pengambilan Contoh, Laporan Audit dan Laporan Hasil Uji dilakukan oleh Tim Teknis 2) Jika ada parameter yang tidak memenuhi syarat, maka dilakukan uji ulang untuk parameter tersebut. Apabila sampai dengan 3 kali pengujian ulang masih belum memenuhi syarat, maka kelompok tersebut dinyatakan tidak lulus uji. VI. TINJAUAN DAN KEPUTUSAN SURVAILEN 1) Tim Teknis bersifat adhoc dan ditunjuk oleh Kepala Baristand Industri Surabaya atau pejabat struktural apabila Kepala Baristand Industri Surabaya berhalangan hadir. 2) Paling sedikit 1 orang dari tim Teknis memiliki kompetensi bidang teknologi logam. 3) Paling sedikit 1 orang dari tim Teknis memahami sistem manajemen Mutu (ISO 9001) 4) Rapat dipimpin oleh Ketua tim Teknis dan keputusan rapat diambil secara musyawarah. 5) Auditor diundang untuk dimintai penjelasannya berkaitan dengan kegiatan evaluasi yang dilakukannya, namun mereka tidak diperkenankan ikut dalam pengambilan keputusan rapat. 2. Keputusan Survailen 1) Keputusan rapat tim Teknis merupakan dasar Kepala Baristand Baristand Industri Surabaya untuk memberikan Perluasan / Pengurangan / Penundaan / Pencabutan Sertifikasi. 2) Berdasar keputusan dari Tim Teknis, Kepala
Halaman : 10 dari 10 Baristand menandatangani Keputusan Hasil Survailen.