BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan pembangunan nasional bidang kesehatan yang tercantum dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yaitu agar terciptanya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu diusahakan upaya kesehatan yang menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima serta terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. 1 Status kesehatan di masyarakat dapat dilihat dari tingkat kematian (mortalitas), kesakitan (morbiditas) dan faktor risiko. Tingkat kematian secara umum berhubungan erat dengan tingkat kesakitan, karena biasanya merupakan akumulasi akhir dari berbagai penyebab terjadinya kematian. 2 Menurut World Health Organization (WHO), setiap tahun lebih dari sebelas juta anak meninggal karena menderita sakit dan kurang gizi.tujuh dari sepuluh penyebab kematian anak di negara berkembang dapat disebabkan oleh lima penyebab utama atau kombinasinya yaitu : ISPA, diare, campak, malaria dan kurang gizi. 2 Menurut World Health Organization (WHO), ISPA adalah penyebab utama kematian anak Balita di dunia yang menyebabkan kematian lebih dari dua juta anak setiap tahunnya. 2 Data World Health Report tahun 2005, yang dikutip oleh Departemen Kesehatan tahun 2005 menyatakan bahwa Proportional Mortality Ratio (PMR) balita karena ISPA di dunia adalah sebesar 19%. 3
Berdasarkan laporan World Health Organization (WHO) tahun 2003 didapatkan bahwa ISPA merupakan salah satu penyebab kematian tersering pada anak di negara sedang berkembang dengan Proportional Mortality Rate (PMR) 26,67%. 4 Di Indonesia, ISPA selalu menempati urutan pertama penyebab kematian pada kelompok bayi dan balita. Selain itu ISPA juga berada pada daftar 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat jalan di Rumah Sakit tahun 2006, dengan proporsi 9,32%. 5 Hasil Survei Kesehatan Nasional (Surkesnas 2001), menunjukkan bahwa PMR akibat ISPA di Indonesia pada balita 28% artinya bahwa dari 100 balita yang meninggal, 28 disebabkan oleh penyakit ISPA. 3 Berdasarkan profil kesehatan propinsi Sumatera Utara tahun 2006, ditemukan 41.373 balita menderita ISPA/pneumonia dengan cakupan penemuan sebesar 33,44%. 6 Berdasarkan profil kesehatan kota Medan tahun 2008, infeksi akut lain pada saluran pernafasan bagian atas merupakan penyakit yang terbanyak di kota Medan yaitu sebanyak 389.078 kasus (proporsi 49,8%). 7 Berdasarkan hasil penelitian Mustafa di Kota Banda Aceh pasca gempa bumi dan gelombang tsunami tahun 2005 dengan desain cross sectional dadapatkan prevalensi ISPA pada balita sebesar 51,0%. 8 Berdasarkan hasil penelitian Ria Resti Gulo di Kelurahan Ilir Gunung Sitoli Kabupaten Nias Tahun 2008 dengan desain cross sectional didapatkan prevalensi ISPA 49,64%. 9
Dari profil Puskesmas Medan Tuntungan Kecamatan Medan Tuntungan tahun 2009 pada data sepuluh penyakit terbesar diperoleh bahwa penyakit ISPA berada pada urutan pertama dari 10 penyakit terbanyak. 10 Berdasarkan catatan bulanan P2 ISPA Puskesmas Medan Tuntungan Kecamatan Medan Tuntungan tahun 2009, diperoleh 824 balita penderita Infeksi Saluran Pernafasan atas Akut (batuk pilek saja) dari 1.563 balita (prevalens rate 52,72%). 10 Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka perlu dilakukan penelitian tentang analisis beberapa faktor yang berhubungan dengan kejadian ISPA pada balita di Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2010. 1.2. Perumusan Masalah Belum diketahuinya faktor yang berhubungan dengan kejadian ISPA pada anak balita di Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2010. 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui analisis beberapa faktor yang berhubungan dengan kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut bagian Atas (ISPaA) pada anak balita di Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2010.
1.3.2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui prevalens rate kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Atas Akut (ISPaA) pada anak balita di Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2010. b. Untuk mengetahui hubungan karakteristik anak balita meliputi : umur, jenis kelamin, status ASI Eksklusif, pemberian vitamin A, status imunisasi lengkap, dan status gizi dengan kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Atas Akut (ISPaA) pada anak balita di Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2010. c. Untuk mengetahui hubungan karakteristik ibu balita meliputi pendidikan dan pekerjaan ibu dengan kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Atas Akut (ISPaA) pada anak balita di Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2010. d. Untuk mengetahui hubungan faktor lingkungan rumah meliputi kepadatan hunian ruang tidur, keberadaan perokok dan bahan bakar untuk memasak dengan kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Atas Akut (ISPaA) pada anak balita di Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2010. e. Untuk mengetahui faktor dominan yang mempengaruhi kejadian Infeksi Saluran Nafas Akut bagian Atas (ISPaA) pada anak balita di Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2010.
1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Sebagai bahan masukan bagi Puskesmas Tuntungan dalam program pencegahan ISPA. 1.4.2. Sebagai bahan referensi bagi perpustakaan FKM-USU Medan dan penelitian selanjutnya. 1.4.3. Dapat menambah wawasan dan kesempatan penerapan ilmu yang telah diperoleh selama perkuliahan di FKM-USU dan juga sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM).