LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SEMARANG NOMOR 23 TAHUN 1993 SERI D NO.15

dokumen-dokumen yang mirip
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA NOMOR 9 TAHUN 1995 SERI A NO. 1

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA NOMOR : 6 TAHUN : 1994 SERI : D NO : 6 PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II S U M E D A N G NOMOR : 7 TAHUN : 1993 SERI D.4

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 14 TAHUN 1994

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BANTUL NOMOR : 11 TAHUN 1994 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH. 2. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II dalam Daerah Tingkat I Sumatera Selatan;

PEMERINTAH KABUPATEN KARIMUN

QLEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

L E M B A R A N D A E R A H K O T A S E M A R A N G NOMOR 17 TAHUN 2004 SERI E

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II CIREBON NOMOR 9 TAHUN 1993 SERI D. 6 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II CIREBON

PEMERINTAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 1996

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKALONGAN TAHUN 2005 NOMOR 20

PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR 7 TAHUN 2005 TENTANG KEDUDUKAN PROTOKOLER PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA MOJOKERTO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN TAHUN 2005 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 03 TAHUN 2006

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SEMARANG NOMOR 26 TAHUN 1993 SERI B NO.8

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 51 TAHUN 2005 SERI : A PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG KEPROTOKOLAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PANGKALPINANG,

PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA PADANG

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

NOMOR : 36 TAHUN : 2004 SERI : D PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR : 8 TAHUN 2004 TENTANG

BUPATI BANYUWANGI SALINAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOLOK SELATAN NOMOR : 9 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG KEDUDUKAN PROTOKOLER DAN KEUANGAN PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

LEMBARAN DAERAH KOTA SURAKARTA

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG KEDUDUKAN PROTOKOLER DAN KEUANGAN PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA SALINAN NOMOR : 34 TAHUN 2004 SERI : E PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 34 TAHUN 2004 TENTANG

Dengan Persetujuan Bersama. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT dan BUPATI BANDUNG BARAT MEMUTUSKAN:

BUPATI JENEPONTO PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO NOMOR : 01 TAHUN 2005

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA ================================================================

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG KEDUDUKAN PROTOKOLER DAN KEUANGAN PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

SALINAN PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS

WALIKOTA PROBOLINGGO

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 01 TAHUN 2005 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIOTA KOTA SEMARANG

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 04 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BREBES

LEMBARAN DAERAH KOTA SURAKARTA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 8 TAHUN 2004 TENTANG

WALIKOTA PRABUMULIH,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 1 TAHUN 2008

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG

PEMERINTAH KABUPATEN TAPIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 03 TAHUN 2005 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SEMARANG NOMOR 20 TAHUN 1993 SERI B NO.7

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2004 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 1 TAHUN 2005

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

KEDUDUKAN PROTOKOLER DAN KEUANGAN PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA MAKASSAR

-1- BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2006 NOMOR 6 SERI E NOMOR SERI 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 3 TAHUN 2006

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NO SERI. E PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 03 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

BUPATI MAROS PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR06 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 29 TAHUN 2007 TENTANG

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT

Nomor : 159 Tahun 2004 Seri : D PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA YOGYAKARTA)

PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGPINANG NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG

PEMERINTAH PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 21 TAHUN 1999 SERI D NO. 18 PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SEMARANG NOMOR 20 TAHUN 1999 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG SELATAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG HARI NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 49 TAHUN 2005

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 4 TAHUN 2005 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG KEPROTOKOLAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

QANUN KABUPATEN ACEH BESAR NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 706 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BANDAR LAMPUNG NOMOR : 01 TAHUN 2006 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANDAR LAMPUNG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG

TENTANG KEDUDUKAN PROTOKOLER DAN KEUANGAN PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN ALOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SOLOK,

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 2 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN

5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004, tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

QANUN PROVINSI NANGGROEACEH DARUSSALAM NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN DAERAH NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG KEDUDUKAN PROTOKOLER DAN KEUANGAN PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN MAROS

