I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini akan membahas beberapa hal mengenai latar belakang

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Pembahasan beberapa hal tersebut secara rinci disajikan sebagai berikut.

PENGARUH PERSEPSI TENTANG METODE MENGAJAR, DISIPLIN BELAJAR, MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan suatu negara sangatlah ditentukan oleh kualitas

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah,

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR,DAN HIPOTESIS. kewajiban belajar secara sadar dan menaati peraturan yang ada di lingkungan

I. PENDAHULUAN. antara lain dengan mengadakan perubahan serta perbaikan kurikulum guna

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS. relevan, kerangka pikir, dan hipotesis. Sebelum analisis kritis dan komparatif

I. PENDAHULUAN. nasional yaitu membangun kualitas manusia yang beriman dan bertaqwa

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang

I. PENDAHULUAN. Secara keseluruhan pada bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini akan membahas beberapa hal mengenai latar belakang

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses belajar agar peserta didik secara aktif dapat. mengembangkan potensi pada dirinya untuk dapat memiliki kekuatan

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan ruang lingkup penelitian adapun pembahasan secara lebih

I. PENDAHULUAN. individu yang belajar, maka tidak dapat dikatakan bahwa pada diri individu

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan membahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

I. PENDAHULUAN. dan berpartisipasi secara aktif dalam pembangunan.

I. PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan pembelajaran merupakan

I. PENDAHULUAN. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan tujuan, isi, dan bahan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional di bidang pengembangan sumberdaya

I. PENDAHULUAN. Rendahnya mutu pendidikan merupakan salah satu masalah yang terus

I. PENDAHULUAN. suatu wadah yang disebut sebagai lenbaga pendidikan. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SMP dan MTs

I. PENDAHULUAN. dan berpartipasi secara aktif dalam pembangunan. Pendidikan memegang. agar mutu pendidikan dapat terus ditingkatkan.

I. PENDAHULUAN. yang sangat besar terhadap perkembangan dunia pendidikan di Indonesia.

I PENDAHULUAN. kehidupan. Pengertian pendidikan nasional yang tercantum dalam UU No.

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan bagi bangsa. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dalam segi

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang memiliki sumber daya alam yang melimpah. Pada

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang sangat penting untuk meningkatkan

I. PENDAHULUAN. dan dapat menyesuaikan secara aktif dalam kehidupannya. melalui pendidikan yang baik akan dihasilkan sumber daya manusia yang

1. PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan suatu bangsa karena sasaran dari

1. PENDAHULUAN. dikarenakan sasaran dari pendidikan adalah peningkatan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

I. PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam kehidupannya. Pendidikan

I. PENDAHULUAN. Pada bagian pertama ini membahas tentang latar belakang masalah, identifikasi

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

I. PENDAHULUAN. baik, menghadapi segala tantangan dan tuntutan perubahan lokal, nasional, dan

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Disiplin dapat diartikan patuh terhadap ketentuan-ketentuan, peraturan-peraturan

I. PENDAHULUAN. tujuan penelitian, asumsi penelitian, manfaat penelitian dan ruang lingkup

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. terhadap teori-teori dan hasil penelitian yang relevan dengan semua variabel yang

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan ruang lingkup penelitian. Pembahasan hal-hal. tersebut secara rinci dikemukakan berikut ini.

1. PENDAHULUAN. Bab ini akan mengemukakan beberapa hal mengenai latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN. kompleksitas zaman. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembentukan sumber daya manusia yang baik sangatlah penting dilakukan

I. PENDAHULUAN. Pada bab 1 ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

BAB 1 PENDAHULUAN. muncul persaingan dalam berbagai bidang kehidupan, diantaranya bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting dalam berbagai disiplin ilmu serta memajukan daya pikir manusia.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan dan ilmu pengetahuan berperan penting dan meningkatkan mutu

V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Dari hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang dilakukan, maka kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan negara. Karena hal yang paling mendasar yang harus dihadapi

I. PENDAHULUAN. yang memiliki kualitas sumber daya manusia yang rendah, terutama dalam bidang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang dapat ditempuh untuk mengembangkan. dan meningkatkan ilmu pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh

