BAB 1 PENDAHULUAN. sebanyak 1,1 miliyar orang(who, 2014).Indonesia merupakan salah satu negara

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. mengurangi kualitas dan angka harapan hidup. Menurut laporan status global

BAB 1 PENDAHULUAN. Merokok telah menjadi kebiasaan masyarakat dunia sejak ratusan tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini jumlah perokok di dunia mengalami peningkatan termasuk di

Bab 1 PENDAHULUAN. Rokok adalah salah satu permasalahan kesehatan terbesar yang dialami

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan jumlah perokok di negara berkembang termasuk Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 10 juta jiwa, dan 70% berasal dari negara berkembang, salah satunya Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Merokok sudah menjadi masalah kompleks yang menyangkut aspek

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. darah, efek terhadap paru, kekebalan tubuh hingga sistem reproduksi. 1 Meski

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan rokok akan membunuh 1 miliar orang sepanjang abad ke-21

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Rokok merupakan salah satu pembunuh paling berbahaya di dunia. Laporan

BAB 1 PENDAHULUAN. 600 ribu kematian dikarenakaan terpapar asap yang ditimbulkan. Hampir 80%

BAB 1 PEBDAHULUAN. kalangan usia <18 tahun dan persentasenya sebesar 51,4%. Sementara itu, insiden

BAB I PENDAHULUAN. atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana tabacum,

BAB I PENDAHULUAN. semua orang tahu akan bahaya yang ditimbulkan akibat merokok. Rokok mengandung

BAB 1 : PENDAHULUAN. Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan silent disease yang menjadi

BAB 1: PENDAHULUAN. ketergantungan) dan tar yang bersifat karsinogenik. (1)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kebiasaan merokok merupakan masalah penting sekarang ini. Rokok bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. kehidupan anak sekolah mulai dari SMA, SMP dan bahkan sebagian anak SD sudah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok adalah gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas. a. Perokok aktif adalah orang yang memang sudah merokok.

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA SLTP DI KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN. dihirup asapnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana tabacum, Nicotiana rustica

BAB I PENDAHULUAN. Merokok dapat mengganggu kesehatan bagi tubuh, karena banyak. sudah tercantum dalam bungkus rokok. Merokok juga yang menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. adalah hasil dari non-perokok yang terpapar asap rokok. Hampir 80% dari lebih 1

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung ( perokok aktif ), sedangkan 600 ribu orang lebih meninggal

BAB I PENDAHULUAN. Bahaya merokok terhadap remaja yang utama adalah terhadap fisiknya.

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat menyebabkan kematian baik bagi perokok dan orang yang ada

Dalam Peraturan Pemerintah ini diatur bahwa iklan rokok hanya dapat dilakukan dengan persyaratan tertentu yang ditetapkan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Volume maksimum oksigen (VO 2

BAB I PENDAHULUAN. dari para penjelajah Eropa itu ikut mencoba-coba menghisap rokok dan

dalam terbitan Kementerian Kesehatan RI 2010).

BAB I PENDAHULUAN. inaktivitas fisik, dan stress psikososial. Hampir di setiap negara, hipertensi

- 1 - WALIKOTA MADIUN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DAN KAWASAN TERBATAS MEROKOK

BAB I PENDAHULUAN. Kebiasaan merokok di masyarakat kini seolah telah menjadi budaya. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Indian di Amerika untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh. Pada abad

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut WHO, jumlah perokok di dunia pada tahun 2009 mencapai 1,1

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Merokok merupakan sebuah kebiasaan yang dapat merugikan. kesehatan baik si perokok itu sendiri maupun orang lain di sekelilingnya.

I. PENDAHULUAN. diantaranya penyakit pada sistem kardiovaskular, penyakit pada sistem

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia penyakit jantung dan pembuluh darah terus meningkat dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesehatan. Kandungan rokok adalah zat-zat kimiawi beracun seperti mikrobiologikal

I. PENDAHULUAN. Penggunaan rokok sebagai konsumsi sehari-hari kian meningkat. Jumlah

WALIKOTA BANDA ACEH PROVINSI ACEH QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

PEMERINTAH KOTA PADANG PANJANG

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun dan saat ini Indonesia merupakan negara nomor 3 (tiga) dengan jumlah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 1999 TENTANG PENGAMANAN ROKOK BAGI KESEHATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupannya sehari-hari. Pada lingkungan yang kadar logam beratnya cukup

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, seiring dengan perkembangan teknologi dan industri, polusi menjadi

PERATURAN BERSAMA MENTERI KESEHATAN DAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 188/MENKES/PB/I/2011 NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

PENGARUH KEBIASAAN MEROKOK TERHADAP DAYA TAHAN JANTUNG PARU

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 1999 TENTANG PENGAMANAN ROKOK BAGI KESEHATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah-masalah kesehatan pada keluarga dengan anak remaja yang

