KEBIJAKAN PENDAPATAN DAERAH & RETRIBUSI DAERAH DALAM MENDUKUNG KEMANDIRIAN DAERAH DR. Drs. A. FATONI, M.Si Sekretaris Ditjen Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri
TREN PENDAPATAN DAERAH
Nasional 14,47% 24,65% Provinsi Kabupaten/Kota 7,03% 60,89% 17,69% 15,48% 47,19% 45,78% Pendapatan Asli Daerah Dana Perimbangan Lain-lain Pendapatan Yg Sah 66,83%
TREN PENINGKATAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TA 2014-2018 (SELAMA 5 TAHUN ) Secara nasional meningkat rata-rata sebesar Rp12,38 triliun atau 7,67%, Pemerintah provinsi rata- rata meningkat sebesar Rp6,40 triliun atau 5,84% dan Pemerintah kabupaten/kota rata-rata meningkat sebesar Rp5,98 triliun atau 12,01%. TREN PROPORSI PDRD TERHADAP TOTAL PAD TA 2014-2018 (SELAMA 5 TAHUN ) Secara nasional rata-rata sebesar 76,37% Provinsi rata-rata sebesar 87,17% Pemerintah kabupaten/kota rata-rata sebesar 59,76% TREN PROPORSI PDRD TERHADAP TOTAL PENDAPATAN TA 2014-2018 (SELAMA 5 TAHUN ) Secara nasional rata-rata sebesar 17,87% Provinsi rata-rata sebesar 41,78% Pemerintah kabupaten/kota rata-rata sebesar 7,76%
ESENSI OTONOMI DAERAH Sejauh mana daerah mampu melaksanakan kewenangan yang diberikan & mampu menjalankan pemerintahan tanpa tergantung terlalu besar kepada pemerintah pusat yang ditandai dengan DERAJAT OTONOMI FISKAL DAERAH. 1. Pemerintah Pusat memiliki hubungan keuangan dengan Daerah untuk MEMBIAYAI penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang diserahkan dan/atau ditugaskan kepada Daerah. 2. Hubungan keuangan dalam penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang diserahkan kepada Daerah meliputi: a) PEMBERIAN SUMBER PENERIMAAN DAERAH BERUPA PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH; b) Pemberian dana bersumber dari perimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (DANA PERIMBANGAN: DBH, DAU dan DAK) c) Pemberian dana penyelenggaraan otonomi khusus untuk Pemerintahan Daerah tertentu yang ditetapkan dalam undang-undang; dan d) Pemberian pinjaman dan/atau hibah, dana darurat, dan insentif (fiskal).
PENDAPATAN DAERAH
HAK PEMDA UNTUK MEMUNGUT PENDAPATAN DAERAH (PAJAK & RETRIBUSI DAERAH), SEKALIGUS MERUPAKAN KEWAJIBAN PEMDA UTK MEMBELANJAKAN ANGGARAN SESUAI ASPIRASI MASYARAKAT BUKAN ASPIRASI APARATUR MERUPAKAN KEWAJIBAN RAKYAT UNTUK MEMBAYAR, SEKALIGUS HAK RAKYAT UNTUK MENDAPATKAN PELAYANAN UMUM YANG OPTIMAL
1.PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) a. PAJAK DAERAH; b. RETRIBUSI DAERAH; c. hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan; dan d. lain-lain PAD yang sah. 1) hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan; 2) hasil pemanfaatan atau pendayagunaan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan; 3) jasa giro; 4) pendapatan bunga; 5) tuntutan ganti rugi; 6) keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing; dan 7) komisi, potongan, Ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan dan/atau pengadaan barang dan/atau jasa oleh daerah. 2. DANA PERIMBANGAN a. Dana Bagi Hasil; 1) Dana Bagi Hasil Pajak 2) Bagi Hasil Bukan Pajak/ Sumber Daya Alam; b. Dana Alokasi Umum; dan c. Dana Alokasi Khusus. 3. LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH a. Hibah, b. Dana Darurat, dan c. Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemda lainnya 1) Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi 2) Dana Bagi Hasil Pajak dari Kabupaten 3) Dana Bagi Hasil Pajak dari Kota d. Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 1) Dana Penyesuaian 2) Dana Otonomi Khusus e. Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemda lainnya 1) Bantuan Keuangan dari Provinsi 2) Bantuan Keuangan dari Kabupaten 3) Bantuan Keuangan dari Kota