1. PENDAHULUAN. Pendidikan, sebagaimana yang tercantum dalam undang-undang sisdiknas No.

BAB I PENDAHULUAN. penting dan menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan pembelajaran. Prestasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting di era globalisasi ini, yakni bagaimana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

I. PENDAHULUAN. sumber daya suatu Negara dapat ditingkatkan. Dewasa ini sudah menjadi. kebutuhan di setiap Negara untuk terus berusaha meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Globalisasi seperti saat ini menimbulkan persaingan di berbagai bidang kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan di dalam negeri maupun di luar negeri. Tentunya perubahan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, serta orang tua. Menurut Dimyati dan Mujiono (2006: 7),

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS. 1. Persepsi Siswa Tentang Keterampilan Guru

arti yang luas. Peranan guru bukan semata-mata memberikan informasi,

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pelajaran yang telah diberikan oleh guru dan didukung oleh nilai-nilai budipekerti

I. PENDAHULUAN. penelitian. Adapun pembahasan secara lebih rinci ditunjukkan pada bagian-bagian

I. PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas guna membangun bangsa yang maju. Kesuksesan di bidang pendidikan merupkan awal bangsa yang maju.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. budaya, tetapi juga aspek ilmu pengetahuan termasuk di dalamnya pendidikan. Dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting dalam memajukan harkat dan martabat suatu bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. mampu bertahan hidup dan ikut berperan pada era globalisasi. dilakukan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dipersiapkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting guna membangun manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas. sumber daya manusia. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. dunia pendidikan nasional maupun internasional. Terbukti dengan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Salah satu sarana untuk meningkatkan kualitas sumber daya

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern pada era globalisasi menuntut adanya

I. PENDAHULUAN. Dunia pendidikan mempunyai tiga lingkungan, yakni lingkungan keluarga,

I. PENDAHULUAN. siswa secara fisik dan emosional dimana siswa diberi tugas untuk kemudian

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan suatu tempat dimana bagi peserta didik untuk

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3)

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari melalui sekolah, baik dalam lingkungan, di rumah maupun

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Disamping itu

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui. pasal 4 tentang sistem pendidikan nasional bahwa:

1. PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang merupakan salah satu jalan

I. PENDAHULUAN. karena kemajuan suatu negara akan sangat dipengaruhi oleh kualitas

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

I. PENDAHULUAN. dan sebaliknya prestasi belajar yang rendah menunjukkan bahwa tujuan belajar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Yoga Sidik Permana, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN Bagian pertama ini akan membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah. Adapun hal lain yang dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan ruang lingkup penelitian. Adapun pembahasan secara lebih rinci ditunjukkan pada bagian-bagian berikut ini. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat berarti menumbuhkembangkan diri untuk menjadi manusia lebih baik dan terwujud kecerdasan intelektual,emosional dan spiritual. Pendidikan merupakan peranan yang sangat penting dan mendasar dalam pembangunan suatu bangsa. Pendidikan tidak terlepas dari pembelajaran. Dengan belajar setiap orang akan mengalami perubahan dan akan berkembang lebih baik, serta dapat mempertahankan hidupnya di tengah-tengah perkembangan zaman yang semakin jauh dengan semakin ketatnya persaingan seperti sekarang ini. Sekolah merupakan lingkungan pendidikan formal, dimana terlaksana serangkaian kegiatan terencana dan terorganisir, termasuk kegiatan dalam rangka proses belajar-mengajar di kelas. Kegiatan ini bertujuan untuk menghasilkan perubahan-