BAB 1 PENDAHULUAN. walaupun sering ditulis di surat-surat kabar, majalah dan media masa lain yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah i

I. PENDAHULUAN. Rokok merupakan salah satu produk yang cukup unik (terutama cara

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG KAWASAN TANPA ASAP ROKOK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Infertilitas, menurut Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, didefinisikan

PERATURAN DIREKTUR POLITEKNIK MANUFAKTUR NEGERI BANGKA BELITUNG NOMOR 1 TAHUN 2018 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia yang sebenarnya bisa dicegah. Sepanjang abad ke-20, telah terdapat 100

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia tidak dapat lepas dari pengolahan makanan dengan

LEMBARAN DAERAH KOTA PADANG PANJANG Tahun

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 81 TAHUN 1999 (81/1999) TENTANG PENGAMANAN ROKOK BAGI KESEHATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berskala menengah dan kecil (home industry) dan memproduksi rokok kretek.

- 1 - BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK

BAB I PENDAHULUAN. adalah kematian ibu dan angka kematian perinatal. Di dunia, setiap menit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 1999 TENTANG PENGAMANAN ROKOK BAGI KESEHATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. kini. Jika ditanya mengapa orang merokok, masing-masing pasti memiliki. anak muda, remaja yang melakukan kebiasaan tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN. memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU

BAB I PENDAHULUAN. tambahan (Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, 2009). Masalah utama. yang menjadi semakin tinggi tiap tahunnya.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK

BAB I PENDAHULUAN. Tujuh sumber utama pencemaran udara yaitu: partikel debu/partikulat

BAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM

BAB I PENDAHULUAN. tahun ke atas pada tahun 1990 sebesar 7,7% dari seluruh populasi, pada tahun 2000

BAHAYA MEROKOK BAGI KESEHATAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. tidak menular salah satunya adalah kebiasaan mengkonsumsi tembakau yaitu. dan adanya kecenderungan meningkat penggunaanya.

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kesehatan dan mempunyai faktor risiko terjadinya beberapa jenis

BAB I PENDAHULUAN. Merokok merupakan hal biasa kita jumpai di setiap tempat di. dunia.kebiasaan ini sudah begitu luas dilakukan baik dalam lingkungan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan konsumsi rokok keempat di dunia setelah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok merupakan gulungan tembakau yang dirajang dan diberi cengkeh

BAB 1 PENDAHULUAN. diperkirakan 45% wanita yang merokok, dan 27% wanita hamil yang merokok,

BAB I PENDAHULUAN. Merokok merupakan suatu masalah kesehatan pada masyarakat dan merupakan

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH IKLAN MEDIA LUAR RUANG TERHADAP PERILAKU MEROKOK SISWA DI SMA NEGERI 2 MEDAN TAHUN 2012

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. asma di dunia membuat berbagai badan kesehatan internasional. baik, maka akan terjadi peningkatan kasus asma dimasa akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. asap dan ditelan, terserap dalam darah, dan dibawa mencapai otak, penangkap pada otak akan mengeluarkan dopamine, yang menimbulkan

Kuesioner Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka, apa yang mereka pikirkan tentang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG PENGAMANAN ROKOK BAGI KESEHATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular (PTM), yang merupakan penyakit akibat gaya hidup serta

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rokok adalah salah satu produk tembakau yang dibakar dan/atau diisap, termasuk rokok kretek, rokok putih, cerutu atau bentuk lainnya (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, 2012). Pada tahun 2012, jumlah perokok dunia sebanyak 1,1 miliyar orang(who, 2014).Indonesia merupakan salah satu negara yang penduduknya mengonsumsi rokok terbanyak di dunia. Indonesia menempati posisi ketiga didunia dengan jumlah perokok pria diatas 15 tahun sebanyak 50,6 juta pengonsumsi rokok (Eriksen et al., 2015). Indonesia memiliki persentase perokok tertinggi dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya yaitu 46,16%. Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar 2013,jumlah perokok penduduk 15 tahun keatascenderung meningkat dari 34,2% tahun 2007 menjadi 36,3% tahun 2013 dengan jumlah tertinggi perokok pemula berdasarkan usia yaitu 15-19 tahun. Pada usia ini penduduk Sumatera Barat masuk sebagai sepuluh besar yang mengonsumsi rokok terbanyak ( Shafey et al., 2009; Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2013). Bahan berbahaya dan racun dalam rokok tidak hanya mengakibatkan gangguan kesehatan pada perokok itu sendiri, namun juga pada orang-orang disekitarnya yang tidak merokok (perokok pasif). Menurut WHO, saat ini ada 6 juta orang didunia meninggal setiap tahunnya akibat rokok, lebih dari 600.000 orang meninggal akibat pajanan asap rokok dan 170.000 diantaranya adalah anakanak. Jika tidak ada penanggulangan yang serius dikhawatirkan pada tahun 2030 jumlah korban akibat pajanan asap rokok akan meningkat hingga 8 juta orang Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