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

QANUN KOTA SABANG NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG KEDUDUKAN PROTOKOLER DAN KEUANGAN PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA SABANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PESISIR SELATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SEMARANG NOMOR 23 TAHUN 1993 SERI D NO.15 PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II S E M A R A N G NOMOR 9 TAHUN 1993 T E N T A N G KEDUDUKAN PROTOKOLER KETUA, WAKIL KETUA DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II S E M A R A N G DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTAMADYA KEPALA DAERAH TINGKAT II SEMARANG Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Pasal 28 ayat (3) Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokokpokok Pemerintahan di Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 1992 tentang Pedoman Kedudukan Protokoler Ketua, Wakil Ketua dan Anggota DPRD, maka dipandang perlu menetapkan Kedudukan Protokoler Ketua, Wakil Ketua dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang; b. bahwa untuk melaksanakan maksud tersebut diatas, perlu menetapkannya dalam Peraturan Daerah. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok- pokok Pemerintahan di Daerah; 1

2. Undang-undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kota Besar dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta jis Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1976 tentang Perluasan Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang dan Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 1992 tentang Pembentukan Kecamatan di Wilayah Kabupatenkabupaten Daerah Tingkat II Purbalingga, Cilacap, Wonogiri, Jepara dan Kendal serta Penataan Kecamatan di Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang dalam Wilayah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Tengah; 3. Undang-undang Nomor 16 Tahun 1969 tentang Susunan dan Kedudukan Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1975 dan Undang-undang Nomor 2 Tahun 1985; 4. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1987 tentang Protokol; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 1985 tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 16 Tahun 1969 tentang Susunan dan Kedudukan Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sebagaimana diubah dengan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1975 dan Undang-undang Nomor 2 Tahun 1985; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 1990 tentang Ketentuan Keprotokolan Mengenai Tata Tempat, Tata Upacara dan Tata Penghormatan; 7. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1988 tentang Penggantian Anggota Badan Permusyawaratan / Perwakilan Rakyat yang berhenti antar waktu; 2

8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 1992 tentang Pedoman Kedudukan Protokoler Ketua, Wakil Ketua dan Anggota DPRD. Dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang. M E M U T U S K A N : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SEMARANG TENTANG KEDUDUKAN PROTOKOLER KETUA, WAKIL KETUA DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SEMARANG. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : a. Walikotamadya Kepala Daerah adalah Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Semarang; b. DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang; c. Pimpinan DPRD adalah Ketua dan Wakil-wakil Ketua DPRD Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang; d. Pimpinan sementara DPRD adalah Pimpinan sementara musyawarahmusyawarah DPRD sebelum Pimpinan DPRD terpilih, diambil sumpah / janji dan dilantik; e. Kedudukan Protokoler adalah hak yang diberikan kepada seseorang atau lambang untuk mendapatkan penghormatan dan perlakuan, Tata Tempat dalam Acara Kenegaraan, Acara Resmi atau Pertemuan Resmi; f. Protokol adalah serangkaian aturan dalam Acara Kenegaraan atau Acara Resmi yang meliputi aturan mengenai Tata Tempat, Tata Upacara dan Tata Penghormatan sehubungan dengan penghormatan kepada seseorang sesuai dengan jabatan dan/atau kedudukannya dalam Negara, Pemerintah dan masyarakat; 3

g. Acara Kenegaraan adalah acara yang bersifat Kenegaraan yang diatur dan dilaksanakan secara terpusat, dihadiri oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden serta pejabat Negara dan Undangan lainnya dalam melaksanakan acara tertentu; h. Acara Resmi adalah acara yang bersifat resmi yang diatur dan dilaksanakan oleh Pemerintah atau Lembaga Tertinggi Negara dalam melaksanakan tugas dan fungsi tertentu dan dihadiri oleh Pejabat Negara dan / atau Pejabat Pemerintah serta Un- dangan lainnya; i. Pejabat Negara adalah Pejabat sebagaimana dimaksud dalam Undangundang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian dan Peraturan Perundang- undangan lainnya; j. Pejabat Pemerintah adalah pejabat yang menduduki jabatan tertentu dalam organisasi pemerintahan; k. Tokoh masyarakat adalah seseorang yang karena kedudukan sosialnya menerima kehormatan dari masyarakat dan / atau Pemerintah; l. Tata Upacara Kenegaraan adalah Aturan untuk melaksanakan Upacara dalam Acara Kenegaraan atau Acara Resmi; m. Tata Tempat adalah Aturan mengenai urutan tempat bagi Pejabat Negara, Pejabat Pemerintah dan Tokoh Masyarakat tertentu dalam Acara Kenegaraan atau Acara Resmi; n. Tata Penghormatan adalah Aturan untuk melaksanakan pemberian hormat bagi Pejabat Negara, Pejabat Pemerintah dan Tokoh Masyarakat tertentu dalam Acara Kenegaraan atau Acara Resmi. BAB II A C A R A R E S M I Pasal 2 (1) Ketua, Wakil Ketua dan Anggota DPRD memperoleh kedudukan Protokoler dalam Acara Resmi. (2) Acara Resmi sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini meliputi : a. Acara Tingkat Pusat yang diselenggarakan di Daerah, antara lain; 1. Peringatan Hari-hari Nasional / bersejarah; 2. Peresmian Proyek Nasional; 3. Pekan Olah Raga Nasional; 4