perubahan positif menuju kedewasaan, sejauh berbagai perubahan itu dapat 2 diusahakan melalui usaha dalam proses belajar mengajar. Melalui proses belajar mengajar yang aktif dan dibantu dengan tenaga pengajar yang profesional mampu menghasilkan siswa yang cerdas dan berkualitas. Hal itu dapat terwujud apabila sekolah mampu memberikan pelayanan terbaik dan sesuai dengan kebutuhan para siswanya dengan proses belajar yang optimal. Berkaitan dengan upaya peningkatkan mutu pendidikan fungsi sekolah sangatlah penting untuk menciptakan sumber daya manusia yang baik yaitu dengan meningkatkan mutu lulusan anak didik. Sebagai upaya peningkatkan mutu sumber daya manusia, harus dilaksanakan proses pembelajaran yang efektif, terencana dan sistematis. Efektif tidaknya proses pembelajaran di sekolah tercermin dari pencapaian hasil belajar sebagai tolak ukurnya. Hasil belajar yang dicapai siswa merupakan salah satu indikator dalam menilai mutu sekolah. Berhasil atau tidaknya tujuan pendidikan sangat tergantung pada kegiatan belajar mengajar yang dilakukan siswa sebagai peserta didik. Keberhasilan dalam kegiatan belajar mengajar itu terlihat dari penguasaan materi pelajaran dan hasil belajar siswa yang diperoleh selama mengikuti proses belajar mengajar di sekolah. Proses belajar mengajar pada dasarnya merupakan interaksi antara guru dan siswa. Kualitas hubungan antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran sebagian besar ditentukan oleh pribadi pendidik dalam mengajar dan siswa dalam belajar. Misalnya dengan penggunaan metode mengajar yang tepat dapat membantu siswa dalam menyerap materi yang disampaiakan.

3 Hubungan tersebut mempengaruhi kesediaan murid untuk melibatkan diri dalam kegiatan proses belajar mengajar sehingga siswa akan lebih menguasai materi. SMP Islam Purbolinggo Lampung Timur adalah salah satu sekolah menengah pertama yang ada di Kabupaten Lampung Timur, dan beralamat di Jalan KH.Hasyimm As ari Taman Fajar kec.purbolinggo kab. Lampung Timur. Dimana Visi SMP Islam Purbolinggo Lampung Timur adalah menghasilkan lulusan yang berkualitas, mampu menjadi generasi yang berkompeten dan mampu berkarya di luar pendidikan yang sesuai dengan ilmu yang diperoleh selama proses belajar mengajar di sekolah. selain didukung oleh sarana prasarana untuk belajar, sekolah ini memiliki banyak tenaga pengajar. Tenaga pengajar dalam hal ini adalah guru. Sebagian besar guru di sekolah ini telah menempuh pendidikan strata satu sesuai dengan bidang masing-masing. Mesipun banyak tenaaga pengajar yang telah menempuh pendidikan strata satu, kenyataannya ketersediaan tenaga pengajar yang kompoten ternyata tak lantas membuat hasil belajar siswa memuaskan karna dilihat dari hasil ulangan harian yang dilaksanakan ternyata belum optimal. Keberhasilan belajar juga ditentukan oleh disiplin belajar siswa.fungsi disiplin belajar yaitu mampu mengendalikan diri untuk mengikuti proses belajar mengajar,mentaati peraturan demi tercapainya tujuan pembelajaran. Kedisiplinan siswa SMP Islam khusunya kelas VIII masih tergolong rendah. Ini dapat peneliti buktikan dengan daftar hadir siswa kelas VIII yang masih sering absen. Dalam proses belajar mengajar tugas siswa adalah belajar dan peran guru adalah mendorong, mendampingi dan membantu siswa untuk belajar.

4 Hasil belajar siswa akan tercapai secara maksimal jika disertai usaha keras. Usaha keras merupakan bagian dari motivasi berprestasi. Motivasi berprestasi merupakan bekal untuk meraih kesuksesan. Dengan memiliki motivasi berprestasi maka akan muncul kesadaran atau dorongan dalam diri seseorang untuk terus mencapai kesuksesan. Untuk mencapai kesuksesan tersebut setiap orang mempunyai hambatan-hambatan yang berbeda, dan dengan memiliki motivasi berprestasi yang tinggi, diharapkan hambatan-hambatan tersebut akan dapat diatasi dan kesuksesan yang dinginkan dapat tercapai. Berdasarkan penelitian pendahuluan yang telah peneliti lakukan di SMP Islam Purbolinggo Lampung Timur tahun pelajaran 2013/2014 dan keterangan dari guru bidang studi IPS Terpadu mengenai hasil ulangan harian yang diperoleh siswa kelas VIII SMP Islam purbolinggo Lampung Timur umumnya kurang optimal. Berdasarkan penelitian pendahuluan yang telah dilaksanakan di SMP Islam Purbolinggo diketahui hasil Mid Semester siswa kelas VIII sebagai berikut. Tabel 1. Hasil Mid Semester Mata Pelajaran IPS Terpadu Siswa Kelas VIII Semeseter Ganjil SMP Islam Purbolinggo Tahun Pelajaran 2013/2014 Kelas Nilai Jumlah Keerangan < 70 % >70 % Siswa VIII A 14 28% 11 26,8% 25 Kriteria VIII B 10 20% 14 34,1% 24 Ketuntasan VIII C 12 24% 9 22 % 21 Minimum yang ditetapkan VIII D 14 28% 7 17,1% 21 sekolah adalah Jumlah 50 100% 41 100% 91 70 Persentase 54,9 100% 45,1% 100% 100 (%) Sumber : Guru Bidang Studi IPS Terpadu Kelas VIII