dengan sebagian besarnya terjadi di negara berkembang seperti Indonesia (WHO, 2014). Asap rokok diperkirakan mengandung 4800 komponen. Beberapa diantaranya terdapat zat berbahaya yang merupakan bahan bakurokok seperti tar, nikotin, dan karbonmonoksida dapat memicu terbentuknya radikal bebas (Boyle et al., 2010; BPOM, 2014). Radikal bebas merupakan salah satu senyawa oksidatif reaktif yang memiliki dampak besar pada tubuh salah satunya mengganggu hemostasis dari tubuh. Fungsi utama dari sistem hemostasis adalah menjaga keenceran darah sehingga darah dapat mengalir dengan baik dan menghentikan perdarahan apabila pembuluh darah mengalami kerusakan kecil. Pada perokok pasif terjadi peningkatanaktivitas komponen hemostasis, yang dapat menyebabkan terbentuknya trombus dan terjadi kerusakan pada pembuluh darah (Mantik, 2004; Enga et al., 2012). Pemeriksaan waktu perdarahan ( bleeding time) merupakan pemeriksaan in vivo fungsi hemostasis secara kasar. Pemeriksaan ini berdasarkan metode template yang cukup akurat dan berbagai peralatan sekali pakai yang mudah didapatkan. Pada pemeriksaan ini dapat menilai kemampuan pembuluh darah dan tromobsit. Penelitian sebelumnya membuktikan bahwa asap rokok dapat memperpendek waktu perdarahan pada mencit (Setiabudy, 2012; Hakam, 2014). Gangguan pada hemostasis tubuh yang diakibatkan oleh pajanan asap rokok dapat dicegah dengan menggunakan antioksidan. Salah satu zat antioksidan yang terbukti memiliki peran yang besar dalam tubuh adalah vitamin E. Vitamin E bekerja sebagai antioksidan karena ia mudah teroksidasi, dengan demikian dapat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 2

melindungi senyawa lain. Oleh karena itu vitamin E bisa menjadi pertahanan utama dari radikal bebas(nugroho dan Santoso, 2011). Menurut penelitian fungsi vitamin E selain sebagai antioksidan, juga untuk meningkatkan fungsi endotel dan menurunkan agregasi trombosit. Pada hewan yang mengalami disfungsi endotel, vitamin E meningkatkan aktivitas fungsi endotel yang merupakan salah satu komponen dari hemostasis. Selain itu vitamin E juga dapat menghambat agregasi trombosit, sehingga akan terjadi penggumpalan darah yang cepat dan akan mempengaruhi waktu perdarahan (Engleret al., 2003; Fahim et al., 2011). Berdasarkan uraian diatas, penulis merasakan pentingnya dilakukan penelitian mengenai pengaruh vitamin E dalam mencegah terjadinya gangguan sistem hemostasis akibat asap rokok. Pada penelitian ini penulis akan melakukan pengamatan terhadap waktu perdarahan pada mencit yang diberi vitamin E dan paparan asap rokok. 1.2 Rumusan Masalah 1. Berapa lama waktu perdarahan mencit yang diberi paparan asap rokok yang tidak diberi vitamin E? 2. Berapa lama waktu perdarahan mencit yang diberi paparan asap rokok yang diberi vitamin E? 3. Bagaimanakah perbedaan waktu perdarahan mencit yang diberi paparan asap rokok yang tidak diberi vitamin E dengan mencit yang diberi paparan asap rokok yang diberi vitamin E? Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 3

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh vitamin E terhadap waktu perdarahan mencit yang diberi paparan asap rokok. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui berapa lama waktu perdarahan mencit yang diberi paparan asaprokok yang tidak diberi vitamin E. 2. Untuk mengetahui berapa lama waktu perdarahan mencit yang diberi paparan asap rokok yang diberi vitamin E. 3. Untuk mengetahui perbedaan waktu perdarahan mencit yang diberi paparan asap rokok yang tidak diberi vitamin E dengan mencit yang diberi paparan asap rokok yang diberi vitamin E. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi klinisi Menambah pengetahuan tentang manfaat vitamin E dalam mencegah gangguan sistem hemostasis akibat asap rokok melalui pengamatan waktu perdarahan, sehingga dapat dijadikan sebagai acuan untuk memberikan vitamin E bagi perokok dan seseorang dengan pajanan asap rokok. 1.4.2 Bagi ilmu pengetahuan 1. Memberikan kontribusi bagi ilmu pengetahuan mengenai pengaruh vitamin E dalam mencegah gangguan hemostasis akibat paparan asap rokok melalui pengamatan terhadap waktu perdarahan. 2. Dapat dijadikan sebagai data dasar bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai efek vitamin E. Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 4

1.4.3 Bagi masyarakat Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai pengaruh vitamin E dalam mencegah terjadinya gangguan hemostatis tubuh akibat asap rokok. Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 5