4. Peringatan Hari Ulang Tahun Organisasi Sosial Politik dan Kemasyarakatan; 5. Seminar-seminar / Rapat Kerja. b. Acara Tingkat Daerah yang menghadirkan Pejabat Tingkat Pusat, antara lain : 1. Peringatan Hari-hari Nasional / bersejarah; 2. Penerimaan Kunjungan Kerja Presiden / Wakil Presiden / Menteri / Pejabat Negara lainnya; 3. Penerimaan Tamu Negara Asing; 4. Pelantikan dan serah terima jabatan Pejabat Negara; 5. Peresmian Proyek Daerah; 6. Pembukaan Pekan Raya; 7. Peringatan Hari Ulang Tahun Organisasi Sosial Politik dan Kemasyarakatan; 8. Seminar-seminar / Rapat Kerja. c. Acara Tingkat Daerah yang hanya dihadiri oleh Pejabat Pemerintah di Daerah, antara lain : 1. Peringatan Hari-hari Nasional / bersejarah; 2. Upacara Pengibaran / Penurunan Bendera Merah Putih; 3. Pelantikan dan serah terima jabatan Pejabat Pemerintah; 4. Peresmian Proyek Daerah; 5. Penerimaan Tamu Pemerintah Daerah baik dari luar maupun dalam Negeri; 6. Peringatan Hari Ulang Tahun Organisasi Sosial Politik dan Kemasyarakatan; 7. Penerimaan / melepas Kontingen Daerah; 8. Seminar-seminar / Rapat Kerja. BAB III TATA TEMPAT Pasal 3 Tata Tempat ditentukan dengan urutan sebagai berikut : a. Kepala Daerah, Ketua DPRD; b. Sekretaris Wilayah / Daerah, Wakil Ketua DPRD, Anggota DPRD. 5

BAB IV TATA UPACARA Pasal 4 (1) Upacara dalam Acara Kenegaraan dan Acara Resmi dapat berupa Upacara Bendera atau Bukan Upacara Bendera. (2) Untuk keseragaman, kelancaran, ketertiban dan kekhidmatan jalannya Upacara dalam Acara Kenegaran dan Acara Resmi diselenggarakan Tata Upacara berdasarkan Pedoman Umum Tata Upacara dan Pelaksanaan Upacara. BAB V TATA PENGHORMATAN Pasal 5 (1) Dalam Acara Kenegaraan atau Acara Resmi, Ketua, Wakil-wakil Ketua dan Anggota DPRD mendapat penghormatan sesuai dengan penghormatan yang diberikan kepada Pejabat Negara. (2) Penghormatan sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini selain berupa pemberian Tata Tempat, juga berupa penghormatan bendera kebangsaan, lagu kebangsaan dan penghormatan jenazah apabila meninggal dunia serta pemberian bantuan sarana yang diperlukan untuk melaksanakan acara. BAB VI RAPAT DPRD Pasal 6 Jenis Rapat DPRD yang memerlukan pengaturan Tata Tempat adalah sebagai berikut : a. Rapat Paripuma; b. Rapat Paripuma Istimewa; c. Rapat Paripuma Khusus. Pasal 7 Pengaturan Tata Tempat dalam Rapat DPRD sebagaimana dimaksud Pasal 6 adalah : a. Ketua DPRD didampingi oleh Wakil-wakil Ketua DPRD; b. Kepala Daerah ditempatkan sejajar dan disebelah kanan Ketua DPRD; 6