5 Berdasarkan Tabel 1, di atas dapat diketahui bahwa hasil belajar IPS terpadu kelas VIII SMP Islam Purbolinggo masih tergolong rendah, hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai yang masih dibawah KKM yaitu, sebanyak 50 (54,9%) dari 91(100%) siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM. Adapun kriteria yang dijadikan pedoman adalah standar ketuntasan nilai mata pelajaran IPS terpadu yang telah ditentukan sebesar 70. Dengan hasil diatas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar IPS terpadu kelas VIII SMP Islam Purbolinggo tergolong rendah. Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan di atas sesuai dengan pendapat Djamarah dan Zain (2006: 121) bahwa untuk mengukur tingkat ketuntasan belajar sebagai berikut. 1. Istimewa/maksimal apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa 100%. 2. Baik sekali/optimal apabila sebagian besar dapat dikuasai siswa yaitu 76% - 99%. 3. Baik/minimal apabila bahan pelajaran yang dikuasai siswa sebesar 60% - 76%. 4. Kurang apabila bahan pelajaran yang dikuasai siswa sebesar < 60%. Rendahnya hasil belajar siswa biasanya disebabkan oleh dua faktor utama yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor dalam diri siswa yang dapat berupa motivasi, intelegensi, minat, persepsi, dan lain-lain. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor di luar diri siswa yang dapat berupa metode mengajar guru, kurikulum, ketersediaan sarana belajar di sekolah atau di rumah, jarak tempuh dari rumah ke sekolah, dan lain-lain. Namun dari sekian banyak faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa, faktor persepsi siswa tentang metode mengajar guru, disiplin belajar dan motivasi berprestasi diduga

memberikan sumbangsih yang besar terhadap rendahnya hasil belajar siswa. 6 Persepsi yang diberikan seseorang dapat berubah-ubah misalnya dari buruk menjadi baik atau sebaliknya. Menurut Walgito (2005: 101) hal ini disebabkan oleh banyak faktor antara lain: (1) Objek yang dipersepsi; (2) Alat indera, syaraf dan pusat susunan syaraf; (3) Perhatian. Kecenderungan persepsi itu sendiri akan berdampak positif dan negatif terhadap objek tersebut. Persepsi yang positif diduga akan memberikan pengaruh yang positif terhadap hasil belajar siswa. Sedangkan persepsi yang negatif diduga memberikan pengaruh yang negatif terhadap hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan yang dilakukan di SMP Islam Purbolinggo, persepsi siswa dalam penelitian ini menunjukkan pandangan, perasaan, dan pemahaman siswa kelas VIII pada metode mengajar guru. Apabila persepsi siswa pada metode mengajar guru ekonomi positif maka kehadiran guru dalam mengajar akan direspon positif pula oleh murid-murid seperti tugas yang diberikan oleh guru akan dikerjakan oleh siswa dengan optimal dan siswa akan lebih terlatih sehingga pemahaman pada mata pelajaran ekonomi diharapkan akan meningkat pula. Sebaliknya, apabila persepsi siswa pada metode mengajar guru ekonomi negatif akibatnya proses interaksi antara guru dan siswa tidak bisa tercipta dengan baik dan tidak sesuai dengan yang diharapkan.

