BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dimulai pada bulan Desember 2015 hingga Mei Mencit

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Forensik, Ilmu Patologi Anatomi dan Farmakologi.

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu dan lokasi penelitian ini adalah sebagai berikut : dilakukan di Laboratorium Patologi Anatomi RSUP Dr.

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Obstetri Ginekologi, Patologi Anatomi,

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan dari penelitian ini adalah Histologi, Patologi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang ilmu kedokteran forensik dan

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kedokteran Forensik, Ilmu

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Histologi, Patologi Anatomi dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Semarang, Laboratorium Sentral Fakultas Kedokteran Universitas

BAB III METODE PENELITIAN. Patologi Anatomi, Histologi, dan Farmakologi. Laboratorium Patologi Anatomi RSUP dr. Kariadi Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Forensik, Ilmu Patologi Anatomi, Ilmu Farmakologi. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biologi Fakultas Matematika dan

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal, Ilmu Patologi Anatomi dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini meliputi bidang Histologi, Mikrobiologi, dan Farmakologi.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian di bidang farmakologi.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini meliputi ilmu kesehatan Telinga Hidung Tenggorok (THT)

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu

BAB IV METODE PENELITIAN. Tempat : Penelitian dilakukan di Laboratorium Biologi Universitas. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Pemeliharaan hewan coba dilakukan di Animal Care Universitas Negeri

BAB IV METODE PELAKSANAAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penelitian dan Pengembangan

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran khususnya ilmu Biokimia dan Farmakologi.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini meliputi bidang Ilmu Gizi, Farmakologi, Histologi dan Patologi

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kesehatan Jiwa, dan Patologi Anatomi. ini akan dilaksanakan dari bulan Februari-April tahun 2016.

BAB IV METODE PENELITIAN. imunologi, farmakologi dan pengobatan tradisional. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Parasitologi dan Mikrobiologi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. : Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT) Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah ilmu farmakologi,

BAB 4 METODE PENELITIAN. Tikus wistar diadaptasi di Laboratorium Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu

BAB IV METODE PENELITIAN. 1.1 Ruang Lingkup Penelitian Pada penelitian ini, ruang lingkup keilmuan yang digunakan adalah Ilmu

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Parasitologi dan Mikrobiologi Fakultas

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang keilmuan mikrobiologi, imunologi, farmakologi, dan pengobatan tradisional.

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. Disiplin ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu Biokimia dan Farmakologi.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only

BAB III METODE PENELITIAN. dibagi menjadi kelompok kontrol dan perlakuan lalu dibandingkan kerusakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini memiliki ruang lingkup pada ilmu Farmakologi dan Biokimia.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan eksperimental murni, dengan rancanganpost-test control

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang ilmu Anatomi dan Patologi Anatomi

BAB IV METODA PENELITIAN. designs) dengan rancangan randomized post-test control group design, 56 yang

BAB III METODE PENELITIAN

Gambar 6. Desain Penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental in vivo pada hewan. uji dengan posttest only control group design

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Gizi dan Biokimia.

BAB III METODE PENELITIAN. control group design. Pada jenis penelitian ini, pre-test tidak dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. random pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. tikus putih (Rattus norvegicus) galur Wistar jantan.

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu farmakologi khususnya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Rancangan penelitian dalam penelitian ini menggunakan rancangan

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratorium dan menggunakan

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang keilmuan imunologi,

BAB III METODE PENELITIAN. Desain pada penelitian ini adalah eksperimen laboratorium dengan

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. 4.1 Ruang Lingkup, Tempat dan Waktu Penelitian. 2. Ruang lingkup tempat : Laboratorium Biologi Universitas Negeri

Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan. menggunakan pendekatan post test only control group design.

BAB IV METODE PENELITIAN. hewan coba tikus Wistar menggunakan desain post test only control group

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Anestesiologi. proposal disetujui.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Farmakologi, Farmasi, dan

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang ilmu Anatomi, Patologi Anatomi dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dengan rancangan eksperimental dengan (Post Test Only

BAB 4 METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia. pembuatan pakan. Analisis kadar malondialdehida serum dilakukan di

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang ilmu Biokimia dan Farmakologi.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Biokimia.

BAB IV METODE PENELITIAN. dan Medikolegal, Ilmu Kejiwaan, dan Ilmu Farmakologi. Semarang (UNNES) untuk pengandangan hewan coba, ekstraksi bahan, dan

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia, Farmakologi.