c. Anggota DPRD, menduduki tempat yang telah disediakan khusus untuk anggota; d. Sekretaris DPRD, Peninjau dan Undangan diatur sesuai dengan kondisi Ruangan Rapat. Pasal 8 Pengaturan Tata Tempat dalam Rapat Paripuma Istimewa dengan Acara Pengambilan Sumpah/Janji dan Pelantikan Kepala Daerah, adalah : a. Ketua DPRD disebelah kiri Pejabat yang akan mengambil Sumpah/Janji dan Melantik; b. Wakil-wakil Ketua DPRD duduk disebelah kiri Ketua DPRD; c. Anggota DPRD menduduki tempat yang telah disediakan khusus untuk anggota; d. Kepala Daerah yang lama duduk disebelah kanan pejabat yang akan mengambil Sumpah / Janji dan Melantik; e. Calon Kepala Daerah yang akan dilantik duduk disebelah kiri wakilwakil Ketua DPRD; f. Sekretaris DPRD, Peninjau dan Undangan diatur sesuai dengan kondisi Ruangan Rapat; g. Mantan Kepala Daerah setelah pelantikan duduk disebelah kiri wakilwakil Ketua DPRD; h. Kepala Daerah yang baru dilantik duduk disebelah kanan pejabat yang mengambil Sumpah / Janji dan Melantik. Pasal 9 Pengaturan Tata Tempat dalam Rapat Paripuma Istimewa dengar Acara Pengambilan Sumpah/Janji Anggota DPRD hasil Pemilihan Umum, adalah : a. Pimpinan sementara DPRD duduk disebelah kiri kepala Daerah; b. Ketua Pengadilan Negeri duduk disebelah kiri Pimpinan sementara DPRD; c. Anggota DPRD yang lama maupun calon Anggota DPRD yang akan mengambil Sumpah/Janji menduduki tempat yang telah disediakan khusus untuk anggota; d. Sekretaris DPRD, Rokhaniawan dan Undangan diatur sesuai dengar, kondisi Ruang Rapat, 7

Pasal 10 Pengaturan Tata Tempat dalam Rapat Paripuma Istimewa dengan Acara Pengambilan Sumpah / Janji dan Pelantikan Ketua dan Wakil-wakil Ketua DPRD hasil Pemilihan Umum adalah : a. Pimpinan sementara DPRD duduk disebelah kiri Kepala Daerah; b. Ketua Pengadilan Negeri duduk disebelah kiri Pimpinan sementara DPRD; c. Setelah Pelantikan Pimpinan DPRD, Ketua DPRD duduk disebelah kiri Kepala Daerah, Wakil-wakil Ketua DPRD duduk disebelah kiri Ketua DPRD dan mantan Pimpinan Sementara DPRD duduk dikursi Anggota DPRD. BAB VII TATA PAKAIAN Pasal 11 Dalam acara pengambilan Sumpah / Janji dan pelantikan pimpinan DPRD, Kepala Daerah mengenakan Pakaian Dinas Upacara Besar (PDUB). Pasal 12 (1) Dalam melaksanakan tugas menghadiri Rapat Paripurna, Pimpinan DPRD dan Anggota DPRD mengenakan Pakaian Sipil Harian (PSH), kecuali apabila dipandang perlu dalam melaksanakan tugas tertentu dapat mengenakan Pakaian Dinas Harian (PDH). (2) Dalam hal menghadiri Rapat Paripuma Penandatanganan Peraturan Daerah, Penetapan APBD, Rapat Paripuma Istimewa dan Rapat Paripuma Khusus, Pimpinan DPRD dan Anggota DPRD mengenakan Pakaian Sipil Resmi (PSR). (3) Dalam hal menghadiri Pengambilan Sumpah / Janji Anggota DPRD dan menghadiri Pelantikan Kepala Daerah, Pimpinan DPRD dan Anggota DPRD mengenakan Pakaian Sipil Lengkap (PSL). BAB VIII TATA URUTAN KENDARAAN Pasal 13 Pengaturan Nomor Kendaraan Ketua DPRD adalah setelah Nomor Urut Kendaraan Kepala Daerah. 8

BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 14 Peraturan Daerah ini mulai berlaku sejak tanggal. diundangkan. Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan Pengundangan Peraturan Daerah ini dengan menempatkannya dalam Lembaran Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang. Semarang, 29 Juli 1993. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SEMARANG KETUA, ttd H. AYO SUKAHYA. WALIKOTAMADYA KEPALA DAERAH TINGKAT II SEMARANG ttd SOETRISNO. S D I S A H K A N Dengan Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Tengah. Tanggal : 4 Oktober 1993 No. 188.3/462/1993 An. SEKRETARIS WILAYAH / DAERAH TINGKAT I JAWA TENGAH Kepala Biro Hukum, Ymt, ttd P R A T J O J O, SH. Pembina NIP. 500034 395 Kabag. Dokumentasi Hukum 9

DIUNDANGKAN DALAM LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SEMARANG NOMOR 23 TAHUN 1993 SERI D NOMOR 15 TANGGAL 11 OKTOBER 1993 SEKRETARIS WILAYAH / DAERAH YANG MENJALANKAN TUGAS ttd Drs. SOEHARDJONO Pembina Tk. I NIP. 500 030 943 Asisten Tata Praja 10

P E N J E L A S A N A T A S PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SEMARANG NOMOR 9 TAHUN 1993 T E N T A N G KEDUDUKAN PROTOKOLER KETUA, WAKIL KETUA DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SEMARANG I. PENJELASAN UMUM. Berdasarkan Pasal 28 ayat (3) Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah, maka Kedudukan Protokoler Ketua, Wakil Ketua dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah harus diatur dengan Peraturan Daerah. Dalam rangka pelaksanaan Undang-undang tersebut, maka Pemerintah Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang perlu menetapkan Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang tentang Kedudukan Protokoler Ketua, Wakil Ketua dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang. Adapun materi Peraturan Daerah dimaksud disusun dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 1992 tentang Pedoman Kedudukan Ketua, Wakil Ketua dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 sampai dengan Pasal 14 cukup jelas 11

SALINAN KEPUTUSAN GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TENGAH NOMOR: 188.3 / 462 / 1993 T E N T A N G PENGESAHAN PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SEMARANG NOMOR 9 TAHUN 1993 TENTANG KEDUDUKAN PROTOKOLER KETUA, WAKIL KETUA DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SEMARANG. GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TENGAH Membaca : a. Surat Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Semarang tanggal : 14 September 1993 nomor : 188.3/4410 perihal permohonan pengesahan Peraturan Daerah ; b. Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang Nomor 9 Tahun 1993 tentang Kedudukan Protokoler Ketua, Wakil Ketua dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang. Menimbang : bahwa tidak ada keberatan untuk mengesahkan Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II dimaksud. Mengingat : 1. Pasal 40 ayat (4) dan (5) serta pasal 58 ayat (2) dan (3) Undang - undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok - pokok Pemerintahan di Daerah; 2. Undang - undang Nomor 10 Tahun 1950 tentang Pembentukan Propinsi Jawa Tengah ; 3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 1992 tentang Pedoman Kedudukan Protokoler Ketua, Wakil Ketua dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah; 12

M E M U T U S K A N : Menetapkan : Mengesahkan Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang Nomor 9 Tahun 1993 tentang Kedudukan Protokoler Ketua, Wakil Ketua dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang, dengan perubahan sebagai berikut : 1. Tanda Baca "titik dua" diantara perkataan "NOMOR" dan angka "9" dihapus. 2. Pasal 3 huruf b, perkataan "Wakil Kepala Daerah" dihapus. Ditetapkan di S e m a r a n g Pada tanggal : 4 Oktober 1993. WAKIL GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TENGAH Bidang I ttd. Ir. S U J A M T O. SALINAN : Keputusan ini disampaikan kepada Yth. : 1. Menteri Dalam Negeri di Jakarta; 2. Dirjen PUOD pada Departemen Dalam Negeri di Jakarta, dengan disertai 1 (satu) lembar Peraturan Daerah; 3. Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Semarang di Semarang; 4. Ketua DPRD Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang di Semarang; 5. Pembantu Gubernur Jawa Tengah untuk Wilayah Semarang di Semarang; 6. Kepala Biro Hukum pada Sekretariat Wilayah / Daerah Tingkat I Jawa Tengah. SESUAI DENGAN ASLINYA An. SEKRETARIS WILAYAH / DAERAH TINGKAT I JAWA TENGAH Kepala Biro Hukum, Ymt. ttd P R A T J O J O, SH. Pembina. NIP. 500 034 395. Kabag. Dokumentasi Hukum. 13