No. TUJUAN ARAH KEBIJAKAN 1. MEMPERBAIKI SISTEM PEMUNGUTAN OPEN LIST SYSTEM DIUBAH MENJADI CLOSED LIST SYSTEM Daerah hanya memungut jenis pajak dan retribusi yang tercantum dalam UU Mendorong sektor dunia usaha (investasi daerah) 2. LOCAL TAXING EMPOWERMENT MEMPERLUAS BASIS PUNGUTAN DAN DISKRESI PENETAPAN TARIF 1. MEMPERLUAS OBJEK PDRD PKB, BBN-KB, Pajak Hotel, Pajak Restoran 2. MENAMBAH JENIS PDRD antara lain: Pajak Rokok, PBB-P2, BPHTB, Ret.Pengendalian Menara Telekomunikasi, Ret.Pelayanan Pendidikan. 3. MENAIKKAN TARIF MAKSIMUM BEBERAPA JENIS PD PKB, BBN-KB, PBB- KB, Pajak Hiburan, Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan, Pajak Parkir 4. DISKRESI PENETAPAN TARIF PD Daerah bebas menetapkan tarif dalam batas tarif minimum dan maksimum yang ditetapkan dalam UU 3. MEMPERBAIKI SISTEM PENGAWASAN DAN PENGENAAN SANKSI (meningkatkan efektivitas pengawasan) 1. PENGAWASAN PREVENTIF DAN KOREKTIF a. Raperda terlebih dahulu dievaluasi b. Perda disesuaikan dengan hasil evaluasi c. Perda yang telah ditetapkan disampaikan ke Pemerintah d. Perda yang bertentangan dengan UU dibatalkan 2. SANKSI a. Administratif (Prosedur): Penundaan DAU dan/atau DBH PPh b. Substantif : Pemotongan DAU dan/atau DBH PPh 4. MENYEMPURNAKAN SISTIM PENGELOLAAN MENINGKATKAN KUALITAS PENGGUNAAN HASIL PAJAK DAERAH 1. MEMPERTEGAS BAGI HASIL PAJAK PROVINSI KE KAB/KOTA a. PKB dan BBNKB : 30% b. Pajak Rokok : 70% c. PBBKB : 70% d. Pajak Air Permukaan : 50% (80%) 2. MENERAPKAN EARMARKING TAX a. Minimal 10% dari PKB (termasuk yg dibagihasilkan Kab/Kota) untuk pembangunan/pelihara jalan serta peningkatan moda &sarana transportasi umum b. Minimal 50% dari Pajak Rokok (baik bagian Prov maupun Kab/Kota) untuk pelayanan kesehatan masyarakat & penegakan hukum oleh aparat yg berwenang c. Sebagian PPJ untuk penerangan jalan 3. INSENTIF PEMUNGUTAN (PERFORMANCE BASED) - Diberikan atas dasar pencapaian kinerja tertentu
PAJAK DAERAH PAJAK PROVINSI 1.Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) 2.Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) 3.Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB) 4.Pajak Air Permukaan 5.Pajak Rokok PAJAK KABUPATEN / KOTA 1.Pajak Hotel 2.Pajak Restoran 3.Pajak Hiburan 4.Pajak Reklame 5.Pajak Penerangan Jalan 6.Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan 7.Pajak Parkir 8.Pajak Air Tanah 9.Pajak Sarang Burung Walet 10.Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan 11.Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
RETRIBUSI DAERAH
Pendataan dan survey serta pengawasa n Sarana dan prasarana yang masih kurang Penerimaan belum sesuai dengan potensi Kendala Pemungutan PDRD Rekonsilias i Data kurang efektif Belum adanya penerapan sanksi yg tegas (keterlambatan pembayaran dan pelaporan) Akses Data belum akurat Intensifikasi dan Ekstensifika si ( dukungan Kab/Kota)
LANGKAH-LANGKAH ANTISIPATIF
PELUANG Retribusi Daerah ditujukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat. Apabila terdapat layanan yang layak dipungut Reribusi Daerah, dapat ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah (Closed-List System). Closed-List System memberikan kepastian kepada masyarakat mengenai jenis pungutan daerah yang menjadi kewajibannya. Kepastian hukum menciptakan iklim investasi yang kondusif, sehingga dapat mendorong perkembangan kegiatan ekonomi daerah
TANTANGAN Tidak semua jenis layanan masyarakat harus dikenakan retribusi. Pembatasan pemungutan retribusi daerah tidak boleh mengurangi kualitas pelayanan kepada masyarakat. Peningkatan kualitas akan mendorong partisipasi masyarakat dalam pembangunan termasuk peningkatan kegiatan ekonomi
TEKNIS PENYUSUNAN BELANJA DALAM APBD 1 2 3 4 Belanja daerah harus mendukung target capaian prioritas pembangunan nasional sesuai dengan kewenangan masing-masing tingkatan pemerintah daerah. Penggunaan APBD harus lebih fokus terhadap kegiatan yang berorientasi produktif dan memiliki manfaat untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, pelayanan publik, pertumbuhan ekonomi daerah Pemerintah daerah harus menetapkan target capaian kinerja setiap belanja, baik dalam konteks daerah, satuan kerja perangkat daerah, maupun program dan kegiatan, yang bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas perencanaan anggaran dan memperjelas efektifitas dan efisiensi penggunaan anggaran Penganggaran belanja langsung harus dalam bentuk program dan kegiatan, yang manfaat capaian kinerjanya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan publik dan keberpihakan pemerintah daerah kepada kepentingan publik serta mendorong inovasi daerah Pemerintah daerah harus memprioritaskan alokasi belanja modal pada APBD untuk pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana yang terkait langsung dengan peningkatan pelayanan publik serta pertumbuhan ekonomi daerah
SUMATERA KALIMANTAN IRIAN JAYA JAVA Terima Kasih