BAB III METODE PENELITIAN. design. Posttest untuk menganalisis perubahan jumlah sel piramid pada

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian Post Test. Randomized Control Group Design.

BAB IV METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental menggunakan post test only

BAB III METODE PENELITIAN. Anatomi, Ilmu Jiwa, dan Ilmu Farmakologi. dengan desain penelitian Post Test Only Control Group Design dimana

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. pendekatan post test only control group design. Disain penelitian ini memberikan

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan penelitian ini mencakup bidang Histologi, Patologi Anatomi, dan Farmakologi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dimulai pada bulan Desember 2015 hingga Mei 2016. Mencit Balb/c diadaptasi selama satu minggu, kemudian diberikan perlakuan selama 30 hari dan terminasi dilakukan pada Laboratorium Hewan Coba Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Sedangkan pembuatan blok parafin sampai pengecatan jaringan dilakukan di Laboratorium Central Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang. Interpretasi hasil mikroskopis sampel jaringan hepar dilakukan di Laboratorium Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. 3.3 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian true eksperimental laboratorik dengan rancangan Post Test Only Control Group Design yang menggunakan hewan coba berupa mencit Balb/c sebagai objek penelitian. 32

33 Skema rancangan penelitian adalah sebagai berikut: K T K I T I S II T II III T III IV T IV Gambar 8.Skema Rancangan Penelitian Keterangan: S K = Kelompok Sampel = Kelompok Kontrol I = Kelompok Perlakuan I (Methanyl yellow peroral 63 mg/hari dalam 0,3 ml aquadest) II = Kelompok Perlakuan II (Methanyl yellow peroral 63 mg/hari + ekstrak meniran 1,4 mg/hari dalam 0,3 ml aquadest) III = Kelompok Perlakuan III (Methanyl yellow peroral 63 mg/hari + ekstrak meniran 2,8 mg/hari dalam 0,3 ml aquadest)

34 IV = Kelompok Perlakuan IV (Methanyl yellow peroral 63 mg/hari + ekstrak meniran 5,6 mg/hari dalam 0,3 ml aquadest) Tk TI TII TIII TIV = Tes Kelompok Kontrol = Tes Kelompok Perlakuan I = Tes Kelompok Perlakuan II = Tes Kelompok Perlakuan III = Tes Kelompok Perlakuan IV 3.4 Populasi dan Sampel 3.4.1 Populasi Target Populasi target adalah mencit Balb/c jantan. 3.4.2 Populasi Terjangkau Populasi terjangkau adalah mencit Balb/c jantan yang diperoleh dari Laboratorium Universitas Airlangga. 3.4.3 Sampel 3.4.3.1. Kriteria Inklusi a) Mencit strain Balb/c b) Jantan c) Berat badan 20-25 gram d) Usia 2-3 bulan e) Mencit dalam keadaan sehat dan aktif

35 3.4.3.2 Kriteria Eksklusi a) Terdapat kelainan anatomi 3.4.4 Cara Pengambilan Sampel Untuk menghindari bias karena variasi faktor umum dan berat badan maka pengambilan sampel dilakukan secara acak sederhana (simple random sampling). Randomisasi langsung dapat dilakukan karena sampel yang diambil dari mencit Balb/c sudah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sehingga dianggap cukup homogen. Semuanya diambil secara acak dari kelompok mencit yang sudah diadaptasi pakan selama 1 minggu. 3.4.5 Besar Sampel Besar sampel mengacu pada pedoman WHO mengenai penggunaan hewan coba untuk penelitian eksperimental. Jumlah sampel tiap kelompok perlakuan minimal 5 ekor. Pada penelitian ini setiap kelompok perlakuan menggunakan 6 ekor sampel setiap perlakuan, karena terdapat 5 kelompok maka diperlukan 30 ekor mencit. 3.5 Variabel Penelitian 3.5.1 Variabel Bebas Variabel bebas dalam penelitian ini adalah dosis bertingkat esktrak meniran yang diberikan peroral.