7 Metode mengajar guru dalam proses belajar mengajar dan perasaan suka dan tidak suka terhadap suatu mata pelajaran merupakan faktor yang dianggap berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Dengan menggunakan metode mengajar yang akurat, guru akan mampu mencapai tujuan pembelajaran. Dalam penggunaan metode, guru harus menyesuaikan dengan kondisi dan suasana kelas. Guru dalam menyampaikan materi perlu memilih metode mana yang sesuai dengan keadaan kelas dan keadaan siswa sehingga siswa merasa tertarik untuk mengikuti pelajaran yang diajarkan dan dengan metode yang bervariasi dapat meningkatkan kegiatan belajar siswa (Slameto, 2003: 96). Pemilihan metode yang dipakai oleh guru bukan lah metode yang asal pakai tetapi harus memperhatikan metode yang akan digunakan dan yang telah terpilih dari proses penyeleksian metode yang tepat dan cocok untuk diterapkan dalam proses pembelajaran yang akan berlangsung. Hal ini dikarenakan dari setiap metode tersebut tentu memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Faktor lain yang diduga menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa kelas VIII SMP Islam Purbolinggo yaitu disiplin belajar Disiplin merupakan perilaku yang terbentuk dari hasil latihan untuk mematuhi peraturan yang telah ditentukan. Gie (dalam Ningsih, 2005 : 21) menyatakan bahwa disiplin akan menciptakan kemauan untuk belajar teratur. Disiplin yang dikehendaki tidak hanya muncul karena kesadaran, tetapi juga keterpaksaan. Disiplin yang muncul karena kesadaran disebabkan karena seseorang dengan sadar bahwa hanya dengan disiplinlah akan didapatkan kesuksesan. Sedangkan disiplin karena paksaan biasanya dilakukan karena takut dikenakan sanksi hukum akibat pelanggaran peraturan.

Demikian pula yang terjadi dalam kehidupan siswa dalam aktivitas belajarnya, 8 semua tidak lepas dari cara mengatur waktu. Bagi seorang siswa disiplin di sekolah merupakan suatu keharusan karena disiplin mempunyai fungsi untuk membantu siswa dalam meningkatkan prstasi belajar. Dengan disiplin siswa juga memiliki kecakapan mengenai belajar. Belajar merupakan suatu proses yang berlangsung seumur hidup bagi seorang dari keadaan tidak tahu menjadi tahu. Dalam belajar harus terjadi perubahan baik tingkah laku, sikap dan cara berpikir. Dari keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan paling pokok. Berdasarkan hasil observasi peneliti terhadap disiplin belajar di SMP Islam Purbolinggo. Dilihat dari daftar hadir atau absensi,kehadiran siswa masih banyak yang absen. Ini menunjukkan bahwa kedisiplinan siswa dalam belajar masih rendah Seperti pendapat dari Tulus Tu u (2004:37) mengatakan bahwa disiplin berperan penting dalam membetuk individu yang berciri keunggulan. Disiplin itu penting karena alasan berikut ini: 1) Dengan disiplin yang muncul karena kesadaran diri, siswa berhasil dalam belajarnya. Sebaliknya, siswa yang kerap kali melanggar ketentuan sekolah pada umumnya terhambat optimalisasi potensi dan prestasinya. 2) Tanpa disiplin yang baik, suasana sekolah dan juga kelas, menjadi kurang kondusif bagi kegiatan pembelajaran. Secara positif, disiplin memberi dukungan lingkungan yang tenang dan tertib bagi proses pembelajaran. 3) Orang tua senantiasa berharap di sekolah anak anak dibiasakan dengan norma-norma, nilai kehidupan dan disiplin. Dengan demikian, anak-anak dapat menjadi individu yang tertib, teratur dan disiplin. 4) Disiplin merupakan jalan bagi siswa untuk sukses dala belajar dan kelak ketika bekerja. Kesadaran pentingnya norma, aturan, kepatuhan dan ketaatan merupakan prasyarat kesuksesan seseorang.