36 3.5.2 Variabel Tergantung Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah gambaran histopatologis hepar mencit Balb/c. 3.6 Definisi Operasional Tabel 2. Definisi Operasional Jenis Variabel Nama Variabel Definisi Operasional Unit Skala Bebas Ekstrak Phyllantus niruri L peroral dosis bertingkat Ekstrak Phyllantus niruri L peroral dosis bertingkat yang diberikan pada mencit balb/c sesuai kelompoknya. 0 ml/hari pada kelompok kontrol, 1 dosis terapetik pada kelompok 1, ½x dosis terapetik pada kelompok 2, ¼ x dosis subterapetik pada kelompok 3. Volume Ekstrak Phyllantus niruri L peroral dosis bertingkat diukur dengan spuit 1cc (tuberculin). Setelah itu diberikan per sonde selama 30 hari. Mililiter Ordinal

37 Tergantung Gambaran histopatologi mencit Balb/c Gambaran histopatologis hepar mencit Balb/c dinilai setelah dilakukan pengecatan Hematoksilin Eosin dan diamati dengan mikroskop cahaya dengan pembesaran 400 kali pada lima lapangan pandang Ordinal Kriteria pembacaan derajat histopatologi hepar berdasarkan derajat histopatologi hepar berdasarkan Knodel score modifikasi Tabel 3. Kriteria pembaca derajat histopatologi hepar Intralobular Degeneration Score Portal inflamation None 0 No Portal Inflamation Mild (Acidophilic 1 Mild (sprinkling bodies, balloning of inflamatory degeneration in cells in less than one third of one third of lobules or portal tract) nodules) Moderate 2 Moderate (Involvement of (increased freather than two inflamatory cells third of lobules or in one thirds to nodules) two thirds of Marked (Involvemment of greater than two thirds of lobules or nodules) portal tracts) 3 Marked (increased inflamatory cells in one third to two thirs of portal tracts) Score 0 1 2 3

38 3.7 Cara Pengumpulan Data 3.7.1 Bahan Penelitian 1) Mencit Balb/c jantan 2) Ekstrak meniran 3) Methanyl yellow 4) Bahan-bahan untuk metode baku histologi pemeriksaan jaringan: a. Larutan buffer formalin 10% b. Hematoksilin Eosin c. Larutan xylol d. Alkohol bertingkat 30%, 40%, 50%, 60%, 70%, 80%, 90%, 96% e. Akuades 3.7.2 Alat Penelitian 3.7.2.1 Alat untuk memberikan perlakuan a) Kandang mencit Balb/c b) Sonde c) Gelas ukur d) Spuit 1 cc (tuberculin) 3.7.2.2 Alat untuk terminasi a) Skalpel b) Pinset chirurgis c) Gunting operasi lurus tajam/tumpul

39 d) Botol kaca untuk menyimpan organ 3.7.2.3 Alat untuk pemeriksaan histopatologis a) Mikroskop cahaya b) Object glass dan deck glass c) Kamera digital 3.7.3 Jenis Data Data yang dikumpulkan merupakan data primer hasil penelitian gambaran histopatologis hepar mencit Balb/c dari kelompok pemberian ekstrak meniran peroral dosis bertingkat dengan induksi methanyl yellow peroral dosis tunggal dan kelompok kontrol. 3.7.4 Cara Kerja a) Tiga puluh ekor mencit Balb/c yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi diadaptasi selama 7 hari di laboratorium dalam kandang tunggal dan diberi pakan standar serta minum ad libitum. b) Pada hari ke-8, mencit Balb/c dibagi menjadi 5 kelompok yang masingmasing terdiri dari 6 ekor mencit Balb/c yang dipilih secara acak. c) Menimbang berat badan masing-masing mencit. d) Mulai hari ke-8 selama 30 hari pada kelompok pertama adalah kelompok kontrol yang diberikan akuades 1 ml dengan sonde, pakan standar dan minum ad libitum. Kelompok I diberikan methanyl yellow dengan dosis 63

40 mg/hari yang dicampur dalam akuades sampai 0,3 ml diberikan dengan sonde, pakan standar dan minum ad libitum. Kelompok II diberikan methanyl yellow dengan dosis 63 mg/hari yang di dicampur dalam akuades sampai 0,3 ml dan ekstrak meniran 1,4 mg sebanyak 0,3 ml/hari diberikan dengan sonde, pakan standar dan minum ad libitum. Kelompok III diberikan methanyl yellow dengan dosis 63 mg/hari yang di dicampur dalam akuades sampai 0,3 ml dan ekstrak meniran 2,8 mg sebanyak 0,3 ml/hari diberikan dengan sonde, pakan standar dan minum ad libitum. Kelompok IV diberikan methanyl yellow dengan dosis 63 mg/hari yang di dicampur dalam akuades sampai 0,3 ml dan ekstrak meniran 5,6 mg sebanyak 0,3 ml/hari diberikan dengan sonde, pakan standar dan minum ad libitum. e) Mencit Balb/c dinarkose terlebih dahulu lalu dimatikan dengan dislokasi leher. f) Mengambil organ hepar. Sampel hepar tersebut kemudian diukur dan ditimbang, diamati secara makroskopik selanjutnya diletakkan pada tabung berisi cairan pengawet buffer formalin 10% dengan perbandingan 1 bagian hepar dan 9 bagian buffer formalin 10%. g) Meletakkan tabung yang berisi sampel hepar mencit Balb/c ke rak tabung, kemudian diserahkan ke analis untuk diolah mengikuti metode baku histologi dengan pewarnaan Hematoksilin Eosin. Dari setiap sampel hepar kiri dibuat preparat dan akan dibaca dalam lima lapangan pandang yaitu dari keempat sudut dan bagian tengah preparat dengan pembesaran 400x.

41 Pembacaan preparat dari lima lapangan pandang tersebut kemudian dicari rerata skor untuk penilaian satu mencit. Sasaran yang dibaca adalah perubahan abnormal gambaran histopatologi pada hepar yaitu degenerasi dan nekrosis.

42 3.8 Alur Penelitian 30 ekor mencit Balb/c Adaptasi selama 7 hari K P1 P2 P3 P3 6 ekor 6 ekor 6 ekor 6 ekor 6 ekor methanyl yellow peroral 63mg/hari dalam 0,3 ml aquadest methanyl yellow peroral 63 mg 0,3 ml/hari+ Ekstrak Phyllantus niruri L dosis 1,4 mg 0,3 ml/hari selama 30 hari methanyl yellow peroral 63 mg 0,3 ml/hari + Ekstrak Phyllantus niruri L dosis 2,8 mg 0,3 ml/hari selama 30 hari methanyl yellow peroral 63 mg 0,3 ml/hari + Ekstrak Phyllantus niruri L dosis 5,6 mg 0,3 ml/hari selama 30 hari Pengambilan jaringan hepar dan pengecatan jaringan dengan metode baku histologi pemeriksaan jaringan Pemeriksaan struktur histologis hepar mencit balb/c secara mikroskopis

43 3.9 Analisis Data Jenis rancangan hipotesis yang digunakan pada penelitian ini adalah hipotesis komparatif numerik dengan lebih dari dua kelompok yang tidak berpasangan. Data yang diperoleh akan diolah dengan program komputer SPSS 21.0 dan dilihat distribusi datanya normal atau tidak dengan uji Shapiro-Wilk. Bila distribusi datanya normal, varians datanya sama, diuji beda dengan menggunakan statistik parametrik One Way Anova, jika p 0,05 dilanjutkan dengan uji Post Hoc. Bila distrubusi datanya tidak normal, atau varians data tidak sama, maka ditransformasi. Jika setelah ditransformasi tetap didapatkan distribusi data yang tidak normal atau tidak sama, maka dilakukan uji beda menggunakan statistik non parametrik Kruskal-Wallis, jika didapat p 0,05 dilanjutkan dengan uji Post Hoc (Mann Whitney test).33,34 a. Jika p 0,05; maka ada perbedaan yang bermakna b. Jika p > 0,005; maka tidak ada perbedaan yang bermakna Jika didapatkan hasil yang berbeda bermakna, maka ada perbedaan yang bermakna gambaran histopatologis hepar mencit Balb/c pada pemberian methanyl yellow peroral dosis bertingkat selama 30 hari. Jika didapatkan hasil yang tidak berbeda bermakna, maka tidak ada perbedaan yang bermakna gambaran histopatologis hepar mencit Balb/c pada pemberian methanyl yellow peroral dosis bertingkat 30 hari.

44 3.10 Etika Penelitian Ethical Clearence dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro telah diajukan sebelum penelitian dilakukan.mencit Balb/c dipelihara di Laboratorium Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Hewan diberi makan dan minum ad libitum. Untuk perlakuan, methanyl yellow dosis bertingkat dicampur dengan akuades hingga 1 ml kemudian disondekan. Hewan diterminasi dengan cara dislokasi leher (dekapitasi). Pembuatan preparat sesuai dengan metode baku histopatologis pemeriksaan jaringan (Lampiran 2). Seluruh biaya yang berkaitan dengan penelitian akan ditanggung oleh peneliti. 3.11 Jadwal Penelitian Tabel 4. Jadwal Penelitian No Kegiatan Waktu (Bulan ke) 1 Penyusunan proposal 2 Seminar proposal penelitian 3 Revisi proposal penelitian 4 Pelaksanaan penelitian (pemilihan sampel, perlakuan, terminasi) 5 Pengumpulan dan pengolahan data 6 Penyusunan laporan hasil 7 Seminar hasil penelitian 1 2 3 4 5 6