Fungsi Disiplin 9 Disiplin menjadi fungsi yang sangat penting bagi pencapaian keberhasilan seorang siswa dan merupakan gambaran kualitas suatu sekolah yaitu salah satunya terlihat dari tingkat kedisiplinan siswa. Berikut ini akan dibahas beberapa fungsi disiplin menurut Tulus Tu u (2004:38) yaitu. a. Menata Kehidupan Bersama Fungsi disiplin adalah mengatur tata kehidupan manusia, dalam kelompok tertentu atau dalam masyarakat. Dengan begitu hubungan antara individu satu dengan yang lain menjadi baik dan lancar. b. Membangun Kepribadian Lingkungan yang berdisiplin baik, sangat berpengaruh terhadap kepribadian seseorang. Apalagi seorang siswa yang sedang tumbuh kepribadiannya, tentu lingkungan sekolah yang tertib, teratur, tenang, tenteram, sangat berperan dalam membangun kepribadian yang baik. c. Melatih Kepribadian Sikap, perilaku dan pola kehidupan yang baik dan berdisiplin tidak terbentuk serta-merta dalam waktu singkat. Namun terbentuk melalui satu proses yang membutuhkan waktu panjang. Salah satu proses untuk membentuk kepribadian tersebut dilakukan melalui latihan. d. Pemaksaan Berdasarkan pendapat itu, disiplin dapat terjadi karena dorongan kesadaran diri. Disiplin dengan motif kesadaran diri ini lebih baik dan kuat. Dengan melakukan kepatuhan dan ketaatan atas kesadaran diri, bermanfaat bagi kebaikan dan kemajuan diri. Sebaliknya, disiplin dapat pula terjadi karena adanya pemaksaan dan tekanan dari luar. e. Hukuman Tata tertib sekolah biasanya berisi hal-hal positif yang harus dilakukan oleh siswa. Sisi lainnya berisi sanksi atau hukuman bagi yang melanggar tata tertib tersebut. Ancaman sanksi/hukuman sangat penting karena dapat memberi dorongan dan kekuatan bagi siswa untuk menaati dan mematuhinya. Tanpa ancaman hukuman/sanksi, dorongan ketaatan dan kepatuhan dapat diperlemah. Motivasi untuk hidup mengikuti aturan yang berlaku menjadi lemah. f. Menciptakan Lingkungan yang Kondusif Disiplin sekolah berfungsi mendukung terlaksananya proses dan kegiatan pendidikan agar berjalan lancar. Hal itu dicapai dengan merancang peraturan sekolah, yakni peraturan bagi guru-guru, dan bagi para siswa, serta peraturan-peraturan lain yang dianggap perlu. Kemudian

10 diimplementasikan secara konsisten dan konsekuen. Dengan demikian sekolah menjadi lingkungan pendidikan yang aman, tenang, tenteram, tertib dan teratur. Lingkungan seperti ini adalah lingkungan yang kondusif bagi pendidikan. Faktor lain yang diduga berpengaruh terhadap pencapaian hasil belajar adalah motivasi berprestasi. Motivasi berasal dari kata motive atau motion yang berasal dari bahasa Inggris yang berarti penggerak. Adanya dorongan dari dalam diri seseorang untuk belajar merupakan bentuk dari motivasi. Motivasi berprestasi berarti seorang siswa mempunyai kemauan, dorongan, untuk menggerakkan dan mengarahkan tenaga untuk melakukan aktivitas yang mendukung terwujudnya tujuan belajar, serta bersemangat dalam menghadapi segala tantangan dan hambatan pada diri seorang siswa untuk mencapai prestasi yang diraih dipengaruhi oleh tingginya motivasi berprestasi yang dimiliki. Berdasarkan pada pembahasan tersebut maka perlu dilakukan penelitian dengan judul Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Metode Mengajar Guru, Disiplin belajar dan motivasi berprestasi Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Islam Purbolinggo Tahun Pelajaran 2013/2014. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka permasalahan yang dapat diidentifikasikan untuk penelitian ini sebagai berikut. 1. Sebagian Besar hasil belajar siswa kelas VIII SMP Islam Purbolinggo belum mencapai kriteria ketuntasan minimum (KKM) khususnya pada

11 mata pelajaran ekonomi yaitu memperoleh nilai kurang dari 70 dianggap belum tuntas. 2. Proses belajar mengajar yang kurang kondusif sehingga hasil belajar siswa kelas VIII SMP Islam Purbolinggo belum optimal. 3. Siswa masih banyak yang pasif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar dikelas. 4. Cara mengajar guru yang masih menggunakan metode konvensional. 5. Guru kurang mengembangkan Metode pembelajaran dalam proses belajar mengaajar sehingga masih terpaku pada beberapa metode saja misalnya metode ceramah dan metode tanya jawab. 6. Belum optimalnya metode guru ekonomi dalam mengajar sehingga menyebabkan kurangnya pemahaman siswa dalam menyerap materi yang disampaikan. 7. Kehadiran siswa yang masih sering absen. 8. Masih banyak siswa yang kurang sadar akan pentingnya kedisiplinan. 9. Siswa kurang termotivasi untuk belajar,sehingga hasil belajar siswa rendah. 10. Kurangnya upaya dan dorongan peningkatan motivasi siswa kelas VIII SMP Islam Purbolinggo dari guru ekonomi motivasi berprestasi siswa terhadap mata pelajaran ekonomi masih rendah. C. Pembatasan Masalah Sesuai dengan judul penelitian ini dan berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka terlihat banyaknya masalah yang terjadi pada lokasi penelitian.untuk

memfokuskan pembahasan dan pemecahan masalah tersebut perlu dilakukan 12 pembahasan masalah.masalah yang akan dikaji pada penelitian ini dibatasi pada aspek pengaruh persepsi siswa tentang metode mengajar guru (X 1 ), disilpin belajar(x 2 ), motivasi berprestasi (X3)dan hasil belajar IPS Terpadu (Y). D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut. 1. Apakah ada pengaruh persepsi siswa tentang metode mengajar guru terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Islam Purbolinggo Tahun Pelajaran 2013/2014? 2. Apakah ada pengaruh disiplin belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Islam Purbolinggo Tahun Pelajaran 2013/2014? 3. Apakah ada pengaruh motivasi berprestasi terhadap hasil belajar IPS terpadu siswa kelas VIII SMP Islam Purbolinggo Tahun Pelajaran 2013/2014? 4. Apakah ada pengaruh persepsi siswa tentang metode mengajar guru,disiplin belajar dan motivasi berprestasi terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Islam Purbolinggo Tahun Pelajaran 2013/2014 E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis empat hal pokok yang berupa sebagai berikut.

13 1. Pengaruh persepsi siswa tentang metode mengajar guru terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Islam Purbolinggo Tahun Pelajaran 2013/2014? 2. Pengaruh disiplin belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Islam Purbolinggo Tahun Pelajaran 2013/2014? 3. Pengaruh motivasi berprestasi terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Islam Purbolinggo Tahun Pelajaran 2013/2014? 4. Pengaruh persepsi siswa tentang metode mengajar guru dan disiplin belajar dan motivasi berprestasi terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Islam Purbolinggo Tahun Pelajaran 2013/2014? F. Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan penelitian ini sebagai berikut. 1. Kegunaan Teoritis a. Sumbangan pemikiran bagi guru dan calon guru dalam menghadapi siswa dalam kegiatan pembelajaran khusunya mata pelajaran ekonomi sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan. b. Menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai masalah yang diteliti. c. Bagi akademis, sebagai latihan dan pengalaman dalam mempraktekan teori yang diterima dibangku kuliah d. Bagi penulis, menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai masalah ang diteliti

2. Kegunaan Praktis 14 a. Bagi siswa agar dapat terlibat atau berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. b. Sumbangan kepada pihak sekolah agar memberikan sarana belajar yang memadai bagi siswa dalam proses pembelajaran. c. Bahan pertimbangan untuk meningkatkan hasil belajar ekonomi bagi siswa dan guru. d. Memberikan informasi dan masukan bagi para peneliti berikutnya yang ingin melakukan penelitian di bidang ini. G. Ruang Lingkup Penelitian 1. Objek Penelitian Ruang lingkup objek penelitian ini adalah persepsi siswa tentang metode mengajar guru (X 1 ) disiplin belajar (X 2 )dan motivasi berprestai(x3) terhadap hasil belajar IPS Terpadu (Y). 2. Subyek Penelitian Subyek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII. 3. Tempat Penelitian Tempat penelitian ini adalah di SMP Islam Purbolinggo lampung timur. 4. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Tahun Pelajaran 2013/2014.